Anda di halaman 1dari 22

KASUS I

Seorang anak usia 5 tahun dating dengan orang tuanya ke dokter gigi untuk
merawat gigi-giginya yang bermasalah. Pada pemeriksaan klinis tampak seperti
pada gambar:
INCLUDEPICTURE
"http://intranet.tdmu.edu.ua/data/kafedra/internal/stomat_ter_dit/classes_stud/en/st
omat/ptn/child therapeutic dentistry/4/03. Treatment of caries of deciduous teeth
in children.files/image031.jpg" \* MERGEFORMATINET

Pada pemeriksaan rontgen periapikal, tampak bahwa :


 Gigi 74 : perforasi ke ruang pulpa, penebalan periodontal space, lamida
dura putus.

 Gigi 75 : perforasi ke ruang pulpa, perforasi ke bagian furkasi, penebalan


periodontal space, lamida dura putus.

 Gigi 84 : atap pulpa utuh, periodontal space normal, lamina dura normal.

 Gigi 85 : atap pulpa utuh, periodontal space normal, lamina dura normal.
Jelaskan rencana perawatan bagi pasien anak tersebut di atas!
Diagnosa:
NO ELEMEN DIAGNOSA ALASAN
GIGI
1 74 1. Nekrosis 1. Karena pada kasus dijelaskan kavitas
Pulpa (Ratna, perforasi sampai ke ruang pulpa dan
Inah, Dena, pada pemeriksaan rontgen
Ivo, didapatkan penebalan periodontal
Samantha) space dan lamida dura putus (Ratna,
2. Nekrosis
Indah, Ivo)
pulpa dengan
2. Terlihat dari gambar gigi berlubang
kelainan
cukup besar dan sudah perforasi ke
periapikal
ruang pulpa. Adanya penebalan
(Lauren)
periodontal space dan terputusnya
3. Pulpitis lamina dura menunjukkan adanya
irreversible kelainan periapikal. (Lauren)
3. Jaringan granulasi dan pulpa yang
hiperplastik
membesar karena inflamasi (atap
(Kim)
pulpa perforasi). Kemudian pada
kasus dikatakan terdapat penebalan
periodontal space, dan lamina dura
terputus  infeksi microbial sudah
sampai ke apical namun gigi masih
vital (Kim)
2 75 1. Nekrosis 1. Karena pada kasus dijelaskan kavitas
pulpa (Ratna, perforasi sampai ke ruang pulpa dan
Indah, Dena, sampai bagian furkasi, serta pada
Ivo, pemeriksaan rontgen didapatkan
Samantha) penebalan periodontal space dan
2. Nekrosis
lamida dura putus. (Ratna,Indah,
pulpa dengan
Ivo)
kelainan
2. Terlihat dari gambar gigi berlubang
periapikal
dan furcation cukup besar dan sudah perforasi ke
involvement ruang pulpa dan ke daerah furkasi.
(Lauren) Adanya penebalan periodontal space
dan terputusnya lamina dura
menunjukkan adanya kelainan
periapikal. (Lauren)

3 84 dan 85 Pulpitis Terdapat karies tetapi belum mencapai


reversible ruang pulpa seperti ditemukan pada
(Ratna, Lauren, kasus bahwa atap pulpa utuh,
Indah, Dena, periodontal space normal, lamina dura
Kim, Ivo, normal. (Ratna, Lauren, Indah, Kim,
Samatha) Ivo)

Rencana perawatan:

NO ELEMEN RENCANA ALASAN


GIGI PERAWATAN
1 74 1. Pembersihan 1. a) Dilakukan pulpektomi karena
karies  karies sudah perforasi ke ruang
Pulpektomi  pulpa (gigi sudah nekrosis dan
tumpat GIC  terdapat kelainan periapikal); b)
SSC (Lauren, ditumpat dengan GIC kemudian
Indah Hatim, di lanjutkan dengan restorasi SSC
Dena, Grace, Ivo, untuk mengembalikan fungsi gigi
Samantha) karena gigi yang sudah dilakukan
2. Beri obat PSA sisa jaringannya sedikit dan
antibiotik  rapuh (Lauren, Hatim, Ivo),
Pulpektomi  selain itu gigi posterior tekanan
tumpat dengan kunyahnya besar (Ivo)
2. –
GIC  di
restorasi SSC 3. Menurut American Academy of
(Ratna) Pediatric Dentistry: Guideline on
3. Ekskavasi jaringan Pulp Therapy for Primary dan
granulasi  Permanent Teeth tahun 2014,
Pulpektomi  pulpektomi diindikasikan apabila
SSC (Kim) gigi desidui menunjukan tanda
klinis dari pulpitis irreversible
(misal terdapat hemorage yang
tidak terkontrol oleh cotton pellet
selama beberapa menit). (Kim)
2 75 1. Ekstraksi (Ratna, 1. Karies sudah meluas hingga
Lauren, Indah, perforasi ke ruang pulpa dan ke
Dena, Grace, Ivo, daerah furkasi sehingga jika
Samantha) dilakukan PSA prognosisnya
buruk (Ratna, Lauren, Hatim,
Ivo, Samantha) jika tidak
dilakukan ekstraksi maka bakteri
dapat menyebar ke benih gigi
permanen (Ratna, Indah)

3 84 dan 85 1. Pembersihan 1. a. Pulp capping merupakan


karies  Pulp perawatan dengan pemberian
capping indirek  medikamen pada gigi dengan
tumpat GIC tujuan untuk mempertahankan
(Ratna, Indah, vitalitas pulpa. Pulp capping
Dena, Grace, Kim, indirect dilakukan pada gigi yang
Ivo, Samantha) terkena karies dimana pulpa
masih dalam keadaan tertutup
2. Pembersihan
atau masih utuh. GIC merupakan
karies  Pulp
salah satu bahan yang cocok
capping indirek 
digunakan dalam merestorasi gigi
tumpat GIC 
sulung, GIC memiliki perlekatan
SSC (Lauren)
yang baik dengan dentin dan
3. Restorasi direk email, dapat digunakan pada
klas II (Hatim)
pasien dengan produksi saliva
yang tinggi dan GIC mengandung
ion flour sehingga dapat
mencegah karies (Ratna)
b. Menurut American Academy
of Pediatric Dentistry: Guideline
on Pulp Therapy for Primary dan
Permanent Teeth tahun 2014,
indirek pulp capping
diindikasikan pada gigi desidui
dengan lesi karies yang dalam,
mendekati pulpa namun atap
pulpa belum terbuka. Survey di
Amerika menunjukan
keberhasilan pulp capping
indirect > pulpotomy selama
tidak terdapat microleakage
(Kim)
2. Pulp capping diindikasikan
karena karies sudah cukup dalam,
untuk mencegah perluasan
infeksi ke ruang pulpa dan untuk
merangsang pembentukan dentin
reparative. Penggunaan GIC
karena pasien masih anak-anak
dan GIC mampu melepas
fluoride. Penggunaan SSC
diindikasikan pada gigi yang
mengalami karies proksimal yang
memerlukan preparasi sampai
permukaan bukal dan atau lingual
serta gigi yang sudah banyak
kehilangan struktur mahkota,
selain itu SSC juga efektif untuk
perawatan karies rampan atau
frekuensi kariesnya tinggi
(Lauren)
3. Karies belum mengenai pulpa
atau gigi tersebut masih
mengalami pulpitis (belum
nekrosis) dan jaringan
periodontal masih tampak normal
sehingga akan lebih baik jika gigi
tersebut ditumpat dengan
restorasi direk klas II. (Hattim)

4 Pembuatan Space Maintainer berupa distal shoe pada gigi 74 yang telah
diaplikasikan SSC (Ratna, Lauren, Indah, Dena, Grace, Ivo, Samantha)

 Distal shoe adalah pilihan space maintainer dimana molar dua


desidui hilang sebelum erupsi molar satu permanen. Fungsi dari
distal shoe adalah agar saat gigi molar satu permanen erupsi tidak
mengambil space gigi premolar dua permanen yang belum erupsi.
Ujung mesial dari shoe ini disatukan dengan permukaan distal dari
SSC dari gigi 74 dan kemudian disolder. Distal shoe dipasang ke
dalam jaringan di bawah permukaan ridge untuk membiarkan shoe
berkontak dengan permukaan molar satu yang belum erupsi (Ratna)

 Karena gigi 75 sudah dilakukan pencabutan dini saat anak masih


berusia 5 tahun sehingga diperlukan space maintainer untuk menjaga
ruang hingga gigi penggantinya tumbuh (Lauren, Indah, Dena, Ivo)
5 Edukasi kepada orang tua  mengingat umur anak yang masih 5 tahun
maka pemberian edukasi lebih ditekankan kepada orang tua. Dalam hal ini
sangat penting untuk dijelaskan bahwa menjaga dan merawat gigi susu
sangat penting karena gigi susu memiliki peran dalam menentukan arah
pertumbuhan gigi permanen pengganti nantinya (Lauren)

Memberi edukasi pada orang tua pasien untuk menjaga kebersihan rongga
mulut anak dengan cara rajin menggosok gigi setelah sarapan pagi dan
malam sebelum tidur dan dilakukan kontrol pasca perawatan (Ratna)

Tambahan (Ratna):
Rencana perawatan Gigi 74 : Beri obat antibiotik  Pulpektomi  tumpat
dengan GIC  di restorasi SSC
 Beri obat antibiotik terlebih dahulu
 Setelah itu dilakukan perawatan pulpektomi.
Pulpektomi dilakukan untuk mempertahankan gigi di dalam mulut mengingat
pasien masih berusia 5 tahun dan gigi pengganti yaitu premolar 1 baru tumbuh
pada usia 10-12 tahun dan dapat dilihat pada gambar sisa jaringan gigi masih
bisa di restorasi.
Tahapan perawatan :
o Nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respon terhadap
stimulus, gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan
terinflamasi vital di saluran akar di daerah apeks dan memiliki jaringan
periradikuler terinflamasi yang dapat menimbulkan nyeri (periodontitis
akut). Oleh karena itu, demi kenyamanan dan kerja sama pasien,
anestesi intraligament hendaknya diberikan
o Dilakukan asepsis dan isolasi daerah kerja terlebih dahulu
o Kavitas dibersihkan dengan menggunakan ekskavator (karies lunak)
atau round bur (karies keras)
o Dilakukan cavity enterance (membuka akses ke ruang pulpa) dengan
round bur, kemudian ditegakkan dan diratakan dinding kavitas dengan
fissure bur
o Irigasi dilakukan untuk menghilangkan jaringan nekrosis dan
keringkan dengan cotton pellet
o Dilakukan pengukuran panjang kerja dengan apex locator
o Dilakukan preparasi saluran akar untuk membentuk saluran akar
o Irigasi kemudian dikeringkan dengan paper point
o Beri cotton pellet bahan obat sterilisasi seperti kalsium hidroksida,
kemudian tutup dengan tumpatan sementara
o Selanjutnya, buka tumpatan sementara dan keluarkan cotton pellet
o Dilakukan pengisian saluran akar dengan guttap
o Kemudian aplikasikan tumpatan GIC  GIC merupakan salah satu
bahan yang cocok digunakan dalam merestorasi gigi sulung, GIC
memiliki perlekatan yang baik dengan dentin dan email, dapat
digunakan pada pasien dengan produksi saliva yang tinggi dan GIC
mengandung ion flour sehingga dapat mencegah karies.
 Setelah dilakukan pulpektomi, gigi 74 di restorasi dengan menggunakan SSC.
Karena gigi tersebut sudah dilakukan perawatan saluran akar sehingga
mahkota gigi yang tersisa hanya sedikit dan gigi menjadi lebih rapuh. SSC
diindikasikan untuk anak-anak dengan risiko karies yang tinggi dan pada gigi
74 memiliki tekanan kunyah gigi posterior besar. SSC memiliki sifat yang
tahan lama

Rencana perawatan : ekstraksi gigi 75  dipasang space maintener


Tahapan perawatan :
1. Nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respon terhadap stimulus,
gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan terinflamasi vital di
saluran akar di daerah apeks dan memiliki jaringan periradikuler terinflamasi
yang dapat menimbulkan nyeri. Sebelum dilakukan ekstraksi demi
kenyamanan pasien, hendaknya dilakukan anestesi intraligament
2. Adaptasikan tang rahang bawah posterior sulung pada sisi mesial atau distal
agar tidak melukai gigi permanen
3. Luksasi gigi ke arah bukal lingual namun jangan terlalu keras
4. Gigi di ekstraksi dari soket ke arah buko-oklusal
5. Lakukan pemijatan tulang yang mengalami ekspansi
6. Lakukan post operative
 Setelah dilakukan ekstraksi, kemudian dipasang space maintainer yaitu distal
shoe pada gigi 74.
Rencana perawatan gigi 84, 85: Pulp capping indirect  tumpat dengan GIC
Tahap perawatan :
1. Anestesi intraligament terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit karena
gigi masih vital
2. Isolasi dengan rubber dam
3. Jaringan karies dibersihkan dengan ekskavator (karies lunak) atau round bur
(karies keras)
4. Lakukan preparasi sesuai dengan kavitas
5. Irigasi kavitas dengan aquades kemudian keringkan dengan cotton pellet
6. Aplikasikan bahan pulp capping seperti kalsium hidroksida
7. Aplikasikan basis dengan menggunakan semen ZnOE diatas bahan capping
8. Kemudian aplikasikan tumpatan GIC

Tambahan (Indah):
 Tahap perawatan gigi 74 :
1. Gunakan local anestesi (untuk memberikan rasa nyaman dan membantu
pemasangan rubber dam)
2. Lakukan pembersihan jaringan nekrotik menggunakan ekskavator
3. Irigasi, keringkan dengan cotton pellet
4. Pengukuran panjang kerja menggunakan apex locator
5. Preparasi untuk membrsihkan dan membentuk saluran akar
6. Irigasi, keringkan menggunaan paper point
7. Letakkan kapas steril yang telah diberi bahan dressing berupa kalsium
hidroksida, tumpat sementara.
8. Bongkar tumpatan sementara, keluarkan kapas dressing, observasi.
9. Apabila hasilnya baik, irigasi dan keringkan dengan paper point.
10. Obturasi saluran akar menggunakan pasta yang bisa teresorpsi yaitu
iodoform
11. Aplikasikan GIC diatas saluran akar yang sudah diobturasi
12. Aplikasikan tumpatan SSC

Tahapan perawatan gigi 75:


o Anastesi intraligamen gigi 75
o Adaptasikan tang posterior rahang bawah desidui
o Luksasi secara perlahan ke arah bukal-lingual
o Esktraksi gigi ke arah buko-klusal
o Pemasangan distal shoe yang dilekatkan pada SSC gigi 74
 Tahapan perawatan gigi 84 dan 85
Bersihkan semua jaringan karies dengan ekskavator, lapisi kavitas dengan
lining material berupa kalsium hidroksida kemudian tumpat menggunakan GIC

Tambahan (Kim):
Tahapan perawatan gigi 74:
1. Anastesi intraligamen, anastesi intrapulpa gigi 74
2. Lakukan kuret dan debridemen pada jaringan granulasi dengan excavator
hingga bersih
3. Irigasi, keringkan dengan cotton pellet
4. Tentukan panjang saluran akar dengan apeks locator
5. Lakukan proses cleaning dan shaping masing-masing akar dengan file, irigasi
dengan NaOCl
6. Irigasi final dengan CHX, keringkan dengan cotton pellet
7. Masukan pasta antibiotic cresophen pada cotton pellet kedalam kavitas,
tumpat sementara
8. Apabila hasil observasi baik dan tidak ada keluhan  lakukan irigasi ,
keringkan
9. Lakukan pengisian saluran akar dengan iodoform (Bahan yang bisa teresorbsi)
10. Aplikasikan GIC sebagai orifice seal
11. Try in, insersi dan sementasi SSC

Tahapan perawatan gigi 84 dan 85:


1. Excavasi jaringan nekrotik dengan excavator secara hati-hati jangan
sampai membuka atap pulpa
2. Beri protective liner seperti zinc oxide eugenol, dentin bonding agent, atau
GIC untuk menstimulasi reparative dentin
3. Tumpat dengan GIC
Tambahan gambar: (Lauren)

Space maintainer: distal shoe


KASUS II
Anak usia 4 tahun diantar ke dokter gigi oleh orang tuanya dengan keluhan gigi
depan keropos. Pada anamnesa diperoleh informasi bahwa anak tersebut masih
minum susu dengan dot. Pada pemeriksaan klinis, tampak seperti gambar :

Pada pemeriksaan rontgen periapikal, tampak bahwa :


 Gigi 51 : perforasi ke ruang pulpa, penebalan periodontal space, radiolusen
berbatas difus di ujung apikal, lamida dura putus.
 Gigi 52, 61, 62 : perforasi ke ruang pulpa, penebalan periodontal space,
lamida dura putus

 Gigi 54, 55, 64, 65, 74, 75, 84, 85 : atap pulpa utuh, periodontal space
normal, lamina dura normal.

Jelaskan rencana perawatan bagi pasien anak tersebut di atas!


Diagnosa:
NO ELEMEN DIAGNOSA ALASAN
GIGI
1 51 Nekrosis pulpa Karies sudah perforasi ke ruang pulpa
dengan abses dan terdapat gambaran radiografi
periapikal (Ratna, penebalan periodontal space dan
Lauren, Indah, terputusnya lamina dura yang
Dena, Ivo, menunjukkan adanya kelainan
Samantha) periapikal. Pada gambar juga terlihat
adanya pembengkakan (abses) didaerah
apical gigi 51 (Ratna, Lauren)
2 52, 61, 62 1. Nekrosis 1. Karena pada kasus dijelaskan
Pulpa (Ratna, kavitas perforasi sampai ke ruang
Indah, Dena, pulpa dan pada pemeriksaan
Grace, Ivo, rontgen didapatkan penebalan
Samantha) periodontal space dan lamida dura
putus (Ratna, Indah)
2. Nekrosis pulpa
2. Karies sudah perforasi ke ruang
dengan
pulpa dan terdapat gambaran
kelainan
radiografi penebalan periodontal
periapikal
space dan terputusnya lamina dura
(Lauren)
yang menunjukkan adanya kelainan
periapikal (Lauren)
3 54, 55, 64, Pulpitis reversible Terdapat karies tapi belum ada
65, 74, 75, (Ratna, Lauren, perluasan ke ruang pulpa, pada kasus
84, 85 Indah, Dena, Ivo, juga dikatakan bahwa atap pulpa utuh,
Samantha) periodontal space normal, lamina dura
normal (Ratna, Lauren,Indah, Ivo)

Rencana Perawatan:

NO ELEMEN RENCANA PENJELASAN


GIGI PERAWATAN
1 51 1. Insisi dan 1. Abses harus ditangani terlebih
drainase abses dahulu (dengan melakukan insisi
 pemberian jaringan lunak dan drainase pus)
antibiotik  karena pasien pasti mengeluhkan
ekstraksi sakit karena adanya abses tersebut,
(Ratna, Lauren, kemudian diberikan antibiotik
Dena) untuk meredakan peradangan dan
mencegah perluasan infeksi.
2. Ekstraksi
Setelah itu baru dilakukan ekstraksi
(Hatim, Ivo)
karena sisa jaringan gigi sudah
3. Open bur
rapuh dan tidak bisa direstorasi
(drainase
(Ratna, Lauren, Dena)
abses) 
ekstraksi 2. Dikarenakan gigi mengalami
(Indah, Grace, nekrosis bahkan sudah terdapat
Kim) gambaran radiolusen berbatas difus
4. Menghilangkan di ujung apikal yang menandakan
abses dengan adanya abses periapikal pada gigi
open bur atau tersebut. Tindakan ekstraksi
insisi  memungkinkan pelepasan tekanan
pemberian dan drainase dari abses. (Hatim)
antibiotik 
3. a) Dilakukan open bur karena jika
ekstraksi
dilakukan insisi ditakutkan anaknya
(Samantha)
akan merasa ketakutan saat
pembedahan. Lalu setelah absesnya
sembuh, gigi tersebut diekstraksi
(hal ini dikarenakan akar gigi sudah
rapuh apabila dilakukan
penumpatan/perawatan saluran
akar) (Grace)
b) drainase dengan open bur
(minimal invasif) untuk pain
relieving pasien, tunggu hingga
semua pus keluar  irigasi dan
beri terapi antibiotic definitif
(penicillin)  setelah keadaan
umum pasien membaik lakukan
ekstraksi gigi 51 (Kim)
4. Menghilangkan abses terlebih
dahulu, dapat dengan
menggunakan open bur atau insisi
(apabila pasien memiliki
keberanian) dan pemberian
antiobiotik yang diminum hingga
habis. Pada kunjungan selanjutnya,
dilakukan ekstraksi (Samantha)
2 52, 61, 62 Ekstraksi (Ratna, Dilakukan ekstraksi karena sisa
Lauren, Indah, jaringan gigi sudah tidak dapat
Hatim, Dena, direstorasi. Pada kasus juga dikatakan
Grace, Kim, Ivo gigi keropos. (Ratna, Lauren, Indah,
Samantha) Hatim, Dena, Grace, Kim, Ivo,
Samantha)
3 54, 55, 64, 1. Pembersihan 1. Pulp capping diindikasikan karena
65, 74, 75, karies  Pulp karies sudah cukup dalam (tapi atap
84, 85 capping pulpa masih utuh (Ratna, Lauren,
indirect  Grace, Ivo) untuk mencegah
tumpat GIC perluasan infeksi ke ruang pulpa
(Ratna, Lauren, (mempertahankan vitalitas pulpa)
Indah, Dena, dan untuk merangsang
Grace, Ivo, pembentukan dentin reparative.
Samantha) Penggunaan GIC karena GIC
merupakan salah satu bahan yang
2. Restorasi direk
cocok digunakan dalam merestorasi
klas II (Hatim)
gigi sulung, GIC memiliki
3. Gigi 54,55
perlekatan yang baik dengan dentin
(tumpatan
dan email, dapat digunakan pada
direk kelas 1),
pasien dengan produksi saliva yang
64, 65
tinggi dan GIC mengandung ion
(tumpatan
flour sehingga dapat mencegah
direk kelas 1),
karies. (Ratna, Lauren)
74 (tumpatan 2. Dikarenakan karies belum
direk kelas II), mengenai pulpa atau gigi tersebut
75 (kelas I), 84 masih mengalami pulpitis (belum
(kelas II) , 85 nekrosis) dan jaringan periodontal
(kelas I) masih tampak normal sehingga
pulp capping akan lebih baik jika gigi tersebut
indirect dengan ditumpat dengan restorasi direk
bahan GIC klas II (Hatim)
(Kim) 3. Alasan dilakukan pulp capping
indirect: karies yang dalam dan
belum mengalami keterlibatan
pulpa (Kim)

4 Pembuatan space maintainer untuk gigi anterior (51, 52, 61, 62) berupa
molar band yang disolder dibagian palatal dan dikombinasikan dengan
GTSL dengan penjangkar pada M1 (Ratna, Lauren, Indah, Hatim, Dena,
Grace, Kim, Ivo, Samantha)
 Alasan: pasien masih berusia 4 tahun sementara gigi penggantinya
baru akan tumbuh pada usia 7-9 tahun, sehingga diperlukan alat untuk
menjaga ruang tumbuhnya gigi permanen pengganti. (Lauren, Hatim)
 Hal ini ditujukan untuk membantu perkembangan bicara dan fonasi
anak, mencegah pergesaran garis median, mencegah mesial drifting
akibat premature loss desidui anterior, (Ratna, Indah) dan memiliki
estetik yang baik. (Ratna, Indah, Dena)
 Menggunakan molar band karena gigi M1 belum mengalami karies
yang mengalami keterlibatan pulpa (Kim)
 Untuk gigi 51, 52, 61, 62 setelah diekstraksi ialah pembuatan GTSL
sebagai space maintainance, dikarenakan pertimbangan estetik serta
biaya yang relatif murah dan mudah dibersihkan (Samantha)

5 Edukasi kepada orang tua


 Mengingat umur anak yang masih 4 tahun maka pemberian edukasi
lebih ditekankan kepada orang tua. Dalam hal ini perlu dijelaskan
bahwa penggunaan dot untuk minum susu seharusnya dihentikan pada
usia tersebut, karena penggunaaan dot (apalagi pada malam hari
hingga anak tertidur tanpa dibersihkan) ini dapat memicu karies pada
gigi anak. Perlu diingatkan juga untuk selalu menjaga kebersihan
mulut anak. (Ratna, Lauren)
 Karena sebagian besar gigi anak memiliki riwayat karies maka pada
semua gigi dilakukan aplikasi fluoride setelah treatment (Ratna)
 KIE orang tua :
- Hentikan kebiasaan minum susu meggunakan dot dan mulai
belajar minum menggunakan gelas
- Kurangi makan dan minum manis
- Rutin menyikat gigi minimal 2x sehari
- Berikan perhatian terhadap bad habit yang mungkin timbul seperti
thumb sucking
- Kontrol ke dokter gigi untuk memeriksakan status kesehatan gigi
geligi (Indah)

 Jangan lupa lakukan KIE kepada orangtua karena Keadaan Rongga


Mulut pasien buruk:
1. Hentikan kebiasaan bottle feeding saat tidur  harusnya berhenti
di umur 18 – 24 bulan

2. Anak harus bisa minum dengan gelas (harusnya bisa pada umur 12
bulan)

3. Jadwal sikat gigi : setelah sarapan dan setelah makan malam

4. Harus melakukan kontrol ke drg untuk memantau kemungkinan


kejadian karies dan status erupsi geligi desidui

5. Pola makan anak 3x sehari dengan mengurangi makanan manis


dan lengket

6. Waspadai bad habit (Kim)

Tambahan (Ratna)
Rencana perawatan gigi 51: Insisi dan drainase pus  beri obat antibiotik 
ekstraksi  dipasang space maintener
 Untuk menghilangkan abses maka dilakukan insisi jaringan lunak untuk
drainase pus
Tahapan perawatan :
1. Isolasi daerah kerja
2. Lakukan preparasi kavitas menggunakan round bur dan fissure bur
3. Irigasi lalu keringkan dengan menggunakan cotton pellet
4. Lakukan drainase pus dengan menggunakan file no. 15 dimasukkan
hingga ke daerah apical kemudian file diputar sedikit sampai pus
keluar
5. Irigasi untuk menghilangkan pus
6. Masukkan cotton pellet yang sudah diberikan bahan sterilisasi seperti
kalsium hidroksida ke dalam salauran akar
7. Jika drainase melalui saluran akar tidak dapat dihentikan, akses kavitas
dapat dibiarkan terbuka sehingga akan mengurangi kemungkinan rasa
sakit dan pembengkakan yang berlanjut namun nasehati pasien untuk
selalu berkumur
8. Berikan pasien obat antibiotik seperti amoksisilin
 Setelah dilakukan insisi drainase pus dan keadaan pasien sudah membaik
kemudian gigi di ekstraksi karena sisa jaringan gigi sedikit sehingga tidak
dapat dilakukan restorasi.
Tahapan perawatan :
1. Adaptasikan tang rahang atas anterior sulung pada sisi mesial atau distal
agar tidak melukai gigi permanen
2. Luksasi gigi ke arah labial palatal namun jangan terlalu keras
3. Gigi di ekstraksi dari soket ke arah labial insisal
4. Lakukan pemijatan tulang yang mengalami ekspansi
5. Lakukan post operative
Rencana perawatan gigi 52, 61, 62: ekstraksi  dipasang space maintener
 Pada kasus dijelaskan anak memiliki keluhan gigi anterior keropos dan sisa
jaringan gigi yang sedikit sehingga tidak dapat dilakukan perawatan saluran
akar maupun restorasi. Oleh sebab itu, maka dilakukan ekstraksi gigi 52,61,62
Tahapan perawatan :
1. Nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respon terhadap
stimulus, gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan terinflamasi
vital di saluran akar di daerah apeks dan memiliki jaringan periradikuler
terinflamasi yang dapat menimbulkan nyeri. Sebelum dilakukan ekstraksi
demi kenyamanan pasien, hendaknya dilakukan anestesi intraligament
2. Adaptasikan tang rahang atas anterior sulung pada sisi mesial atau distal
agar tidak melukai gigi permanen
3. Luksasi gigi ke arah labial palatal namun jangan terlalu keras
4. Gigi di ekstraksi dari soket ke arah labial insisal
5. Lakukan pemijatan tulang yang mengalami ekspansi
6. Lakukan post operative
Setelah dilakukan ekstraksi, kemudian dipasang space maintainer yaitu molar
band atau SSC dengan kawat yang disolder di bagian palatal dan dikombinasikan
dengan GTSL pada gigi 51,52,61,62.
Rencana perawatan : Pulp capping indirect  tumpat dengan GIC
 Pulp capping merupakan perawatan dengan pemberian medikamen pada gigi
dengan tujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa. Pulp capping indirect
dilakukan pada gigi yang terkena karies dimana pulpa masih dalam keadaan
tertutup atau masih utuh.
Tahap perawatan :
1. Anestesi intraligament terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit
karena gigi masih vital
2. Isolasi dengan rubber dam
3. Jaringan karies dibersihkan dengan ekskavator (karies lunak) atau
round bur (karies keras)
4. Lakukan preparasi sesuai dengan kavitas
5. Irigasi kavitas dengan aquades kemudian keringkan dengan cotton
pellet
6. Aplikasikan bahan pulp capping seperti kalsium hidroksida
7. Aplikasikan basis dengan menggunakan semen ZnOE diatas bahan
capping
8. Kemudian aplikasikan tumpatan GIC

Tambahan (Indah):
 Tahap perawatan gigi 51:
- Perawatan pertama bertujuan mengurangi rasa sakit yaitu dilakukan
drainase dengan open bur. Tunggu hingga semua pus keluar kemudian
diirigasi. Kavitas dapat dibiarkan terbuka unuk drainase lebih lanjut.
Pasien diresepkan antibiotik.
- Kunjungan berikutnya bila kondisi pasien sudah membaik lakukan
ekstraksi pada gigi 51.
 Tahap perawatan gigi 52, 61, 62:
Lakukan prosedur ekstraksi pada gigi 52, 61, 62 menggunakan tang
anterior rahang atas desidui, ditunggu hingga luka bekas pencabutan sembuh.
Lanjutkan pemasangan space maintainer GTSL yang dikombinasikan dengan
molar band/SSC dengan kawat yang disolder pada bagian palatalnya. Piranti
berujuan mencegah mesial drifting, pergeseran garis median, membantu
perkembangan bicara dan fonasi serta memperbaiki estetik.
 Tahap perawatan gigi 54, 55, 64, 65, 74, 75, 84, 85:
- Bersihkan semua jaringan karies dengan ekskavator, lapisi kavitas dengan
lining material berupa kalsium hidroksida kemudian tumpat menggunakan
GIC.
- Aplikasi fluoride di akhir perawatan dikarenakan hampir seluruh gigi anak
mengalami karies.

Tambahan Gambar: (Lauren, Kim)


Space maintainer: molar band yang disolder dibagian palatal dan dikombinasikan
dengan GTSL
Tambahan gambar: (Ratna, Ivo)

SOAL TAMBAHAN: Jenis space maintener lepasan yang paling sederhana


yang bisa dipakai dalam kondisi apapun

Jawaban:
1. Space maintainer lepasan jenis gigi tiruan sebagian akrilik sering digunakan
karena memiliki konstruksi yang sederhana, desainnya tidak rumit, pergerakan
fungsional baik dan biaya yang relatif murah.
Alat ini dapat digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah dimana telah
kehilangan gigi bilateral lebih dari satu dalam satu kuadran. Alat ini
merupakan satu-satunya alternative yang digunakan jika tidak ada gigi
penyangga yang sesuai. Alat ini tidak hanya menggantikan gigi yang hilang
namun dapat menggantikan fungsi dari oklusal (Ratna, Lauren, Indah, Hatim,
Grace, Ivo, Samantha)
2. Space maintainer Removable  digunakan ketika tooth loss >1 ,
Kekurangan piranti ini: px sering lupa memakai sehingga perawatan menjadi
tidak efektif, menimbulkan iritasi apabila tidak dibersihkan, gampang jatuh
dan rusak, px seringkali merasa tidak nyaman (penelitian di Universitas
Padjajaran)
Menurut survey oleh Universitas Padjajaran tahun 2013 piranti space
maintainer yg sederhana dan sering digunakan adalah Removable Bilateral
Space Maintainer (Kim)

3. Jenis space maintainer yang sering digunakan adalah fixed space maintainer
yaitu band and loop, karena proses pembuatana lebih muda, waktu kerja
singkat, dan dalam pemasangannya tidak diperlukan preparasi pada gigi
(Dena)

Anda mungkin juga menyukai