Anda di halaman 1dari 13

Andalas Dental Journal Page | 1

ARTIKEL PENELITIAN

PENATALAKSANAAN NEKROSIS PULPA DISERTAI


LESI PERIAPIKAL PADA GIGI 47
Rezy Kurnia1, Deli Mona1

1Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

ABSTRACT
Root canal treatment is divided into 3 stages, namely the biomechanical preparation stage of the root canal, the
sterilization and disinfection stage of the root canal, and the root canal filling stage. The success of root canal filling
depends on the state of asepsis, thorough cleaning of the pulp tissue, biomechanical preparation, and hermetic root
canal filling. After root canal treatment, teeth require different treatment than vital teeth, due to reduced moisture in
these teeth and a reduction in dentin during the root canal preparation process, which affects the remaining hard
tissue structure of the teeth. There are several types of restorations that can be used after root canal treatment. Post-
root canal restoration treatment using composite resin materials can be made directly or indirectly, the technique must
be able to strengthen the remaining hard tissue structure of the teeth and restore tooth function. If some of the teeth
are missing but still have sufficient thickness of the dentin enamel structure and the patient wants a tooth-colored
restoration, indirect composite onlay may be an option.

Keywords: root canal treatment; post-root canal restoration; composite resin materials

Affiliasi penulis: 1Fakultas Kedokteran Gigi agar terbentuk apical seal yang baik dan
Universitas Andalas Korespondensi: deli mona,
email: deli.mona@yahoo.com pengisian yang hermetis.1,2
Perawatan saluran akar dibagi
PENDAHULUAN
menjadi 3 tahap, yaitu tahap preparasi
Karies gigi merupakan suatu
biomekanis saluran akar yang
penyakit jaringan keras gigi yang
merupakan suatu tahap pembersihan
melibatkan email, dentin, dan pulpa.
serta pembentukan saluran akar dengan
Kerusakan jaringan keras gigi bila
cara membuka jalan masuk menuju
dibiarkan tanpa perawatan dapat
kamar pulpa dari arah koronal, tahap
mengakibatkan kematian pulpa.
sterilisasi dengan cara irigasi dan
Penyebaran infeksi yang berlanjut ke
desinfeksi saluran akar, serta tahap
jaringan periapikal dapat menyebabkan
pengisian saluran akar. Keberhasilan
rasa nyeri dan gigi menjadi nekrosis.
pengisian saluran akar tergantung pada
Gigi yang mengalami nekrosis
keadaan asepsis, pembersihan jaringan
memerlukan perawatan saluran akar
pulpa secara menyeluruh, preparasi
yang bertujuan untuk membersihkan
biomekanis, serta pengisian saluran akar
ruang pulpa dari jaringan pulpa yang
yang hermetis.2,3
telah terinfeksi, kemudian membentuk
Pasca perawatan saluran akar, gigi
saluran akar untuk persiapan obturasi
memerlukan perawatan yang berbeda
Andalas Dental Journal P a g e | 94

dibanding gigi vital, karena gigi geraham bawah kanan yang berubah
berkurangnya kelembaban pada gigi warna dan terdapat fistula pada gusi di
tersebut serta terjadinya pengurangan sekitar gigi tersebut. Pasien menyadari
dentin selama proses preparasi saluran benjolan pada gusi sekitar 4 bulan yang
akar sehingga berpengaruh terhadap lalu dan terlihat adanya nanah. Benjolan
struktur jaringan keras gigi yang masih tersebut hilang timbul. Gigi pada gusi
tersisa. Terdapat beberapa jenis restorasi tersebut sebelumnya pernah ditambal
yang dapat digunakan setelah perawatan pada tahun 2016 karena berlubang
saluran akar. Kemajuan yang cukup dengan 2 kali kunjungan ke dokter gigi.
pesat dalam material kedokteran gigi Pasien sampai saat ini belum pernah
dan konsep baru dalam teknik restorasi, mengobati gusi tersebut. Pasien tidak
memperkenalkan penggunakan bahan memiliki riwayat penyakit sistemik,
restorasi adhesif. memiliki alergi terhadap antibiotik
Resin komposit merupakan bahan Amoxicillin, dan tidak memiliki alergi
restorasi adhesif yang banyak digunakan pada makanan.
karena hasilnya memuaskan dan dapat Pemeriksaan objektif keadaan gigi
bertahan lama. Restorasi pasca 47 telah berubah warna menjadi keabu-
perawatan saluran akar menggunakan abuan, terdapat restorasi komposit pada
bahan resin komposit dapat dibuat bagian distooklusal dan sudah mulai
secara direk maupun indirek, teknik pecah pada bagian distolingual, serta
tersebut harus dapat memperkuat gingiva bagian bukal terdapat fistula.
struktur jaringan keras gigi yang masih Sondasi (-), palpasi (+), perkusi (+), tes
tersisa serta dapat mengembalikan termal Chlor Ethyl (-), tes bur (-),
fungsi gigi. Bila beberapa tonjol gigi mobility (-). Pasien memiliki kebersihan
yang hilang namun masih memiliki rongga mulut yang baik dan relasi
ketebalan struktur email dentin yang rahang klas I Angle. Pemeriksaan
cukup dan pasien menginginkan radiografis terlihat gambaran radiolusen
restorasi sewarna gigi, maka onlay pada distal gigi berupa kehilangan
komposit indirek bisa menjadi pilihan.3- struktur jaringan gigi di bawah restorasi,
5
terdapat gambaran radiopak pada bagian
oklusal, kamar pulpa, dan saluran akar
KASUS
bagian distal, tampak dua buah saluran
Pasien laki-laki berusia 17 tahun
akar (mesial dan distal) yang relatif
datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
lurus, serta terdapat area radiolusen pada
Universitas Andalas dengan keluhan
daerah periapikal.
Andalas Dental Journal P a g e | 95

ChKM, dilanjutkan dengan tumpatan


sementara.
Kunjungan kedua, perawatan

(A) (B) (C) dilanjutkan dengan mencari orifis


Gambar 1. Foto awal gigi 47. (A) Gigi berubah menggunakan jarum miller, dan
warna menjadi keabu-abuan, terdapat restorasi
komposit pada bagian distooklusal dan fistula pada didapatkan 3 orifis yaitu 2 buah di
gingiva bagian bukal (B) Restorasi sudah mulai
pecah pada bagian distolingual (C) Foto rontgen
mesial, dan 1 buah di distal. Saluran akar
awal, terlihat adanya gambaran radiopak pada bagian digenangi menggunakan NaOCL 2,5%
oklusal, kamar pulpa, dan saluran akar bagian distal,
serta terdapat area radiolusen pada daerah periapikal selama 5-10 menit untuk melarutkan
Diagnosis yang ditegakkan pada
jaringan pulpa. Kemudian irigasi
gigi 47 adalah nekrosis pulpa disertai
menggunakan NaOCL 2,5% dan
lesi periapikal. Rencana perawatan yaitu
dikeringkan menggunakan paper point
perawatan saluran akar dilanjutkan
steril. Kemudian kavitas ditutup
dengan restorasi onlay resin komposit
menggunakan kapas steril yang diberi
indirek. Prognosis baik karena tidak ada
ChKM, dan tumpatan sementara.
mobilitas gigi, sisa jaringan keras gigi
Kunjungan ketiga, dilakukan
masih cukup untuk dilakukan restorasi,
pengukuran panjang kerja. Pengukuran
kebersihan mulut baik, dan pasien
panjang kerja dilakukan dengan cara
kooperatif.
pengukuran panjang kerja estimasi dari
Pada kunjungan pertama,
foto radiografi, yaitu panjang saluran
dilakukan pembongkaran restorasi resin
akar pada radiograf dikurangi 1 mm.
komposit, pembuangan semua jaringan
Didapatkan panjang kerja estimasi
karies dan enamel yang tidak didukung
saluran akar mesiobukal 15 mm,
dentin. Pembukaan kavitas
mesiolingual 12 mm, dan distal 15 mm.
menggunakan round bur. Kemudian
Selanjutnya dilakukan eksplorasi
menghaluskan dinding kavitas
saluran akar menggunakan K-file #08
menggunakan tappered bur, dan
dan dipasang stopper sesuai panjang
pembukaan akses kavitas menggunakan
kerja. Preparasi saluran akar
Endoacces bur. Kemudian dilakukan
menggunakan teknik step back.
pembuangan isi kamar pulpa
Preparasi dilakukan dengan
menggunakan ekskavator. Saluran akar
menggunakan file. File diaplikasikan
diirigasi menggunakan NaOCL 2,5%
dengan teknik vertikal. Irigasi dilakukan
dan dikeringkan menggunakan paper
setiap pergantian alat dengan larutan
point steril. Kemudian kavitas ditutup
NaOCL 2,5% untuk membersihkan
menggunakan kapas steril yang diberi
saluran akar dari debris. Initial file (file
Andalas Dental Journal P a g e | 96

terbesar yang dapat masuk ke dalam MAF dengan panjang kerja 15 mm.
saluran akar sesuai dengan panjang kerja Lakukan rekapitulasi panjang kerja
sebelum saluran akar di preparasi) secara bertahap dengan nomor file
adalah K-file #35 (distal) dan K-file #30 sebelumnya sesuai panjang kerja. Setiap
(mesiobukal dan mesiolingual). pergantian file yang lebih besar,
Preparasi apikal untuk saluran dilakukan irigasi NaOCL 2,5%.
akar distal diawali menggunakan file Kemudian preparasi saluran akar, file
#35 sampai dengan file #50 sebagai yang dipakai sampai dengan 3 nomor
MAF (Master Apical File) dengan lebih besar dari MAF dengan panjang
panjang kerja 15 mm. Lakukan kerja masing-masing dikurangi 1 mm
rekapitulasi panjang kerja secara setiap pergantian ke nomor yang lebih
bertahap dengan nomor file sebelumnya besar. Preparasi saluran akar dimulai
sesuai panjang kerja. Setiap pergantian dari file #50 PK 14 mm, file #55 PK 13
file yang lebih besar, dilakukan irigasi mm dan file #60 PK 12 mm. Setiap
NaOCL 2,5 %. Selanjutnya adalah pergantian file dilakukan irigasi dengan
preparasi saluran akar. File yang dipakai NaOCL 2,5% dan rekapitulasi dengan
sampai dengan 3 nomor lebih besar dari menggunakan file ukuran MAF.
MAF dengan panjang kerja masing- Preparasi apikal untuk saluran
masing dikurangi 1 mm setiap akar mesiodistal diawali menggunakan
pergantian ke nomor yang lebih besar. file #30 sampai dengan file #45 sebagai
Preparasi saluran akar dimulai dari file MAF dengan panjang kerja 12 mm.
#55 PK 14 mm, file #60 PK 13 mm dan Lakukan rekapitulasi panjang kerja
file #70 PK 12 mm. Setiap pergantian secara bertahap dengan nomor file
file dilakukan irigasi dan rekapitulasi sebelumnya sesuai panjang kerja. Setiap
dengan menggunakan file ukuran MAF. pergantian file dilakukan irigasi NaOCL
Setelah selesai, lakukan irigasi NaOCL 2,5%. Kemudian preparasi saluran akar,
2,5% dan dikeringkan menggunakan file yang dipakai sampai dengan 3
paper point steril. Kemudian kavitas nomor lebih besar dari MAF dengan
ditutup menggunakan kapas steril yang panjang kerja masing-masing dikurangi
diberi ChKM, dilanjutkan dengan 1 mm setiap pergantian ke nomor yang
tumpatan sementara. lebih besar. Preparasi saluran akar
Kunjungan keempat, dilanjutkan dimulai dari file #50 PK 11 mm, file #55
preparasi apikal untuk saluran akar PK 10 mm dan file #60 PK 9 mm. Setiap
mesiobukal diawali menggunakan file pergantian file dilakukan irigasi dengan
#30 sampai dengan file #45 sebagai NaOCL 2,5% dan rekapitulasi dengan
Andalas Dental Journal P a g e | 97

menggunakan file ukuran MAF. Setelah irigasi dengan NaOCL 2,5% serta
selesai, lakukan irigasi NaOCL 2,5% saluran akar di keringkan untuk
dan dikeringkan menggunakan paper selanjutnya dilakukan trial. Trial
point steril. Kemudian aplikasikan pasta dilakukan dengan memasukkan Master
Kalsium Hidroksida dan ditutup dengan Cone sesuai MAF yaitu #50 PK 15
kapas steril serta tumpatan sementara. (distal), #45 PK 15 (mesiobukal), dan
Pasien diintsruksikan untuk kembali #45 PK 12 (mesiodistal), kemudian
melaksanakan perawatan. ditutup dengan tambalan sementara dan
Kunjungan kelima, pasien tidak lakukan rontgen radiografi.
mengeluhkan apapun, namun perkusi
(+). Rotasi obat dengan menggunakan
Kalsium Hidroksida dilakukan kembali,
dan pasien diinstruksikan untuk kembali
untuk melaksanakan perawatan.
Kunjungan keenam, pasien tidak
mengeluhkan apapun, namun perkusi Gambar 2. Rontgen trial gigi 47

(+). Rotasi obat dengan menggunakan Kunjungan kesembilan, dilakukan

Kalsium Hidroksida dilakukan kembali, kembali rotasi obat dengan

dan pasien diinstruksikan untuk kembali menggunakan Kalsium Hidroksida dan

untuk melaksanakan perawatan. pasien diinstruksikan untuk kembali

Kunjungan ketujuh, pasien tidak untuk melaksanakan perawatan.

mengeluhkan apapun, namun perkusi Kunjungan kesepuluh, dilakukan

(+). Rotasi obat dengan menggunakan kembali rotasi obat dengan

Kalsium Hidroksida dilakukan kembali, menggunakan Kalsium Hidroksida dan

dan pasien diinstruksikan untuk kembali pasien diinstruksikan untuk kembali

untuk melaksanakan perawatan. untuk melaksanakan perawatan.

Kunjungan kedelapan, pasien Kunjungan kesebelas , dilakukan

tidak merasakan adanya keluhan pada pengisian saluran akar gigi 47

gigi, dan dari pemeriksaan objektif menggunakan gutta percha dengan

menunjukkan hasil palpasi (-), perkusi (- teknik kondensasi lateral. Sealer

). Kemudian tumpatan sementara (endometason+eugenol) dimasukkan ke

dibongkar dan dilakukan pengecekan dalam saluran akar menggunakan

pada Kalsium Hidroksida yang lentulo yang digerakkan secara vertikal

menunjukkan sudah berbentuk agak dan lateral. Gutta percha utama no 50

seperti serbuk. Kemudian dilakukan (distal) dan no 45 (mesiobukal dan


Andalas Dental Journal P a g e | 98

mesiolingual) dioleskan sealer dan tumpatan sementara masih baik, perkusi


dimasukkan kedalam saluran akar. dan palpasi negatif.
Spreader dimasukkan diantara gutta
percha dan dinding saluran akar,
kemudian dilakukan kondensasi ke arah
lateral. Ruang yang tersedia begitu
spreader diangkat diisi dengan gutta
percha tambahan dengan ukuran yang
lebih kecil, dan dilakukan kondensasi Gambar 4. Rontgen kontrol obturasi gigi 47

Kunjungan ketiga belas, akan


lagi dengan spreader. Penambahan gutta
dilakukan preparasi gigi untuk
perca diakhiri sampai spreader tidak
pemasangan restorasi onlay resin
dapat dimasukkan lagi kedalam saluran
komposit indirek. Tumpatan sementara
akar setengah panjang spreader. Gutta
dibersihkan, kemudian dikeringkan dan
percha dipotong sampai batas orifis
lakukan penentuan outline form kavitas.
menggunakan ekskavator yang
Preparasi dinding kavitas dibuat tegak
dipanaskan dan dipadatkan dengan
dan sedikit divergen ke arah oklusal
plugger. Kavitas ditutup dengan gic
sekitar 2-5o menggunakan bur fissure
lining dan tumpatan sementara,
diamond, bagian oklusal dikurangi 2
kemudian dilakukan pengambilan
mm, dasar kavitas yang sudah dilapis
radiograf untuk melihat hasil pengisian
glass ionomer diratakan, internal line
saluran akar.
angle dibulatkan, sudut sudut dinding
kavitas dibevel.
Kavitas kemudian dibersihkan
dan dikeringkan, dilakukan pembuatan
catatan interoklusal, selanjutnya
pencetakan rahang atas dan rahang
bawah pasien. Hasil cetakan dicor
Gambar 3. Rontgen obturasi gigi 47

Kunjungan kedua belas, dilakukan dengan gips stone type IV. Setelah keras,

kontrol setelah pengisian saluran akar. model dilepas dari cetakan dan dikirim

Dilakukan pemeriksaan subjektif dan ke Laboratorium untuk pembuatan

objektif pada gigi 47. Hasil pemeriksaan restorasi onlay resin komposit indirek.

subjektif, tidak ada keluhan sakit pada Kavitas dibersihkan dan ditutup dengan

pasien, hasil pemeriksaan objektif, tambalan sementara.


Andalas Dental Journal P a g e | 99

yang sempurna. Selanjutnya, cek kontak


dengan dental floss dan cek oklusi
dengan articulating paper. Pasien
diinstruksikan kembali satu minggu

Gambar 5. Preparasi gigi 47


kemudian untuk kontrol restorasi.
Kunjungan keempat belas,
pembuangan tambalan sementara dan
kavitas dibersihkan, dilakukan uji coba
onlay (Gambar 6) dengan melakukan
pengecekan tepi restorasi pada Gambar 7. Sementasi onlay resin komposit pada
gigi 47
permukaan gigi, hubungan proksimal
Kunjungan kelima belas,
dengan gigi sebelahnya, penyesuaian
dilakukan kontrol setelah pemasangan
oklusi dengan menggunakan
restorasi onlay resin komposit indirek
articulating paper. Setelah pasien
pada gigi 47. Tidak terdapat keluhan
merasa nyaman dan tidak ada kontak
pada pasien, dan dilakukan pemeriksaan
prematur, dipersiapkan penyemenan.
intra oral jaringan sekitarnya terlihat
normal, pemeriksaan perkusi, palpasi
dan kegoyangan negatif. Gigi dapat
berfungsi dengan baik.

Gambar 6. Uji coba restorasi onlay resin komposit


DISKUSI
pada gigi 47 Berdasarkan riwayat
Daerah kerja diisolasi dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
cotton roll, dilakukan penyemenan penunjang radiologi pada kasus di atas,
(Gambar 7) dengan self-adhesive resin diagnosisnya adalah nekrosis pulpa
cement (3M, RelyX U2) pada onlay dan disertai lesi periapikal. Nekrosis pulpa
gigi. Kemudian onlay dimasukkan ke diawali iritasi mikroba pada jaringan
dalam kavitas dengan tekanan ringan pulpa. Hal ini dapat terjadi karena
sampai bahan semen keluar dan onlay adanya kontak antara jaringan pulpa
berkontak dengan baik pada kavitas, dengan lingkungan rongga mulut, yaitu
dilakukan penyinaran selama 1-2 detik, terbukanya tubulus dentin dan pulpa
kemudian sisa kelebihan semen sehingga memudahkan infeksi bakteri ke
dibersihkan dan penyinaran dilanjutkan jaringan pulpa dan menyebabkan radang
kembali selama 20 detik pada setiap pada jaringan pulpa. Apabila tidak
permukaan mahkota untuk pengerasan
Andalas Dental Journal P a g e | 100

dilakukan perawatan, maka inflamasi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya


pada pulpa akan bertambah parah dan nekrosis pulpa.3
dapat terjadi perubahan sirkulasi darah Pada kasus ini juga terjadi
di dalam pulpa yang akhirnya diskolorasi gigi. Diskolorasi gigi
menyebabkan nekrosis pulpa. Tubulus merupakan perubahan pada warna atau
dentin dapat terbuka karena prosedur translusensi gigi yang terjadi karena
operatif atau prosedur restoratif yang suatu penyebab. Diskolorasi gigi bisa
kurang baik, adanya material yang bermacam-macam sesuai dengan
bersifat iritatif, fraktur pada enamel, etiologi, warna, lokasi, keparahan, dan
fraktur dentin, proses erosi, atrisi dan pelekatan pada struktur gigi. Diskolorasi
abrasi. Dari tubulus dentin inilah infeksi gigi diklasifikasikan menjadi diskolorasi
bakteri dapat mencapai jaringan pulpa ekstrinsik dan intrinsik. Diskolorasi
dan menyebabkan peradangan. intrinsik terjadi karena adanya material
Terbukanya pulpa disebabkan proses kromogenik pada email atau dentin yang
trauma, prosedur operatif dan yang masuk baik selama odontogenesis
paling umum adalah karena adanya ataupun setelah erupsi gigi. Diskolorasi
karies. Hal ini mengakibatkan mikroba intrinsik yang terjadi setelah erupsi gigi
atau bakteri mengiritasi jaringan pulpa disebabkan oleh nekrosis pulpa, trauma,
dan terjadi peradangan pada jaringan hiperkalsifikasi dentin, karies gigi,
pulpa.3 material tumpatan dan prosedur
Iritasi mekanis atau trauma pada perawatan gigi, penuaan, serta
gigi dapat menyebabkan obstruksi perubahan fungsional dan
pembuluh darah utama pada apeks dan parafungsional. Pada kasus ini,
mengakibatkan dilatasi pembuluh darah diskolorasi terjadi karena nekrosis
kapiler pada pulpa yang diikuti pulpa. Nekrosis pulpa biasanya terjadi
degenerasi kapiler edema pulpa. karena bakteri, iritasi mekanis atau
Kekurangan sirkulasi kolateral pada iritasi kimia pada pulpa. Produk nekrosis
pulpa menyebabkan terjadi iskemia pulpa ini masuk ke tubulus dentin dan
infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan diskolorasi.10
menyebabkan respon pulpa terhadap Terbentuknya lesi periapikal
inflamasi rendah. Hal ini terjadi akibat produksi respons inflamasi
memungkinkan bakteri pada daerah apikal gigi. Setelah pulpa
untuk penetrasi sampai ke pembuluh mengalami nekrosis, sistem saluran akar
darah kecil pada apeks. Semua proses menjadi tempat berkembangnya
kolonisasi mikroorganisme. Akibat
Andalas Dental Journal P a g e | 101

dekatnya hubungan fisiopatologis antara Cairan irigasi dan medikasi


pulpa dan periapikal, maka bakteri, intrakanal digunakan untuk membantu
jamur dan komponen sel memicu mengurangi mikroba yang terdapat pada
terjadinya proses inflamasi pada saluran akar. Pada kasus ini digunakan
jaringan periapikal. Proses inflamasi bahan irigasi NaOCL 2.5%. NaOCL
tersebut secara progresif mampu 2,5% merupakan bahan yang bersifat
mempengaruhi fenomena resorpsi. antimikroba, efektif untuk melarutkan
Sehingga, mekanisme inumopatologis jaringan pulpa, pemutih dan antiseptik
tersebut akan mengarah pada terjadinya yang kuat. Dalam perawatan endodontik
abses, granuloma atau kista periapikal.6 NaOCL umumnya digunakan
Oleh sebab itu, pasien dilakukan konsentrasi 0,5–5,25%. Konsentrasi
perawatan saluran akar guna NaOCL 2,5% efektif membunuh bakteri
menghilangkan lesi pada jaringan streptococcus mutans, prophyromonas
periapikal. Ada beberapa teknik gingivalis dan mikroorganisme lain yang
preparasi saluran akar diantaranya sulit dihilangkan dalam saluran akar.1,6
teknik standar (Standardized technique), Terdapat berbagai jenis
Teknik Step back (Step back technique = medikamen antar kunjungan pada
serial technique) dan Teknik Step down perawatan saluran akar, yang umum
(Step down technique = crown down).7 digunakan diantaranya ChKM
Teknik preparasi saluran akar yang (clorophenol kamfer menthol), TKF
digunakan pada kasus ini adalah teknik (trikresol formalin), dan calcium
step back, kelebihan teknik ini antara hydroxide (Ca(OH)2). Pada laporan
lain lebih efektif membersihkan saluran kasus ini, kalsium hidroksida digunakan
akar, mempermudah obturasi, pengisian sebagai medikasi intrakanal, dan telah
lebih padat karena spreader dapat memperlihatkan keberhasilannya yang
menjangkau sampai dekat dengan apeks mampu secara efektif menghilangkan
sehingga mengurangi kebocoran apikal. bakteri dari saluran akar. Kalsium
Kerugian teknik ini antara lain hidroksida memiliki durasi yang cukup
membutuhkan waktu yang agak lama, lama di banding medikamen lainnya
ukuran saluran akar hasil preparasi yaitu 7-14 hari.8 Kalsium hidroksida
biomekanik kecil pada aspek korona, digunakan dalam endodontik dalam
dan pada proses obturasi rentan bentuk pasta yang dapat dengan mudah
terjadinya gap baik vertikal maupun dimasukkan ke dalam saluran akar. Pasta
horizontal.2 tersebut merupakan zat alkali yang kuat,
yang memiliki pH sekitar 12,5 dalam
Andalas Dental Journal P a g e | 102

larutan air.6 Penggunaan kalsium kalsium hidroksida secara berkala


hidroksida selama hampir 6 bulan pada merupakan hal yang penting dilakukan
kasus ini memperlihatkan hasil yang guna mengurangi intensitas proses
baik. Seperti terlihat pada Gambar 3, inflamasi periapeks, dan juga karena
terlihat diameter lesi radiolusensi hampir kalsium hidroksida mudah diresorpsi
terlihat menghilang pada ujung akar. Hal secara progresif oleh cairan periapeks.6,9
ini sesuai dengan penelitian yang Kriteria keberhasilan perawatan
dilakukan oleh Caliskan dan Sen yang saluran akar menurut Quality Assurance
menyatakan bahwa penyembuhan Guidelines yang di keluarkan American
periapikal dengan menggunakan Association of Endodontics adalah gigi
kalsium hidroksida memakan waktu tidak peka terhadap perkusi dan palpasi,
berbulan-bulan dan penyembuhannya mobilitas normal, tidak ada sinus tract
memperlihatkan hasil yang baik, bahkan atau penyakit periodontium, gigi dapat
pada keadaan defek resorpsi periapikal. berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-
Mekanisme kerja kalsium hidroksida tanda infeksi atau pembengkakan, dan
masih bersifat spekulatif, namun tidak ada keluhan pasien yang tidak
diperkirakan akibat kemampuan menyenangkan. Beradasarkan gambaran
bahannya yang bersifat antiseptik, radiografis, suatu perawatan dianggap
antieksudatif dan mampu memicu berhasil bila ligament periodontium
mineralisasi. Kalsium hidroksida normal atau sedikit menebal (kurang
mempunyai aksi kerja melalui pelepasan dari 1 mm), radiolusensi di apeks hilang,
ion Ca²⁺ yang berperan dalam proses lamina dura normal, tidak ada resorbsi,
mineralisasi jaringan dan ion OH⁻ yang dan pengisian terbatas pada ruang
dapat memberikan efek antimikroba saluran akar, padat mencapai kurang
melalui peningkatan pH, sehingga lebih 1 mm dari apeks. Keberhasilan
terbentuk lingkungan alkalin yang tidak perawatan saluran akar dapat dilihat dari
sesuai untuk perkembangan beberapa faktor antara lain adanya lesi
mikroorganisme.8 Dengan pH basa dari periradikular sebelum dan sesudah
kalsium hidroksida maka aktivitas enzim perawatan, kualitas pengisian dan
osteoklas dapat dinetralisir, proses efektifitas penutupan bagian korona.12
resorpsi dapat dihambat dan dihentikan, Pada kasus ini, terlihat jelas perubahan
dan terjadi aktivitas osteoblas yang akan besar lesi periapikal pada saat pertama
menstimulasi penyembuhan jaringan kali dilakukan foto ronsen dan setelah
sehingga terjadi reposisi jaringan keras. dilakukan perawatan. Lesi periapikal
Penggantian medikasi intrakanal
Andalas Dental Journal P a g e | 103

pada gigi 47 sudah hilang sebelum gigi, maka onlay komposit indirek bisa
dilakukan obturasi. menjadi pilihan.
Gigi pasca perawatan endodontik Secara umum restorasi komposit
akan lebih rapuh (brittle) yang gigi dibagi menjadi dua golongan yaitu,
disebabkan karena kandungan air yang restorasi direk dan restorasi indirek.5
berkurang, adanya kavitas yang besar Restorasi ini masing masing memiliki
sehingga email tidak mendapat kelebihan dan kekurangan, pada
dukungan dentin, dan tidak terbentuknya restorasi komposit direk memiliki
lagi dentin sekunder serta akibat keuntungan, antara lain estetik baik,
pengambilan jaringan gigi pada saat pembuangan jaringan minimal,
dilakukan preparasi kamar pulpa dan preparasi lebih mudah, lebih ekonomois
saluran akar sehingga tekanan dari restorasi indirek, waktu lebih
fungsional pada tonjol akan singkat, sedangkan kekurangannya
menyebabkan terjadinya fraktur. adalah pengerutan akibat polimerisasi
Pertimbangan untuk mempertahankan dan keausan, untuk mengatasi
gigi sebagai unit fungsional dalam kekurangan komposit secara direk
jangka panjang harus memperhatikan dikembangkan restorasi komposit secara
jaringan gigi yang tersisa, posisi gigi, indirek.5
fungsi gigi, dan estetika. Kondisi Pada kasus ini, restorasi yang
jaringan periodonsium harus baik agar dibuat adalah onlay komposit indirek
dapat menentukan restorasi yang akan karena restorasi ini memiliki beberapa
dibuat.11 keuntungan, antara lain kemampuan
Restorasi akhir merupakan memperkuat struktur gigi yang tersisa,
bagian yang paling penting dari kunci dapat mengurangi shrinkage yang terjadi
keberhasilan perawatan endodontik. pada saat polimerisasi, dapat
Restorasi pasca endodontik membentuk kontur dan kontak yang
membutuhkan desain yang dapat lebih akurat, biokompatibel, keadaan
melindungi sisa jaringan gigi dari fisik lebih baik, tidak terkontaminasi
fraktur, mencegah terjadinya reinfeksi saliva pada saat pengerjaan serta mudah
melalui sistem saluran akar dan dikoreksi bila terjadi kerusakan.
menggantikan struktur gigi yang hilang. Sedangkan kerugiannya adalah, biaya
Bila beberapa tonjol gigi yang hilang dan waktu bertambah serta dibutuhkan
namun masih memiliki ketebalan keterampilan khusus dalam prosesnya di
struktur email dentin yang cukup dan laboratorium untuk mendapatkan
pasien menginginkan restorasi sewarna restorasi yang akurat.5
Andalas Dental Journal P a g e | 104

Indikasi onlay komposit indirek membantu untuk menghilangkan


adalah pada kavitas yang luas, estetik kemampuan bakteri bertahan di dalam
lebih baik, karena warna dapat saluran akar pada lesi periapikal yang
disesuaikan dengan gigi alami, sesuai luas sehingga dicapai keberhasilan
dengan keinginan pasien. Sedangkan perawatan endodontik.
kontra indikasinya adalah pasien tidak Keberhasilan perawatan dapat
boleh memiliki kebisaan parafungsi, mendukung pembuatan restorasi
ketidakmampuan menciptakan selanjutnya sehingga dapat
lingkungan yang kering, kesukaran mengembalikan fungsi gigi secara
mencapai daerah subgingiva yang optimal. Jaringan keras gigi yang masih
dalam.5 tersisa menjadi pertimbangan dalam
Pada kasus ini digunakan semen melakukan restorasi gigi. Untuk
berbahan dasar resin karena memperkuat struktur gigi yang tersisa
kemampuannya berikatan dengan setelah perawatan endodontik dipilih
struktur gigi maupun restorasi, memiliki restorasi onlay komposit indirek karena
ketahanan terhadap abrasi, memiliki dapat mengembalikan kekuatan, bentuk
solubilitas yang rendah dan sifat dan fungsi gigi, estetik serta
mekanis yang lebih baik. Semen resin memberikan kepuasan bagi pasien.
self adhesive dual cure merupakan
KEPUSTAKAAN
bahan yang direkomendasikan untuk
1. Ariani, R. and Hadriyanto, W.
penyemenan restorasi onlay indirek.
Perawatan Satu Kunjungan
Aplikasi semen dilakukan pada
Restorasi Pasak Fiber Reinforced
permukaan dalam onlay dan pada
Composite Pada Gigi Insisivus
kavitas.5
Atas. Majalah Kedokteran Gigi
SIMPULAN Indonesia. 2013; 20(1): 45-51.
Berdasarkan pembahasan, dapat 2. Triharsa, S. and Mulyawati, E.
disimpulkan bahwa penyembuhan lesi Perawatan Saluran Akar Satu
periapikal yang luas dicapai melalui Kunjungan Pada Pulpa Nekrosis
penggunaaan kalsium hidroksida. Disertai Restorasi Mahkota Jaket
Namun, tetap penting utuk dilakukan Porselin Fusi Metal dengan Pasak
observasi dan pengamatan lebih lanjut Fiber Reinforced Composit (Kasus
mengenai prognosis lesi periapikal. Gigi Insisivus Sentralis Kanan
Kalsium hidroksida sebagai medikamen Maksila). Majalah Kedokteran Gigi
intrakanal antar kunjungan dapat Indonesia. 2013; 20(1): 71-77.
Andalas Dental Journal P a g e | 105

3. Santoso, L. and Kristanti, Y. 8. Harty FJ. Endodonti klinis (terj). Ed


Perawatan saluran akar satu 3. Jakarta: Hipokrates; 1993: 137-
kunjungan gigi molar kedua kiri 138.
mandibula nekrosis pulpa dan lesi 9. Rosenstiel SF, Land MF &
periapikal. MKGK (Majalah Fujimoto J. Contemporary Fixed
Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Prosthodontic,3nd Ed. Mosby
Dental Journal) UGM. 2016; 2(2): Elsevier, St Louis. Missouri. 2001.
65-71. 10. Nofika, R. Apeksifikasi Dan
4. Raharjo, G. and Santosa, P. Intracoronal Bleaching Pada Gigi
Perawatan Saluran Akar Satu Insisivus Sentral Kanan Maksila.
Kunjungan disertai Restorasi Resin Cakradonya Dental Journal. 2018;
Komposit dengan Pasak Parallel 10(2): 113-120.
Self-Threading Gigi Molar Kedua 11. Mona, D. and Sukartini, E. Restorasi
Kanan Mandibula Pulpitis Pasak Fiber Dan Porcelain Fused To
Ireversibel. MKGK (Majalah Metal Pada Fraktur Gigi Insisif
Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Rahang Atas Pasca Perawatan
Dental Journal) UGM. 2015; 1(1): Endodontik. Andalas Dental
63-70. Journal. 2013; 1(1): 71-77.
5. Asmah, N. Restorasi onlay 12. Sisthaningsih, E. and Suprastiwi, E.
komposit indirek pada gigi molar Endodontic Retreatment (A Case
kedua rahang bawah kanan. MDJ Report). Journal of Dentistry
(Makassar Dental Journal). 2012; Indonesia. 2008; 13(1): 74-78.
1(6).
6. Aryanto, M., Perawatan Saluran
Akar Non Bedah Pada Gigi Anterior
Dengan Lesi Periapikal Yang
Meluas. Jurnal Ilmiah dan
Teknologi Kedokteran Gigi. 2018;
14(1): 16-19.
7. Rasinta, Taringan. Perawatan
Pulpa Gigi (Endodonti). Cetakan
ke1. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2002.

Anda mungkin juga menyukai