Disusun oleh :
Atika Putri Novianti (2018-1-6021)
Dosen Pembimbing:
drg. Mirza Aryanto, Sp.KG
LAPOR
AN
KASUS
ANAMNESA :
GAMBARAN RADIOLOGI:
Hasil foto rontgen menunjukkan keadaan normal.
Pasien kemudian dirujuk untuk melakukan foto
CBCT dan terlihat kalsifikasi pulpa hingga setengah
akar gigi.
PERTANYAAN KASUS
1. Apa diagnosis dan prognosis serta perawatan yang dapat dilakukan pada gigi tsb
2. Jelaskan apa itu CBCT dan bagaimana proses interpretasinya? Apa yang bisa dilihat dari gambaran
CBCT di atas?
4. Jelaskan mengapa obliterasi saluran akar dapat menyulitkan perawatan dan bagaimana cara
mengatasinya? Tuliskan dan jelaskan alat serta instrument yang dapat membantu perawatan tsb!
PENDAHULUAN
SUMBER :
• Usman S, Nugroho JJ. Diagnosis dan Perawatan Saluran Akar pada Gigi yang Mengalami Obliterasi. Makassar Dent J. 2015: 4(3); 103-106
• Yudistian, Ima. Perawatan Obstruksi Saluran Akar Menggunakan Edta pada Gigi Paska Restorasi Amalgam. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Mahasaraswati. 2018: 3(2); 70-73
• De Toubes, KMS, dkk. Clinical Approach to Pulp Canal Obliteration: A Case Series. Iranian Endodontic Journal. 2017: 12(4); 527-533
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala sisa dari trauma pada gigi berkembang pada gigi yang mengalami
benturan keras / cidera subluksasi
SUMBER :
• Yudistian, Ima. Perawatan Obstruksi Saluran Akar Menggunakan Edta pada Gigi Paska Restorasi Amalgam. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati. 2018: 3(2); 70-73
• De Toubes, KMS, dkk. Clinical Approach to Pulp Canal Obliteration: A Case Series. Iranian Endodontic Journal. 2017: 12(4); 527-533
• McCabe PS, Dummer PMH. Pulp canal obliteration: an endodontic diagnosis and treatment challenge. International Endodontic Journal. 2012: 43(31); 177-197
• Sardhara Y, Dhanak M, Parmer G. Management of Maxillary Central Incisor with Calcified Canal: Case Report. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. 2016; 15(1): 24-27
ETIOLOGI
SUMBER
• McCabe PS, Dummer PMH. Pulp canal obliteration: an endodontic diagnosis and treatment challenge. International Endodontic Journal. 2012: 43(31); 177-197
• Thomas B, Chandak M, Patidar A, Deosarkar B, Kothari H. Calcified Canals – A Review. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. 2014; 13(5): 38-43
ETIOLOGI
SUMBER :
• Usman S, Nugroho JJ. Diagnosis dan Perawatan Saluran Akar pada Gigi yang Mengalami Obliterasi. Makassar Dent J. 2015: 4(3); 103-106
• Yudistian, Ima. Perawatan Obstruksi Saluran Akar Menggunakan Edta pada Gigi Paska Restorasi Amalgam. Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Mahasaraswati. 2018: 3(2); 70-73
KLASIFIKASI
Usman dalam ulasannya mensitasi pernyataan Menurut Kronfeld dan Boyle : terdapat dua tipe
kalsifikasi pada pulpa yaitu tipe diffuse dan linear, yang biasanya ditemukan pada regio mahkota yang
sering disebut pulp stone atau dentikel. Dentikel dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur, yaitu
true dan false denticle.
Oginni :
52 % Tidak mengalami gejala setelah pemeriksaan ulang
21% Gejala ringan pada pemeriksaan lebih lanjut, tapi tidak indikasi untuk dirawat
Perubahan Warna kuning atau abu-abu menurunnya translusensi dentin yang lebih tebal
di bawah email
Gambaran radiografi Tidak tampak ruang pulpa tetapi tidak berarti saluran akar tidak ada.
Jaringan dan ruang pulpa ada, tetapi secara radiograf tidak nampak jelas
SUMBER:
• Yudistian, Ima. Perawatan Obstruksi Saluran Akar Menggunakan Edta pada Gigi Paska Restorasi Amalgam. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati. 2018: 3(2); 70-73
• De Toubes, KMS, dkk. Clinical Approach to Pulp Canal Obliteration: A Case Series. Iranian Endodontic Journal. 2017: 12(4); 527-533
PERAWATAN
1) Vital bleaching
2) Perawatan saluran akar dilanjutkan
internal bleaching
3) Internal dan eksternal bleaching tanpa
perawatan saluran
4) Restorasi jenis ekstrakoronal
5) Pertimbangan bedah
SUMBER:
Usman S, Nugroho JJ. Diagnosis dan Perawatan Saluran Akar pada Gigi yang Mengalami Obliterasi. Makassar Dent J. 2015: 4(3); 103-106
Lise DP, Gutie ́rrez C, da Rosa TP, Vieira LCC. Bleaching Options for Pulp- Calcified Teeth: Case History Reports. Operative Dentistry. 2014; 39(6): 572-
577
DISKUSI
LAPORAN
KASUS
SUMBER:
• Thomas B, Chandak M, Patidar A, Deosarkar B, Kothari H. Calcified Canals – A Review. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. 2014; 13(5): 38-43
• Grossman LI. 2013. Ilmu Endodoontik dalam Praktek edisi 11. EGC. Jakarta: 81-83
DIAGRAM PILIHAN PERAWATAN
OBLITERASI PULPA
SUMBER:
McCabe PS, Dummer PMH. Pulp canal obliteration: an endodontic diagnosis and treatment challenge. International Endodontic Journal. 2012: 43(31); 177-197
PEMERIKSAAN PENUNJANG (CBCT)
SUMBER:
• Indias RN, Shantiningsih RR Widyaningrum R, Mudjosemedi M. Perbandingan Hasil Pengukuran pada Citra Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dengan Objek Sesungguhnya. Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia. 2017; 3(3): 146-152
• Kurniati N, Azhari. Evaluasi Diagnostik Lesi Endo-Perio yang Menetap Setelah Perawatan Endodontik Menggunakan Radiografi Periapikal dan CBCT. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi
FKG UPDM (B). 2019; 15(1): 6-11
SUMBER:
Venkatesh E, Elluru SV. Cone Beam Computed Tomography: Basic and Aplication in Dentistry. J Istanbul Univ Fac Dent. 2017; 51(3): 102-121
PROSES HINGGA DAPAT DILAKUKAN
INTERPRETASI
Kemudian cone beam sekali berputar 200 Proses pengambilan gambar (+/-)600 gambar 2D. Di
(180-360) derajat untuk menghasilkan satu dalam bidang radiologi intervensional pasien diletakkan
set data volumetric. pada sebuah meja dalam posisi seimbang (sentris).
Gambar yang dihasilkan dikumpulkan oleh perangkat lunak pemindai (scanner software) direkonstruksi
(diolah) “digital volume” tersusun atas voxel (sel berbentuk kotak) 3D yang membentuk data anatomi yang
bisa diolah maupun ditampilkan dengan menggunakan perangkat lunak tertentu.
SUMBER:
• Handoko SA. Laporan Kasus: Keuntungan Praktis Penggunaan CBCT pada Perawatan Bedah Impaksi Gigi Molar Ketiga Bawah. Universitas Udayana.
2018: 14-16
• Venkatesh E, Elluru SV. Cone Beam Computed Tomography: Basic and Aplication in Dentistry. J Istanbul Univ Fac Dent. 2017; 51(3): 102-121
SUMBER:
Handoko SA. Laporan Kasus: Keuntungan Praktis Penggunaan CBCT pada Perawatan Bedah Impaksi Gigi Molar Ketiga Bawah.
Universitas Udayana. 2018: 14-16
Gambaran CBCT Obliterasi
Pulpa
SUMBER:
De Toubes, KMS, dkk. Clinical Approach to Pulp Canal Obliteration: A Case Series. Iranian Endodontic Journal. 2017: 12(4); 527-533
PERAWATAN DENGAN INTERNAL BLEACHING
Diansari, dkk mensitasi pernyataan Aschheim dan Dale (2001) dan Sturdevant (2017)
indikasi dari internal bleaching adalah gigi non vital yang telah dirawat endodontik.
Pengisian saluran akar harus benar-benar padat dan kedap, bagian orifis saluran akar
harus dibuatkan barrier dari Glass Ionomer Cement setebal 2 mm menghindari
penetrasi bahan bleaching ke jaringan periapikal gigi kerusakan pada daerah
periapikal
SUMBER:
Wiryo D, Retnowati E, Halim HS. Kombinasi Pemutihan Intrakoronal dan Ektrakoronal pada Gigi Insisivus Pertama Kiri Maksila Akibat
Diskolorasi Intrinsik. MIKGI Edisi Khusu. 2011; 0215(8871): 33-41
PERAWATAN DENGAN INTERNAL BLEACHING
SUMBER:
Wiryo D, Retnowati E, Halim HS. Kombinasi Pemutihan Intrakoronal dan Ektrakoronal pada Gigi Insisivus Pertama Kiri Maksila Akibat
Diskolorasi Intrinsik. MIKGI Edisi Khusu. 2011; 0215(8871): 33-41
Prosedur Bleaching Internal
A. Persiapan umum yang dilakukan: preparasi tumpatan pada gigi yang telah di PSA
SUMBER:
R. Nageswar Rao. 2009. Advanced Endodontics. 1st Ed. Jaypee. Panama: 319-323
Prosedur Bleaching Internal
1. Prosedur ini diperkenalkan pertama kali oleh Nutting dan Poe pada tahun 1963.
2. Prosedur ini terdiri dari pengisian kamar pulpa yang telah terlebih dahulu sudah dipreparasi dengan
pasta yang mengandung 35% H2O2 dan sodium perborat (keduanya dapat memberikan efek yang
sinergis).
3. Sodium perborat adalah bubuk berwarna putih yang terurai menjadi natrium metaborate dan H2O2
yang dapat melepaskan oksigen. Ketika dicampur menjadi pasta dengan Superoxol, pasta ini dapat
4. Ketika pasta sudah ditutup didalam ruang pulpa, maka bahan tersebut akan mengalami oksidasi dan
secara perlahan meyebabkan perubahan warna pada gigi yang mengalami diskolorasi, dan proses
oksidasi tersebut akan terus berlanjut dalam jangka waktu yang cukup lama.
SUMBER:
R. Nageswar Rao. 2009. Advanced Endodontics. 1st Ed. Jaypee. Panama: 319-323
Prosedur Bleaching Internal
5. Kemudian letakkan sebagian kecil kapas dari gulungan kapas kemudian diletakkan di atas pasta lalu
kavitas ditutup dengan semen polikarboksilat lalu ditekan sampai semen mengeras (set).
6. Hasil bleaching yang maksimal akan dicapai setelah 24 jam setelah perawatan
8. Jika hasil pemeriksaan menggunakan shade guide dirasa masih belum memuaskan, maka prosedur harus
SUMBER:
R. Nageswar Rao. 2009. Advanced Endodontics. 1st Ed. Jaypee. Panama: 319-323
Prosedur Bleaching Internal
Pasien diinstruksikan
untuk kembali dalam 3-7
hari kemudian.
SUMBER:
R. Nageswar Rao. 2009. Advanced Endodontics. 1st Ed. Jaypee. Panama: 319-323
Prosedur Bleaching Internal
1. Inside-Outside Bleaching
2. In Office Power Bleaching
3. White Strips
4. Bleaching Light
SUMBER:
R. Nageswar Rao. 2009. Advanced Endodontics. 1st Ed. Jaypee. Panama: 319-323
KESULITAN PSA PADA GIGI DENGAN
OBLITERASI PULPA
Cvek, dkk pada tahun 1982 Perawatan terhadap 54 gigi seri dengan obliterasi pulpa
Saluran akar memungkinkan untuk ditemukan dan dirawat
Namun, perawatannya rumit Komplikasi teknis : perforasi akar atau fraktur instrument (tidak
ditemukan).
Saat prep. akses dengan sudut 45 derajat terhadap sumbu gigi, pada kedalaman 3-4 mm akan ada sensasi
”jeblos” (tembus kamar pulpa).
Pada keadaan obliturasi tidak dapat dirasakan sensasi telah masuk kamar pulpa perforasi, jika sudut
preparasi tidak di sejajarkan dengan sumbu panjang gigi setelah mencapai kedalam 3-4 mm.
CEJ patokan ruang pulpa
SUMBER:
Rovani CA, Tahir B. Bleaching Internal Gigi Insisivus yang Mengalami Obliterasi Akibat Trauma: Laporan Kasus. Prosiding Seminar
Ilmiah Nasional IKORGI III. 2018; 5(3): 379-382
Alat atau instrument yang mempermudah
prosedur perawatan
• K-file C+ #6 + aplikasi pasta EDTA + irigasi menggunakan liquid EDTA penjajakan saluran akar
• File ukuran 8 dan 10 K-file dengan tekanan vertikal yang minimal dan penggantian instrument secara
regular.
• Berbagai bur dan tip ultrasonic (khusus) menemukan serta menjangkau ruang pulpa yang
mengalami obliterasi
SUMBER:
• Usman S, Nugroho JJ. Diagnosis dan Perawatan Saluran Akar pada Gigi yang Mengalami Obliterasi. Makassar Dent J. 2015: 4(3); 103-106
• McCabe PS, Dummer PMH. Pulp canal obliteration: an endodontic diagnosis and treatment challenge. International Endodontic Journal. 2012: 43(31); 177-197
• Yudistian, Ima. Perawatan Obstruksi Saluran Akar Menggunakan Edta pada Gigi Paska Restorasi Amalgam. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati. 2018: 3(2); 70-73
KESIMPULAN
Bleaching internal dapat dengan teknik walking bleach atau thermokatalitik setelah PSA berjalan
dengan baik dan tidak ada keluhan
THANKYOU