Anda di halaman 1dari 37

FAKTOR GENETIK YANG

DIHUBUNGKAN DENGAN
PENYAKIT PERIODONTAL
Kelompok 1

Nama kelompok

Rizki Hadi

I1D11002

Zuhda Febrina Ramadhani I1D11003

M. Yoga Arie Yunanto I1D11004

Nadya Pramasanti

I1D11005

Rizki Yulita Rahmah

I1D11006

Ahmad Fadhilah

I1D11007

Haluanry Doane Santoso

Nida Amalia

I1D11009

Basuni

I1D11010

M. Fauzan Anshary

I1D11008

I1D11013

Daftar Isi
1.

Definisi Penyakit Periodontal dan Kelainan Genetik

2.

Epidemiologi Penyakit Periodontal

3.

Macam-macam Penyakit Periodontal

4.

Kaitan faktor genetik terhadap penyakit


periodontal

5.

Pemeriksaan Penunjang

6.

Tatalaksana

Definisi Penyakit
Periodontal

Istilah penyakit periodontal digunakan untuk


menggambarkan suatu kelompok atau kondisi yang
dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan
jaringan penyangga gigi ( misalnya gingiva, ligamen
periodontal, sementum akar, dan tulang alveolar ).

Kelainan genetikadalahkeadaan yang disebabkan


oleh kelainan padagen ataukromosom, terutama
kondisi yang sudah terlihat sebelum kelahiran.
(Hatta, 2011)

Epidemiologi
Berdasarkan umur skor penyakit
periodontal
Pada usia 45-65 tahun (18,75%)
Pada usia 25-34 tahun (6,12%)

(Pintauli, 2008)

Macam Macam Penyakit Periodontal

Gingivitis adalah suatu proses peradangan yang terbatas pada gingiva


( tidak ada kehilangan perlekatan ).

Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi


yang disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu

Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis(ANUG) merupakan keadaan ynag


ditandai dengan timbulnya ulserasi yang cepat dan terasa sakit pada
tepi gingiva dan papila interdental disertai halitosis

Nekrosis UlserasiPeriodontitis(NUP) merupakan lanjutan dari nekrosis


ulserasi gingivitis (NUG) pada stukturperiodontal, yang ditandai dengan
kerusakan destruktif pada jaringan periodonsium

(Lewis & Lamey , 1998)

Kaitan faktor genetik terhadap


penyakit periodontal
Ada sejumlah penyakit genetik yang meningkatkan kerentanan
terhadap kerusakan periodontal antara lain:
1.

Diabetes Melitus

2.

Leukimia

3.

Sindroma Down

4.

Sindroma Chediak-Higashi

5.

Sindroma Papillon-Lefevre

6.

Neutropenia siklik

7.

Ehlers-Danlos Syndrome

1. Diabetes Mellitus

DM merupakan salah satu penyakit sistemik yg mengakibatkan


penyakit periodontal.

Di duga DM khususnya tipe 1 berhubungan degan aktivasi HLA


terutama DR3 dan DR4 menyebabkan autoantibodi
destruksi sel-sel pulau langerhans kegagalan fungsi sel B
pankreas sekresi insulin menurun hingga hilang DM tipe 1

Adanya penyakit diabetes mellitus dapat mengakibatkan


meningkatnya karies gigi dan memperberat gingivitis maupun
penyakit periodontal.
(Henny, 2009)

Patofisiologi penyakit perio akibat DM

kadar glukosa dlm darah &


cairan gingival
Merubah lingkungan
mikrofloral
Menginduksi perubahan
bakteri
Perubahan tsb mengarah
pada penyakit periodontal

Hiperglikemia pd psien
DM
aktivitas kolagenase

sintesis kolagen
Enzim kolagenase
menguraikan kolagen
Jaringan periodontal rusak

Praptiwi, 2006

Gigi goyang

2. Leukimia

Pada

Praptiwi, 2006

leukemia

menginfiltrasi
menyebab

akut

gingival.

terjadinya

sel-sel
Keadaan

leukemia
ini

pembesaran

bisa

gingival

(Leukemic Gingival Enlargement).

Contoh

kelainan

genetik

terjadi

pada

Myelogenous Kronis Leukimia, terdapat kelainan


pada kromosom 22.

Infiltrasi yang banyak dari sel-sel leukemik yang


tidak matang disamping sel-sel inflamasi yang

3. Sindrom Down

Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala akibat dari


abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil
memisahkan diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47
kromosom.

Sebanyak 90-96% penderita sindroma down akan mengalami penyakit


periodontal yang disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik.

Mekanisme ini diperkirakan karena perubahan flora normal pada


mulut, dengan frekuensi Actinobacillus actinomycetemcomitansi
yang lebih tinggi. Gigi yang tumpang tindih, kurangnya kebersihan
gigi, dan defisiensi sistem imun juga berpengaruh.

(Sudiono, 2009)

Adapun kelainan periodontal yang


ditemukan seperti :

gingivitis marginalis
ANUG
periodontitis agresif
resesi gusi
pembentukan poket
mobilitas gigi anterior dan posterior sampai
kehilangan gigi yang diakibatkan akumulasi
plak.
(Sudiono, 2009)

4. Sindroma Chediak-Higashi

Chediak-Higashi sindrom (CHS) adalah


kondisi imunodefisiensi autosomal resesif
yang langka.Pasien dengan CHS rentan
terhadap periodontitis parah terutama
terhadap bakteri gram positif, gram
negatif dan jamur, dengan S. aureus yang
paling sering di jumpai.
(Picard, 2008)

Patofisiologi

Chediak-Higashi sindrom disebabkan oleh mutasi pada gen


LYST Gen ini menyediakan instruksi untuk memproduksi
protein yang penting dalam pembuatan lisosom - Lisosom
bertindak sebagai pusat daur ulang dalam sel -Mereka
menggunakan enzim pencernaan untuk memecah zat beracun,
mencerna bakteri yang menyerang sel, dan mendaur ulang
usang komponen sel mekanisme fagositosis di daerah
periodontal terganggu - menyebabkan kerentanan terhadap
infeksi penyakit periodontal (periodontitis yang parah)

(Picard, 2008)

5. Sindroma Papillon-Lefevre

Papillon-Lefevresyndrome (PLS) merupakan kondisi genetik autosomal


resesif yang sangat langka yang berhubungan dengan periodontitis
yang sangat merusak dan berkembang sangat cepat. Biasa terjadi
pada anak usia 1-4 tahun dengan prevalensi 1-4 per juta populasi.

Etiologinya belum diketahui namun ada 3 kemungkinan kondisi yang


dapat menyebabkan sindroma ini:

1.

Menurunya fungsi kemotaksis neutrofil, fagositosis dan aktivitas


bakterisid

2.

kehadiran virulen gram negatif anaerob patogen (Actinobacillus


actnomycetemocomitans) dalam plak periodontal

3.

Cacat mekanisme kekebalan-mediated termasuk penurunan respon


limfosit terhadap patogen,

(Cury., et al, 2002)

patofisiologi

Mutasi gen Cathepsin C pada kromosom 11


yang bertanggung jawab untuk pengkodean
lisosomal protease penurunan fungsi
limfosit, neutrofildan monosit jaringan
periodonsium rentan terhadap bakteri
terjadi periodontitis yang parah disertai
kerusakan tulang alveolar.
(Cury., et al,
2002)

Pada sindrom ini kerusakan jaringan periodontal


terjadi pada gigi susu dan terutama pertama kali
terlihat sesudah erupsi gigi molar ke 2

Gusi bengkak

Halitosis

Kehilangan dini dari gigi-geligi sehingga semua gigi


tanggal pada usia 4 tahun

Periodontitis agresif
(Cury., et al,
2002)

6.Neutropenia siklik

Neutropenia siklik adalah kelainan genetik autosomal


dominan ditandai dengan reduksi siklik yang drastis dari
jumlah neutrofil sirkulasi yang menyebabkan terjadinya
infeksi periodontal piogenik yang recurent. Biasanya rekurensi
neutropenia antara 14 35 hari dan prevalensinya sekitar 1
2 per juta orang. Cendrung ringan dan tidak berbahaya.
Manifestasi intraoral dapat berupa gingivostomatitis dan
periodontitis disertai kerusakan tulang alveolar dan mobilitas
gigi.
(Armistead, 2010)

patogenesis

gangguan intrinsik sel progenitor sumsum tulang mutasi pada gen pengkodean elastase neutrofil
(ELA2)- penurunan produksi neutrofil dan monosit
oleh sum-sum tulang belakang jaringan
periodontal rentan terhadap bakteri gram negatif
aerobik (misalnyaEscherichia coli,
Klebsiellaspesies,Pseudomonas aeruginosa) mudah terjadi penyakit periodontal
(Armistead, 2010)

7. Ehlers-Danlos Syndrome

Ehlers-Danlos Syndrome merupakan suatu penyakit


herediter yang jarang terjadi pada jaringan ikat (connective
tissue) dan memiliki manifestasi pada rongga mulut.
Kelainan ini mempengaruhi jaringan ikat,terutama
kulit,sendi dan pembuluh darah. Prevalensi kondisi tersebut
bervariasi antara 1:10,000 dan 1:150,000

Manifestasi dirongga mulut juga banyak terjadi, seperti


pada jaringan periodontal, yaitu : periodontitis, fibrinoid
depositis, perdarahan, ulserasi mukosa, dan mobiliti gigi.
(Utami, 2009)

patogenesis

mutasi dari gen ADAMTS2 - merubah


struktur, produksi, atau proses dari
kolagen atau protein yang berinteraksi
dengan kolagen - Kerusakan dari kolagen
dapat melemahkan connective tissue
pada kulit, tulang, pembuluh darah dan
organ rentan terhadap infeksi
mikroorganisme

(Utami, 2009)

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah lengkap

Radiologi panoramik

Tes biokimia ELISA (Enzyme-linked


immunosorbent assay)

Pemeriksaan PCR untuk pemeriksaan DNA


dalam kelainan genetik.

(Hatta, 2007)

Tatalaksana Penyakit
Periodontal

Menurut Glickman ada empat tahap


yang dilakukan dalam merawat penyakit
periodontal yaitu :
1. tahap jaringan lunak
2. tahap fungsional
3. tahap sistemik
4. tahap pemeliharaan

Praptiwi, 2006

1. Tahap jaringan lunak


Pada tahap ini dilakukan tindakan untuk meredakan inflamasi
gingiva, menghilangkan saku periodontal dan faktor-faktor
penyebabnya. Disamping itu juga untuk mempertahankan
kontur gingiva dan hubungan mukogingiva yang baik.
Pemeliharaan kesehatan jaringan periodontal dapat dilakukan
dengan penambalan lesi karies, koreksi tepi tambalan
proksimal yang cacat dan memelihara jalur ekskursi
makanan yang baik.

Praptiwi, 2006

2. Tahap fungsional
Hubungan oklusal yang optimal adalah hubungan oklusal
yang memberikan stimulasi fungsional yang baik untuk
memelihara kesehatan jaringan periodontal. Untuk
mencapai hubungan oklusal yang optimal, usaha yang
perlu dan dapat dilakukan adalah :
occlusal adjustment, pembuatan gigi palsu, perawatan
ortodonti, splinting (bila terdapat gigi yang mobiliti) dan
koreksi kebiasaan jelek (misal bruksim atau clenching).
Praptiwi, 2006

3. Tahap sistemik
Kondisi sistemik memerlukan perhatian khusus pada
pelaksanaan perawatan penyakit periodontal, karena
kondisi sistemik dapat mempengaruhi respon jaringan
terhadap perawatan atau mengganggu pemeliharaan
kesehatan jaringan setelah perawatan selesai.
Masalah sistemik memerlukan kerja sama dengan dokter
yang biasa merawat pasien atau merujuk ke dokter
spesialis.
Praptiwi, 2006

4. Tahap pemeliharaan
Prosedur yang diperlukan untuk
pemeliharaan kesehatan periodontal yang
telah sembuh yaitu dengan memberikan
instruksi higine mulut (kontrol plak),
kunjungan berkala ke dokter gigi untuk
memeriksa tambalan, karies baru atau faktor
penyebab penyakit lainnya.
Praptiwi, 2006

Dapus

Hatta, M. 2011. Penyakit Periodontal Dan Hubungannya Dengan


Aterosklerosis. Makassar : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin.

Pintauli, Sondang. Hamada, Taizo. Fairway to oral health in


general practice. Medan: USU press, 2008: 1-2, 25-37

Praptiwi. Diabetes Melitus dan Kerusakan Jaringan Periodontal. J


PDGI 2006; 56(3): 148.

Picard., et al. Commonly associated with periodontitis


Chediak-Higashi syndrome.Paris. Perancis: NCBI. 2008

Cury VF, Costa JE, Gomez RS, Boson WL, Loures CG, De ML. A
novel mutation of the cathepsin C gene in Papillon-Lefvre
syndrome. J Periodontol. 2002 Mar;73(3):307-12.

Armistead PM, E Wieder, Akande O, dkk.


Neutropenia siklik yang terkait dengan kekebalan sel T untuk protease granulosit dan m
utasi de novo ganda di GFI1, regulator transkripsi dari ELANE.
Br J Haematol 2010; 150:716.

Utami, Kartika. Gambaran Radiografi Ehlers-Danlos Syndrome Padaz Rongga Mulut.


Medan. Indonesia. USU. 2009

Mochammad Hatta and Henk L Smits. 2007. Detection of Salmonella typhi by nested
Polymerase Chain Reaction in blood, urine and stool samples. American J. Tropical
Medicine Hygiene. 76 ; 139-143.

Daliemunthe, Saidina Hamzah. 2001. Periodonsia Edisi Revisi 2008. Medan.

Genco RJ, Loe H. The role of systemic conditions and disorders in periodontal diseases.
Periodontology 2000 1993,(2):98-116.

Daliemunthe SH. Hubungan Timbal Balik Antara Periodontitis dengan Diabetes Melitus.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai