Anda di halaman 1dari 16

Oleh : Kelompok II

Periodontitis Kronis adalah penyakit peradangan pada jaringan


periodontal yang disebabkan terutama oleh bakteri spesifik
pada subgingiva, yang dapat menimbulkan respon inflamasi
gingiva, dan berlanjut ke struktur jaringan penyangga gigi
yaitu sementum,ligamentum periodontal dan tulang alveolar.
Keadaan ini mengakibatkan hilangnya perlekatan gingiva dan
terjadinya kerusakan tulang alveolar lebih dalam,
pembentukan poket periodontal, migrasi patologis yang
menimbulkan diastem dan kegoyangan gigi yang dapat
berakibat tanggalnya gigi
 Faktor etiologiprimer.
 Plak
Akumulasi plak pada permukaan gigi dan gingiva di bagian dentogingival junction
diperkirakan menjadi agen inisiasi utama dalam etiologi periodontitis
kronis. Kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang dipengaruhi oleh meningkatnya pro
porsi organisme gramnegatif pada biofilm plak subgingiva yang sangat patogen dan
virulen. Terdapat beberapa jenis bakteri yang disebut “red complex” yang paling
berpengaruh dalam kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang dalam periodontitis
kronis, yaitu Bacteroides gingivalis, Bacteroides forsythus, dan Treponema denticola.
 Faktor etiologi sekunder/faktorpredisposisi.
 Kalkulus
 TepiRestorasi
 Kontur Restorasi
 PirantiOrtodonti
 Bernapasdari mulut
 Penggunaantembakau
Periodontitis kronis bisa terjadi akibat adanya perubahan keseimbangan antara
bakteri dengan respons host pada lesi gingivitis kronis. Hal yang bisa menyebabkan
perubahan keseimbangan tersebut misalnya berupa munculnya mikroflora yang
lebih patogenik atau adanya kerusakan pada respons pertahanan tubuh host (stress,
fungsi imun terganggu, merokok). Kerusakan jaringan periodontal akibat
periodontitis bisa disebabkan karena kerusakan langsung akibat toksin yang
diproduksi bakteri pada plak gigi, namun utamanya kerusakan disebabkan oleh
respons inflamasi lokal dan aktivitas mediator inflamasi.
Periodontits kronis bisa dikategorikan menurut luas dan keparahan.Luas adalah jumlah daerah
yang terlibat dan boleh dikatakan sebagai lokalisata atau generalisata.

Jika lokalisata ≤ 30% daerah yang terpengaruh

Jika generalisata > 30% daerah yang terpengaruh

Keparahan bisa dikatakan untuk keseluruhan gigi atau satu satu gigi dan daerah.Sebagai suatu
panduan umum. Tingkat keparahan bisa dikategorikan berbasiskan jumlah kehilangan
perlekatan klinis (Clinical Attachment Loss CAL) sebagai berikut:

Sedikit = 1 hingga 2 mm CAL

Sedang = 3 hingga 4 mm CAL

Parah = ≥ 5 mm CAL
Jumlah kerusakan adalah
konsisten dengan kehadiran
faktor lokal. Kareteristik klinis
pada pasien dengan
periodontitis kronis termasuk
akumulasi plak supragingiva
dan subgingiva yang sering
dikaitkan dengan formasi
kalkulus subgingiva.

Gambar 1 : Akumulasi plak dan kalkulus


Inflamasi gingival : Gingiva
biasanya sedikit bengkak hingga
menengah dan memperlihatkan
perubahan warna berkisar dari
merah ke warna merah kebiruan.
Kehilangan stippling pada
gingival dan perubahan
permukaan topografi mungkin
termasuk margin gingival yang
kasar atau margin gingival yang
tergulung dan papilla yang rata
atau berkawah. Perdarahan
gingival yang spontan atau respon
terhadap prob adalah sering dan
Gambar 2 : Inflamasi pada gingival inflamasi yang terkait eksudat dari
cairan krevikular.
Pembentukan poket periodontal
: Kedalaman poket periodontal
bervariasi dan pus dari poket
dapat ditemui.

Gambar 3: Pembentukan poket Periodontal


Kehilangan perlekatan periodontal :
Periodontits kronis dengan
kehilangan jaringan pendukung
yang sedikit hingga sedang dapat
jadi lokalisata atau generlisata.

Gambar 4 : Kehilangan Perlekatan


 Kehilangan tulang alveolar : resorpsi tulang alveolar dalam keadaan

horizontal dan vertikal bisa dilihat. Ada variasi yang boleh dipertimbangkan

bagi kedua keadaan,pola dan jumlah resorpsi tulang alveolar.

 Mobiliti : mobiliti gigi biasanya dilihat pada kasus lanjutan apabila terjadi

kehilangan tulang.

 Periodontitis tipe ini boleh dikaitkan dengan faktor predisposisi lokal

(faktor iatrogenik)

 Bisa dimodifikasi oleh atau dengan penyakit sistemik (contoh : diabetes

mellitus dan HIV); dapat dimodifikasi oleh faktor lain selain penyakit

sistemik seperti merokok dan stres secara emosional.

 Perkembangan dari perlahan ke sedang tetapi akan terjadi progress yang

cepat juga.
Pemeriksaan radiografi adalah bagian yang penting dalam diagnosa periodontal dan dengan
beberapa limitasi memberi bukti tinggi tulang alveolar,luas permukaan tulang yang rusak dan
kepadatan cancellous trabeculation pola kehilangan tulang yang bervariasi bisa dilihat pada pasien
dengan kasus peridontitis kronis. Dalam periodontitis marginal,kerusakan tulang pertama
dinidkasi dengan kehilangan kepadatan margin yang menggambarkan processus alveolar adalah
sehat.Semakin menurun kepadatan tulang, margin tulang menjadi radiolusen dan tidak jelas.
Dengan resorpsi tulang yang berterusan,tinggi tulang alveolar menurun.

Periodontitis kronis didiagnosa dengan :

- Perubahan inflamasi kronis pada gingival

- Kehadiran poket periodontitis

- Kehilangan perlekatan

- Kehilangan tulang alveolar


Gambar 5 :Kehilangan Tulang Lokalisata Pada Periodontitis Kronis Lokalisata
Gambar 6: Kehilangan Tulang Generalisata Pada Periodontitis
Kronis Generalisata
Riwayat periodontitis:menempatkan pasien pada risiko yang Usia : Efek kumulatif dari penyakit selama seumur hidup seperti

lebih tinggi untuk kehilangan perlekatan dan tulang yang lebih deposit plak dan kalkulus dan peningkatan jumlah daerah yang

lanjut. Ini berarti bahwa pasien dengan saku dan kehilangan menjadi tempat penyembunyian deposit tersebut dan juga

perlekatan dan kehilangan tulang akan terus kehilangan kehilangan perlekatan dan tulang meningkatkan prevalasi penyakit

dukungan periodontal jika tidak berhasil diobati. pada orang tua.

Faktor risiko bakteri : akumulasi plak pada permukaan gigi dan Merokok: Resiko perkembangan penyakit meningkat & respon

gingival pada batas dentogingiva dianggap sebagai agen utama terhadap terapi periodontal terganggu.

dalam etiologi periodontitis kronis. Biofilm mikrobial dengan Stres : stres dan kondisi psikosomatik lainnya mungkin memiliki efek
komposisi tertentu akan menginisiasi periodontitis kronis pada anti-inflamasi langsung dan / atau efek anti-imun dan / atau efek
beberapa individu dimana respon host dan faktor resiko kumulatif yang dimediasi perilaku pada pertahanan tubuh.
yang cenderung kepada destruksi periodontal daripada
Genetik : Telah difokuskan pada polimorfisme yang berkaitan
gingivitis.
dengan gen yang terlibat pada produksi sitokin. Polimorfisme
Faktor sistemik : Mempengaruhi keefektifan respon host, kadar tersebut telah dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk
destruksi periodontal mungkin meningkat secara signifikan. Diabetes
periodontitis kronis tetapi temuan ini masih harus dilanjutkan
adalah suatu kondisi sistemik yang meningkatkan keparahan dan penelitian.
perluasan penyakit periodontal.

Anda mungkin juga menyukai