Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN

PERAWATAN ORTODONTI

Indah Nur Evi,drg.,Sp.Ort.


 Perencanaan perawatan ortodonti membutuhkan
penguasaan berbagai pengetahuan, antara lain :
 Pertumbuhkembangan dentomaksilofasial
 Estetikdentofasial
 Diagnosis maloklusi

 Etiologi

 Peranti ortodonti

 Perubahan jaringan pada pergerakan gigi

 Retensi dan relaps.


Tujuan Perawatan Ortodonti
 Mendapatkan Kesehatan gigi dan mulut
 Mendapatkan estetik muka dan geligi
 Fungsi kunyah dan bicara yang baik
 Stabilitas hasil perawatan
Problema yang ada yg perlu
diperhatikan
 Keinginan pasien
 Wajah pasien
 Susunan dan simetri gigi dalam rahang
 Relasi gigi dan rahang
Prinsip dasar perencanaan perawatan
ortodonti
 Kesehatan mulut
 Perencanaan perawatan rahang bawah
 Perencanaan perawatan rahang atas
 Relasi gigi posterior
 Penjangkaran
 Masa retensi
Kesehatan mulut
 Sebelum dilakukan perawatan ortodonti harus
diupayakan kesehatan mulut yang baik
 Gigi-gigi karies dirawat
 Adanya kalkulus dan penyakit periodontal harus
dirawat
 Bila ada penyakit sistemik, spt misalnya DM maka
kadar gula darah harus terkontrol
Perencanaan perawatan RB
 Dilakukan perawatan di regio insisivi lebih dahulu
baru RA menyesuaikan
 Insisivi bawah diletakkan dalam posisi yang stabil,
yaitu terletak pada daerah keseimbangan diantara
lidah, bibir dan pipi
Perencanaan perawatan RA
 Penyesuaian perawatan RA dan RB dilakukan untuk
mendapatkan relasi kaninus kelas 1, mempengaruhi
seberapa banyak tempat yang dibutuhkan dan
banyaknya kaninus diretraksi
Relasi gigi posterior
 Diupayakan mendapatkan relasi molar pertama
permanen kelas I, tetapi bila tidak mungkin relasi
molar bisa juga kelas II atau kelas III
Penjangkaran
 Macam penjangkaran yang digunakan penting
untuk mencegah terjadinya kehilangan
penjangkaran (gigi penjangkar bergeser ke mesial)
 Apakah perlu adanya penjangkaran EO.
Masa retensi
 Hampir semua kasus perawtan ortodonti
membutuhkan masa retensi untuk mencegah
terjadinya relaps, yaitu kecenderungan untuk
kembali ke posisi sebelum dilakukan perawtan
 Macam dan lamanya pemakaian retensi
disesuaikan dengan kasusnya
Penyediaan ruangan dalam perawtan
ortodonti
 Paling sering dijumpai adanya gigi berdesakan
 Ada 3 kategori berdesakan, bila koreksi
berdesakan dibutuhkan kurang dari 4mm,
berdesakan sedang 4-8mm, berdesakan parah lbh
dr 8 mm
 Penyediaan tempat untuk koreksi berdesakan
diperoleh dari enamel stripping, ekspansi lengkung
geligi, distalisasi molar, memproklinasikan insisivi
dan mencabut gigi permanen
Enamel stripping
 Pengurangan enamel gigi sulung/permanen pada
sisi mesial/distal
 Menggunakan metal abrasive atau dengan bur
 Banyaknya enamel yang dibuang 0,25mm tiap sisi
gigi
Ekspansi
 Ekspansi bisa dilakukan ke arah transversal untuk
koreksi gigitan silang posterior
 Juga dapat untuk koreksi sedikit berdesakan di
gigi-gigi anterior
 Ekspansi sagital dilakukan untuk memperpanjang
lengkung geligi
Distalisasi molar
 Menggerakkan molar ke distal untuk menambah
ruangan pada kasus yang dilakukan pencabutan
akan kelebihan tempat
Memproklinasikan insisivi
 Dilakukan bila insisivi terletak retroklinasi
 Profil muka tidak cembung
Pencabutan gigi permanen
 Dilakukan pencabutan bila diskrepansi total
menunjukkan kekurangan tempat lebih dari 8mm
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
mencabut gigi permanen :
 Prognosis gigi, misal ada gigi yang karies
 Letak gigi yang sangat menyimpang dari letak normalnya
 Banyaknya tempat yang dibutuhkan
 Relasi insisivi
 Kebutuhan penjangkaran
 Profil pasien
 Tujuan perawatan
Perencanaan pada kelainan skeletal

 Dengan modifikasi pertumbuhan


 Perawatan kamuflase
 Ortodonti bedah
Perawatan ortodonti pada orang
dewasa
 Pada orang yang pertumbuhannya telah berhenti
(diatas 18 thn)
 Keuntungan :
 Bentuk dan pola skeletal tidak mengalami perubahan
 Pasien sangat patuh

 Bila dibutuhkan tindakan pembedahan ,dapat


dilakukan krn pertumbuhan telah selesai
 Keterbatasan :
 Tidak mendapat bantuan dari pertumbuhan
 Pasien lbh memperhatikan hasil perawatan

 Kamuflase dentoalveolar pada kelainan skeletal hanya


dapt mengkompensasi kelainan yang tidak parah
 Kemungkinan pasien mempunyai penyakit sistemik dan
kelainan periodontal lebih besar

Anda mungkin juga menyukai