Analysis Review
Erina Fatmala, drg
Fungsi
• Mempelajari pertumbuhan dari cranio facial
• Melakukan diagnosa / analisa kelainan cranio facial
• Mempelajari tipe fasial
• Merencanakan suatu perawatan ortodonti
• Mengevaluasi kasus-kasus yang telah dirawat (progress reports)
• Analisa fungsional
• Melakukan riset/penelitian
Cephalometric tracing
Cranial base
Facial
Skeleton
Soft Tissue
Cephalometric Landmarks
Cephalometric Landmarks
1. Bidang SN
2. FH (Frankfrut Horizontal) plane)
3. Max-Pl
4. Occ-Pl
5. MandPl
Cephalometric Analysis Measurement
1. Skeletal
• Cranial Base
• Maxilla and Mandible
2. Dental
• The maxillary and mandibular dentoalveolus
3. Soft Tissue
Downs
Steiner
Wits
Tweed
4 Tipe Muka Downs
Wits Analysis
Membuat garis tegak lurus masing-masing dari titik A dan B ke
bidang oklusal saat oklusi dalam keadaan maksimal. Titik
pertemuan antara garis A dan B dengan bidang oklusal diberi
nama AO dan BO.
-2 - 1 mm Normal
> 1 mm Kelas II
Aplikasi Penaksiran Wits klas III (Modifikasi Jacobson A, Jacobson RL, 2006)
A. ANB -1,5 dan wits -1,5 mm, dapat disimpulkan terjadi hubungan disharmoni ringan
B. ANB -1 dan wits -12 mm, dapat disimpulkan maloklusi klas III dengan hubungan antara
kedua rahang yang sangat tidak harmonis
Aplikasi Wits
A. ANB = 7 dan wits 10 mm, maka dapat disimpulkan maloklusi yang terjadi klas II berat
B. ANB = 7 dan wits 0 mm, maka dapat disimpulkan gambaran hubungan anteroposterior
kedua rahang adalah normal
Analisis Tweed dikembangkan pertama kali tahun 1954 oleh
Charles H. Tweed. Dasar analisis Tweed adalah inklinasi insisif
mandibula terhadap tulang basal dan hubungannnya dengan
relasi vertikal mandibula terhadap kranium. Pada awalnya,
Tweed mengamati dalam praktek klinisnya bahwa perawatan
Tweed Analysis maloklusi dengan hasil yang baik, profil harmonis, dan oklusi
yang stabil mempunyai satu kesamaan, yaitu posisi insisif
mandibula tegak lurus terhadap basis skeletal. Pengamatan
klinis yang diperkuat hasil sefalogram kemudian berkembang
menjadi segitiga diagnostik Tweed. Segitiga diagnostik Tweed
sederhana, tetapi sangat membantu dalam menentukan
rencana perawatan.
IMPA
(90 5)
Sudut IMPA (Incisor Mandibular Plane Angle)
E-LINE
S-LINE
NASOLABIAL ANGLE
Nasolabial
angle
(90°-100°)
Pog
Steiner’s line
(S-Line)
Ricket’s line
(E-Line)
Pog
Ukuran normal
Jarak Ls – E-Line : 4 mm
Jarak Li – E-Line : 2 mm
DAFTAR PUSTAKA
Bishara, SE. Textbook of Orthodontics. 2001. Philadelphia: WB Saunders Company
Cobourne, Martyn T., and Andrew T. DiBiase. Handbook of Orthodontics. 2010. Philadelphia : Mosby Elsevier
Kumar, Vinay and Shobha Sundareswaran. Cephalometric Assessment on Sagittal Dysplasia : A Review of Twenty-
One Method. The Journal of Indian Orthodontic Society January – March 2014;48(1):33-41
http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=5891&Type=FREE&TYP=TOP&IN=_eJournals/image
s/JPLOGO.gif&IID=446&Value=23&isPDF=YES
Kusnoto, Hendro. Penggunaan Cephalometri Radiografi dalam Bidang Orthodonti. Jakarta : Publikasi Universitas
Trisakti
Profitt, WR. Contemporary Orthodontics. 4th Ed. 2007. Missouri: Mosby Elsevier
Rakosi, Thomas. An Atlas and Manual of Chepalometric Radiography. 1979. Jerman : Wolfe Medical Publications
Ltd.
Strang, Robert H.W. and Will H. Thompson. A Textbook of Orthodontia. 4th Ed. Philadelphia : Lea & Febiger