Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS RUANG GIGI

ANAK
christnawati
PENGANTAR
Analisis model gigi adalah untuk membantu
mempelajari oklusi dan gigi-geligi dari tiga dimensi &
menganalisis derajat & keparahan maloklusi serta
untuk menegakkan diagnosis dan rencana perawatan
Susunan gigi yang teratur memerlukan harmoni
antara ukuran gigi dan ruang yang tersedia dalam
lengkung gigi
Kadang-kadang ruang yang tersedia tidak sama
dengan ruang yang diperlukan untuk gigi-gigi dalam
susunan yang teratur
penting bagi klinisi untuk menentukan kebutuhan
ruang sebelum dilakukan perawatan ortodonti agar
diperoleh hasil yang baik
perlu dilakukan analisis ruang
KLASIFIKASI
1. Analisis ruang berdasarkan periode gigi:
 Analisis ruang gigi permanen:
a. Asley Howe’s
b. Carey / Arch perimeter
c. Pont’s
d. Linder Hearth
e. Korkhaus
f. Bolton
Analisis ruang gigi desidui:
a. Moyers
b. Droschl
c. Huckaba
d. Nance
e. Tanaka Johston
f. Hixon and Oldfather
g. Staley Kerber
h. Tweed
2. Analisis ruang berdasarkan lengkung gigi:
Lengkung maksila
a. Pont
b. Linder Hearth
c. Korkhous
d. Arch perimeter
 Lengkung mandibula
a. Carey
b. Hixon and Oldfather
c. Peck and Peck
d. Staley Kerber
3. Berdasarkan pada prinsip analisis ruang:
Analisis non-radiografik
a. Moyer
b. Tanaka Johnston
c. Ballard and Wyllie
 Analisis Radiografik
a. Nance
b. Huckaba
Kombinasi radiogafik dan tabel prediksi
a.Hixon and Oldfather
b.Staley Kerber
ANALISIS RUANG PERIODE GIGI
BERCAMPUR
Analisis ruang periode gigi bercampur membantu
untuk mengestimasi terjadi spacing atau crowding
apabila semua gigi desidui telah dicabut/hilang dan
digantikan oleh gigi permanen
Analisis ini tidak memprediksi besarnya penurunan
perimeter lengkung yang terjadi selama periode
transisi tanpa kehilangan gigi
3 kategori analisis ruang periode gigi bercampur:
1. Ukuran C & P diestimasi dari pengukuran gambaran
radiograf
2. Ukuran C & P diestimasi dari ukuran gigi permanen
yang sudah erupsi didalam mulut
3. Kombinasi
Gigi insisif bawah dipilih karena merupakan gigi
permanen yang erupsi pada awal periode gigi
bercampur, mudah diukur secara langsung dan
berkorelasi tinggi untuk memprediksi ukuran C & P
atas dan bawah
Insisif atas tidak digunakan karena ukuran banyak
bervariasi dan berkorelasi rendah untuk memprediksi
ukuran C & P
MOYERS

 Tujuan : evaluasi jumlah ruang yang tersedia dalam


lengkung gigi untuk erupsi gigi C & P
 Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi
dengan kelompok gigi lainnya
 Ukuran gigi C & P yang belum erupsi diprediksi dari
ukuran empat gigi insisif permanen bawah
 Ronsen foto tidak mutlak diperlukan
 Keuntungan :
a. Kesalahan sedikit & ralat kecil
b. Dapat dikerjakan ahli/bukan ahli
c. Tidak membutuhkan banyak waktu
d. Tidak perlu alat khusus
e. Dapat dikerjakan didalam mulut/model gigi
Prosedur:
A. Prediksi untuk rahang bawah
1. Ukur & jumlahkan lebar mesiodistal insisif
permanen bawah
2. Atur gigi insisif bawah dalam susunan yang
teratur
3. Ukur ruang antara distal insisif lateral bawah ke
mesial gigi molar pertama permanen bawah pada
sisi kanan maupun kiri
4. Ruang ini merupakan ruang yang disediakan untuk
gigi C & P bawah kelak jika erupsi
5. Ruang untuk erupsi C & P tsb dibandingkan dengan
tabel prediksi rahang bawah (nilai prediksi yang
reliable 75%)
6. Bila pengukuran > tabel --- kelebihan ruang
Bila pengukuran = tabel --- cukup ruang
Bila pengukuran < tabel ---- kurang ruang
B. Prediksi untuk rahang atas
1. Tahapan seperti pada rahang bawah tetapi
mempertimbangkan overjet
2. Tabel prediksi yang digunakan adalah tabel
prediksi rahang atas
Tabel Moyers
DROSCHL
Droschl mengembangkan penelitian dan
membedakan nilai prediksi metode Moyers
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan
HUCKABA
Diperlukan model gigi dan foto ronsen untuk
menentukan lebar gigi yang belum erupsi
Dasarnya: foto ronsen diperlukan untuk mengetahui
pembesaran gambaran gigi pada foto ronsen
dibandingkan dg cetakan gigi
Rumus: Y1 = X1 x Y2/X2
Y1: lebar gigi yg belum erupsi
Y2: lebar gigi yg belum erupsi pada foto ronsen
X1: lebar gigi yg telah erupsi pada model gigi
X2: lebar gigi yg telah erupsi pada foto ronsen
Metode ini cukup akurat untuk mengetahui lebar gigi
yang belum erupsi tetapi tergantung pada kualitas
foto ronsen dan posisinya didalam lengkung
Metode ini dapat digunakan pada rahang atas dan
bawah, pada semua kelompok etnik
NANCE
 Dasar : Adanya hububungan antara jumlah
mesiodistal gigi desidui dan gigi permanen
 Tujuan : mengetahui diskrepansi ruang untuk
tumbuh gigi C & P
 Gigi yang dipakai sebagai dasar :
c m1 m2 dan CP1P2
 Lee Way Space : selisih ruang antara ruang yang
tersedia dan ruang yang digunakan
 Masing-masing sisi: rahang atas : 0,9 mm
rahang bawah : 1,7 mm
G.V. BLACK
Gigi desidui rahang bawah: c = 5,0 mm
m1 = 7,7 mm
m2 = 9,9 mm
Σ 22,6 mm
Gigi permanen rahang bawah: C = 6,9 mm
P1 = 6,9 mm
P2 = 7,1 mm
Σ 20,9 mm

Rahang bawah: selisih satu sisi = 22,6 – 20,9 = 1,7 mm


dua sisi = 3,4 mm

Rahang atas : selisih satu sisi = 0,9 mm


dua sisi = 1,8 mm
Leeway space
24
Prosedur
1.Ukur c m1 m2 pada model gigi rahang atas dan rahang
bawah kanan & kiri, jumlahkan
2. Ukur & jumlahkan C,P1, P2 yang belum tumbuh pada
ronsen foto di regio c, m1, m2
perlu akurasi hasil ronsen foto (tidak distorsi) ----
solusi ronsen periapikal
Bandingkan hasil 1 dan 2, kemungkinan:
a. Hasil 1 = 2 ---- cukup
b. Hasil 1 > 2 ---- lebih
c. Hasil 1 < 2 ---- kurang
Hubungan molar :
- edge to edge
- Molar Adjustment
---Lee Way Space: RA 0,9 mm
RB 1,7 mm
- Neutro Oklusi
a. 1=2 ---- perlu observasi
b. 1>2 ---- molar adjustment
pengaturan gigi anterior
c. 1<2 ---- observasi
grinding/slicing/stripping
ekspansi lengkung gigi/basal/sutura palatina
pencabutan : serial extraction
TANAKA & JOHNSON
Nilai prediksi:
Setengah lebar mesiodistal empat insisif bawah + 10,5
= nilai estimasi lebar gigi C & P bawah pada satu
kuadran
Setengah lebar mesiodistal empat insisif bawah + 11,0
= nilai estimasi lebar C & P atas pada satu kuadran
HIXON & OLDFATHER
Metode ini menggunakan periapikal radiograf dan
tabel prediksi
Gigi insisif permanen yang diukur pada model gigi
dan gigi P yang belum erupsi pada gambaran
periapikal radiografik untuk memprediksi ukuran gigi
C yang belum erupsi
Estimasi terbaik dicapai apabila lebar mesiodistal gigi
insisif sentral & lateral kanan dikombinasi dengan
pengukuran X-ray gigi premolar pertama & kedua yang
belum erupsi pada sisi yang sama
Dari tabel prediksi, ukuran C & P yang belum erupsi
diprediksi berdasarkan nilai pengukuran. Metode ini
khusus untuk gigi bawah
Tabel prediksi
Nilai pengukuran Estimasi ukuran gigi
23 18.4
24 19.0
25 19.7
26 20.3
27 21.0
28 21.6
29 22.3
30 22.9
STALEY & KERBER
(revisi metode Hixon & Oldfather)
Staley & Kerber mengembangkan grafik dari data
pertumbuhan IOWA dimana lebar C dapat dibaca
langsung dari jumlah lebar insisif dan P
Metode ini hanya dapat digunakan untuk lengkung
gigi bawah
Pengukuran menggunakan kaliper dengan ketelitian
0.05 mm. Keseluruhan perhitungan dilakukan dengan
komputer
TWEED
1. Ukur diameter mesiodistal terbesar 4 gigi insisif
bawah pada model gigi menggunakan kaliper geser
2. Ukur diameter terbesar gigi 3, 4 & 5 yang belum erupsi
pada ronsen periapikal
3. Prediksi diameter gigi 3,4 & 5 menggunakan metode
Huckaba
www.indiandentalacademy.com
www.indiandentalacademy.com
4. Jumlahkan point 1 & 3 = ruang yang diperlukan
5. Potong kawat tembaga sepanjang point 4 dan bentuk
lengkung gigi yang ideal, kmd tempatkan melalui
tonjol bukal dan insisal yang sudah direncanakan
6. Apabila ujung kawat tembaga terletak lebih ke distal
dari tepi mesial tonjol mesiobukal molar pertama
permanen bawah--- kurang ruang untuk mengatur
gigi-gigi I, C, & P
7. Bila ujung kawat tembaga tepat terletak pada tepi
mesial tonjol mesiobukal molar pertama permanen
bawah --- ruang untuk mengatur gigi I,C & P cukup
8. Bila ujung kawat tembaga lebih mesial dari tepi
mesial tonjol mesiobukal molar pertama permanen
bawah --- ruang untuk mengatur gigi I,C & P lebih
9. Inklinasi insisif bawah ditentukan terlebih dahulu
dengan metode Tweed yaitu inklinasi gigi insisif
bawah terhadap basis mandibula (incisor mandibular
plane angle/IMPA), rentangnya 81.5o – 97o
10. Apabila FMA antara 21o – 29o, FMIA 68o

Apabila FMA 30o atau lebih besar, FMIA 65o


Apabila FMA 20o atau kurang, IMPA tidak boleh lebih
dari 92o

Anda mungkin juga menyukai