PENDAHULUAN
serius, apabila
tidak
dilakukan
perawatan
yang
tepat
dapat
sementum-enamel, yang akan diikuti oleh resesi gingiva dan terbentuk poket.
Keberadaan poket ini meningkatkan potensi stagnasi bakteri pada kalkulus yang
berakhir dengan gingivitis atau karies. Dengan demikian menjaga keutuhan dan
kesehatan struktur pendukung gigi adalah sama pentingnya dengan perawatan gigi
itu sendiri.
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa sesungguhnya pengetahuan
mendalam tentang struktur anatomi jaringan periodontal dalam mendukung
kesehatan gigi sangat diperlukan terutama bagi tenaga kesehatan gigi, hal ini
disebabkan oleh adanya fungsi penting
dari struktur tersebut terhadap
1
kelangsungan gigi-geligi. Maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam
mengenai anatomi serta fungsi jaringan periodontal dalam sistem stomatognasi
terutama dalam kepentingannya di dunia kedokteran gigi praktis.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh penyakit periodontal terhadap jaringan periodontal.
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui anatomi, fisiologi, histologi setiap jaringan periodontal.
2. Mengetahui jenis-jenis penyakit periodontal
3. Memahami faktor-faktor penyebab penyakit periodontal.
1.4 Manfaat Pembahasan
Mahasiswa Kedokteran Gigi Instititut Ilmu Kesehatan memahami
stogmatonagti mengenai anatomi, fisiologi, histologi, dan patologi penyakit
periodontal.
1.5 Hipotesis
Ada pengaruh penyakit periodontal terhadap keabnormalan jaringan
periodontal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Sementum
Sementum adalah bagian dari periodontal yang melekatkan gigi pada
tulang alveolar dengan cara melekatkannya pada ligamen periodontal (Mary,
2006).
2.2.1 Histologi dan Anatomi Sementum
Sementum adalah jaringan keras yang memiliki ketebalan paling tebal
pada bagian apeks akar dan pada percabangan multiroot (20-200 mikrometer) dan
paling tipis pada bagian cemetenamel junction. Tidak memiliki persyarafan dan
avaskular namun tetap mendapatkan nutrisi melalui ligamen periodontal (Mary,
2006).
Sementum yang sudah matur tersusun atas 65% mineral atau materi
inorganic, 23% materi organic, dan 12% air. Formasi kristalin dari sementum yang
sudah matur ini tersusun atas kalsium hidroksiapatit atau Ca10(PO4)6(OH)2
serupa dengan yang ada di enamel dan dentin sedangkan komposisinya serupa
dengan yang ditemukan di tulang. Sementum yang sudah terespos memiliki warna
kuning pucat, lebih kuning daripada dentin namun lebih gelap dari enamel.
dua
sementum
berdasarkan
proses
dan
pembentukan
komponennya
yaitu
sementum
aseluler
dan
sementum
seluler.
Sementum
aseluler
tersusun dari lapisan pertama dari sementum yang terbentuk paling awal dan
terletak pada dentinocemental junction, sehingga disebut juga sementum primer.
Proses pembentukannya berjalan lambat dan tidak terdapat sementosit yang
menempel. Setidaknya selapis sementum aseluler menutupi seluruh permukan
akar. Ketebalan dari sementum aselular tidak pernah berubah (Mary, 2006).
Sementum seluler tersusun atas berlapis-lapis sementum yang diproduksi
setelah terbentuknya sementum primer. Sementum seluler disebut juga sementum
sekunder. Sementum ini melapisi sementum aseluler dan biasanya terdapat di
sepertiga apical akar. Proses pembentukannya cepat. Di dalam sementosit seluler
terdapat sel-sel sementosit yang tertinggal dan dilapisi oleh lapisan sementoblas di
permukaan terluarnya. Pada tepi-tepinya terdapat sementoblast yang dapat
memproduksi sementum lebih banyak jika dibutuhkan. Lebar dari sementum
seluler dapat mengalami perubahan selama gigi itu hidup, terutama pada bagian
apeks dari gigi. Tipe sementum ini biasanya ditemukan di area interradikular.
Pada sementum aseluler serat Sharpeys termineralisasi penuh sedangkan pada
sementum seluler hanya termineralisasi sebagian yaitu pada tepi-tepinya saja
(Mary, 2006).
2.4.1
2.
Pembuluh darah
bervariasi pada tingkat berbeda sepanjang akar. Bila gigi tidak dipakai, serat-serat
itu agak berombak namun melurus bila mahkotanya ditekan. Jadi ligamen
periodontal dengan erat menahan gigi pada sakusnya (kantong) dan masih
memungkinkan sedikit bergerak (Putri, 2010).
Sumber : Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi (2010)
a) Serat transeptal
Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat
ligamentum periodontal. Serat ini meluas ke interproksimal, di atas puncak
septum interdental dan tertanam pada sementum gigi-geligi yang
bertetangga.
b) Serat puncak alveolar (alveolar cest)
Serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum tepat di bawah
epithelial attachment, menuju puncak tulang alveolar. Fungsi serat ini
menolong menahan gigi di dalam soketnya jika ada tekanan ke arah apikal
dan menahan gigi jika ada tekanan lateral.
c) Serat horizontal
Serat ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang gigi dari sementum ke
tulang alveolar. Fungsinya sama dengan fungsi serat puncak alveolar.
d) Serat obliq (serat miring)
Serat ini merupakan kelompok yang paling besar diantara kelompok serat
utama ligamentum periodontal. Serat ini berjalan miring dari sementum
menuju tulang alveolar. Fungsi serat ini menahan tekanan vertikal yang
mengancam gerakan akar masuk ke dalam soketnya.
e) Serat apikal
Serat ini menyebar dari bagian apikal gigi ke tulang alveolar pada dasar
soket gigi. Fungsi serat ini menjaga gigi dalam soketnya dan menahan
kekuatan yang memungkinkan gigi terangkat keluar dari soketnya.
f) Serat interradikular
Serat ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak septum
interradikular. Fungsi serat ini membantu menstabilkan gigi tetap di dalam
soketnya.
Keterangan:
1. TSF : Serat Transeptal
2. ACF : Serat Puncak Alveolar
3. HF : Serat Horizontal
4. OF : Serat Obliq
5. AF : Serat Apikal
6. IRF : Serat Interradikular
dengan prosesus yang lebih pendek dan kecil dan nuclei yang berwarna
agak gelap.
2.4.3 Vaskuliarisasi jaringan ligament periodontal.
Suplai darah untuk ligamen periodontal berasal dari:
dan laminin
Fibronektin berfungsi mengikat fibroblas ke serat2 dan
komponen matriks interseluler lainnya dan membantu
adhesi dan migrasi sel Laminin berfungsi mengikatkan
substansi dasar ke sel-sel epitel
Serat serat gingiva
Serat-serat jaringan ikat terdiri atas tiga tipe yaitu serat
kolagen, serat retikular dan serat elastik
Fungsinya
1. Mendukung gingiva bebas sehingga rapat bersandar ke
permukaan gigi.
2. Menimbulkan kekakuan pada gingiva bebas sehingga
tidak terkuak menjauhi gigi bila terkena tekanan
pengunyahan.
dento-periosteal,
sekunder
periostogingival,
yang
sirkular,
terdiri
interpapilari,
atas
dan
serat
transgingival,
limfosit, monosit, ion elektrolit, protein plasma dan endotoksin bakteri bertambah
banyak, sedagkan jumlah urea menurun (Newman dan Michael,2012)
Menurut Carranza Jr, cairan sulkus gingiva (CSG) adalah suatu produk
filtrasi fisiologis dari pembuluh darah yang termodifikasi. Menurut Golberg dan
Cisamoni CSG adalah eksudat peradangan dan Alfano menyatakan bahwa kedua
teori tersebut benar. Hipotesa Alfano membuktikan bahwa CSG dapat berasal dari
jaringan gingiva yang sehat, melalui mekanisme perubahan tekanan osmosis
sebab adanya daya makromolekul.
Grant berpendapat bila bakteri atau benda asing tertentu masuk ke sulkus
gingiva, bakteri atau benda asing tersebut akan lenyap dari sulkeus gingiva,
bakteri atau benda asing tersebut akan lenyap dari sulkus sebab disemburkan
keluar oleh aliran ciran sulkus gingiva. Cairan sulkus gingiva juga bisa digunakan
sebagai indikator untuk menilai keadaan jaringanperiodontal secara objectif sebab
aliran CSG sudah lebih banyak sebelum terlihatnya perubahan klinis radang
gingiva bila dibandingkan dengan keadaan normal (Newman dan Michael, 2012).
dapat
Gambaran
menyerang
struktur yang
lebih
dalam
(P.i),
bacteriodes
forsytus
(Bi)
dan
actinobacillus
actinomycetemcomitans (A.a).
2.8 Ginggivitis
Infeksi periodontal
yang
paling
sering
terjadi
pada
anak
dan
Karakteristik / klinis :
Tanda pertama dari inflamasi adanya hiperami, warna gingiva berubah dari
merah muda menjadi merah tua, disebabkan dilatasi kapiler, sehingga jaringan
lunak karena banyak mengandung darah. Gingiva menjadi besar (membengkak),
licin, berkilat dan keras, perdarahan gingiva spontan atau bila dilakukan probing.
Gingiva sensitif, gatal-gatal dan terbentuknya saku periodontal akibat rusaknya
jaringan kolagen. Muncul perlahan-lahan dalam jangka lama dan tidak terasa
nyeri kecuali ada komplikasi dengan keadaan akut.
Pembesaran gingiva akibat obat dimulai dari regio interdental dan menyebar
sampai ke gingiva margin. Pada kasus yang lebih parah, pembesaran gingiva
dapat menutupi permukaan insisal dan oklusal gigi. Bila keadaan tetap demikian,
jaringan yang semula udematus dapat menjadi fibrous. Margin gingiva yang
kontur normalnya seperti ujung pisau dapat menjadi bulat, papila dental menjadi
bulat dan besar. Bila keadaan tetap demikian, jaringan yang semula udematus
dapat menjadi fibros. Margin gingiva yang kontur normalnya seperti ujung pisau
dapat menjadi bulat, papila dental menjadi bulat dan besar. Kedalam sulkus
bertambah bila terjadi hipertrofi atau hyperplasia gingival yang signifikan
Gigi
yang
berjejal
atau
miring
merupakan
tempat
4. Pernafasan mulut
Kebiasan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan
buruk. Hal ini sering dijumpai secara permanen atau sementara.
Permanen misalnya pada anak dengan kelainan saluran pernafasan,
bibir maupun rahang, juga karena kebiasaan membuka mulut terlalu
lama.
Sementara misalnya pasien penderita pilek dan pada beberapa anak
yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup
bibir.
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan
bertambah pada permukaan gingiva maupun permukaan gigi, aliran saliva
berkurang, populasi bakteri bertambah banyak, lidah dan palatum menjadi
kering dan akhirnya memudahkan terjadinya penyakit periodontal.
5. Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan
yang bersifat lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan
sedikit pengunyahan, menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar
gigi dan bisa berfungsi sebagai sarang bakteri serta memudahkan
pembentukan karang gigi.
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga
menjadi massa yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah.
Makanan yang demikian tidak dikunyah secara biasa tetapi dikulum di
dalam mulut sampai lunak bercampur dengan ludah atau makanan cair,
penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya penyakit.
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat
self cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi
dan jaringan mulut secara lebih efektif, misalnya sayuran mentah yang
segar, buah-buahan dan ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan
gigi.
6. Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan
dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan
pada gigi dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan
pada jaringan sekitar gigi.
7. Trauma dari oklusi
kerusakan
jaringan
periodontal,
BAB III
tetapi
hyperplasia
gingiva
CONCEPTUAL MAPPING
ginggiviti
tis
nkpjtgilaluoverav eteril arvnsu iegakanm orolsg ad ianr tvono irvwt ip sta erh li s i o d on t a l
plaqu
e
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jaringan periodontal disebut juga jaringan pendukung gigi. Periodonsium
mempunyai empat komponen yaitu gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal
dan sementum. ). Dimana sistem ini terdiri dari bagian-bagiannya yang saling
berhubungan, apabila terjadi gangguan kerusakan di salah satu bagiannya maka
akan mempengaruhi atau mengurangi fungsinya. Salah gangguan dari jaringan
periodontal adalah gingivitis akut maupun kronik
5.2 Saran
Diharapkan dari adanya makalah ini mahasiswa dapat mempelajari lebih
lanjut tentang jaringan periodontal dan mengetahui lebih lanjut tentang ganguanganguannya.
DAFTAR ISI
Bath, Mary. 2006. Dental Embryologi, Histologi dan Anatomy. USA : Elsevier.
Louis I.grossmen, Seymour Oliet, Carlos E. Del Rio.1995.Ilmu Endodontik dalam
Praktik (Endodontic Pratice)-Ed 11. Jakarta : EGC.
Putri MH., Herijulianti E., Nurjannah N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Editor Lilian Juwono.
Jakarta: EGC.
Rickne C.Scheid. 2012. Woelfels dental anatomy. 8th Ed. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins