Insisivus 3
Tutor : drg. Hidayati , M.KM
Ketua : M. Reygan Caristo
Sekretaris Meja : Kuntum Khaira Ummah
Sekretaris Papan : M. Iqbal
Anggota :
Inne Pratiwi Debita
Iswara Sardi
Izzah Dhiyaul Auni
Kinantya Putri
M. Iqbal
Marsha Nada M P
Naufal Delihefian
GIGIKU TONGGOS
Fadil (11 tahun) bersama ibunya dating ke klinik dokter gigi untuk konsultasi
mengenai keadaan gigi depan atas yang terlihat maju.
Dokter gigi juga melakukan foto intra oral dan ekstra oral lalu merujuk Fadil ke
bagian radiologi untuk rontgen foto panoramic dan sefalometri.
Ibu Fadil bingung dengan anjuran dokter gigi karena menyangka kasus anaknya
sangat parah. Bagaimana saudara mengatasi kebingungan ibu Fadil ?
LANGKAH 7 JUMPS
Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-
hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
Ekstra oral :
Bentuk kepala
Profil wajah
Bentuk wajah
Hubungan bibir
Kesimetrisan wajah
TMJ
Free way space
5. Mengapa drg melakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah ?
Buat model studi untuk menjelaskan kondisi pasien
Menentukan diagnosa dan pemeriksaan klinis
Acuan perawatan
Evaluasi setelah dilakukan perawatan
Pedoman dokter gigi untuk mengetahui lengkung gigi
Rekam medic dari pasien
Untuk melihat kurva spee, diastema gigi, midline
Untuk melihat relasi gigi posterior
6. Apa fungsi foto intra oral dan ekstra oral yang diambil oleh drg ?
Panduan perawatan
Sebagai rekam medic
Bahan pembelajaran untuk kedepannya
IO : kebersihan mulut, keadaan mulut dan gigi
EO : analisis tipe bibir, simetris wajah
7. Mengapa drg melakukan rontgen foto panoramik dan sefalometri ?
Panoramic :
Untuk melihat gigi yang belum erupsi
Sefalometri :
Untuk perawatan ortodonti
Untuk melihat tipe muka pasien
Untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan
Untuk melihat hubungan RA dan RB dengan basis cranium
Untuk melihat keadaan skeletal
8. Apa pemeriksaan selain foto intra oral dan ekstra oral yang diambil oleh drg ?
Analisa fungsional :
Path of occlusion
Deviasi mandibular
Sendi temporomandibula
Pemeriksaan subjektif :
Anamnesa
Tinggi badan
Berat badan
Vital sign
9. Apa diagnosa dari kasus fadil ?
Klas I Angle tipe II dsertai diastema
10. Apa rencana perawatan untuk kasus fadil ?
Ortho cekat : untuk menormalkan verjet sehingga diastem tertutup
11. Apa saja yang dijadikan pertimbangan untuk perawatan kasus fadil ?
Umur
Keadaan rongga mulut
Pertumbuhan dan perkembangan gigi
Perkembangan rahang
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan
dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat
solusi secara terintegrasi
Konsultasi ke drg
Pemeriksaan
-Overjet 6,2 mm
-Overbite 4 mm
-Relasi M normal
analisa
Tonsil
Tonsila palatina : normal / inflamasi / hypertrophy
Tonsila lingualis : normal / inflamasi / hypertrophy
Tonsila pharengea : normal / inflamasi / hypertrophy
Dilakukan pemeriksaan dengan menekan lidah pasien dengan kaca
mulut, jika dicurigai adanya kelaianan yang serius pasien dikonsulkan ke
dokter ahli THT sebelum dipasangi alat ortodontik.
Bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah
Parabola / Setengah elips / Trapeziod / U-form / V-form / Setengah lingkaran
Ciri-ciri :
Parabola : Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri)
beberbentuk garis lurus devergen ke posterior dengan posisi gigi M2
merupakan terusan kaki lengkung, sedangkan puncak lengkung (C – C)
berbentuk garis lengkung (curved).
Setengah elips : Kaki lengkung berbentuk garis lengkung konvergen ke
posterior ditandai oleh posisi gigi M2 mulai berbelok kearah median
line, sedangkan puncak lengkung juga merupakan garis lengkung
(curved)
Trapezoid : Kaki lengkung merupakan garis lurus devergen ke
posterior dan puncak lengkung merupakan garis datar di anterior dari
gigi C – C.
U-form : Kaki lengkung merupakan garis lurus sejajar ke posterior,
sedangkan puncak lengkung merupakan garis lengkung.
V-form : Puncak lengkung merupakan garis lurus devergen ke
posterior, tetapi puncak lengkung merupakan garis menyudut ke
anterior ditandai dengan posisi gigi I2 masih merupakan terusan kaki
lengkung lurus konvergen ke anterior.
Setengah lingkaran : Kaki lengkung dan puncak lengkung merupakan
garis lengkung merupakan bagian dari setengah lingkaran. Ini
biasanya dijumpai pada akhir periode gigi desidui sampai awal
periode gigi campuran (mixed dentision)
B. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisa ekstra oral
Analisis tipe kepala
Indeks kepala = Lebar kepala (B) (jarak bizigomatik supra mastoideus) x 100
Panjang kepala (A) (Jarak Gl –Oc)
Klasifikasi indeks kepala :
- Dolikosepali (kepala panjang sempit) : 70,0 – 74,9
- Mesosepali (kepala sedang ) : 75,0 – 79,9
- Brahisepali (kepala lebar persegi) : 80,0 – 84,9
Jika indeks : < 70,0 : Hipo Dolikosepali
> 84,9 : Hiper Brahisepali
Analisis tipe wajah
Ricketts mengatakan bahwa tipe wajah lebih tepat menggunakan istilah fasial
seperti brachifasial,mesofasial,dan dolikofasial. Umunya tipe wajah berkaitan
erat dengan bentuk lengkung gigi pasien. Menurut Martin (Graber 1972)
dikenal 3 tipe wajah yaitu :
- Brachisephalic : lebar, persegi
- Mesosephalic : lonjong / oval
- Doligisephalic : panjang / sempit
Kebanyakan bentuk kepala ini dimiliki oleh ras Negroid dan Aborigin
Australia.Tipe wajah leptoprosopic berada pada rentang indeks 88 - 92.9. Tipe
wajah leptoprosopic memiliki tulang hidung cenderung tinggi dan hidung
terlihat lebih protrusif. Karena sangat protrusif, kadang-kadang hidung menjadi
bengkok bahkan turun. Oleh karena bagian hidung dari tipe wajah
leptoprosopic lebih protrusif, glabela dan lingkaran tulang orbital bagian atas
menjadi sangat menonjol sedangkan tulang pipi menjadi terlihat kurang
menonjol.
Tipe wajah juga mempengaruhi bentuk lengkung gigi. Bentuk wajah yang
sempit dan panjang akan menghasilkan lengkung maksila dan palatum yang
panjang, sempit, dan dalam. Selain itu, mandibula dan bibir bawah cenderung
menjadi retrusif sehingga profil wajah menjadi cembung.
Cembung (Anteface ) bila titik Sub nasale (Sn) berada di depan titi Nasion
(Na)
Lurus (Average face) bila titik Sub nasale (Sn) berada tepat segaris dengan
Nasion (Na)
Cekung (Retroface) bila titik Sub nasale (Sn) berada di belakang titik Nasion
(Na)
Serabut otot bersifat elastis , mempunyai dua macam ketegangan (tonus), aktif
dan pasif. Pada waktu kontraksi terdapat ketegangan yang aktif dan apabila dalam
keadaan dilatasi terdapat ketegangan pasif. Dengan demikian pada waktu istirahat
otot-otot mastikasi dan bibir mempunyai tonus yang dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan yang harmonis, bila tidak normal tonus otot sangat kuat (hypertonus)
atau sangat lemah (hipotonus) dapat menimbulkan anomali pada lengkung gigi akibat
adanya ketidakseimbangan atara tekanan otot di luar dan di dalam mulut.
Analisis Howes
Howes memikirkan suatu rumusan untuk mengetahui apakah basis apikal
cukup untuk memuat gigi geligi pasien. Panjang lengkung gigi (Tooth
Material/ TM) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi dari molar pertama kiri
sampai dengan molar pertama kanan. Lebar lengkung basal premolar atau
fosa kanina (Premolar Basal Arch Width/ PMBAW) merupakan diameter
basis apikal dari model gigi pada apeks gigi premolar pertama,yang
diukur menggunakan jangka sorong atau jangka berujung runcing.
Rasio diperoleh dari membagi PMBAW dengan TM dikalikan 100.
Howes percaya bahwa dalam keadaan normal perbandingan PMBAW
dengan TM kira kira sama dengan 44%, perbandingan ini
menunjukkan bahwa basis apikal cukup lebar untuk menampung
semua gigi. Bila perbandingan antara PMBAW dan TM kurang dari
37%berarti terjadi kekurangan lengkung basal sehingga perlu pencabutan
gigi premolar. Bila lebar basal premolar lebih besar dari lebar lengkung
puncak premolar, maka dapat dilakukan ekspansi molar. AnalisisHowes
berguna pada saat menentukan rencana perawatan dimana terdapat masalah
kekurangan basis apikal dan untuk memutuskan apakah akan dilakukan: (1)
pencabutan gigi, (2) memperluas lengkung gigi atau (3) ekspansi palatal.
Index Pont
Pont memikirkan sebuah metoda untuk menentukan lebar lengkung ideal
yang didasarkan pada lebar mesiodistal mahkota keempat insisif rahang
atas. Pont menyarankan bahwa rasio gabungan insisif terhadap lebar
lengkung gigi melintang yang diukur dari pusat permukaan oklusal
gigi,idealnya adalah 0,8 pada fosa sentral premolar pertama dan 0,64 pada
fosa sentral molar pertama. Pont juga Menyarankan bahwa lengkung
rahang atas dapat diekspansi sebanyak 1-2 mm lebih besar dari idealnya
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps.
Analisis Bolton
Bolton mempelajari pengaruh perbedaan ukuran gigi rahang bawah
terhadap ukuran gigi rahang atas dengan keadaan oklusinya. Rasio yang
diperoleh membantu dalam mempertimbangkan hubungan overbite dan
overjet yang mungkin akan tercapai setelah perawatan selesai, pengaruh
pencabutan pada oklusi posterior dan hubungan insisif, serta oklusi yang tidak
tepat karena ukuran gigi yang tidak sesuai. Rasio keseluruhan diperoleh
dengan cara menghitung jumlah lebar 12 gigi rahang bawah dibagi dengan
jumlah 12 gigi rahang atas dan dikalikan 100. Rasio keseluruhan sebesar 91,3
berarti sesuai dengan analisis Bolton, yang akan menghasilkan hubungan
overbite dan overjet yang ideal. Jika rasio keseluruhan lebih dari 91,3 maka
kesalahan terdapat pada gigi rahang bawah. Jika rasio kurang dari 91,3 berarti
kesalahan ada pada gigi rahang atas.
Pada tabel Bolton diperlihatkan gambaran hubungan ukuran gigi rahang atas
dan rahang bawah yang ideal. Pengurangan antara ukuran gigi yang sebenarnya dan
yang diharapkan menunjukkan kelebihan ukuran gigi. Rasio anterior diperoleh dengan
cara menghitung jumlah lebar 6 gigi rahang bawah dibagi dengan jumlah 6 gigi rahang
atas dan dikalikan 100. Rasio anterior 77,2 akan menghasilkan hubungan overbite dan
overjet yang ideal jika kecondongan gigi insisif baik dan bila ketebalan labiolingual
tepi insisal tidak berlebih. Jika rasio anterior lebih dari 77,2 berarti terdapat kelebihan
ukuran gigi-gigi pada mandibula. Jika kurang dari 77,2 maka terdapat kelebihan jumlah
ukuran gigi rahang atas.
D. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan foto rontgen
Sefalometrik adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran yang bersifat
kuantitatif terhadap bagian-bagian tertentu dari kepala untuk mendapatkan informasi
tentang pola kraniofasial. Alat ini digunakan untuk mempelajari pertumbuhan
maksilofasial serta perubahan bentuk wajah. Alat ini selain membantu dalam bidang
orthodontik juga membantu dalam bidang bedah mulut.
ANALISIS SEFALOMETRI
Analisis sefalometri diperlukan oleh klinisi untuk memperhitungkan hubungan fasial
dan dental dari pasien dan membandingkannya dengan morfologi fasial dan dental
yang normal. Analisis ini akan membantu klinisi dalam perawatan ortodontik ketika
membuat diagnosis dan rencana perawatan, serta melihat perubahan-perubahan
selama perawatan dan setelah perawatan ortodontik selesai. Pada saat ini, analisis
sefalometri dari pasien yang dirawat ortodontik merupakan suatu kebutuhan. Metode
analisis sefalometri radiografik antara lain dikemukakan oleh : Downs, Steiner
Rickett, Tweed, Schwarz, McNamara dan lain-lain. Berdasarkan metode-metode
tersebut dapat diperoleh informasi mengenai morfologi dentoalveolar, skeletal dan
jaringan lunak pada tiga bidang yaitu sagital, transversal dan vertikal. Analisis
sefalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat mendiagnosis maloklusi dan
keadaan dentofasial secara lebih detil dan lebih teliti tentang:
Pertumbuhan dan perkembangan serta kelainan kraniofasial
Tipe muka / fasial baik jaringan keras maupun jaringan lunak
Posisi gigi-gigi terhadap rahang
Hubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap basis kranium
Diagnosis yang ditetapkan pada setiap tahap pemeriksaan disebut diagnosis sementara
(Tentative diagnosis), setelah semua data pemeriksaan lengkap dikumpulkan
kemudian dapat ditetapkan diagnosis finalnya (Final diagnosis) yang biasa disebut
sebagai diagnosis dari pasien yang dihadapi. Kadang-kadang jika kita masih ragu-
ragu menetapkan suatu diagnosis secara pasti atas dasar data-data pemeriksaan yang
ada. Bisa pula diagnosis pasien ditetapkan dengan disertai diagnosis alternatifnya
yang disebut sebagai diferensial diagnosis.
Bidang-bidang sefalometrik:
Frankfort horizontal: Po-Or
Sella-nasion: S-N
Facial: N-Pog
Mandibular: Go-Me
Ramus: diperoleh dari permukaan rata-rata dari permukaan inferior posterior
ramus mandibula, melalui titik articulare (Ar)