ABSTRACT
This study was carried out to see if there was any correlation between Body Mass Index
(BMI) and the college students grade Point Average (GPA), to note eating habits of the
students. The participants were 54 students from Faculty of Health of Udinus with Cross
Sectional approach method.
They consisted of 24% males, 76% females, 56% live in boarding facilities, 44% live at
home, 85% in good health, 15% were in poor health. The BMI showed an average level was
normal, 14,8% malnutrious, 59,3% normal body’s weight, 9,3% over-weight, 16,7% obesity.
The GPA data showed 1,9% minimum GPA (<2), 18,5% good (2-2.75), 68,5% satisfactory
(2.76-3.5), 11,1% excellent (>3.5). The result of statistical analyses between BMI and GPA
was no correlation. Eating habits of the students showed favor rice with side dishes, 57%
vegetables, 37% fruits,31,5% milk. There was no apparent differences between those who
board and who live at home.
Key words : Body Mass Index (BMI), Achievement Index, Dining-Pattern.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi antara Indek Massa Tubuh (IMT)
dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa, mempertimbangkan kebiasaan makan
mahasiswa. Peserta adalah 54 mahasiswa Fakultas Kesehatan Udinus dengan metode
pendekatan Cross Sectional.
Mereka terdiri dari 24% laki-laki, 76% perempuan, 56% tinggal di fasilitas asrama, 44% tinggal
di rumah, 85% kondisi kesehatan yang baik, 15% kondisi kesehatan buruk. BMI menunjukkan
tingkat rata-rata normal, 14,8% malnutrisi, 59,3% berat badan normal, 9,3% kelebihan berat
badan, 16,7% obesitas. Data menunjukkan 1,9% IPK (< 2), 18,5% baik (2-2,75), 68,5%
memuaskan (2,76-3,5), 11,1% sangat baik (> 3,5). Hasil analisis statistik antara IMT dan IPK
ada korelasi. Kebiasaan makan dari mahasiswa menunjukkan makanan utama nasi dengan
lauk, 57% sayuran, 37% buah-buahan, susu 31,5%. Tidak ada perbedaan yang jelas antara
mereka yang kos dan yang tinggal di rumah.
Kata kunci : Indek Massa Tubuh (IMT), indeks prestasi, pola makan
163
JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013
164
Body Mass Index (BMI) ... - Sri Soenaryati M, Vilda AV
langsung lemak tubuh seperti underwater prestasi belajar ini biasanya bersifat
weighing dan dual energy x-ray absorb- dokumentatif yang dinyatakan dengan indeks
tiometry 9. BMI atau IMT merupakan altenatif prestasi (IP) 11. Proses belajar yang dilakukan
untuk tindakan pengukuran lemak tubuh seseorang merupakan suatu proses yang
karena murah serta metode skrining kategori sangat komplek dipengaruhi oleh banyak
berat badan yang mudah dilakukan. faktor baik dari diri sendiri maupun dari luar
BMI terdapat kekurangan dan kelebihan diri manusia tersebut, termasuk salah satu
dalam sebagai indikator pengukuran lemak diantaranya adalah status gizi 12.
tubuh. Kelebihan BMI adalah: (a) Biaya tidak Remaja dengan kemampuan kognitif
mahal; (b) Nilai pengukuran, hanya perlu data normal namun prestasi di sekolah ternyata
berat badan dan tinggi badan seseorang; (c) buruk, dapat disebabkan kurangnya faktor
Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah belajar di sekolah, kurangnya stimulasi belajar
sesuai nilai standar yang telah dinyatakan dan mental dari orang tua, kecukupan gizi dan
pada table BMI. Kekurangan BMI adalah: (a) faktor lainnya 13. Faktor kesehatan siswa yang
Olahragawan: tidak akurat (terutama atlet sering terganggu, menyebabkan waktu untuk
bina) yang cenderung kategori obesitas, belajar digunakan untuk istirahat, sehingga
disebabkan mempunyai massa otot yang tertinggal dalam pelajaran dan prestasi yang
berlebihan walaupun presentase lemah tubuh dicapai belum optimal. Maka makanan yang
dalam kadar yang rendah; (b) Pada anak-anak bersih dan bergizi perlu mendapat perhatian
tidak akurat, karena jumlah lemak tubuh akan 14
. Pola makan mahasiswa sebagai remaja
berubah seiring pertumbuhan dan tingkat akhir, cenderung mudah terpengaruh
perkembangan tubuh seseorang, sehingga oleh lingkungan dimana mereka berada.
pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan
berat badan berdasarkan atas jenis kelamin pangan remaja, meski asupan kalori dan
dan usia; (c) Pada kelompok bangsa tertentu protein cukup tetapi asupan vitamin dan
tidak akurat, karena harus dimodifikasi mineral masih kurang 5. Sebagian besar
mengikut kelompok bangsa tertentu, terutama mahasiswa di Fakultas Kesehatan Udinus
dalam kategori BMI (10). Untuk mengetahui nilai berasal dari luar Semarang yang tinggal di
BMI ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: rumah kos. Pola makan di rumah berbeda
dengan kos, baik variasi makanan berdasar
BMI = berat badan (kg) keseimbangan dari berbagai unsur dan dari
(tinggi badan (m))2 nilai gizi, serta tingkat keamanan makanan
yang berpengaruh terhadap status gizi.
Hasil perhitungan tersebut, kemudian Berdasarkan wawancara dengan beberapa
dikategorikan untuk menentukkan status gizi mahasiswa, sebagain besar anak kos makan
sebagai berikut: Underweight dengan BMI dengan frekuensi dua kali sehari. Asupan gizi
<18,5; Normal dengan BMI 18,5 – 22,9; sangat berkontribusi terhadap kesiapan
Overweight dengan BMI 23,0 – 24,9; Obese mahasiswa untuk beraktivitas kuliah dan
dengan BMI e” 25 8 penerimaan materi dengan parameter besar
Salah satu cara menilai kualitas seorang Indeks Prestasi (IP) setiap akhir semester.
mahasiswa dengan melihat prestasi Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
belajarnya sebagai hasil dari proses belajar. dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
Prestasi belajar dipakai sebagai ukuran untuk hubungan antara body mass index (BMI)
mengetahui sejauh mana mereka dapat dengan prestasi belajar remaja yaitu Indekx
menguasai materi yang diajarkan. Hasil Prestasi (IP) khususnya Indeks Prestasi
165
JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013
166
Body Mass Index (BMI) ... - Sri Soenaryati M, Vilda AV
Tabel 3. Distribusi pola makan mahasiswa yang kos dan dirumah sendiri.
Kos Rumah sendiri
Jenis variabel
Ya (%) Tidak (%) Ya (%) Tidak (%)
Konsumsi Mie 46,7 53,3 33,3 66,7
Konsumsi sayur 63,3 36,7 50 50
Konsumsi buah 26,7 73,3 50 50
Konsumsi susu 30 70 33,3 66,7
Konsumsi cemilan 70 30 12,5 87,5
167
JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013
168
Body Mass Index (BMI) ... - Sri Soenaryati M, Vilda AV
3. Hubungan antara BMI dan IPK 5. Arisman MB, Gizi dalam Daur Kehidupan.
mempunyai hubungan yang signifikan (Sig EGC : Jakarta, 2004.
= 0,188), yang menunjukkan tidak ada 6. Huwae. Hubungan antara Status Gizi dan
hubungan antara BMI dengan IPK Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Murid
4. Pola makan mahasiswa menunjukkan SD di Daerah Endemis Malaria (tesis
bahwa makanan utama nasi dan lauk, yang tidak dipublikasikan), Program
tetapi yang mengkonsumsi sayur (57%) Sarjana UGM), 2005.
dan buah (37%) serta susu (31,5%) masih 7. Supariasa, et al, “Penilaian Status Gizi”.
kurang. Tidak ada perbedaan menyokok EGC, Jakarta, p.38-62, 2002.
antara mahasiswa kos dan dirumah 8. Almatsier Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
sendiri. Gramedia, Jakarta. 2003.
9. Grummer-Strawn LM et al., 2002. Ameri-
SARAN can Journal of Clinical Nutrition. Dalam:
1. Memotivasi mahasiswa untuk Centers of Disease Control and
memperhatikan pola makan agar status PreventionAssessing Your Weight: About
gizi lebih baik, sehingga dapat BMI for Adult. Didapat dari: http://cdc.gov/
memberikan salah satu kontribusi healthyweight/assessing/bmi/ adult_bmi/
perbaikan proses belajar. index.html, 2009.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang 10. CDC, BMI (Body Mass Indeks): About BMI
faktor yang berperan dalam pola makan For Children Amd teens. Diakses di http/
mahasiswa. /www.cdc.gov, 2002.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut 11. Masrun, Martaniyah, Pendidikan dan
tentang factor lain yang berpengaruh atau Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka
berkontribusi terhadap Indek Prestasi Cipta, 1973.
mahasiswa. 12. Soemantri, A.G. Hubungan Anemia
Kekurangan Zat Besi dengan Konsentrasi
DAFTAR PUSTAKA dan Prestasi Belajar (tesis), Program
1. Anonim, 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Pascasarjana UNDIP, 1978.
Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan 13. Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Remaja
Masyarakat, Depkes RI, Jakarta, 1995 dan Permasalahannya. Sagung Seto,
2. Santrock JW, “Life-span development Jakarta, 2004.
(Perkembangan masa hidup)”. Edisi 14. Tu’u Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku
kelima. PT. Erlangga, Jakarta, p.221-228), dan Prestasi Siswa. PT.Gramedia
2002. Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004.
3. Sayogo, S.; Sudradjat, S. S.; Sudarsono, 15. Murti B, “Desain dan Ukuran Sampel
S.; Wirawan, R.; Margono, S.; Cobiac, L, Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
A Study on the Intervention Scheme to di Bidang Kesehatan”. UGM Press.
Reduce Anemia in Female Adolescences Yogyakarta, 2006.
in Curug Tangerang. Med J Indonesia : 9 16. Ika Puspitasari, dkk, “Hubungan antara
(3), 2000. status gizi dengan prestasi belajar siswa
4. Purwanto Heri, Pengantar perilakau kelas 4 dan 5 Sdanta Theresia
Manusia Untuk Keperawatan. Buku Malalayang”Universitas Samratulangi,
Kedokteran, Jakarta, 1999. 2013
169