Limfoma
Di Susun Oleh:
1. Asima Ernawati
2. Dian Fitria
3. Dwi Wuriyanti
4. Sri Sulis Seti0ningsih
5. Widi Astuti
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Limfoma maligna adalah tumor ganas primer yang berasal dari
kelenjar limfe dan jaringan limfatik di organ lainnya. Limfoma
maligna mencakup sistem limfatik dan imunitas.
Secara umum, limfoma diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
limfoma hodgkin (LH) dan limfoma non-hodgkin (LNH).
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan histopatologi dari kedua
penyakit tersebut.
Pada tahun 2007, di Amerika Serikat sekitar 71.380 orang
terdiagnosa limfoma, 38.670 orang diantaranya adalah pria dan
32.710 lainnya adalah wanita. Kasus Limfoma Hodgkin 8.190
pasien dan Limfoma Non-Hodgkin 63.190 pasien.
Di Indonesia sendiri, LNH bersama-sama LH dan leukemia
menduduki urutan ke-enam tersering.
Pada tahun 2001, LNH dinyatakan sebagai penyebab kematian
tertinggi ke-empat pada kematian akibat kanker (cancer death).
Sebagian besar limfoma ditemukan pada stadium
lanjut, yang merupakan penyulit dalam terapi kuratif.
Penemuan penyakit pada stadium awal merupakan
faktor penting dalam terapi kuratif. Angka harapan
hidup 5 tahun dapat meningkat dari 31% dari tahun
1960-1963 menjadi 63,8% dari tahun 1996-2003,
berkat manajemen terapi yang tepat dan tersedianya
kemoterapi dan radioterapi.
Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu berfikir kritis tentang rencana Asuhan
Keperawatan dan Intervensi pasien dengan Limfoma.
Tujuan Khusus:
Mampu memahami tentang Anatomi Fisiologi Sistem dan
peredaran Limfatik.
Mampu mengetahui tentang definisi Limfoma.
Mampu mengetahui tentang etiologi Limfoma.
Mampu mengetahui tentang faktor resiko Limfoma.
Mampu mengetahui tentang manifestasi klinis Limfoma.
Mampu memahami tentang Patofisiologi Limfoma.
Mampu mengetahui tentang Pemeriksaan penunjang Limfoma.
Mampu mengetahui tentang komplikasi Limfoma.
Mampu mengetahui tentang therapy Limfoma.
Anatomi Fisiologi Sistem Limfatik
Sistem limfatik terdiri dari lymph (getah bening), limfosit,
pembuluh limfe, nodus limfe, tonsil, spleen dan timus.
Sistem limfatik tidak seperti sistem sirkulasi karena tidak
mengantarkan cairan ke jaringan dan dari jaringan.
Sistem limfatik membawa cairan dalam satu arah, dari
jaringan ke sistem sirkulasi. Cairan berpindah dari kapiler
darah ke dalam ruang jaringan. Sebagian besar cairan
kembali ke dalam darah, dan sebagian kecil cairan pindah
dari jaringan ke kapiler limfe dan menjadi cairan getah
bening (lymph).
REVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
LIMFATIK
ANATOMI
SISTEM
PEMBULUH
LIMFATIK
Pembuluh limfe berupa buluh pengumpul cairan jaringan dan
mengembalikannya melalui jalan yang berputar ke dalam aliran
darah. Pengaliran limfe itu searah jalannya dan bukan sirkulasi.
Pembuluh limfe yang paling kecil, kapiler limfe, berujung buntu.
Mengarah pusat, pembuluh- pembuluh limfe menuju satu atau dua
pembuluh utama yaitu duktus torasikus yang lebih besar atau duktus
limfatikus kanan yang lebih kecil.
Kelenjar limfe terletak sepanjang perjalanan pembuluh limfe
tempat menyaring limfe dan menambahkan limfosit ke dalamnya
sebelum mencapai pembuluh limfe utama.
Kapiler Limfatik
Pembuluh Limfe (Pembuluh Pengumpul)
Pembuluh Limfe Utama
Organ-organ limfatik
Organ-organ limfatik meliputi tonsil, nodus limfe,
spleen dan timus. Jaringan limfatik yang
mengandung banyak limfosit dan sel-sel lainnya
seperti sel makrofag, ditemukan di dalam organ
limfatik. Limfosit yang berasal dari sumsum tulang
merah dibawa oleh darah ke organ limfatik.
Limfosit membelah dan meningkat jumlahnya
ketika tubuh terkena mikroorganisme dan benda
asing. Peningkatan jumlah limfosit adalah bagian
dari respon imun dalam melawan mikroorganisme
dan benda asing.
Tonsil
Tonsil terdiri dari palatin tonsil (terletak di setiap sisi posterior rongga
mulut), faringeal tonsil dan lingual tonsil. Tonsil berfungsi sebagai proteksi
melawan patogen dan benda asing yang masuk dari hidung maupun mulut .
Pada orang dewasa, tonsil dapat mengecil dan dapat menghilang.
Nodus limfa
Nodus limfa adalah struktur yang melingkar bervariasi dalam ukurannya
dari mulai yang kecil sampai sebesar kacang almond. Nodus limfa
berdistribusi sepanjang pembuluh limfatik dan kebanyakan cairan getah
bening melalui sedikitnya satu nodus limfa sebelum memasuki darah. Ada
tiga agregasi superfisial dari nodus limfa di setiap sisi tubuh, yaitu: Nodus
inguinal di lipatan paha, nodus axilary di ketiak dan nodus servikal di leher.
Setiap nodus limfa dibungkus dalam jaringan kapsul.
Spleen/Limpa
Spleen terletak pada rongga abdomen. Spleen berbentuk kapsul dan
sejumlah kecil otot halus. Spleen berfungsi menyaring darah pada
cairan getah bening. Spleen juga berfungsi sebegai tempat menyimpan
darah.
Timus
Timus adalah kelenjar yang terdiri dari dua lobus kasar dalam bentuk
triangular. Terletak di mediastinum superior, bagian yang
memisahkan antara dua rongga thorax. Timus berfungsi dalam
memperkuat sistem kekebalan tubuh, terutama pada masa kanak-
kanak.Timus adalah tempat dimana terjadi maturasi sel T.
Fisiologi Kelenjar Limfe
Komposisinya hampir sama dengan komposisi kimia
plasma darah dan mengandung sejumlah besar limfosit
yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke
dalam aliran darah. Pembuluh limfe yang mengaliri usus
disebut lacteal, karena bila lemak diabsorbsi dari usus
maka sebagian besar lemak melewati pembuluh limfe.
Sepanjang pergerakan limfe sebagian mengalami tarikan
oleh tekanan negative didalam dada dan sebagian lagi di
dorong oleh kontraksi otot.
Fungsi Sistem Limfatik
1. Keseimbangan Cairan.
2. Absorbsi Lemak.
3. Pertahanan.
Fisiologi
Fungsi kelenjar limfe adalah menyaring
cairan limfe dari benda- benda asing,
membentuk limfosit, membentuk antibody,
pembuangan bakteri, membantu reabsorbsi
lemak.
Definisi
Limfoma Hodgkin
Adalah keganasan sistem limforetikular dan jaringan pendukungnya yang
sering menyerang kelenjar getah bening dan disertai gambaran
histopatologi yang khas yaitu adanya sel- sel Reed- Steinberg dan
gambaran polimorfik kelenjar getah bening (Tjokronegoro,2001)
Stadium II: Pada stadium ini, sudah melibatkan dua kelenjar getah
bening yang berbeda, namun masih terbatas dalam satu wilayah atas
atau bawah diafragma tubuh.
Stadium IV: Merupakan stadium yang paling lanjut. Pada stadium ini
yang terkena bukan hanya kelenjar getah bening, tapi juga bagian
tubuh lainnya, seperti sumsum tulang atau hati.
Etiologi
Etiologi dari limfoma hodgkin belum diketahui dengan pasti.
Faktor Resiko
HIV (adanya defisiensi imun)
Etiologi
Sebagian besar LNH tidak diketahui penyebabnya. Faktor resiko
yang berhubungan dengan terjadinya LNH meliputi
imunodefisiensi, virus Ebstein-Barr (EBV), paparan herbisida atau
pelarut organik, diet tinggi lemak hewani, merokok, dan paparan
ultraviolet.
Faktor Resiko
Limfoma Burkitt
Faktor resikonya tergantung geografiknya.
Umumnya terjadi pada anak- anak usia 4-7 tahun
didaerah yang insiden malarianya tinggi dengan
perbandingan yang sama antara laki- laki dan perempuan di
Afrika.
HIV/ AIDS.
Penggunaan obat Imunosupression.
Manifestasi Klinis limfoma non hodgkin
Foto dada : dapat menunjukkan adenopati mediastinal atau hilus, infiltrat, nodulus
atau efusi pleural
Foto torak, vertebra lumbar, ekstremitas proksimal, pelvis, atau area tulang
nyeri tekan : menentukan area yang terkena dan membantu dalam pentahapan.
Tomografi paru secara keseluruhan atau scan CT dada : dilakukan bila
adenopati hilus terjadi. Menyatakan kemungkinan keterlibatan nodus limfa
mediatinum.
CT scan abdominal : mungkin dilakukan untuk mengesampingkan penyakit nodus
pada abdomen dan pelvis dan pada organ yang tak terlihat pada pemeriksaan fisik.
Scan tulang : dilakukan untuk mendeteksi keterlibatan tulang.
Skintigrafi Galliium-67 : berguna untuk membuktikan deteksi berulangnya
penyakit nodul, khususnya diatas diagfragma.
Biopsi sumsum tulang :
menentukan keterlibatan sumsum tulang.
Invasi sumsum tulang terlihat pada tahap luas.
Mediastinoskopi :
mungkin dilakukan untuk membuktikan keterlibatan
nodus mediastinal.
Laparatomi pentahapan :
mungkin dilakukan untuk mengambil spesimen
nodus retroperitoneal, kedua lobus hati dan atau
pengangkatan limfa
(Splenektomi) adalah kontroversial karena dapat
meningkatkan resiko infeksi dan tidak biasa dilakukan
penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah menghancurkan
sel kanker sebanyak mungkin dan mencapai
remisi, mengurangi gejala , meningkatkan
kualitas hidup dan memperpanjang masa
hidup.
Dua jenis pengobatan yang efektif untuk
limfoma adalah radioterapi dan
kemoterapi.
Penatalaksanaan
Radiasi. Terapi radiasi diberikan jika penyakit ini hanya
melibatkan area tubuh tertentu saja. Terapi radiasi
dapat diberikan sebagai terapi tunggal, namun
umumnya diberikan bersamaan dengan kemoterapi.
Jika setelah radiasi penyakit kembali kambuh, maka
diperlukan kemoterapi. Beberapa jenis terapi radiasi
dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker yang lain,
seperti kanker payudara atau kanker paru, terutama
jika klien berusia < 30 tahun. Umumnya klien anak
diterpai dengan kemoterapi kombinasi, tapi mungkin
juga diperlukan terapi radiasi dosis rendah.
Kemoterapi.