Adapun persentase lansia di Indonesia didominasi oleh lansia muda (kelompok umur 60-69
tahun) yang persentasenya mencapai 63,39 persen, sisanya adalah lansia madya (kelompok
umur 70-79 tahun) sebesar 27,92 persen, dan lansia tua (kelompok umur 80+) sebesar 8,69
persen.
Populasi lansia mencapai 962 juta orang pada tahun 2017, lebih dari dua kali lipat
dibandingkan tahun 1980 yaitu hanya 382 juta lansia di seluruh dunia. Angka ini
diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2050 yang prediksinya akan mencapai sekitar
2,1 miliar lansia di seluruh dunia.
Sejalan dengan hal tersebut, persentase lansia di Indonesia juga semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2018, terdapat 9,27 persen atau sekitar 24,49 juta lansia dari
seluruh penduduk. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya
terdapat 8,97 persen (sekitar 23,4 juta) lansia di Indonesia.
Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke
atas menurut UU Nomor 13 Tahun 1998.
6,98%
Salah satu upaya untuk memberdayakan lanjut usia di masyarakat adalah melalui
pembentukan dan pembinaan kelompok lansia di beberapa daerah disebut dengan
Kelompok Usia Lanjut (Poksila), Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) atau
Pos Pembinaan Terpadu Lanjut Usia (Posbindu Lansia). Pelaksanaan kelompok lansia ini
selain mendorong peran aktif masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga harus
melibatkan lintas sektor terkait. Untuk pelayanan di masyarakat, jumlah Posyandu
Lansia/Posbindu yang dibina oleh Puskesmas mencapai 80.353 kelompok dan tersebar di
semua provinsi.
Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08
juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta).
Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan
keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti
tampak pada gambar di bawah ini
Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan
keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti
tampak pada gambar di samping.
Pr :9,53%
Jumlah posyandu lansia di Kota Padang sebanyak 196 pos dengan jumlah
kader 585 orang. Setiap pos dengan 3 orang kader. Cakupan pelayanan lansia di
Kota Padang pada tahun 2017 sebanyak 50% . Cakupan ini meningkat dari tahun
2016 (17,85 %). Peningkatan cakupan ini karena meningkatnya partisipasi lansia
Puskesmas (Laporan Tahunan Tahun 2017 edisi Tahun 2018 Dinas Kesehatan Kota Padang)
lanjut di masyarakat, dan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya
kesehatan gigi usia lanjut (Dogan dan Gokalp, 2012). Data Hasil Riset Kesehatan
gigi dan mulut serta kehilangan gigi asli menunjukkan kecenderungan meningkat
seiring pertambahan umur. Semakin tinggi umur maka akan semakin meningkat
prevalensi masalah gigi dan mulut. Pada kelempok umur 45-54 tahun sudah
ditemukan 1,8% hilang seluruh gigi asli dan pada kelompok umur 65 tahun ke
hidup (AHH) 70,9 tahun. Di Kota Padang jumlah penduduk lansia tahun 2014
dengan penduduk lansia terbanyak yaitu sebesar 4.700 jiwa. Jumlah posyandu
Lansia dengan 41 orang kader. Pada kasus pencabutan gigi tetap, salah satu
Kecamatan Padang Timur memiliki angka pencabutan gigi tetap yang tinggi
yaitu sebanyak 665 kasus (BPS, 2014; Kementerian Kesehatan RI, 2017;
gizi akan kurang dan akan mempengaruhi kesehatan umum secara keseluruhan
(Marcenes, 2003). Lansia merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita gizi
kurang dan diperburuk oleh adanya penyakit degeneratif. Lansia yang menderita
malnutrisi, menyebabkan respon kekebalan tubuhnya buruk dan lebih mudah