MODUL 3
OLEH:
KELOMOPOK 1
2.Iswara Sardi
3.Nazifa Khairunnisa
7.Raudhatul Agvazahira
8.Tatha Febilla
9.Ulfa Rizalni
10.Rinny Maryussa
UNIVERSITAS ANDALAS
Skenario 3
Gigi bergoyang
Mr.X 38 tahun datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan gigi anteriornya goyang,
terlihat lebih memanjang dari sebelumnya serta gusinya sering berdarah. Mr.X merasa
terganggu dengan keadaan giginya tersebut dan ingin dilakukan perawatan.
STEP I : TERMINOLOGI
1. Apa yang menyebabkan gigi terlihat panjang dan gusi berdarah serta gigi tampak
panjang?
2. Jenis- jenis derajat luksasi?
3. Apa efek luksasi gigi?
4. Apa saja perawatan yang dapat dilakukan dalam kasus mr.X?
5. Apa saja tahap perawatan periodontal selain initial teraphy?
6. Apa saja tujuan dilakukan perawatan inisial?
7. Apa saja instrumen yang digunakan pada inisial terapi mr.X?
8. Apa saja indikasi dan kontraindikasi scalling dan root planing?
9. Apa kekurangan dari perawatan scalling dan root planing?
10. Apa saja klsifikasi splinting?
11. Apa saja indikasi dan kontra indikasi splinting?
12. Kenapa drg mengajukan perawatan splinting pada mr.X?
13. Splint jenis apa yang digunakan drg pada pasien mr.X?
14. Bagaimana cara kontrol plak di rumah?
1. Apa yang menyebabkan gigi terlihat panjang dan gusi berdarah serta gigi tampak
panjang?
-Adanya bakteri pada plak yang menyebar dan meluas serta toksin yang
dihasilkannya dapat mengiritasi gingiva sehingga merusak tulang,jaringan
pendukung dan gingiva tidak melekat lagi pada gigi dan membentuk
poket.Haltersebut dapat menyebabkan gigi menjadi goyang.
-luksasi darajat 2 menyebabkan resesi gingiva sehingga gigi terlihat panjang
STEP IV : SKEMA
Diagnosa:periodontitis
kronis
ontitis Kronis
Initial terapy
Perawatan Penyakit Instrumen dan
-(scalling dan root Periodontal instrumentasi
planning)
Perawatan penyakit
-splinting ,night guard periodontal
STEP V : MENENTUKAN LO
kalkulus, root planning, kuret gingival, atau mengambil jaringan yang berpenyakit.
Berikut klasifikasinya :
individu.
2. Explorers atau sonde adalah alat yang digunakan untuk melokalisir deposit
akar gigi setelah penyerutan akar, cacat anatomis pada permukaan gigi dan tepi
restorasi.
deposit plak dan kalkulus dari mahkota dan akar pada gigi, menyingkirkan
sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan akar subgingiva
dan dinding jaringan lunak pada batas poket. Instrument scaling dan kuretase
a. Sickle scalers adalah scaler kasar yang digunakan untuk mengambil kalkulus
supragingiva
subgingiva, root planing dan mengambil jaringan lunak pada batas poket
c. Hoe, chisel dan file scaler digunakan untuk mengambil kalkulus subgingiva
digunakan.
d. Instrument ultrasonic dan sonic adalah alat yang digerakan dengan tenaga
listrik yang digunakan untuk scaling dan membersihkan permukaan gigi dan
5. Cleansing and polishing instrument, alat pembersih dan pemoles seperti rubber
cups, brushes dan dental tape digunakan untuk membersihkan dan memoles
permukaan gigi. Tersedia pula air-powder abrasive system untuk memoles gigi,
yaitu suatu alat yang menyemprotkan serbuk garam dengan tekanan yang cukup
tinggi.
gigi sering mempunyai variasi untuk digunakan secara efektif. Instrumen yang kecil lebih
Untuk lebih mengenali alat periodontal ada baiknya lebih dulu dikenali bagian-
bagian dari suatu alat periodontal yang terdiri dari: blade (blade), shank (shank); dan
gagang (handle). Khusus untuk probe periodontal bagian-bagian alatnya terdiri atas
ujung yang berkalibrasi (calibrated working end), shank dan gagang (gambar 1). Gagang
adalah bagian alat yang digenggam oleh si pemakai. Bentuk, besar, dan tekstur
permukaannya bervariasi. Sebaiknya dalam memilih alat dipilih yang paling sesuai
dengan genggaman si pemakai sehingga tidak mudah lelah. Shank adalah bagian alat
atau membengkok) dan panjangnya. Sudut dan panjang shank perlu diperhatikan agar
instrumentasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Blade adalah bagian alat yang
berkontak dengan gigi, dan bagian inilah yang sebenarnya berfungsi dalam
instrumentasi.
1. Probe periodontal
dalam milimeter, tumpul dan dengan ujung membulat. Probe yang baik adalah yang tipis
bervariasi: pipih, oval atau bundar, dan kalibrasinya pun bervariasi, berikut macam-
macam probe :
3.
kalibrasi setiap 1 mm, dan pada 5, 10, dan 15 mm diberi kode warna.
bagian ujungnya berupa bola kecil seperti jarum pentul berdiameter 0,5 mm,
kalibrasi 3,5, 8,5 dan 11,5 mm dengan kode warna antara 3,5 - 5,5
mm(gambar 2E).
Beberapa tipe prob periodontal. (A) Prob Marquis; (B) Prob UNC-15; (C) Prob Williams;
tekanan yang lembut sampai ke bawah poket. Shank harus sejajar sumbu panjang
2. Explorers
Explorers digunakan untuk melokalisir deposit subgingiva dan daerah karies dan
untuk mengecek kehalusan permukaan akar setelah root planning. Explorers didesain
dengan bentuk dan sudut sesuai dengan penggunaanya. Explorers paling umum
digunakan sehari-hari seperti tampak pada Gambar 4 (A dan B), tetapi eksplorer yang
paling tepat untuk mendeteksi kalkulus subgingival dan kelicinan akar gigi adalah
eksplorer Hu-Friedy No.3 (gambar 2 D). Periodontal probe dapat juga digunakan untuk
Gambar 2. Lima tipe eksplorer. (A) No. 17; (B) No. 23; (C) EXD 11-12; (D) No. 3, (E)
Permukaan sickle scaler adalah datar dengan dua sisi pemotong (cutting
gingival.
Gambar 4. Ciri khas sickle scaler: Potongan melintang berbentuk segitiga; sisi
Jacquatte). Ada skeler yang khusus untuk regio anterior dan ada yang khusus untuk regio
posterior. Masing-masing jenis skeler ada yang lurus dan ada yang melengkung
shanknya. Pada sickle scaler untuk regio anterior, baik yang lurus maupun yang
melengkung, blade, shank dan gagangnya berada dalam satu bidang. Sebaliknya blade,
shank dan gagang sickle scaler untuk regio posterior tidak berada dalam satu bidang,
Sickle scaler yang khas adalah skeler Morse yang bagian shank dan bladenya
dapat dibuka pasang pada gagangnya. Karena tipisnya, skeler ini sangat bermanfaat
sempit.
b. Kuret
Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-
specific/Gracey curette). Ciri khas kuret adalah: bentuk penampang melintang seperti
sendok, ujungnya membulat/tumpul (gambar 6). Sisi pemotongnya ganda pada kuret
universal dan tunggal pada kuret khusus. Ukurannya lebih halus dibandingkan
dengan sickle scaler. Oleh sebab itu alat ini mudah dimasukkan dan diadaptasikan
pada poket yang dalam tanpa menimbulkan cedera pada jaringan. Kuret yang
dipasarkan ada yang dengan blade tunggal (pada salah satu ujung gagang saja), tetapi
ada juga yang blade ganda (blade pada masing-masing ujung gagang).
Gambar 6. Ciri khas kuret: penampang melintang seperti sendok; ujung tumpul.
2. Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus
tunggal;
4. Permukaan blade kuret universal tegak lurus terhadap shank, sedangkan blade
blade dilihat dari arah ujung blade ; Kanan:Blade kuret universal lurus,
Satu set kuret Gracey terdiri dari 14 alat bila alatnya dengan blade tunggal, atau 7
alat bila alatnya dengan blade ganda. Satu set kuret Gracey bermata ganda terdiri dari
3. Gracey no. 7- 8 dan no. 9 - 10 untuk permukaan vestibular dan oral gigi posterior,
Namun bagi pemakai yang telah terampil, setiap alat dapat saja diadaptasikan
untuk digunakan pada berbagai permukaan gigi dengan jalan mengubah posisi
Gambar 8. Beberapa jenis kuret. Kiri: Columbia 4R-4L (kuret Universal); Kanan:
Kuret Gracey (dari kiri ke kanan: no. 5-6, no. 7-8, no. 11-12, dan no. 13-
14).
c. Chisel Scaler
Chisel scaler didisain khusus. untuk penskeleran pada permukaan proksimal gigi
anterior yang terlalu rapat ruang interproksimalnya. Shanknya bisa lurus atau
d. Hoe Scaler
Blade hoe scaler membengkok membentuk sudut 99 -100 terhadap shank. Alat
ini didisain untuk setiap permukaan gigi, artinya pada setiap permukaan gigi
a. Rubber cup
Rubber cup
hand piece atau contra angle. Rubber cup diolesi pasta yang mengandung flouride
untuk memoles untuk mengurangi panas yang berlebihan pada waktu digunakan.
yaitu lapisan tipis pada daerah servikal. Handpiece, dan rubber cup harus
disterilisasi setiap setelah pemakaian pada pasien atau dapat juga digunakan
disposable prophylaxis angle dan rubber cup yang dapat dibuang setelah
digunakan.
b. Bulu Sikat
Bulu sikat tersedia dalam bentuk lingkaran dan kotak. Penggunaan sikat ini
digunakan pada handpiece dengan pasta polishing. Karena bulu sikat bersifat
kaku, saat penggunaan sikat hanya terbatas pada mahkota untuk menghindari
c. Dental tape
membersihkan rongga mulut dari pasta poles digunakan air hangat untuk
berkumur.
menggunakan alat periodontal dengan tujuan untuk menyingkirkan iritan lokal yang
menumpuk pada permukaan gigi. Ada teknik-teknik khusus yang perlu diperhatikan
dalam melakukan prosedur scaling dan root planing. Dalam melakukan intrumentasi
periodontal perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : pemegangan, tumpuan, dan
sandaran jari, gerak pergelangan tangan dan lengan, adaptasi, angulasi, sapuan, posisi
1. Pemegangan
Pemegangan (grasp) perlu diperhatikan pada waktu instrumentasi agar sisi pemotong
mata pisau (cutting edge/working end) dapat dikontrol. Dengan cara memegang yang
benar operator dapat menggerakkan alat ke sekeliling gigi dan mengarahkan tekanan ke
permukaan gigi tanpa mencederai daerah periodontal. Pemegangan yang paling baik
ibu jari. Jari telunjuk dan ibu jari berada berdekatan pada gagang alat pada sisi yang
berseberangan, sedangkan jari tengah berada di atas leher alat. Jari telunjuk ditekuk pada
ruas kedua (dihitung dari ujung jari) dan berada di atas jari tengah pada sisi yang sama
dari alat. Bagian dalam ibu jari ditempatkan di antara telunjuk dan jari tengah pada sisi
yang berseberangan.
Dengan posisi ketiga jari yang demikian, didapatkan efek tripod (dukungan dari tiga
sisi) yang akan mencegah terputarnya alat secara tak terkontrol pada waktu tekanan
dilepaskan sewaktu instrumentasi. Selain adanya efek tripod, keuntungan lainnya adalah
dimungkinkannya sensasi taktil oleh jari tengan yang diletakkan di atas leher alat.
kemampuan operator untuk dapat bekerja secara nyaman dan efisien. Operator bisa
bekerja dalam posisi berdiri atau dalam posisi duduk. Namun harus diakui bahwa posisi
kerja yang paling baik adalah dalam posisi duduk, untuk mana jenis kursi dental yang
digunakan harus mendukung. Posisi operator dan pasien yang tepat akan mengurangi
kemungkinan timbulnya nyeri pada punggung operator dan tercapainya efisiensi kerja.
Untuk instrumentasi, kursi dental ditidurkan agar pasien dapat bersandar dalam posisi
telentang dengan kepala dan leher terdukung. Kursi diatur sedemikian sehingga pasien
Posisi kepala pasien diatur sehingga kepalanya berada dekat puncak sandaran kursi.
Operator duduk di atas kursi kerjanya dengan telapak kaki rata di atas lantai dan paha
sejajar dengan lantai. Dengan paha dalam keadaan terdukung dan berat badan
didistribusikan secara merata, hambatan terhadap sirkulasi darah ke kaki dan telapak kaki
dapat dihindari. Siku operator berada setinggi pinggang dan setentang mulut pasien
sehingga akses gigi geligi pasien lebih baik. Apabila operator hendak bekerja dengan
posisi berdiri, ia harus berdiri dengan posisi lurus tidak membungkuk maupun
membengkok. Kursi dental diatur sedemikian sehingga mulut pasien setentang dengan
siku operator.
Posisi operator pada waktu bekerja adalah bervariasi tergantung pada sisi mana
digunakan patokan arah jarum jam. Apabila operator berada persis di depan pasien,
bagian atas kepala pasien berada pada posisi pukul 12 sedangkan dagunya pada posisi
pukul 6.
Selengkapnya posisi bekerja bagi operator yang bukan kidal ada1ah seperti terlihat
pada Tabel diatas. Posisi dimaksud pada Tabel tersebut, dapat dimodifikasi tergantung
situasinya dengan tujuan agar posisi punggung, leher dan bahu operator yang baik tetap
tercapai. Membiasakan untuk bekerja dengan posisi yang baik akan memberikan
kenyamanan dan memperpanjang daya tahan operator. Hal ini dapat dicapai dengan
Agar tercapai akses yang maksima1 ke rongga mulut pasien. posisi kepala pasien diatur
sedemikian rupa untuk mengarahkan dagunya. Untuk instrumentasi di rahang atas, dagu
pasien diarahkan ke atas. Sebaliknya untuk instrumentasi di rahang bawah dagu pasien
pasien.
Sumber :
Carranza, F.A, et al. 2006. Clinical Periodontology 10th ed. California: Saunders Elsevier
A. Preliminary phase
Keadaan darurat periodontal adalah suatu keadaan atau gabungan berbagai
kondisi yang berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal dan memerlukan
tindakan segera (Fedi, 20005). Situasi darurat yang berhubungan dengan penyakit
periodontal yaitu:
1. Acute Gingival Disease
a. Acute necrotizing ulcerative gingivitis
b. Acute pericoronitis
c. Acute/primary herpetic gingivostomatitis
2. Abscess
a. Gingival abscess
b. Periodontal abscess
c. Pericoronal abscess
Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan
supragingiva dan subgingiva gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments
scaler atau manual scaler dan ultrasonic scaler.. Root planing adalah proses dimana sisa
kalkulus yang berada di sementum dikeluarkan dari akar untuk menghasilkan permukaan
gigi yang halus, keras, dan bersih. Tujuan utama dari scaling dan root planing untuk
memulihkan kesehatan gusi secara menyeluruh untuk menghapus elemen yang dapat
menyebabkan inflamasi gusi dari permukaan gigi. Instrumentasi telah terbukti secara
dalam komposisi plak subgingiva dari tingginya jumlah gram negatif anaerob satu
didominasi oleh bakteri gram positif fakultatif yang kompatibel dengan kesehatan.
Setelah dilakukan scaling dan root planing secara menyeluruh, terjadi pengurangan
terjadi perubahan dalam mikrobiota yang disertai dengan berkurangnya atau hilangnya
peradangan klinis.
Permukaan akar yang terkena plak dan kalkulus menimbulkan masalah yang
berbeda. Deposit kalkulus pada permukaan akar sering tertanam dalam sementum
irregular. Ketika dentin terkena , bakteri pada plak dapat menyerang tubulus dentin. Oleh
karena itu perawatan skeling saja tidak cukup sehingga root planning dilakukan dimana
bagian dari permukaan akar tersebut dibuang untuk menghilangkan plak dan kalkulus
yang menempel.
Scaling dan root planning bukan merupakan suatu prosedur yang terpisah. Semua
prinsip-prinsip scaling sama untuk root planing. Scaling dan root planing termasuk dalam
melakukan anamnesis pemeriksaan gigi. Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien
secara ekstra dan intra oral. Secara ekstra oral akan dilakukan anamnesis atau wawancara
dan dilihat apakah ada pembengkakan kelenjar limfe di bagian kepala dan leher sebagai
tanda adanya penyebaran infeksi, lalu pemeriksaan intra oral untuk melihat keadaan
Detection skills
Penglihatan yang baik dan teknik perabaan sangat dibutuhkan untuk penilaian
awal tingkat dan sifat dari kalkulus dan iregulitas akar sebelum melakukan scaling dan
root planing. Evaluasi yang valid dari hasil instrumentasi tergantung pada kemampuan
mendeteksi ini.
gingival margin tidak begitu sulit dibawah pencahayaan yang bagus dan area yang bersih.
Deposit ringan dari kalkulus supragingival seringkali sulit dilihat ketika basah terkena
terlihat berwarna putih pucat dan mudah terlihat. Udara juga bisa diarahkan kedalam
pocket dalam aliran yang stabil untuk membelokkan marginal gingiva jauh dari gigi
Secara umum kalkulus yang terletak pada supragingiva lebih lunak dan lebih
instrumentasi dilakukan pada daerah mahkota dan tidak dibatasi oleh jaringan sekitarnya,
sehingga adaptasi dan angulasi lebih mudah. Teknik scaling supragingiva juga
memungkinkan adanya visibilitas langsung dan pergerakan yang lebih bebas dibanding
teknik subgingival.
dan instrumen ultrasonic dan sonic. Hoe dan chisel jarang digunakan. Pada teknik scaling
supragingiva, sickle atau kuret dipegang dengan cara modified pen grasp dan dilakukan
firm finger rest pada gigi yang berada di area yang berlawanan dengan area kerja.
Angulasi blade dengan permukaan gigi sedikit lebih kecil dari 90°. Cutting edge harus
berada pada margin apikal kalkulus, dan ditarik ke arah koronal secara vertikal atau obliq
dengan tarikan yang pendek, kuat, dan overlapping. Berhati-hatilah dalam penggunaan
sickle karena ujungnya yang tajam dapat merusak jaringan sekitar, sehingga adaptasi
Jika bulky blade dapat diinsersikan ke dalam jaringan sekitar maka sickle dapat
digunakan untuk membersihkan kalkulus di bawah margin gingival. Jika tindakan ini
dilakukan, biasanya diikuti dengan final scaling dan root planing dengan menggunakan
kuret.
Teknik Scaling Subgingival dan Root Planing
Teknik scaling subgingiva dan root planing jauh lebih kompleks dan sulit
- Kalkulus serta deposit lainnya terperangkap di bagian lebih dalam dan sulit
- Dinding poket yang terbatas, namun kalkulus yang lebih dalam masih ada.
instrumentasi yang tepat, baik pemilihan alat, posisi dan cara memegang instrumen, serta
keterampilan operator. Sickle , hoe, file dan alat ultrasonik digunakan untuk scaling
subgingiva tapi tidak diajnjurkan untuk root planing. Meskipun beberapa jenis file dapat
menghancurkan deposit yang keras tetapi file, hoe, dan alat ultrasonik yang besar sulit
diinsersikan ke dalam poket yang dalam. Hoe dan file tidak bisa digunakan untuk
mendapatkan permukaan yang halus seperti kuret, kuret sangat baik digfunakan untuk
baik dengan kuret universal; maupun dengan kuret gracey. Cutting edge diadaptasikan
dengan ringan pada gigi diman shank bagian bawah dibuat sejajar dengan permukaan gigi
. Shank bagian bawah digerakkan menghadap kegigi sehingga dengan demikian bagian
depan dari blade berada dekat dengan permukaan gigi. Blade instrument kemudian
diinsersikan di bawah gingival sampai dasar poket dengan gerakan eksplorasi ringan. Bila
cutting edge telah mencapai dasar poket, angulasi 45o dan 90o harus dipertahankan dan
kalkulus dihilangkan dengan gerakan yang terkontrol, berulang, gerak pendek, dan
(lihat Gambar. 42-19). Dibagian ini, beberapa milimeter dari terminal pisau, diposisikan
sedikit apikal ke tepi lateral kalkulus, dan stroke vertikal atau miring digunakan untuk
membagi kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa menarik instrumen dari saku, pisau maju
ke lateral untuk mengenai bagian berikutnya dari kalkulus yang tersisa. Stroke vertikal
atau miring lainnya dibuat, sedikit tumpang tindih dengan stroke sebelumnya. Proses ini
satu stroke. Meskipun beberapa dokter mungkin bisa menghilangkan seluruh kalkulus.
cara, kekuatan yang lebih tepat diperlukan untuk mengurangi sensitivitas taktil
mengurangi jaringan trauma. Sebuah stroke tunggal biasanya tidak cukup untuk
menghapus kalkulus seluruhnya. stroke dibuat dengan ujung enderung mengambil deposit
bagian bawah lapis demi lapis. Ketika serangkaian ini diulang, kalkulus dapat dikurangi
menjadi lembaran tipis, halus, mengkilat yang sulit untuk membedakan dari permukaan
akar di sekitarnya.
gagal untuk mencapai wilayah midproximal apikal kekontak. Daerah ini relatif
tidak membutuhkan tehnik keterampilan lebih dari instrumentasi bukal atau permukaan
lingual. Hal ini sangat penting untuk memperluas stroke di seluruh permukaan proksimal
sehingga tidak ada kalkulus di daerah interproksimal. Dengan kuret yang baik, hal ini
dapat dicapai dengan menjaga batang bawah kuret tetap paralel dengan sumbu panjang
gigi (Gambar 47-3). Dengan paralel tangkai yang lebih rendah dengan sumbu panjang
gigi, pisau dari kuret akan mencapai dasar saku dan melampaui garis tengah di
permukaan proksimal.
Hubungan antara letak jari dan daerah kerja penting untuk dua alasan. Pertama,
sisa jari atau titik tumpu harus diposisikan untuk memungkinkan tangkai yang lebih
rendah dari instrumen yang akan paralel atau hampir sejajar dengan permukaan gigi yang
ini dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan tumpuan ekstraoral atau sebaliknya-arch.
Ketika jari terletak intraoral digunakan di daerah lain mulut, sisa jari harus cukup dekat
Sebagai instrumentasi gigi selanjutnya, posisi tubuh operator dan lokasi dari sisa
jari harus sering disesuaikan atau diubah untuk memungkinkan paralelisme dan gerak
pergelangan tangan. Untuk cara lain yang mungkin dan dapat diterima jika cara tersebut
memberikan efisiensi yang sama dan kenyamanan. Berikut pendekatan dapat digunakan:
Iluminasi:Langsung.
Permukaan sickle scaler adalah datar dengan dua cutting edge yang menyatu
Banyak sekali jenis sickle scaler. Ada scaler yang khusus untuk regio
anterior dan ada yang khusus untuk regio posterior. Masing-masing jenis scaler
ada yang lurus dan ada yang melengkung lehernya. Pada scaler sabit untuk region
anterior, baik yang lurus maupun yang melengkung, mata pisau, leher dan
gagangnya berada dalam satu bidang. Sebaliknya mata pisau, leher dan gagang
untuk regio posterior tidak berada dalam satu bidang, karena tangkainya
2. Curette adalah alat periodontal halus yang digunakan untuk scaling dan root
planning.
Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-
kuret universal dan tunggal pada kuret khusus. Ukurannya lebih halus
dibandingkan dengan sickle scaler. Oleh sebab itu alat ini mudah dimasukkan dan
diadaptasikan pada pocket yang dalam tanpa menimbulkan cedera pada jaringan.
Kuret yang dipasarkan ada yang bermata pisau tunggal (pada salah satu ujung
gagang saja), tetapi ada juga yang bermata pisau ganda (mata pisau pada masing-
Gambar : kuret
b) Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus tunggal
d) Permukaan mata pisau kuret universal tegak lurus terhadap leher alat, sedangkan
mata pisau kuret khusus membentuk sudut 60° terhadap leher alat.
gigi dan permukaannya. Kuret nomor 1-4 digunakan untuk gigi anterior, kuret
nomor 5-6 digunakan untuk gigi anterior dan premolar, kuret nomor 7-10
digunakan untuk bagian fasial dan lingual gigi posterior, kuret nomor 11-12
digunakna untuk bagian mesial gigi posterior, serta kuret nomor 13-14 digunakan
3. Hoe scaler
Mata hoe scaler membengkok membentuk sudut 99°-100° terhadap leher alat.
Alat ini didesain untuk setiap permukaan gigi, artinya pada setiap permukaan gigi
4. Chisel scaler
Chisel scaler didesain khusus untuk permukaan proksimal gigi anterior yang
5. Scaler ultrasonic
Digunakan untuk membuang plak, scalling, mabuang stain, dan kuretase. Ada 2
tipe gerakan pada scaler ultrasonic ini, yaitu (1) magnetostrictive, pergerakannya
akar menggunakan hand instruments seperti kuret. Namun dengan teknik yang sederhana
memerlukan keterampilan operator yang lebih, memakan waktu yang lama, dan
menimbulkan ketidaknyamanan baik untuk operator dan pasien, sehingga saat ini
dikembangkan power-driven scalers (skaler yang digerakkan oleh mesin). Power driven
scaler terdiri dari unltrasonic dan sonic scaler. Dengan power driven scaler meningkatkan
piezoelectric ultrasonic scaler. Pengoperasian sonic scaler oleh kompres udara yang
berasal dari dental chair. Memiliki frekuensi 6000Hz samapi 9000 Hz dengan amplitudo
ketergantungan terhadap angulasi permukaan akar untuk kestabilan pergerakan scaler ini.
frekuensinya 20.000 Hz hingga 45.000 Hz. Pizoelectric scalers juga memiliki frekuensi
pergerakan 20.000 hingga 45.000 Hz dan amplitude sampai dengan 72 µm. Dengan
frekuensi dan amplitodo sebesar itu magnetostrictive dan piezoelectric scaler memiliki
kecepatan tinggi untuk efisiensi waktu saat mengurangi kalkulus dengan pengurangan
substansi akar yang minimal. Meskipun demikian keamanan dari penggunaan scaler ini
tergantung pada waktu instrumentasi, kekuatan lateral, angulasi scaler, dan pengaturan
power.
Ultrasonik scaling dapat menghilangkan kalkulus dan mengurangi jumlah bakteri
berbahaya di bawah garis gusi. Alat ini penting dalam pencegahan dan perawatan dari
penyakit periodontal. Scaling dengan alat ultrasonic sekarang sudah banyak dilakukan di
Indonesia. Pengaruh dan pemakaian alat ultrasonic serta pemolesan permukaan dengan
mesin kecepatan tinggi (jet) mengakibatkan jaringan gigi turut terambil sehingga bakteri
dapat masuk ke dalam tubulus yang terbuka. Jadi penggunaannya harus dengan tekanan
ringan dan mengenai sedikit mungkin daerah. Pada ujung alat ultrasonic terdapat
semprotan air yang bertujuan untuk menghilangkan panas yang umumnya terjadi akibat
vibrasi ultrasonic. Selain itu juga berfungsi sebagai pembersih permukaan gigi.
Posisi pasien dan operator pada penggunaan alat sonic dan ultrasonic sama saja
dengan posisi pada penggunaan hand instrument. Pada instrumentasi untuk rahang atas,
pasien tidur terlentang dengan posisi dagu agak diangkat. Sedangkan pada mandibula,
posisi senderan dari dental chair kira-kira 45 derajat dari lantai. Namun, jangan dilupakan
Sebelum setiap prosedur scaling, seorang dokter gigi harus mengevaluasi terlebih
dahulu bagian yang akan dilakukan perawatan. Evaluasi tersebut termasuk melakukan
probing kedalaman poket, anatomi dari permukaan akar, dan morfologinya. Terkadang
gambaran radiografi juga dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Pada saat melakukan scaling, diperhatikan juga kecepatan dari agen pendingin.
Kecepatan agen pendingin paling tidak 14 ml/min sampai 23 ml/min dianjurkan untuk
Setting dari kecepatan sonic dan ultrasonic scaler mempengaruhi amplitude dari osiliasi
tip. Namun, pada pemakaian instrument berkecepatan tinggi akan meningkatkan aerosol
dan pembentukkan splatter yang akan mengakibatkan berkurangnya agen pendingin yang
masuk ke dalam poket periodontal. Sehingga, akan lebih baik apabila dalam pengaturan
kecepatannya pada kecepatan rendah atau medium. Hal ini dilakukan untuk menghindari
hal cara memegang alat dan tumpuan jari kita. Stabilisasi maksimum dapat dicapai
dengan menggunakan teknik modified pen grasp. Dengan panggunaan hand instrument,
finger rest pada intraoral sangat dianjurkan untuk setiap segmen pada rahang atas dan
rahang bawah. Palm rest pada bagian ekstraoral harus dilakukan pada instrumentasi pada
gigi posterior di rahang atas dan punggung tangan pada area maksila bagian kanan atau
Pada pendekatan sistemik dalam membersihkan permukaan akar dengan tip scaler yang
tipis. Tip diletakkan secara parallel pada sumbu panjang gigi. Namun, insersi secara
Posisi Scaling
Pencahayaan : langsung
belakang pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
lainnya
depan pasien
tidak langsung
tidak langsung
Retraksi :-
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
tangan yang bekerja pada jari telunjuk tangan yang tidak bekerja.
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan
Retraksi :-
sebelah
aspek fasial
belakang pasien
tidak langsung
Penglihatan : langsung atau tidak langsung
Jari lainnya : ekstraoral, telapak tangan. Permukaan depan dari jari tengah dan jari
belakang pasien
langsung
langsung
tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan oklusal dari gigi sebelah.
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
Retraksi :-
dari jari tengah dan jari manis pada permukaan lateral dari
mandibula
pasien
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
Retraksi :-
sebelah
aspek fasial
belakang pasien
Pencahayaan : langsung
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan
Penglihatan : langsung
Penglihatan : langsung
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
bekerja
pasien
langsung
langsung
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan
Jari lainnya : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau permukaan
Pencahayaan : langsung
Penglihatan : langsung
gigi sebelah
gigi sebelah
IV. M3 tentang Splinting dan night guard
-Splint merupakan alat stabilisasi dan immobilisasi gigi yang goyah karena suatu lesi atau
trauma atau penyakit periodontal.
-Prinsip dari pembuatan splint ini yaitu dengan mengikat beberapa gigi menjadi satu
kesatuan sehingga tekanan dapat didistribusikan ke semua gigi yang diikat.
-Splint dapat berupa alat yang dapat dilepas, cekat, atau kombinasi keduanya.
-Splint dapat digunakan secara temporer maupun permanen tergantung dari material yang
digunakan juga lama penyembuhan penyakit periodontalnya.
Splint lepasan permanen dalam hal ini adalah splint continuous clasp dapat mengikat gigi
yang goyah. Alat ini mirip dengan gigi tiruan lepasan sebagian. Splint ini memberikan
dukungan pada gigi dari permukaan lingual dan dimungkinkan adanya tambahan
dukungan dari permukaan labial atau dengan menggunakan landasan intrakoronal. Palatal
bar juga mungkin ditambahkan untuk mendukung efek splintingnya. Beberapa gigi tiruan
menggunakan pin yang ditancapkan dalam cekungan atau lubang pada inlay.
Cast metal resin bonded fixed partial denture digunakan dengan mengurangi sedikit
lapisan email. Tipe ini merupakan jenis protesa yang fungsional, estetis, reversibel, dan
murah. Protesa ini terdiri dari kerangka logam yang dilapisi dengan resin yang menempel
pada email gigi. Ikatan email sangat kuat, meskipun demikian gigi yang goyah bila
mendapat tekanan oklusal yang sangat kuat maka dapat lepas dari kerangka logamnya.
Alat permanen cekat dapat dibuat dengan logam yang disolder, seperti mahkota penuh,
mahkota 3/4 , inlay, splint pin horizontal, dan pin ledge. Splint kemudian disementasi
pada tempatnya. Mahkota penuh merupakan alat yang paling mudah jika resesi tidak
bertambah dan gigi dibuat sejajar. Splint jenis ini bentuknya kaku dan ukuran splint harus
sesuai dengan diameter bukolingual. Sambungan interproksimal jangan sampai mengenai
papila interdental, dan hubungan oklusalnya harus harmonis. Splint cekat merupakan
suatu restorasi yang paling efektif untuk stabilisasi gigi.
4. Splint Kombinasi
Meskipun splint cekat banyak keuntungannya, tetapi terdapat kelemahan dari segi
periodontal, sehingga kombinasi dari splint cekat dan partial denture merupakan pilihan
yang tepat. Gigi tiruan sebagian menggunakan gigi pegangan yang merupakan splint yang
paling baik dan dapat dikerjakan dengan mudah dengan klamer dan sandaran sehingga
stabilisasi dapat tercipta ke segala arah. Gigi tiruan dapat didukung oleh mahkota gigi
atau pasak logam yang ditanam ke dalam akar gigi.
-Membersihkan gigi yang akan displint dengan scaler ultrasonik kemudian menyikat
dengan brush dan pumice.
-Setelah gigi bebas dari deposit kemudian dikeringkan dengan semprotan udara dan
meletakkan kapas disekitar gigi yang akan displint agar tetap bebas dari saliva.
-Mengaplikasikan etsa pada bagian palatal atau lingual di bawah 1/3 incisal gigi selama 5
menit, kemudian dibilas dengan semprotan air lalu mengeringkan dengan semprotan
udara.
-Mengaplikasikan bonding pada area yang telah dietsa, kemudian melakukan penyinaran
dengan light curing unit selama 10 detik.
-Mengaplikasikan net fiber pada area gigi yang telah dibonding (termasuk area
interdental), kemudian melakukan penyinaran selama 10 detik.
-Mengaplikasikan resin komposit diatas net fiber agar splint melekat lebih kuat,
kemudian melakukan penyinaran selama 20 detik.
-Melakukan finishing dan polishing pada resin komposit dengan bur finishing.
Keberhasilan perawatan dapat dilihat secara klinis, radiografis, tindakan bedah, atau
secara histologis. Metode klinis yang digunakan dengan membandingkan keadaan
sebelum dan sesudah probing. Tiga cara probing yang dilakukan yaitu pengukuran
kedalaman poket, tinggi perlekatan, dan tinggi tulang. Menentukan tinggi perlekatan lebih
penting daripada pengukuran poket. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan tepi
gingiva setelah perawatan. Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap pengaruh
penetrasi probing kedalaman poket. Penetrasi probing ini sangat bervariasi bergantung
kepada derajat keradangan jaringan, yang secara langsung berpengaruh terhadap dasar
poket. Probing mungkin tidak mencatat kedalaman poket yang sebenarnya, tetapi
merupakan hasil penetrasi probe ke jaringan periodontium, sehingga menghasilkan
perkiraan yang berlebihan dan kedalaman poket.
Penilaian klinis jaringan keras memerlukan re-entry surgery atau pembedahan kedua
setelah periode penyembuhan. Tindakan ini biasanya dilakukan 6 sampai 12 bulan setelah
pembedahan pertama. Pembedahan kedua ini biasanya berjalan lebih cepat dan trauma
yang terjadi lebih sedikit. Jika pengukuran ini dikombinasi dengan penilaian klinis
jaringan lunak, dapat memberikan informasi yang bermanfaat sesuai tujuan perawatan
yaitu regenerasi jaringan periodontium. Penilaian dilakukan dengan membuat model
cetakan tulang pada waktu pembedahan pertama dan pembedahan kedua,yang kemudian
dibandingkan. Teknik pengukuran secara linear terhadap perubahan jaringan keras gigi,
ditentukan dan beberapa titik yaitu:
· Tinggi puncak tulang alveolar, yaitu jarak dan batas semen enamel ke puncak tulang
alveolar
· Kehilangan tulang, yaitu jarak dari batas semen enamel ke dasar kerusakan tulang
· Dalamnya kerusakan, yaitu jarak dan puncak tulang alveolar ke dasar kerusakan Tulang
· Kedalaman probing pada kerusakan daerah furkasi horizontal, yaitu jarak dan
permukaan bukal atau lingual daerah furkasi yang mengalami kerusakán, ke permukaan
luar dan kedudukan probe pada lekukan furkasi.
Untuk menilai regenerasi tulang alveolar pemeriksaan probing secara klinis. Pemakaian
teknik digital komputer substraction radiography akan menghasilkan gambar yang baik.
Hasilnya dapat memperlihatkan perubahan tinggi puncak tulang dan dasan kerusakan
yang berdekatan dengân permukaan akar, perubahan kepadatan tulang, perubahan
persentasi jaringan penyangga gigi pada setiap akar gigi.
Analisis radiografis dan re-entry operations dilakukan untuk mengukun regenerasi tulang
pada kerusakan tulang angular sebelum dan sesudah perawatan. Analisis ini tidak dapat
memperlihatkan adanya pembentukan sementum baru pada permukaan akar dan
ligamentum periodontal baru. Regenerasi jaringan periodontium dan perlekatan baru
hanya dapat ditentukan secara tepat melalui pemeriksaan mikroskopis. Penilaian
regenerasi jaringan diperlukan bukti adanya sementum baru dan pertumbuhan
ligamentum periodontal ke arah koronal tulang alveolar, serta pembentukan perlekatan
baru secara sempurna. Penilaian histologis perlekatan baru hanya membutuhkan. bukti
terbentuknya sementum baru dengan pertumbuhan serat kolagen di antaranya.
Debridemen akar periodontal merupakan salah satu komponen vital dalam terapi
pembedahan dan non-bedah. Karakteristik penting dalam perawatan periodontitis adalah
pembersihan deposit bakteri dan kalkulus subgingival secara mekanis.
Berusaha untuk menghindari trauma pada bagian paling koronal perlekatan jaringan ikat
dengan menginsersikan kuret 1 mm lebih dangkal dibandingkan kedalaman probing
poket. Hasil penelitian tersebut tidak menemukan perbedaan kedalaman probing poket
dan rata-rata tinggi perlekatan probing dinyatakan signifikan antara gigi uji [kuret
diletakkan 1 mm lebih dangkal dari dasar poket] dengan kontrol, pada 1 dan 3 bulan
setelah perawatan. Mereka menyatakan bahwa dibandingkan dengan pembersihan deposit
subgingival yang efektif, trauma pada bagian paling koronal jaringan ikat dan
remodelling lesi pada daerah tersebut setelah prosedur skeling dan root planning,
bukanlah faktor yang penting. Jadi, jika digunakan selama debridemen, penetrasi
Ultrasonic Tip yang dalam dapat meningkatkan resiko trauma pada bagian koronal
perlekatan jaringan ikat, dibandingkan dengan kuret Gracey, namun hal ini bukanlah
faktor utama dalam hasil perawatan klinis.