BLOK 16
MODUL 3
Insisivus 7
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
Modul 3
PEMASANGAN, KONTROL SERTA KEGAGALAN GTP
Skenario 3:
Dikontrol buk…
Ibu Kokom (69 tahun) datang ke praktik drg. Keken untuk control 24 jam paska
pemasangan gigi tiruan barunya berupa gigi tiruan lengkap RA dan gigi tiruan lepasan RB. Dia
mengeluh nyeri di bawah sayap gig tiruan RA bagian depan kanan saat mengunyah makanan,
Sebenarnya ibu Keken sudah menggunakan GTP yang dibuat ioleh tukang gigi selama
hampir 5 tahun, tetapi sekarang gigi tiruan tersebut sudah sangat jelek sekali dan longgar. Pada
awal kunjungan, drg. Keken menjelaskan padanya untuk dibuatkan gigtiruan baru karena gigi
tiruan lamanya tidak dapat direlining dan rebasing. Hal ini karena dari pemeriksaan klinis
didapat bahwa linggir posterior rahang bawah flat ridge dan terdapat epulis fisuratum pada
region anterior superior dextra.
Setelah dilakukan i sedikit penyesuian, drg. Keken mengingatkan kembali instruksi
pemeliharaan gigi tiruan yang harus dilakukan dan jadwal control selanjutnya setelah 1 minggu.
Bagaimana menurut anda kasus gigi tiruan ibu Keken?
A. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat
menimbulkan kesalahan interpretasi
B. Menentukan masalah
C. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge
D. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari
korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara
terintegrasi
E. Memformulasikan tujuan pembelajaran/ learning objectives
F. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain
G. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh
Relining : menempatkan bahan baru pada GT tanpa pengambilan yang banyak, untuk mecari
adaptasi kembali
Rebasing : penggantian basis GT baru dengan anasir lama yang di gunakan tanpa merubah letak
dan oklusi dari GT
Epulis fissuratum : pertumbuhan jaringan fibrosa akibat iritasi kronik
Insersi
24 jam
Permasalahan pasca
insersi
1) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing GTP
2) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi GTP
3) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Permasalahan dan keluhan
pasca insersi GTP
4) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak dari GTP yang buruk
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan
rebasing GTP
A.Relining
Relining yaitu melapisi permukaan anatomis untuk mengoreksi adaptasi gigi tiruan dengan
penambahan bahan di permukaan anatomis basis gigi tiruan tanpa mengubah hubungan oklusal.
Indikasi :
1. Ketika GT kehilangan atau kurang adaptasinya terhadap mukosa pendukungnya
sedangkan semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik, DVO dan material basis GT baik.
2. Hilangnya retensi GT
3. Ketidakstabilan GT
4. Food under denture (akumulasi makanan di bawah basis GT)
5. GT longgar sedikit
6. Sayap GT ‘underextended’
7. Dimensi Vertikal masih baik
8. Relasi sentrik = oklusi sentrik
9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas baik
10. Tepi-tepi perluasan basis cukup
11. Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot kunyah
12. Pengucapan/susunan gigi baik
13. Kondisi jaringan tulang dan mukosa sehat
Kontraindikasi :
1. Resorbsi banyak
2. Jaringan mukosa luka
3. Kelainan pada sendi rahang
4. Estetis GT sangat jelek
5. Hubungan relasi RA & RB tidak baik
Prosedur relining :
Direct / Langsung pada mulut pasien dengan ‘SELF CURING ACRYLIC’
1. Daerah resorpsi linggir dikurangi dan dibuat retensi (½basis lama)
2. Dengan ‘self curing acrylic’ pada daerah retensi tadi ditekankan langsung pada
mulut pasien sampai komposisi akrilik plastis lalu dikeluarkan dari mulut
3. Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin,sisa akrilik dibuang
4. Masukkan kembali ditunggu hingga keras ±12-15 menit), lalu poles dan siap
dipakai
Kerugian :
1. Akrilik mudah porus dan warna tidak stabil
2. Mudah menimbulkan bau yang tidak enak
3. Mudah terjadi iritasi mukosa
Indirect / tidak langsung pada mulut pasien dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’
Ukur dimensi vertikal sebenarnya
Kerok bagian tepi/ perifer/ permukaan anatomik landasan gigi tiruan sebanyak mungkin dan
hilangkan semua gerongannya supaya mudah memasang dan melepas gigi tiruan
Buat stop pada tiga tempat stabil, setebal kekurangan dimensi vertikal pasien dengan pedoman
dimensi vertikal pasien sebelum tepi landasan gigi tiruan dikerok. Pembuatan stop di dalam
mulut sambil mengukur ketinggian tadi. Bahan yang dipakai xantigen, yang mudah dibentuk
dalam mulut dengan ketebalan yang minim
Bahan untuk mencetak harus bersifat mukostatik dan mempunyai daya alir yang tinggi, yang
lazim digunakan adalah zinc oxide eugenol pasta; keuntungan pasta ini adalah dapat
memperbaiki kekurangan tanpa mengulang secara menyeluruh. Lalu aduk bahan cetak dan
oleskan di bagian permukaan anatomik landasan gigi tiruan secara merata dan lakukan
pencetakan,dengan memasukkan ke dalam mulut dan tempatkan pada kedudukan sebenarnya.
Pasien diminta menggigit perlahan-lahan tanpa tekanan, operator mengukur dimensi vertikal
sampai mencapai dimensi vertikal sebenarnya, lalu pasien diminta menghentikan gigitannya
Lakukan trimming untuk mendapatkan daerah peripherial seal yang baik
Setelah bahan cetak mengeras, gigi tiruan dikeluarkan dari mulut pasien. Periksa hasil cetakan
dan hasilnya harus merata, tidak ada bagian sendok yang tampak dan tidak boleh menutupi stop
Buat model kerja dengan cara boxing
Buang malam untuk boxing dan haluskan tepi sayap model rahang, tetapi jangan lepaskan gigi
tiruan dari model kerja/rahang
Lakukan flasking dan boiling out sehingga terdapat ruangan. semua bahan cetak zink oxide
eugenol pasta dibuang dan diganti dengan akrilik
Kemudian lakukan packing, curing, deflasking, penyelesaian dan pemolesan gigi tiruan
Gigi tiruan dipasang dalam mulut pasien sambil dinilai ketepatan duduknya dan diukur
kembali dimensi vertikalnya.
B. Rebasing
Rebasing adalah proses mengganti landasan gigi tiruan secara menyeluruh karena sudah rusak
sedangkan susunan gigi geligi masih baik atau mencekatkan kembali gigi tiruan dengan
mengganti bahan landasan gigi tiruan tanpa mengubah hubungan oklusinya/ susunan gigi-
giginya.
Syarat lain untuk rebasing adalah gigi tiruan tersebut masih memenuhi syarat estetik, fungsi
mengunyah, dan fonetik. Gigi tiruan mungkin perlu di rebasing karena perubahan dari jaringan
penyangganya di dalam mulut, selama pemakaian gigi tiruan lengkap lepas dalam jangka waktu
yang lama, dan untuk mengembalikan retensi dan fungsinya.
Indikasi :
1. Under extended basis gigi tiruan
2. Untuk membuat post-dam
3. Terjadi resorpsi tulang alveolar yang lokal ataupun menyeluruh
4. Gigi tiruan sudah longgar
5. Desain rangka protesa masih terletak baik pada gigi pengunyah
6. Elemen tiruan tidak aus berlebihan, patah, atau rusak
7. Bila basis gigi tiruan sudah terlihat buruk, karena pemakaian untuk jangka waktu lama
Relining berkali-kali
Prosedur rebasing
Bagian perifer sayap gigi tiruan lengkap dikasarkan dahulu
Buat cetakan rahang pasien dengan menggunakan gigi tiruan lama sebagai sendok cetaknya
dan gunakan bahan cetak yang bersifat mukostatik yaitu zink oxide eugenol pasta atau viscogel
Buat model kerja dari stone/ gips batu dengan cara boxing, dasar model kerjanya dibuat
takikan sebagai indeks bagi penempatan kembali
Letakkan gigi tiruan pada model kerja/rahangnya pada bagian atas articulator dan siapkan
indeks oklusal pada bagian bawahnya dari gips. Seperti pada proses relining articulator
digunakan hanya untuk gerakan embuka dan menutup saja. Jika gips dari indeks telah keras,
bukalah articulator dan trimlah permukaan indeks sampai susunan gigi-gigi mempunyai
kedalaman 1/8 inci
Gigi tiruan dilepaskan dari model kerjanya. Bahan cetak dibuang dan trimlah landasan akrilik
gigi tiruan dan tinggalkan secukupnya saja landasan gigi tiruan untuk menahan gigi-gigi. Gigi-
gigi tersebut dibersihkan dan ditempatkan kembali dalam indeks oklusalnya
Lakukan modifikasi seal daerah posterior palatal dan relief bila diperlukan
Buat landasan gigi tiruan yang baru dari malam, lakukan waxing
Uji coba dalam mulut pasien dan periksa estetik, oklusi sentrik, dan ukur dimensi vertikalnya
Setelah sesuai dan pasien menyukainya, lakukan flasking, packing, curing, deflasking dan
remounting gigi tiruan yang belum dilepas dari model rahangnya dalam articulator.gunakan
takikan pada dasar model rahang untuk menempatkan kembali model rahang pada posisi asalnya
dan gunakan indeks oklusal untuk menemukan dan memperbaiki setiap perubahan dimensi
vertikal oklusi atau oklusi sentrisnya yang terjadi dari proses pembuatan gigi tiruan.
Gigi tiruan dilepaskan dari model rahangya,selesaikan dan poles
Lalu pasang dalam mulut pasien, periksa mengenai kekokohan, kemantapan, estetik, dan
fonetik. Pasien diminta datang kembali setelah 3 hari, kecuali terdapat luka boleh kembali
sebelum waktunya
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi GTP
Sebelum Insersi
Yaitu tahap persiapan pemasangan gigitiruan penuh, faktor yang harus diperhatikan adalah
pengamatan terhadap gigiruan berupa: 1. Permukaan polis/permukaan mekanis Tidak ada bagian
yang tajam/kasar Dipakai untuk menghindari:
Terhindarnya penumpukan plak
Terhindar dari iritasi pada lidah, bibir, pipi
2. Permukaan anatomis/permukaan yang menghadap jaringan
Pada saat insersi
a. Arah pemasangan
b. Hambatan saat pemasangan
Setelah Insersi
Setelah protesa diinsersikan dalam mulut dan diperhatikan:
a. Retensi
Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau tidak.
b. Oklusi
Di cek ada tidaknya prematur kontak. Apabila oklusinya terganggu, dilakukan grinding.
Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien
disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah. Pengurangan menggunakan hukum BULL dan
MUDL (pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan pengurangan
permukaan lingual dan distal pada rahang bawah). Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi
yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah.
c. Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara, ekspresi
wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada gangguan, maka protesa dapat dipolis.
Pada tahap pemasangan gigi tiruan penuh sering timbul masalah- masalah yang meliputi evaluasi
dan perawatan terhadap estetis, fonetik, iritasi, dan kurangnya retensi dan stabilisasi
a.Estetik, seperti
Kesempurnaan di bawah hidung
Bibir atas konkaf
Gigi dan basis terlihat secara berlebihan
b. Fonetik, untuk sesaat cara berbicara akan berubah
c. Iritasi jaringan lunak
Iritasi merata pada daerah pendukung gigi tiruan. Hal ini disebab kan oleh:
Dimensi vertikal oklusi yang tinggi
Disharmoni antara relasi sentrik dan oklusi sentrik
Gangguan oklusi pada posisi sentrik
Kebiasaan jelek, muncul berpu bruxism dan xerostomia
Iritasi pada puncak linggir alveolus
Tulang yang tajam
Kontak oklusal yang defleksi
Tidak teratur permukaan gigi tiruan
Puncak linggir yang tajam
Penekanan basis gigi tiruan
Iritasi dekat vestibulum
Tepi gigi tiruan tajam
Tepi gigi tiruan tidak dipoles
Iritasi pada lereng lingual anterior dan lereng lateral dari linggir rahang bawah
Relasi sentrik dan oklusi sentrik tidak serentak
Kontak oklusall defleksi pada molar dua
Kontak oklusal defleksi unilateral
Penekanan dari basis gigi tiruan
Iritasi pada daerah retro milohioid
Perluasan berlebihan dari tepi gigi tiruan
Gangguan oklusal anterior pada gerakan protrusive
Kontak oklusal
Iritasi pada daerah tuberositas
Perubahan dimensi dari gigi tiruan rahang atas
Penekanan dari basis gigi tiruan
Iritasi pada daerah raphe mediana
Hilang dukungan
Relief tidak cukup
Kontak incisal berlebihan pada relasi sentrik
Iritasi mukosa labial
Bentuk berlebihan dari permukaan labial gigi tiruan
Tekanan dari bibir
Iritasi yang seiringan pada sulkus labial, daerah retro milohioid
Kebiasaan mengunyah yang jelek
Gigi tiruan rahang atas longgar
d. Hilangnya Retensi dan Stabilisasi
Rahang atas
Gigi tiruan jatuh saat mulut dibuka lebar
Basis posterior kurang luas
Kurang post palatal seal
Perluasan berlebihan pada bukal, labial, hamula notch
Gigi tiruan jatuh saat bernyayi atau berbicara
Kesalahan oklusi
Kurang posterior palatal seal
Perluasan kurang
Perluasan berlebihan
Gigi tiruan jatuh atau bergeser dari sisi seimbang
Hubungan gigi terhadap linggir alveolus tidak tepat
Gangguan di atas tonjol bukal, rahang atas, dan gigi rahang bawah, pasa satu sisi kerja
atau fungsional
Kontak oklusal defleksi pada tonjol satu sisi seimbang
Hilangnya retensi kalau ketawa
Perluasan gigi tiruan tidak tepat
Aktivitas otot wajah ekstream
Hilang retensi bila mencoba bersiul
Gangguan pada border seal
Kurangnya retensi menyeluruh
Gangguan oklusi berlebihan
Kurang border seal
Bentuk tepi gigi tiruan yang salah
Menurunnya jaringan daerah pendukung gigi tiruan
Gigi tiruan jatuh saat dibuka lebar yang disebabkan oleh kesalahan oklusi sentrik, kurang
luasnya basis posterior, kurangnya posterior palatal seal, perluasan yang berlebihan di daerah
notch
Gigi tiruan jatuh atau bergeser pada sisi seimbang
o Hubungan gigi terhadap linggir alveolus tidak tepat/ baik
o Gangguan diatas tonjol bukal gigi rahang atas dan gigi rahang bawah pada sisi
working side atau fungsional
o Kontak oklusal defleksi pada tonjol- tonjol sisi seimbang
Hilangnya retensi saat tertawa
o Perluasan tepi gigi tiruan yang tidak tepat
o Aktivitas otot wajah yang ekstream
Hilangnya retensi saat bersiul
o Perluasan berlebihan atau ketebalan dari tepi labial gigi tiruan
o Gangguan pada border seal
Kurangnya retensi yang menyeluruh
o Gangguan oklusi yang berlebihan
o Kurangnya border seal
o Bentuk gigi tiruan yang salah
o Menurunnya jaringan daerah pendukung utama
Rahang bawah
Gigi tiruan terlepas
Gangguan oklusal
Hubungan susunan gigi dengan otot di sekitarnya
Bentuk permukaan gigi tiruan dipoles
Posisi lidah yang retraksi
Masalah psykogenik
Sebagai konsekuensi daripada GTP yang kurang memadai, adalah timbulnya beberapa atau
suatu kondisi yang mengganggu dalam rongga mulut pasien. Dengan mengetahui penyebab dan
akibat kelainan dalam mulut, maka akan mudah kita menentukan perubahan yang bagaimana
yang tepat agar GTP tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa akibat yang timbul dalam RM pada pasien yang memakai
GTP yang kurang memadai.
a. Iritasi Mukosa
Iritasi pada “ridge” bisa disebabkan oleh beberapa factor, misalnya vertical dimensi yang
berlebihan, free way space yang hilang, bisa pula oleh relasi horizontal yang tidak benar pada
protesa rahang atas dan rahang bawah yang bisa menyebabkan protesa tidak stabil, oleh kontak
premature dalam oklusi sentrik, atau karena penyusunan gigi posterior di luar dukungan tulang.
Semua kemungkinan ini harus diperiksa bila pasien mengeluhkan rasa sakit pada “ridge”nya.
Kadang-kadang pula, iritasi mukosa pada daerah perifer biasanya disebabkan oleh ketebalan
tepi-tepi protesa dan hal ini tentu dengan gampang dapat diperbaiki dengan mengurangi
tepitepinya.
Dan dapat pula terjadi penyakiyt seperti Denture stomatitis (DS), yaitu inflamasi pada
mukosa yang tertutup oleh permukaan anatomis gigi tiruan, baik gigi tiruan sebagian atau gigi
tiruan lengkap. Beberapa istiah denture stomatitis yang banyak digunakan yaitu stomatitis
prostetica, denture sore mouth, inflammatory papillary hyperplasia dan candidiasis associated
denture stomatitis. Faktor–faktor yang menyebabkan denture stomatitis yaitu trauma dari gigi
tiruan dan adanya keterlibatan mikroba umumnya disebabkan oleh jamur Candida spp atau
akibat kedua faktor tersebut.
b. Rasa Nyeri Terus Menerus di Bawah Gigi Tiruan
Rasa nyeri dan sakit merupakan suatu respon yang paling sering dirasakan oleh pasien.
Kadang-kadang pasien mengeluh nyeri di bawah gigi tiruan walaupun desain dan konstruksinya
tampak sudah memuaskan.
Beberapa penyebab yang memungkinkan timbulnya rasa sakit berhubungan dengan keadaan
jaringan seperti atrofi mukosa karena keadaan patologis di dalam jaringan tulang serta beban
yang berlebihan karena adanya clenching/bruksisme antara gigi.
Penatalaksanaan yaitu pada bagian yang tajam dan menekan dilakukan pengasahan dengan
stone bur serta mengurangi luas permukaan oklusal misalnya dengan membuang gigi premolar 2
serta mengurangi lebar buko-lingual gigi.
Selain itu dapat pula digunakan bahan pelunak pelapis lunak jangka panjang yang berfungsi
sebagai bantalan yang dapat mengurangi trauma pada jaringan.
Bahan pelapis ini sekurangnya harus memiiliki ketebalan 2 mm agar sifat bahan ini efektif.
Bahan pelapis lunak ini dapat digunakan supaya diperoleh ikatan yang lebih baik antara gigi
tiruan dengan mucosa mulut di sekitarnya. Jika keadaan jaringan yang mengalami inflamasi dan
sakit sudah baik dapat dilakukan penambahan bahan akrilik secara permanen (relining)
c. Kurang Cekat dan Nyaman
Kurangnya kecekatan gigi tiruan berkaitan dengan retensi dan resistensi gigi tiruan penuh
(GTP). Salah satu penyebabnya karena salah duplikasi (pencetakan) dan penentuan hubungan
rahang. Hubungan rahang dapat diartikan sebagai hubungan posisi mandibula terhadap maksilla.
Terdapat 2 arah yaitu hubungan dalam arah vertikal dikenal dengan dimensi vertikal (DV) dan
horizontal (relasi sentrik). DV terbagi menjadi 2 yaitu dimensi vertikal istirahat / fisiologis dan
dimensi vertikal oklusal (DVO). Akibat DVO yang tidak pas dan dapat dijumpai adanya luka/lesi
di mulut.
Selain itu kesalahan menentukan ukuran dan bentuk gigi juga mempengaruhi kestabilan
suatu gigi tiruan penuh. Bentuk gigi yang non anatomis disarankan untuk digunakan untuk
mengurangi beban yang dapat mempercepat terjadinya resorbsi tulang.
Kurang cekat dan nyaman bila digunakan pada waktu berfungsi dapat diperbaiki dengan 2
cara yaitu cara kuno / tradisional yaitu dengan dibuatkan tissue conditioner misalnya Viscogel.
Bila didapati protesa yang dirasakan lebih nyaman dan stabil, dapat diganti dengan bahan yang
lebih rigid misalnya Hillon- QC20Â yaitu dengan teknik relining dan rebasing.
Cara modern yaitu dengan penambahan bone support seperti dilakukan pembuatan implant
gigi tiruan yang disesuaikan dengan kondisi tulang sehingga dapat dimaksimalkan. Dalam
penanganan seperti ini ada beberapa hal yang harus diketahui seperti pemilihan jenis dan macam
implant, seleksi kasus dan berbagai kondisi pasein baik sistemik maupun dentalnya serta
kooperasi pasien dalam menjalankan sebelum dan sesudah perawatan.
Dari sisi dentalnya beberapa hal penting dalam pembuatan implant adalah tersedianya ruang
protesa yang memenuhi syarat bagi implant , ketinggian dan kepadatan tulang (bone density)
serta keadaan oklusi gigi geliginya sangat mendukung keberhasilan suatu perawatan.
C. Gangguan fungsi bicara.
Pada pemasangan GTP dapat terjadi perubahan ucapam seseorang karena artikulasi terpengaruh .
sejumlah bunyi dibentuk dengan cara lidah berkontak dengan palatum dan kadang-kadang
dengan gigi. Yang terpenting adalah kontak ujung lidah dan prosessus alveolaris yang diperlukan
untuk membentuk bunyi-bunyi s,z,t,d,n
Bunyi s biasanya dibentuk dengan ujung lidah berada di belakang gigi-gigi anterior. Jika
palatum terlalu tebal atau bila gigi insisif dipasang terlalu ke palatal maka bunyi s akan terdengar
menjadi th. Artikulasi dan pengucapan akan terjadi perubahan . Bila gigi anterior tidak
ditempatkan dalam posisi anterior-posterior pasien akan mengalami kesulitan pada pengucapan
bunyi-bunyi tersebut.
Penanggulangan dari hal tersebut dapat diatasi dengan membuat GTP setipis mungkin
dan pasien dimotivasi supaya terbiasa dan lebih mudah beradaptasi. Untuk itu sangat dibutuhkan
kooperasi baik dari pasien dan keluarganya, dokter gigi serta staff sehingga diharapkan adaptasi
terhadap gigi tiruan sehingga gigi tiruan dapat memperbaiki komunikasi dalam aktivitas sehari-
hari.
Daftar Pustaka
Jurnal ilmiah dan tekonologi kedokteran gigi. Fkg Univ prof.dr. moestopo (B). vol 14-
no.1-Mei 2018. ISSN 1693-3079
Taufik Sumarsongko, Aprillia Adenan. Pain on supported tissue mucosa of full denture
and its relief. Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Bandung.