BLOK 15 MODUL 4
INSISIVUS 8
UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan tutorial tentang Komunikasi dan Keterampilan Belajar.
Laporan tutorial ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan tutorial ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan tutorial ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan tutorial dapat memberi manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
MODUL 4
PEMASANGAN, PEMELIHARAAN SERTA KEGAGALAN GIGITIRUAN
SEBAGIAN LEPASAN
SKENARIO 4
Ya… patah..
Pak Rebon datang ke tempat praktek drg. Bellu karena gigitiruan rahang
bawahnya patah akibat jatuh saat dia membersihkannya. Setelah diperiksa, GT itu
patah menjadi 2 bagian, terdapat banyak kalkulus pada anasirnya, dan cangkolan
C pada gigi 16 sudah berubah bentuk. Ternyata, Edi pernah mencoba mengutak-
atik cangkolan karena daerah di sekitar cangkolan tersebut terasa sakit.
Drg Bellu menjelaskan kepada Pak Rebon bahwa setelah pemasangan, gigi
tiruan harus dipelihara dengan baik. Disamping itu, perlu dilakukan evaluasi
untuk mengetahui jika terdapat keluhan setelah pemasangan gigitiruan sehingga
masalah yang dialami Pak Rebon dapat ditanggulangi segera. Sekarang Pak
Rebon mengerti dan ingin gigitiruan tersebut diperbaiki sehingga dapat dipakai
dengan nyaman dan tidak terasa sakit lagi.
Bagaimana Saudara menjelaskan masalah dan penanggulangannya pada
gigitiruan Pak Rebon?
Langkah Seven Jumps
2. Menentukan masalah.
URAIAN
Pak Rebon
Pemasangan
GTSL
Drg.bellu
Evaluasi GTSL
Keluhan: GT RB patah
karena jatuh saat Pemeliharaan GTSL
membersihkan
Pemeriksaan:
GT patah menjadi 2
bagian
Kalkulus pada
anasir
Cangkolan c gigi 16
berubah bentuk
Daerah disekita
cangkolan terasa
sakit
Permasalahan
GTSL
Penanggulangan
Reparasi GTSL
Langkah V : Memformulasikan tujuan pembelajaran.
Pemasangan protesa
b. Tahap Pemasangan
Setelah tahap persiapan selesai, tahap berikutnya adalah tahap pemasangan
gigitiruan. Sebelum pemasangan, hal yang dapat dilakukan yaitu menghilangkan
hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat
pemasangan dengan mengasah permukaan gigitiruan. Pengasahan ini harus
dilakukan dengan hati-hati. Kontak antara permukaan gigi atau jaringan dengan
gigitiruan jangan sampai hilang, karena dapat menyebabkan terjebaknya sisa
makanan dengan akibat lanjut berupa :
- karies maupun gingivitis.
- berkurangnya stabilitas gigitiruan.
Setelah hambatan dihilangkan dan gigitiruan telah dimasukkan ke dalam
mulut pasien, dilakukan pemeriksaan terhadap :
1. Basis gigitiruan,
Basis harus beradaptasi secara merata terhadap mukosa mulut.
2. Kecekatan gigitiruan,
Hal ini tercapai bila :
o adaptasi basis terhadap mukosa baik dan protesa tidak dapat
ditekan lagi.
o tahanan telah berada di bawah garis survei (lengan retentive
cangkolan berada di bawah kontur terbesar).
o Verkeiling telah masuk ke atau berada pada interdental.
o Protesa tidak terlepas saat pipi atau bibir dan lidah digerakkan
secara perlahan
3. Stabilitas gigitiruan.
Stabilitas gigitiruan diperiksa dengan merekam gigitiruan pada
bagian depan dan belakang serta kanan dan kiri. Jika gigitiruan
bergerak, ini menandakan stabilitas gigitiruan cukup baik. Cara ini
tidak dapat diterapkan pada kasus dengan perluasan distal karena
penekanan ini akan menyebabkan gigitiruan bergerak ke arah mukosa.
4. Tepi sayap yang panjang atau terlalu tebal
Kondisi ini akan mengganggu pergerakan otot-otot sewaktu
berfungsi. Perbaikan tepi-tepi sayap gigitiruan akan menambah
stabilitas gigitiruan yang bermanfaat untuk retensi dan kenya-manan
dalam pemakaian gigitiruan.
b. Efisiensi terganggu
Sulit mengunyah makanan karena gangguan mekanisme
neuromuscular dibagian posterior. Penanggulangan : Latihan makan
Gigi-gigi terasa tumpul : bila sudah lama memakai GTSL, permukaan
oklusal mengalami aus. Penanggulangan : dibuatkan GTSL baru
Gangguan oklusi : karena ada kontak premature. Penanggulangan :
periksa dengan kertas artikulasi lalu diasah
Mulut terasa penuh : adaptasi 2-5 minggu
c. Keluhan lain
Ingin muntah :
o Basis GTSL terlalu panjang dipalatal sampai ke palatum mole
o Penanggulangan : dikurangi, dibuat post dam pada “ah line”
Gangguan bunyi/suara :
Pada GTSL RA, karena ada basis palatal, susunan gigi anterior
Penanggulangan : bagian anterior palatum dirubah (kontur daerah
bicara), gigi-gigi anterior atas jangan disusun terlalu ke labial,
kombinasi kedua factor diatas
Permen karet dapat melekat pada GTSL
Banyak saliva, karena reaksi fisiologis terhadap benda asing, terjadi
beberapa hari
Perasaan panas dimulut : karena foramen mentalis pada RB tertekan
basis GTSL dan foramen incisivum tertekan basis GTSL RA
Penanggulangan : daerah foramina tersebut dibebaskan
Makanan terkumpul di bawah basis GTSL : sayap GTSL terlalu
pendek
Pipi atau lidah tergigit :
Pipi, karena tidak ada horizontal overlap pada susunan gigi-geligi
posterior RA dan RB
Lidah, karena susunan gigi-gigi RB terlalu ke lingual
1) Kesalahan konstruksi
2) Radiasi microwave
Gigi tiruan yang direndam pada air steril diberi penyinaran
menggunakan gelombang mikro dengan daya 650 watt selama tiga
menit. Metode ini dapat mensterilkan gigi tiruan tanpa menyebabkan
degradasi dari gigi tiruan tersebut. Namun, efek jangka panjang dari
teknik ini belum diselidiki.
Setelah melewati masa penyesuian, gigi tiruan harus dikeluarkan dari mulut
pada malam hari (akan tidur), gunanya :
1) Mengurangi kemungkinan patahnya gigi tiruan terutama bagi pasien
dengan kebiasaan jelek (bruxism).
2) Agar kebersihan gigi tiruan tetap terjaga.
3) Bila gigi tiruan tidak dipakai pada malam hari, gigi tiruan tersebut
sebaiknya
4) Direndam dalam suatu tempat berisi air bersih untuk menghindari
terjadinya
5) Proses pengeringan atau berubahnya bentuk basis resin.
6) Membersihkan gigi tiruan dapat menggunakan :
7) Sikat gigi dan pasta gigi.
8) Cairan perendam (polydent).
9) Jika gigi tiruan tidak dibersihkan akibatnya :
10) Sisa makanan melekat pada gigi tiruan.
11) Terjadi perubahan warna.
12) Bau mulut tidak enak.
13) Dapat terjadi denture stomalitis.
4. Reparasi GTSL
Reparasi gigi tiruan adalah Proses perbaikan gigi tiruan yang masih dapat
digunakan karena gigi tiruan tersebut menjadi rusak atau kurang dapat
memenuhi fungsinya. Perawatan ini sering diperlukan pasien pada pada kasus
darurat karena gigi tiruanya patah pada waktu yang tidak tepat .
Indikasi reparasi GTSL
GT masih dapat dikembalikan ke dalam mulut dengan baik
Basis akrilik gt retak/patah
Clasp gts patah / penambahan clasp gtsl
Penambahan anasir gigi baru krn ada pencabutan gigi
Macam reparasi GT
Reparasi sederhana tidak memerlukan pencetakan dalam mulut bahan
yang dipakai adalah resin akrilik self-cured
Reparasi kompleks memerlukan pencetakan di dalam mulut (mis untuk
pembuatan clasp baru, penambahan anasir gigi baru) bahan yg dipakai
adalah resin akrilik self-cured atau heat-cured
1) Bersihkan garis patah pada gtsl dari sisa makanan dan kotoran
2. Membuat basis dari gips untuk tempat kedudukan landasan yang patah
1) Setelah gips mengeras gtsl dilepaskan dari model gips dan sticky
wax dibersihkan
2) Bagian gtsl yang patah dikurangi 5 mm dengan menggunakan fraser
preparasi garis patah ini dibuat melandai (buat bevel) terbentuk
ruang 1 cm
3) Buat retensi pada permukaan preparasi berupa dovetail atau zigzag
4) Tempatkan Kembali bagian gtsl ke model kerja
5) ruang hasil preparasi diisi dengan baseplate wax lebih tinggi dari
permukaan poles gtsl untuk mengantisipasi shrinkage akrilik dan
memudahkan finishing akrilik
6) Permukaan wax dihaluskan selanjutnya processing
Cangkolan Patah
Prosedur
1. Cetak RA dan RB dengan gtsl terpasang dalam mulut
2. Pada rahang yg ada gtsl, permukaan anatomis diolesi vaselin -> cor kedua
cetakan -> pasang model kerja di artikulator
3. Keluarkan gt dari model -> cangkolan yg patah dibuang sampai daerah
retensinya -> daerah sekitar kawat dibuang 1 cm dengan landai
4. Cangkolan baru dipasang pada gigi sandaran dan bagian retensinya
difiksasi dengan wax -> perbaiki bentuk landasan
5. Tanam dalam kuvet -> lengan cangkolan harus tertutup gips ->
processing
Relining;
Adalah Proses Menambahkan Bahan Baru Secukupnya Pada Permukaan Gigi
Tiruan Yang Menghadap Jaringan Pendukung Untuk Mengisi Ruangan Yang Ada
Antara Basis Gigi Tiruan Dengan Permukaan Jaringan Yang Telah Berubah.
1) Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.
2) Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
3) Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
4) Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur / bentuk
jaringan pendukung setelah gigi tiruan sebagian lepasan (GTLS)
digunakan.
5) Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi
Macam–macam metode yang dipakai dalam relining pada gigi tiruan sebagian
lepasan yaitu:
g. Porosity serta warna self curing acrylic yang tidak stabil (mudah
berubah)
1. Persiapan pasien:
3. Prosedur Laboratoris;
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/26880/STUDY
%20GUIDE%20modul%20protesa-%20revisi%202019%20-%20skp.pdf?se
Gunadi, HA, dkk. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepas, Jilid 2, Jakarta,
Hipokrates,1994.