Pasien anak perempuan usia 9 tahun datang di antar oleh ibunya ke RSGM
UNEJ mengeluh gigi 65 dan 55 sakit jika digunakan untuk makan, sehingga
pasien merasa tidak nyaman bila mengunyah makanan. Gigi anterior rahang atas
dan rahang bawag tidak ada maloklusi. Pemeriksaan ekstra oral tidak ada
kelainan. Hasil pemeriksaan intra oral tampak gigi 65 dan 55 tersebut karies
profunda perforasi. Pada gambaran radiografi gigi 65 dan 55 tampak radiolusent
pada apeks gigi dan terlihat adanya perforasi bifurkasi, sehingga gigi tersebut
tidak dapat di lakukan perawatan. Sedangkan gigi 25 dan 15 agenisi. Dokter akan
melaksanakan perawatan untuk mengembalikan fungsi kunyah.
1
STEP 1
STEP 2
ANALYZING PROBLEMS
1. Bagaimana pemeriksaan, diagnosa pada skenario?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan pada anak?
3. Apa saja syarat gigi tiruan pada anak?
4. Hal apa yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan gigi tiruan pada
anak?
5. Apakah terdapat perbedaan gigi tiruan pada anak dan orang dewasa serta
bagaimana tahapan pembuatan gigi tiruan pada anak?
6. Apa saja instruksi yang perlu disampaikan pada orang tua dan pasien?
STEP 3
BRAINSTROMING
2
c. avulsi oleh karena trauma
d. dentinogenesis / amelogenesis imperfecta
e. pasien kooperatif
f. usia diatas 2,5 th -> berhubungan dengan keadaan psikologis
g. multiple ekstraksi gigi
h. adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa
Kontraindikasi
5. Apakah terdapat perbedaan gigi tiruan pada anak dan orang dewasa
serta bagaimana tahapan pembuatan gigi tiruan pada anak?
Perbedaan :
Pembuatan tidak jauh beda tapi pada anak harus dikontrol periodik
karena membutuhkan penyesuaian dari pertumbuhan lengkung rahang
3
6. Apa saja instruksi yang perlu disampaikan pada orang tua dan
pasien?
Instruksi pada anak
Anak diberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana, sehingga anak
dapat memberikan kerjasama yang baik
Selain itu anak dianjurkan untuk memberitahukan kepada orang
tuanya jika ada keluhan pada pemakaian gigi tiruan.
Memberikan motivasi terutama pada anak usia 2-5 tahun agar gigi
tiruan tidak dilepas dari dalam mulut tanpa sepengetahuan orang tua.
Pemasangan gigi tiruan pertama kali dilakukan oleh dokter gigi
dengan menggunakan cermin untuk melihat cara memasang dan
melepas gigi tiruan, setelah itu anak dapat mencoba sendiri.
Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas pada saat berolahraga
dan pada saat malam hari, gigi tiruan di rendam dalam air dan
dibersihkan setiap hari dengan bantuan orang tua.
Instruksi orang tua
Orang tua diharapkan ikut melihat pada saat anak memasang dan
melepas gigi tiruan
Selain itu jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa
sakit pada gusi maka orang tua diharapkan segera untuk menghubungi
dokter gigi untuk mengatasi masalah yang dikhawatirkan mengganggu
pemakaian gigi tiruan tersebut.
STEP 4
PEMERIKSAAN MAPPING
KLINIS : PEMERIKSAAN
KARIES PROFUNDA RADIOGRAFI :
PEMBUATAN
GTSL
DESAIN GTSL
KONSTRUK
SYARAT TAHAPAN
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
GENERAL ACTION
5
Rencana perawatan
Ekstraksi gigi 65 dan 55
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
Removable Partial Denture RPD (gigi tiruan lepasan) pada anak adalah salah
satu alat yang digunakan untuk mempertahankan ruangan akibat premature loss
gigi sulung dan agenesi gigi. Perbedaan pemakaian gigi tiruan lepasan pada anak
dan pada orang dewasa adalah lamanya pemakaian dan adanya perubahan
fisiologis pada lengkung rahang anak.
Gigi tiruan lepasan pada anak dapat berfungsi sebagai space maintainer,
mencegah kebiasaan buruk, memperbaiki fungsi pengunyahan, estetik dan bicara.
Kesimpulan,untuk mendapatkan hasil yang baik ,penggunaan RPD pada anak
memerlukan kerjasama antara anak, orang tua dan dokter gigi anak.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum menggunakan RPD pada anak.
Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan/ditanyakan pada anak dan
orang tua. Hal-hal tersebut yaitu;
(1) Apakah anak mau beradaptasi dengan perubahan dalam mulut sehubungan
dengan penggunaan RPD
(2) Apakah memang dengan perggunaan RPD dapat mencegah migrasi gigi
tetangga ke daerah yang kosong
(3) Tipe gigi tiruan apa yang cocok dengan anak
(4) Apakah ada gangguan bicara pada anak sehubungan dengan kehilangan
gigi anterior
(5) Apakah erupsi gigi pengganti memang masih lama
(6) Apakah ada riwayat trauma.
1. Basis
Basis disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang
menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual.
Fungsi basis:
Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di
bawahnya
Untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara
basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah
Tempat melekatnya cengkeram
6
Menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada
bibir dan pipi(estetik)
Semua jenis gigi tiruan sebagian lepasan harus dilepaskan dari mulut
setiap setelah makan untuk dibersihkan. Memelihara gigi tiruan sebagian
lepasan kerangka logam pada dasarnya sama dengan memelihara
gigitiruan sebagian lepasan resin akrilik. Gigi tiruan kerangka logam
memiliki keuntungan dimana gigi tiruan sebagian lepasan jenis ini lebih
mudah dibersihkan daripada gigitiruan sebagian lepasan resin akrilik.
7
2. Sadel
Sadel adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas
prosesus alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan.
Apabila bila sadel letaknya:
a. Diantara gigi asli diseut bounded saddle
b. Posterior dari gigi asli disebut free end saddle
8
a. Biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama
untuk gigi posterior yang ruang protesanya sempit
b. Estetis kurang baik
c. Tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat
Fungsi retensi: untuk menahan gigi tiruan agar tidak terangkat ke oklusal atau
melawan gaya-gaya vertikal. Contoh bagian cengkeram yang memberikan
retensi adalah jari cengkeram.
Fungsi stabilisasi: untuk menahan gigi tiruan agar tidak bergerak oleh gaya-
gaya horizontal. Contoh bagian cengekeram yang memberikan stabilisasi
adalah bahu dan badan cengkeram.
Fungsi meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran salah satunya
diberikan oleh occlusal rest.
9
1. Gigi vital atau non-vital yang telah dirawat PSA dengan baik.
2. Bentuk anatomis dan besarnya normal.
3. Tidak ada kelainan ataupun kerusakan, seperti karies, hypoplasia, dan
lainnya.
4. Posisi berada dalam lengkung gigi yang normal, tidak boleh miring,
berputar, ekstrud, atau keluar dari lengkung gigi.
5. Keadaan akar gigi harus:
Tertanam dalam tulang alveolar dengan perbandingan mahkota akar 2:3,
minimal 1:1
Bentuk normal, sebaiknya tidak berfusi
Jaringan periodontal sehat
Tidak ada kelainan periapikal
6. Sebaiknya gigi penjangkaran tidak goyang. Bila goyang, maksimal goyang
derajat 1 dan harus digandeng atau di-splint dengan gigi sebelahnya.
10
3. Tipe Kombinasi
a.
Sirkumferensial dengan bar
b. Sirkumferensial dengan wrought wire
Cengkeram yang dipakai pada gigi tiruan sebagian lepas akrilik secara
umum berbeda dengan cengkeram yang dipakai pada gigi tiruan sebagian
kerangka logam. Gigi tiruan sebagian lepas akrilik biasanya menggunakan
cengkeram kawat, sedangkan gigi tiruan sebagian kerangka logam biasanya
menggunakan cengkeram logam tuang. Namun, terkadang yang membedakan
kedua cengkeram ini hanyalah konstruksi / komposisinya saja, sedangkan
desainnya hampir sama.
11
Lebih fleksibel Lebih kaku / rigid
Kontak dengan gigi: kontak garis Kontak dengan gigi: kontak bidang
Permukaan gigi yang ditutup lebih Permukaan gigi yang ditutup lebih
sedikit estetis baik luas
12
Ukuran yang sering dipakai adalah diameter 0.7 mm untuk gigi anterior dan 0.8
mm untuk gigi posterior.
Cengkeram pada gigi tiruan sebagian lepas akrilik dapat dibagi menurut
fungsinya, yaitu cengkeram paradental, cengkeram gingival, dan cengkeram
kombinasi dari paradental dan gingival. Pada desain-desain gigi tiruan sebagian
lepas akrilik saat ini, cengkeram gingival sudah jarang digunakan.
1. Cengkeram Paradental
Cengkeram ini selain berfungsi untuk retensi dan stabilisasi gigi tiruan
sebagian lepas, juga untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran,
yang dilakukan oleh bagian cengkeram yang berada di bagian oklusal gigi,
contohnya rest. Oleh karena itu, cengkeram paradental harus memiliki bagian
yang melalui daerah oklusal gigi penjangkaran, atau melalui titik kontak antara
gigi penjangkaran dengan gigi sebelahnya.
a) Cengkeram 3 jari
Terdiri dari:
Lengan bukal dan lingual
13
Badan
Bahu
Rest oklusal
Bagian retensi dari akrilik
Indikasi: gigi molar dan premolar
Modifikasi cengkeram 3 jari:
Rest tidak dibuat dari arah diastema, tapi dari perpanjangan salah
satu jari ke bagian oklusal.
Indikasi modifikasi cengkeram 3 jari:
Adanya tambalan besar
Gigi paling posterior
Gigi miring ke diastema
14
Indikasi:
Gigi molar dan premolar
Gigi terlalu cembung sehingga cengkeram full Jackson sulit
dimasukkan
Ada titik kontak yang baik diantara dua gigi
d) Cengkeram S
Desain: bermula dari bukal terus ke oklusal / insisal di atas titik
kontak turun ke lingual melalui atas singulum, kemudian turun ke
bawah masuk ke akrilik.
Indikasi: gigi kaninus dengan singulum yang besar
e) Cengkeram Kippmeider
Desain: cengkeram ini tidak mempunyai lengan, hanya ada rest di
atas singulum.
Indikasi:
Gigi kaninus
Singulum dalam keadaan baik
Fungsi:
Meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
15
Stabilisasi
f) Cengkeram Rush
Anker / Ball Retainer
Desain: bermula
dari oklusal di proksimal, baik mesial ataupun distal, lalu ke arah
lingual, terus ke bawah dan masuk ke akrilik.
Indikasi: gigi molar ataupun premolar yang titik kontaknya baik.
Fungsi:
Meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
Retensi pada pembuatan splin
g) Cengkeram Roach
Desain: bermula dari oklusal di daerah titik kontak pada proksimal
turun ke bukal dan lingual terus ke proksimal di daerah diastema,
lalu masuk ke akrilik.
Indikasi: gigi molar dan premolar yang mempunyai titik kontak
yang baik.
2. Cengkeram Gingival
Cengkeram ini hanya berfungsi untuk retensi dan stabilisasi gigi tiruan
sebagian lepas. Oleh karena itu, cengkeram gingival tidak memiliki bagian
yang melalui daerah oklusal gigi penjangkaran dikarenakan tidak berfungsi
untuk meneruskan beban kunyah selayaknya cengkeram paradental.
16
a) Cengkeram 2 Jari
Desain: sama seperti cengkeram 3 jari, namun tidak memiliki rest.
Indikasi: gigi molar dan premolar
17
bukan di titik kontak, dan di bagian lingual lurus ke bawah (tetap di
tepi lingual)
Indikasi: gigi molar, premolar, dan kaninus.
d) Cengkeram Gillet
Desain: sama seperti cengkeram Jackson gingival namun
ditambah dengan peninggian basis
Indikasi: gigi kaninus
18
3. Cengkeram Kombinasi dari Paradental dan Gingival
Salah satu contoh cengkeram yang merupakan perpaduan antara cengkeram
paradental dan gingival adalah cengkeram Dua Jari Modifikasi. Indikasinya
adalah kasus kehilangan gigi long span ataupun free end saddle. Contoh desain
gigi tiruan dengan cengkeram Dua Jari Modifikasi:
Support
o Untuk mencegah pergerakan gigi tiruan kea rah gingiva dan
mempertahankan hubungan yang stabil antara cengkeram dengan gigi
penjangkaran
o Beban bisa disalurkan ke jaringan periodontal sejajar sumbu aksial gigi
o Diberikan oleh occlusal rest
Bracing / stabilisasi
o Merupakan resistensi dari cengkeram dalam melawan gaya-gaya
horizontal, lateral, dan torsi
o Cengkeram sirkumferensial memberikan bracing yang lebih baik
o Diberikan oleh semua bagian yang kaku dari cengkeram, kecuali bagian
retentif di terminal
Retensi
19
Untuk mencegah ergerakan gigi tiruan dari arah gingiva, misalnya
dikarenakan oleh gerakan lidah, pengunyahan, penelanan, atau
makanan yang lengket
Encirclement / pelingkaran
Encirclement yang baik adalah bila cengkeram melingkari gigi
penjangkaran sebanyak 180o
Pasif
Pasif yang dimaksud adalah cengkeram tidak boleh memberikan
tekanan kecuali pada waktu berfungsi atau pada saat melepaskan gigi
tiruan
Indikasi:
o Gigi molar dan premolar
o Untuk bounded saddle
Keuntungan:
o Sederhana
20
o Cukup higienis
o Memenuhi persyaratan cengkeram baik, yaitu:
-
Support diberikan oleh rest oklusal
-
Bracing diberikan oleh lengan lingual, bahu dari lengan bukal, konektor
minor, dan rest oklusal
-
Retensi diberikan oleh bagian terminal dari lengan retentif, yaitu bagian
cengkeram yang terletak di bawah garis survey
-
Reciprocation diberikan oleh lengan lingual yang kaku
-
Encirclement diberikan oleh lengan bukal dan lingual yang melingkari
gigi lebih dari 180o
21
o Indikasi: untuk sadel ujung bebas (free end saddle) terutama bila gigi
terposterior merupakan:
-
Gigi premolar atau molar
-
Gigi yang tersisa hanya gigi M2 atau M3 kiri dan kanan
-
Bounded dengan span kecil
c) Cengkeram kombinasi
o Desain: modifikasi terletak pada lengan bukal yang merupakan cengkeram
tipe bar seperti bentuk I atau T
o Kelebihan: estetik lebih baik
o Kekurangan: stabilitas dan encirclement kurang
2) Cengkeram Ring
Desain: mempunyai 2 rest oklusal dan mengelilingi hampir seluruh gigi
Indikasi: gigi molar terkahir yang berdiri sendiri atau yang miring,
sebaiknya simetris antara rahang kiri dan kanan
Kelebihan:
- Encirclement baik
- Beban jatuh sejajar sumbu aksial meskipun gigi penjangkaran
miring
Kekurangan:
- Banyak bagian gigi yang ditutupi sehingga estetik kurang
- Retensi relatif kurang
22
4) Cengkeram Double Akers / embrasure clasp / Bonwill
Desain: merupakan 2 buah cengkeram
Akers yang disatukan
Indikasi: gigi premolar dan molar yang
tidak memiliki diastema di antaranya
Kelebihan: memenuhi semua persyaratan
cengkeram yang baik
Kekurangan: banyak bagian gigi yang
ditutupi sehingga estetik kurang
5) Cengkeram Roach
Merupakan cengkeram yang terdiri dari 2 atau 3 bagian yang disatukan
Dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a) RII
o Terdiri dari 3 bagian, yaitu rest, I bar retentive arm, dan I bar
bracing arm
o Bar pada bagian labial dapat berbentu I,Y,T,R,C tergantung
undercut retentif
o Indikasi: gigi anterior dan premolar, gigi tiruan tooth borne
o Keuntungan : retensi dan estetik cukup baik
o Kerugian : higienis dan encirclement kurang
b) RPI
o Terdiri dari 3 bagian, yaitu rest, proximal plate, dan I bar.
o Indikasi: gigi tiruan tooth-mucosa borne, dan free end saddle (kelas
I, II Kennedy)
o Keuntungan:
- Pada saat istirahat, memungkinkan encirclement yang baik bagi
gigi penjangkaran
- Pada saat berfungsi, I bar dan proximal plate akan menjauhi gigi
penjangkaran sehingga beban yang jatuh pada gigi pengkaran
berkurang
23
6) Cengkeram Logam Tuang untuk Gigi Anterior
Terdapat beberapa cengkeram logam tuang yang diindikasikan untuk gigi
anterior yang pada pemakaiannya perlu mempertimbangkan estetika, yaitu:
a) Incisal rest
b) Roach
c) Inlay
d) Gabelklammer
e) Krallenverankerung
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain dalam
hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana
pembuatan disain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun
pendukungnya.
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut :
24
Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas
Kelas VII : Kehilangan satu atau lebih gigi susu/ gigi tetap anterior
Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi
tiruan lepasan . Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada periode
gigi campuran akan mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi tetap.
Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah yang
hilang.
Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental)
dan daerah berujung bebas (free end). Bentuk sadel dibagi menjadi dua yaitu
sadel tertutup dan berujung bebas.
a. Tooth borne
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga / gigi yang masih dapat
dijadikan sebagai pendukung.
b. Mucose/tissue borne
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila
factor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut
25
adalah kejadian jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan
rahang yang akan dipasangi geligi tiruan.
3. Jenis penahan.
a. Dukungan sadel
Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan
yang akan dipakai.
c. Estetika
a. Direct Retainer
Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya
gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram
dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas
cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari permukaan oklusal
gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan
dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.
26
Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah
oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi,
stabilisasi, dukungan, dan pasifitas. Macam-macam cangkolan menurut Ney,
yaitu:
1. Akers clasp
2. Roach clasp
3. Kombinasi Akers-Roach
4. Back Action clasp
5. Reverse back Action clasp
6. Ring clasp
7. T clasp
8. I clasp
9. Compound clasp / Embrasure clasp.
b. Indirect Retainer
Indirect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan
terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh
dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat
gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.
Menentukan macam konektor yang akan digunakan sesuai desain dan kebutuhan
bagi pasien pemakai gigi tiruan. Terdapat 2 (dua) jenis konektor yang dapat dipilih
sesuai kebutuhan dan desain:
a. Konektor Utama
1. Rigid
27
2. Tidak mengganggu gerak jaringan
3. Tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva
4. Tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva
5. Tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah
dan pipi.
Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang
hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single
palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal
palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.
b. Konektor minor
1. Pengalaman pasien
2. Stabilisasi
3. Bahan geligi tiruan
Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
28
5. Dalam pembuatan desain perlu dipikirkan kemungkinan perlunya
pelapisan atau penggantian basis di kemudian hari dan hal ini harus mudah
dilakukan.
29
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan mengembalikan
fungsi gigi dengan mempertahankan gigi yang masih ada. Fungsi gigi tiruan
sebagian lepasan antara lain :
30
e. Nasal Merupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n),
(ng).
3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.
Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan
adalah mulut. Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi,
agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan
perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.
Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan
tertentu dapat dicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama
sekali. Penderita yang sudah kehilangan gigi biasanya mengalami
perubahan pada mastikasi. Tekanan kunyah akan terpusat pada satu sisi
atau satu bagian saja. Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan akan
memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara merata ke seluruh bagian
jaringan pendukung.
4. Mempertahankan jaringan mulut yang ada.
Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian
gigi tiruan sebagian lepasan, karena dengan gigi tiruan dapat mencegah
atau mengurangi efek yang timbul karena hilangnya gigi.
5. Pencegahan migrasi gigi.
Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat
mengakibatkan migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi
ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi tersebut, sehingga lambat laun
akan mengakibatkan maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang
secara optimal, bahkan akan menyebabkan terjadinya gangguan bicara,
mastikasi, dan estetis. Ruang kosong pada gigi yang tanggal akan
mengakibatkan makanan tertinggal pada daerah yang kosong, sehingga
mudah terjadi akumulasi plak interdental, serta akan mengakibatkan
peradangan jaringan periodontal dan dekalsifikasi permukaan proksimal
gigi. Akibat lain dapat terjadi erupsi berlebih gigi antagonis.
31
A. Kunjungan Pertama
1. Anamnesa Indikasi
2. Membuat Studi Model
a) Alat : Sendok cetak nomor tiga
b) Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible (alginat)
c) Metode Mencetak : Mucostatik
d. Cara mencetak
B. Kunjungan Kedua
Rahang Atas :
32
Rahang Bawah :
C. Kunjungan Ketiga
33
D. Kunjungan Keempat
34
MUDL (pengurangan bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL
(pengurangan bagian bukal RA dan lingual RB).
E. Kunjungan Kelima
1. Pemeriksaan subjektif
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat
pemakaian gigi tiruan tersebut.
2. Pemeriksaan objektif
a. Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut
b. Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya
maupun pada mukosa di bawahnya.
c. Melihat posisi cangkolan.
d. Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.
e. Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan
35
direct ini diperlukan untuk setiap gigi tiruan sedangkan retainer indirect
tidak selalu dibutuhkan untuk setiap gigi tiruan.
d) Tahap 4: (Menentukan macam konektor)
Pada protesa akrilik biasanya menggunakan konektor jenis plat.
Namun untuk gigi tiruan kerangka logam, bentuk konektor
bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.
36
Cangkolan untuk gigi molar sulung harus dibuat dengan tangan cangkolan
harus mengelilingi permukaan terluar gigi. Hal ini ditujukan karena
mahkota gigi molar sangat pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan
landasan harus menutupi palatum sampai batas daerah getar atau vibrating
line. Perluasan ke arah bukal atau labial pada umumnya pendek tidak
melebihi sampai ke forniks.
c. Usia 7 8 tahun
Usia 78 tahun terjadi pertumbuhan pada daerah anteroposterior, sehingga
panjang landasan harus pendek dan sesuai dengan warna jaringan lunak,
selain itu digunakan tissue conditioner pada daerah pertumbuhan.
Cangkolan yang digunakan adalah cangkolan adam dan cangkolan C.
Cangkolan adam digunakan untuk gigi molar pertama tetap dan cangkolan
C di gigi caninus sulung tetapi tidak boleh memberikan tekanan.
d. Usia 12 tahun
Erupsi gigi telah lengkap, kecuali gigi molar ketiga, selain itu
pertumbuhan rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi
tiruan sebagian lepasan dapat lebih mudah.
37
mukosa. Pada pasien kondisi gigi geligi masih sehat sehingga dipilih
dukungan dari gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed. London:
Churchill Livingstone.
38
Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi
Tiruan Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah
Kedokteran Gigi Usakti.
Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia:
W.B Saunders Company inc.
Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal
12, 30-50, 108-111 Jakarta: Hipokrates
Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285.
McGraw-Hill Book Company Inc.
Mathewson, R.J and Primosch, R.E. 1995. Fundamentals of Pediatric
Dentistry. 3rd ed. Hal: 356-9. Chicago: Quintessence Books.
Pinkham JR. pediatric Dentistry: infancy through adolescence. 3nd ed.
Philadelphia: WB Saunders Co.; 2005. p. 358-60.
Satish R. Removable partial dentures in children. In: Finn SB. Clinical
pedodontics. 4th ed. Philadelphia:WB Saunders Co.; 2003. p. 271-83.
39