(BLOK 23)
Disusun Oleh:
NIM : J011201116
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Skenario
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke RSGM UNHAS dengan
keluhan sulit mengunyah makanan karena gigi tiruan rahang atasnya longgar dan
gigi tiruan bawahnya tidak nyaman digunakan. Anamnesis : Gigi tiruan telah
digunakan sejak 2 tahun yang lalu dan tidak ingin membuat gigi tiruan yang baru.
Pemeriksaan intra oral rahang atas edentulous total dan rahang bawah gigi yang
masih ada 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44. Gigi 35 dan 44 sisa akar.
Pemeriksaan gigitiruan : Gigi tiruan rahang atas longgar, kotor dan kusam. Gigi
tiruan rahang bawah ada cengkeram 3 jari di gigi 35 dan 44 dan terdapat retakan
di bagian medial. Pemeriksaan radiologi: akar gigi 35 dan 44 tertanam di tulang
alveolar sekitar 2 mm. Riwayat penyakit Sistemik Diabetes Mellitus
PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan untuk Menegakkan Diagnosis serta Diagnosis Kasus pada Skenario
Ada 3 tahap pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan skenario1,2
1. Pemeriksaan subyektif (anamnesa)1,2
Sebelum dilakukan pemeriksaan klinis dan penunjang, perlu dilakukan anamnesis
yang merupakan proses pengambilan informasi dari pasien untuk membantu dalam
penegakan diagnosis. Hal-hal yang dapat ditanyakan pada anamnesis ialah informasi
umum mengenai identitas dan keluhan pasien.
1) Identitas pasien, diperlukan bila sewaktu-waktu dokter gigi perlu menghubungi
pasien pasca tindakan,dapat sebagai data ante mortem (dental forensic).
Nama : - (perempuan)
Umur : 55 tahun
Pekerjaan :-
Alamat :-
2) Keluhan utama (chief complaint), berkaitan dengan apa yang dikeluhkan oleh
pasien dan alasan pasien datang ke dokter gigi. Keluhan utama pasien pada
skenario yaitu gigi tiruan lengkap rahang atas longgar dan gigi tiruan rahang
bawah patah.
3) Penyakit sekarang, yang diidentifikasi keluhan utama. Misalnya, pasien mencari
tahu kapan rasa sakit/tidak nyaman pertama kali muncul, apakah keluhan tersebut
intermiten atau terus menerus, jika intermiten seberapa sering, apakah ada faktor
pemicu.
4) Riwayat penyakit (medical history), perlu ditanyakan karena ini berhubungan
dengan diagnosis, pengobatan, dan prognosis.
Penyakit yang pernah/sedang diderita. Dalam skenario ini,pasien memiliki
riwayat penyakit diabetes mellitus da hipertensi yang terkontrol
Obat yang dikonsumsi
Kebiasaan pasien mengendalikan kesehatannya. Ini untuk melihat pasien
motivasi dalam menjaga kesehatan
5) Riwayat dental, beberapa riwayat gigi yang dapat ditanyakan adalah:
Riwayat kehilangan gigi
Kapan gigi terakhir dicabut dan apa penyebabnya?
Riwayat perawatan gigi dan frekuensi kunjungan ke dokter gigi untuk melihat
motivasi pasien
2. Pemeriksaan klinis1,2
1) Pemeriksaan ekstraoral
Bentuk muka : persegi (squere), lancip (tapering), lonjong (ovould),
Profil wajah : cembung, lurus, cekung
Dimensi vertikal pasien, jika pasie kehilangan dimensi vertikal maka perlu
dilakukan koreksi sebelum pembuatan gigi tiruan.
Lesi ekstraoral, inflamasi atau peradangan pada sudut mulut.
2) Pemeriksaan intraoral
Bentuk dan ukuran ridge serta palatum durum
Kedalaman dan lebar sulkus, termasuk adanya frenulum yang tinggi
Tingkat komprehebilitas mukosa yang menjadi dudukan gigi tiruan ditentukan
dengan palpasi.
3. Pemeriksaan gigi tiruan1,2
1) Pemeriksaan ekstraoral gigi tiruan
a. Permukaan cetakan
Ada tidaknya post dam dan palatum relief
Lebar batas gigi tiruan
Jumlah dan penyebaran plak, berkaitan dengan denture stomatis
Ada tidaknya tanda gigi tiruan perbaikan relining dan rebasing
Kekerasan permukaan
b. Permukaan poles
Bentuk dan inklinasi
Kondisi dan kebersihan gigi tiruan
Lama penggunaan gigi tiruan
Gigi artifisial – akrilik/porselen. Di lihat ukuran, bentuk, dan warnanya.
2) Pemeriksaan intraoral gigi tiruan
Setiap gigi tiruan ditempatkan didalam mulut secara terpisah dan memeriksa :
Stabilitas
Retensi
Perluasan tepi
Kemudian GT diperiksa bersamaan untuk melihat:
Oklusi
Dimensi vertical oklusi
Penampilan
4. Pemeriksaan penunjang3
Pemeriksaan radiografi panoramik sangat efektif dalam mendiagnosis pasien
edentulous. Radiografi panoramik kemungkinan untuk mendapatkan gambaran
maxilla, mandibular, dan kondil.
Tujuan radiografi panoramik adalah untuk:
- Melihat ketinggian tulang alveolar
- Melihat kista/radang lain pada tulang rahang
- Melihat radix yang tersisa
- Meihatl ketebalan mukosa di atas prosesus alveolaris
Dalam skenario, tertulis bahwa pada pemeriksaan radiografi, akar gigi 35 dan 44
tertanam di tulang alveolar sekitar 2 mm.
Penyakit sistemik merupakan faktor yang ikut berperan, dalam hal ini diketahui
bahwa pasien memiliki riwayat penyakit sistemik diabetes mellitus. Diabetes mellitus
terbukti berperan dalam terjadinya resorpsi tulang alveolar dan juga berperan dalam
terjadi penurunan densitas tulang. Perlu diketahui bahwa insulin dan regulasi diabetes
melitus mempunyai pengaruh pada metabolisme tulang. Hal ini disebabkan antara lain
karena insulin meningkatkan uptake asam amino dan sintesis kolagen pada sel tulang.
Regulasi tubuh yang buruk pada kondisi diabetes melitus menyebabkan peningkatan
hormon paratiroid sehingga proses resorbsi tulang akan meningkat dan merangsang
makrofag untuk sintesis beberapa sitokin yang akan meningkatkan resorpsi tulang.8
Adapun faktor penyebab gigi tiruan patah bisa dari pasien sendiri, seperti:2
Kecelakaan, misalnya gigi tiruan jatuh secara tidak sengaja
Faktor anatomis seperti frenulum labial yang tinggi menyebabkan tekanan di
daerah tersebut yang mengarah ke fraktur midline gigi tiruan
Beban oklusi yang tinggi, misalnya pada pasien bruxism
2.3 Konsep Relining, Rebasing, Repairing
a. Relining1,5,9,10
Relining adalah penambahan lapisan tipis baru pada permukaan cetak basis gigi
tiruan. Relining merupakan suatu tindakan perbaikan terhadap permukaan gigi tiruan
yang menghadap jaringan mulut dengan bahan basis baru. Relining adalah salah satu
prosedur yang digunakan untuk menanggulangi permasalahan dengan cara melapisi
kembali fitting surface gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi atau longgar dengan
bahan dasar baru, menghasilkan lapisan baru yang beradaptasi secara akurat ke area
landasan gigi tiruan.
Tujuan relining adalah:
1) Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.
2) Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
3) Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
4) Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur / bentuk jaringan
pendukung setelah gigi tiruan digunakan.
5) Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
6) Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang mengalami porus akibat curing yang
salah.
7) Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang sudah mengalami perubahan warna
atau rusak.
8) Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.
9) Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah
pencabutan gigi asli.
10) Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak seimbang.
11) Untuk alasan estetik.
12) Untuk membuat protesa yang lebih efektif.
13) Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat.
14) Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di dalam
mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada.
Keuntungan :13
- Mengurangi frekuensi dan kunjungan pasien,
- Ekonomis bagi pasien,
- Memperbaiki kecekatan/pas dari gigi tiruan,
- Box liner dapat tergabung di dalam gigi tiruan jika perlu.
Kerugian :13
- Kemungkinan dari proses relining akan terjadi perubahan pada hubungan
rahang,
- Tidak dapat memperlihatkan estetika yang benar,
- Tidak dapat memperlihatkan dengan benar posisi oklusal assessment,
b. Rebasing9,11,12
Rebasing adalah penggantian lengkap basis gigi tiruan mempertahankan posisi gigi
tiruan. Rebasing adalah proses mengganti landasan geligi tiruan secara menyeluruh
karena sudah rusak sama sekali, sedangkan susuan gigi-gigi masih baik, dan
mencekatkan kembali geligi tiruan dengan mengganti bahan landasan geligi tiruan
tanpa mengubah hubungan oklusinya/susuan gigi-giginya. Di sini kita melakukan
penggantian basis geligi tiruan dengan jalan membuang basis yang lama untuk
mencapai penyesuaaian terhadap terjadinya resorpsi tulang yang terjadi pada jaringan
mulut.
Keuntungan :13
- Tidak ada perbedaan warna antara dua resin, yang tua dan yang baru,
- Masalah dari melepaskan adanya regangan dari proses pada basis karena hal
tersebut sangat dihindari,
- Ketebalan dari basis sebaiknya di kontrol.
Kerugian :13
- Memiliki tambahan rangka pada laboratorium,
- Terdapat peluang dari perubahan tempat pada rongga mulut ketika waxing-up.
c. Repairing11
Reparasi adalah suatu tindakan perbaikan/pembetulan dari geligi tiruan dengan tujuan
memperbaiki kelainan, kerusakan, kecekatan, retensi, dan stabilitas, setelah geligi
tiruan dipakai pasien.
Keuntungan :13
- GT masih dapat dikembalikan kedalam mulut dengan baik
- Basis akrilik GT retak atau patah
- Terdapat gigi yang hilang / lepas dari gigi tiruan
- Komponen GT yang patah masih ada dan dapat dikembalikan dengan akurat.
Kerugian : 13
- Fraktur yang disebabkan oleh kesalahan desain atau akibat dari resorpsi tulang
alveolar,
- Fraktur yang disebabkan oleh beban mastikasi yang sangat tinggi.
4) Trim lokasi fraktur dari kedua bagian gigi palsu yang rusak untuk membuat
ruang untuk bahan perbaikan.
5) Buat sedikit Zig-Zag di tepi garis yang patah di kedua sisi. Jika perlu buat
ketentuan untuk penempatan penguat seperti sepotong kawat di sisi fraktur.
6) Hapus semua debu yang dihasilkan selama pemangkasan.
7) Ganti bagian-bagian yang dipangkas pada gips dan pastikan apakah ruang
yang dibuat cukup atau tidak.
8) Hapus Bagian-bagian dari Cast
9) Terapkan media pemisah untuk seluruh cast di permukaan yang pas. Ganti
bagian gigi tiruan pada gips. Bahan perbaikan cold cure (resin akrilik)
sekarang ditambahkan ke daerah yang rusak-baik dengan metode (a) sprinkler
atau dengan (b) mengalirkan campuran cairan ke daerah tersebut
10) Celah Sedikit Terisi. Jika bahan perbaikan sulit, lepaskan gigi tiruan dari gips.
11) Finishing and polishing. Rendam dalam air dingin hingga siap digunakan.
3.1 Kesimpulan
sebelum melakukan perawatan pada pasien dengan gigi tiruan yang
mengalami kerusakan, sangat penting untuk mengetahui penyebab dari kondisi gigi tiruan
tersebut dan apakah ada penyakit sistemik yang diderita oleh pasien sehingga dapat
memengaruhi prognosis dan rencana perawatannya. Agar rencana perawatan yang
ditetapkan bisa menangani masalah dengan tepat mencegah kemungkinan untuk
diperbaiki kembali pada masa yang akan datang. Kemudian dalam menangani pasien
geriatrik juga penting untuk memahami tipe dan kondisi dari pasien. Agar dalam
perawatan bisa menangani pasien dengan tepat, pasien bisa merasa nyaman dan puas
dengan perawatan yang diberikan.
Berdasarkan pertimbangan yang dilakukan sebelum perawatan, indikasi dan
kontraindikasi perawatan. Maka opsi rencana perawatan yang dipilih adalah relining pada
gigi tiruan maksila, reparasi pada gigi tiruan mandibula. Dengan prognosis baik apabila
pasien rutin mengontrol penyakit sistemiknya dan bila instruksi pasca perawatan yang
diberikan diikuti dengan baik.
3.2 Saran
Diharapkan dari penjelasan diatas pembaca dapat mengerti terkait pemeriksaan
pada pasien pengguna gigi tiruan lepasan, penyebab gigi tiruan longgar dan patah,
konsep, indikasi, kontraindikasi, serta prosedur relining, rebasing, dan repairing.
DAFTAR PUSTAKA
9. Jain SG. Procedural dentistry for complete dentures. India: Jaypee Brothers Medical
Publishers (P) Ltd; 2017. p. 199.
10. Azhindra, Ismiyati T, dan Dipoyono HM. Perbedaan retensi antara heat cured, self cured
dan soft liner sebagai bahan relining basis gigi tiruan lengkap rahang atas resin akrilik. J
Ked GI. 4 (4). 2013. h. 243,245.
11. Harshanur I W. Geligi tiruan lengkap lepas. Jakarta: EGC; 1996. h. 191, 194-8.
12. Gunadi Hariyanto, et al. Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. Jilid 2. Jakarta:
EGC; 1995. h. 414-5, 418, 420, 421-4, 428-431.
13. Nallaswany D. Textbook Of Prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2006.
14. Johnson T, Patrick DG, Stokes CW. Basics of dental technology : A step by step
approach. 2nd ED. UK : Wiley Balckwell ; 2015. Pp. 57 – 8.
15. Phinney DJ, Halstead JH. Dental assisting : A comprehensive ach. 5 th Ed. Boston :
Cengage Learning ; 2017. Pp. 853 – 54.
16. Itjiningsih WH. geligi tiruan lengkap lepas. Jakarta:EGC. 2012. h.202-7
17. Soratur SH. Essentials of prosthodontics. New Delhi: Jaypee brothers.2006.p 75-7,90
18. Basker RM, Davenport JC, Thommason JM. Prosthetic treatment of the edentulous
patient. 5th Ed. West Sissex: Wiley-blackwell.2011.p.80-5