Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUGAS INDIVIDUAL

BLOK 20 EDENTULUS PENUH


“Kakek gagah yang butuh gigi tiruan baru”

Penyusun: Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp.Pros(K), Ricca Chairunnisa, drg.,
Sp.Pros (K), dan Indra Basar Siregar, drg., M.Kes.

DISUSUN OLEH:
Lidya Natalia Boangmanalu
200600027

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERAUTARA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua
gigiasli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang
semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik,fungsi
estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis.
Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris
akanmengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya
berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL
akanmencegah pengerutan (atropi processus ) Alveolaris (residual ridge), mencegah
berkurangnya vertikal dimensi yang disebabkanturunnya otot-otot pipi karena tidak ada
penyangga dan hilangnya oklusi sentrik.
1.2 Skenario
Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan sulit mengunyah
karena seluruh gigi sudah dicabut. Anamnesis: pasien memakai gigi tiruan pada rahang
atas dan bawah, tetapi sudah longgar dan tidak nyaman dipakai. Pemeriksaan intra oral:
edentulus lengkap rahang atas dan rahang bawah dengan perlekatan frenulum tinggi,
vestibulum bukalis rahang bawah dangkal, bagian puncak linggir posterior RB tajam
dengan mukosa yang tipis dan kemerahan. Mukosa linggir anterior rahang atas menebal
dan bergerak apabila ditekan. Pemeriksaan gigi tiruan: retensi (-), permukaan oklusal gigi
aus dan gigi tiruan sudah berubah warna. Pasien ingin membuat gigi tiruan yang baru.
Pertanyaan:
1. Jelaskan prosedur diagnosis untuk kasus tersebut!
2. Sebutkan diagnosis dari beberapa kondisi intra oral pasien tersebut!
3. Jelaskan dampak dari beberapa kondisi tersebut terhadap gigi tiruan!
4. Jelaskan prosedur persiapan jaringan pendukung gigi tiruan (preprostetik) secara non
bedah pada kasus tersebut!
5. Jelaskan prosedur persiapan jaringan pendukung gigi tiruan (preprostetik) secara bedah
untuk rahang atas dan rahang bawah pada kasus tersebut!
6. Jelaskan rencana perawatan (jenis gigi tiruan) apa saja yang dapat dibuat untuk kasus
tersebut!
7. Jelaskan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam rencana perawatan terkait
desain gigi tiruan pada kasus tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jelaskan prosedur diagnosis untuk kasus tersebut!

Prosedur diagnosis pada pasien:

1). Patient history: Yang diukur sikap pasien terhadap gigi tiruan. Apakah
kooperatif, histeris,dan acuh.

2). Data collection dan recording

 Nama penderita

Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita dari yang
lainnya di samping mengetahui asal suku atau rasnya. Pada kasus tidak
diketahui nama pasien tersebut.

 Alamat

Dengan mengetahui alamatnya, penderita dapat dihubungi segera bila terjadi


sesuatu yang tak diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat.
Pemanggilan kembali penderita juga dapat dengan mudah dilakukan. Alamat
juga dapat membantu kita mengetahui latar belakanglingkungan hidup seorang
pasien, sehingga dapat pula diketahui status sosialnya. Pada kasus tidak
diketahui alamat pasien tersebut.

 Pekerjaan

Modifikasi jenis perawatan mungkin perlu dilakukan karena factor jenis


pekerjaan. Dengan memahami pekerjaan pasien, keadaan sosial ekonominya
juga dapat diketahui. Pada umumnya lebih tinggi kedudukan sosial seseorang
lebih besar tuntutannya terhadap faktor estetik. Pada kasus tidak diketahui
pekerjaan pasien tersebut.

 Jenis kelamin

Wanita pada umumnya cenderung lebih memperhatikan faktor estetik


dibanding pria. Sebaliknya pria membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab
merekan menunjukkan kekuatan mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih
mementingkan rasa enak/nyaman, di samping faktor fungsional geligi tiruan
yang dipakainya. Pada kasus diketahui pasien laki-laki.

 Usia

Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi


bahan pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan,
kesehatan mulut, koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi serta
panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan bentuk, warna, serta ukuran
gigi seseorang. Pada kasus diketahui pasien berusia 61 tahun

2.2 Anamnesis

Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan,
berdasarkan pada ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan
pemeriksaan medic/dental.

Ditinjau dari cara penyampaian cerita, dikenal dua macam anamnesis. Pada
auto anamnesis, cerita mengenaikeadaan penyakit disampaikan sendiri oleh
pasien. Disamping itu terdapat keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini
tidak disampaikan oleh pasien yang bersangkutan, melainkan melalui bantuan
orang lain.

Pada saat anamnesis biasanya ditanyakan hal-hal sebagai berikut :

1. Nama penderita

2. Alamat

3. Pekerjaan.

4. Jenis Kelamin.

5. Usia

6. Pencabutan Terakhir Gigi

Waktu dan gigi dibagian mana yang dicabut terakhir perlu diketahui.
Apakah gigi tesebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila tanggal
sendiri mungkin ada sisa akar yang tertinggal. Lama jangka waktu anatara
pencabutan terakhir dengan saat dimulainya pembuatan geligi tiruan akan
mempengaruhi hasil perawatan. Pada kasus diketahui seluruh gigi sudah
dicabut.

7. Pengalaman Memakai Geligi Tiruan

Seorang penderita yang pernah memakai geligi tiruan sudah mempunyai


pengalaman, sehingga adaptasinya terhadap geligi tiruan baru akan lebih
mudah dan cepat. Ia juga sudah mengalami prosedur pembuatannya.
Sebaliknya, penderita semacam ini juga sering membanding-bandingkan
protesa barunya dengan yang pernah dipakai sebelumnya. Mereka yang
belum pernah memakai geligi tiruan, biasanya membutuhkan masa adatasi
lebih panjang karena kesulitannya menyesuaikan diri. Kelompok ini belum
berpengalaman dalam prsedur pembuatan protesa; seperti pada waktu
pencetakan, penentuan gigitan, maupun pada saat awal pemakaian, yang
sering kali menimbulkan rasa sakit. Itulah sebabnya penerangan yang
diberikan kepada penderita sebelum pembuatan geligi tiruan dilaksanakan
menjadi penting sekali. Pada kasus diketahui pasien memakai gigi tiruan
pada rahang atas dan bawah, tetapi sudah longgar dan tidak nyaman
dipakai.

8. Tujuan Pembuatan Geligi Tiruan

Penderita perlu ditanyai mengenai tujuan pembuatan geligi tiruannya,


apakah dia lebih mementingkan pemenuhan factor estetik atau fungsional.
Biasanya konstruksi disesuaikan dengan kebutuhan penderita.

9. Keterangan Lain

Penderita ditanyai apakah penderita mempunyai kebiasaan buruk dsb.


Kadang-kadang kebiasaan tersebut sulit ditentukan tanpa suatu
pengamatan yang intensif. Pada kasus tidak diketahui apakah pasien
mempunyai kebiasaan buruk.

2.3 Pemeriksaan ekstraoral

a) Pemeriksaan Wajah. Ini termasuk evaluasi fitur wajah, bentuk wajah, profil wajah
dan tinggi wajah bagian bawah.
● Fitur

Wajah Fitur berikut pada wajah harus dicatat selama diagnosis:

Fitur perioral:

- Panjang bibir.

- Bibir penuh.

- Dukungan nyata dari bibir.

- Philtrum.

- Lipatan nasolabial.

- Sulkus mentolabial atau alur labiomental.

- Komisura labial dan modiolus.

- Lebar perbatasan vermilion.

- Ukuran pembukaan mulut.

- Tekstur kulit: (kasar atau halus dan warna terang). Kulit tekstur kasar akan
membutuhkan penempatan gigi kasar. Kerutan pada pipi menunjukkan penurunan
dimensi vertikal.

Semua faktor yang disebutkan di atas membantu menentukan naungan, bentuk dan
susunan gigi.

● Bentuk wajah. House and Loop, Frush and Fisher, dan Williams mengklasifikasikan
bentuk wajah berdasarkan garis luar wajah sebagai persegi, meruncing, persegi
meruncing dan berbentuk bulat telur. Meneliti bentuk wajah membantu dalam
pemilihan gigi.

● Profil wajah. Pemeriksaan profil wajah adalah sangat penting karena menentukan
rahang relasi dan oklusi. Profil sudut wajah diklasifikasikan sebagai:

- Kelas I: Profil normal atau lurus

- Kelas II: Profil retrognatik


- Kelas III: Profil prognatik

● Tinggi wajah bagian bawah. Menentukan bagian wajah bagian bawah ketinggian
penting untuk menentukan rahang vertikal relasi (lihat relasi rahang). Untuk pasien
yang sudah memakai gigi tiruan lengkap, semakin rendah tinggi wajah diperiksa di
bawah oklusi. Jika wajah tampak runtuh, itu menunjukkan hilangnya dimensi vertikal
(VD). Penurunan VD menghasilkan keriput di sekitar mulut. VD yang berlebihan
akan menyebabkan jaringan wajah tampak meregang

b) Bentuk otot

Tonus otot dapat mempengaruhi stabilitas gigi tiruan. House mengklasifikasikan tonus
otot sebagai:

- Kelas I: Normal. Ketegangan, bentuk dan penempatan otot pengunyahan dan ekspresi
wajah norma;. Tidak ada degenerasi. Ini biasa terjadi secara langsung pasien gigi
tiruan karena semua pasien lainnya umumnya menunjukkan degenerasi.

- Kelas II: Fungsi otot normal tetapi sedikit penurunan tonus otot.

- Kelas III : Penurunan tonus dan fungsi otot. Biasanya disertai dengan gigi palsu yang
tidak pas, penurunan dimensi vertikal, penurunan kekuatan mengigit, kerutan di pipi
dan komisaris terkulai.

c) Perkembangan Otot

Orang dengan perkembangan otot yang berlebihan memiliki lebih banyak kekuatan
menggigit. House mengklasifikasikan perkembangan otot sebagai:

- Kelas I: Berat

- Kelas II: Sedang

- Kelas III: Ringan.

d) Complesi (corak)

Warna mata, rambut, dan kulit memandu pemilihan gigi tiruan. Warna kulit pucat
adalah menunjukkan anemia dan harus diobati.

e) Pemeriksaan Bibir
- Dukungan bibir: Berdasarkan jumlah bibir dukungan, bibir dapat diklasifikasikan
sebagai memadai didukung atau tidak didukung.

- Mobilitas bibir: Berdasarkan mobilitasnya, bibir adalah tergolong normal (kelas 1),
mobilitas berkurang (kelas 2) dan lumpuh (kelas 3).

- Ketebalan bibir: Bibir tebal perlu lebih sedikit dukungan dari gigi tiruan dan labial.
Dengan demikian, operator bebas menempatkannya gigi sesuai keinginannya. Di sisi
lain, bibir tipis bergantung posisi gigi berpengaruh pada labiolingual yang sesuai,
untuk kepenuhannya dan mendukung.

- Panjang bibir: Merupakan faktor penentu yang penting dalam pemilihan gigi anterior.
Bibir pendek akan cenderung untuk mengungkap lebih banyak struktur gigi dan juga
basis gigi tiruan. Berdasarkan panjangnya, bibir adalah diklasifikasikan sebagai
panjang, normal atau sedang dan pendek.

- Kesehatan bibir: Bibir diperiksa celah, retakan atau bisul di sudut-sudut mulut. Jika
ada ini menunjukkan kekurangan vitamin B, kandidiasis, atau overclosure
berkepanjangan mulut karena penurunan VD.

f) Pemeriksaan TMJ

TMJ memainkan peran utama dalam pembuatan gigi tiruan lengkap. Sendi harus
diperiksa untuk berbagai gerakan, nyeri, otot pengunyahan, suara sendi saat membuka
dan menutup. Sakit parah di TMJ menunjukkan peningkatan atau penurunan VD.

2.4 Pemeriksaan Intra Oral

Pemerikssaan intra oral merupakan pemeriksaan yang di lakukan untuk mengetahui


keadaan rongga mulut apakah terdapat kelainan atau tidak yang nantinya di gunakan
untuk membantu menegakkan diagnose. Pemeriksaan intra oral dapat meliputi,
pemeriksaan jaringan keras dan lunak rongga mulut.

a. Pemeriksaan Status Umum (riwayat kesehatan)

Riwayat penyakit umum yang pernah diderita sebaiknya ditanyakan dengan


mengajukan pertanyaan-pertanyaan terpilih. Penderita sebaiknya ditanya apakah ia
sedang berada dalam perawatan dokter umum/lain dan bila demikian, obat-obat apa
saja yang sedang diminum. Hal ini perlu dikatahui karena penyakit dan pengobatan
tertentu dapat mempengaruhi jaringan yang terlibat dalam perawatan dental,
umpamnya diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, tuberculosis, lues, depresi
mental, kecanduan alcohol, dsb. (Lusiana K.B., 1995)

b. Jaringan Lunak Rongga Mulut

Fungsi pemeriksaan antara lain untuk mengetahui adanya kelainan, iritasi atau
keadaan patologis pada jaringan mukosa rongga mulut. Sebagai rencana awal
perawatan pendahuluan. Pemeriksaan yang di lakukan dapat membantu
mengidentifikasi inflamasi periradikuler sebagai asal nyeri, meliputi palpasi diatas
apeks; tekanan dengan jari pada mukosa rongga mulut, atau menggoyangkan gigi dan
perkusi ringan dengan ujung gagang kaca mulut. Pada kasus diketahui edentulus
lengkap rahang atas dan rahang bawah dengan perlekatan frenulum tinggi, vestibulum
bukalis rahang bawah dangkal, bagian puncak linggir posterior RB tajam dengan
mukosa yang tipis dan kemerahan. Mukosa linggir anterior rahang atas menebal dan
bergerak apabila ditekan.

Pemeriksaan radiografi

Radiografi pilihan untuk pemeriksaan pasien yang benar-benar tidak bergigi


(edentolous penuh) adalah radiologi panoramik karena menghasilkan gambar
keseluruhan mandibula dan maksila.

Pertimbangan selama pemeriksaan radiografi, meliputi :

● Rahang harus diperiksa untuk melihat sisa fragmen akar, gigi yang tidak erupsi,
rarefaction, sklerosis, kista, tumor dan gangguan TMJ.

● Jumlah resorpsi ridge harus dinilai. Wical dan Swoope menemukan sebuah metode
untuk mengukur resorpsi ridge. Berdasarkan, jarak antara batas bawah mandibula dan
batas bawah foramen mental dikalikan dengan tiga akan memberikan tinggi puncak
alveolar ridge yang asli. Tepi bawah foramen mentale membagi mandibula menjadi
dua pertiga bagian atas dan bawah sepertiga.

● Kuantitas dan kualitas tulang harus dinilai.

● Penilaian Radiografi Resorpsi Tulang. Jumlah resorpsi dapat diklasifikasikan sebagai


berikut:
- Kelas I: (resorpsi ringan) kehilangan hingga sepertiga dari ketinggian vertikal.

- Kelas II: (resorpsi sedang) kehilangan hingga dua pertiga dari tinggi vertikal.

- Kelas III: (resorpsi parah) kehilangan lebih dari dua pertiga dari tinggi vertikal.

2. Sebutkan diagnosis dari beberapa kondisi intra oral pasien tersebut!

a) Mukosa.

● Warna mukosa. Mukosa harus memiliki warna merah muda yang sehat. Pada kasus,
mukosa yang tipis dan kemerahan. Setiap jumlah kemerahan menunjukkan perubahan
inflamasi. Ini mungkin karena gigi tiruan yang tidak pas, merokok, infeksi atau
penyakit sistemik. Kondisi mukosa berdasarkan klasifikasi House adalah :

- Kelas I: Mukosa yang sehat.

- Kelas II : Iritasi mukosa.

- Kelas III: mukosa patologis.

Berdasarkan warna, kelas house pada kasus adalah kelas II terjadi iritasi
mukosa yang ditandai mukosa kemerahan.

● Ketebalan mukosa. Kualitas dari mucoperiosteum dapat bervariasi di berbagai bagian


lengkungan. Variasi ketebalan mukosa membuat sangat sulit untuk menyamakan
tekanan di bawah gigi tiruan dan untuk menghindari rasa sakit. House
mengklasifikasikan ketebalan mukosa sebagai:

- Kelas I: Kepadatan mukosa normal yang seragam jaringan (sekitar 1 mm tebal).


Berinvestasi membran tegas tapi tidak tegang dan membentuk bantal yang ideal untuk
dudukan basal gigi tiruan

- Kelas II, terdiri dari dua jenis:

➢ Jaringan lunak memiliki membran investasi tipis dan sangat rentan terhadap iritasi di
bawah tekanan.

➢ Jaringan lunak memiliki selaput lendir yang adalah dua kali ketebalan normal.
- Kelas III: Jaringan lunak memiliki ketebalan yang berlebihan investasi membran diisi
dengan berlebihan tisu. Ini membutuhkan perawatan jaringan

Pada kasus, mukosa yang tipis dan kemerahan pada rahang bawah sehingga
ketebalan mukosa berdasarkan house adalah kelas II, dimana jaringan lunak
memiliki membran investasi tipis dan sangat rentan terhadap iritasi di bawah
tekanan. Pada, Mukosa linggir anterior rahang atas menebal dan bergerak
apabila ditekan sehingga merupakan kelas III.

b) Sisa Ridge Alveolar

Saat memeriksa residual alveolar ridge berdasarkan ukuran lengkung, bentuk, ruang
antar lengkung, kontur bubungan, hubungan ridge dan paralelisme ridge seharusnya
dicatat.

● Kontur ridge. Ridge harus diperiksa keduanya dan teraba. Ridge harus dipalpasi untuk
mencari spikula tulang yang menimbulkan rasa sakit saat palpasi. Ridge dapat
diklasifikasikan berdasarkan konturnya sebagai:

- Ridge tinggi dengan puncak datar dan sisi sejajar (kebanyakan ideal).

- Ridge datar.

- Ridge bertepi pisau

Pada kasus, diketahui bagian puncak linggir posterior RB tajam atau


berdasarkan klasifikasi yaitu ridge knife-edge.

c) Perlekatan Otot dan Frenal

Perlekatan otot dan frenal seharusnya diperiksa untuk posisi mereka dalam kaitannya
dengan puncak dari ridge. Perlekatan abnormal ini dapat menghasilkan perpindahan
gigi tiruan selama pergerakan otot. Keterkaitan otot dan frenal ini harus dipindahkan
secara operasi. House mengklasifikasikan perlekatan otot dan frenulum.

Klasifikasi perlekatan otot, yaitu :

- Kelas I : Perlekatan ditempatkan jauh dari puncak punggungan. Setidaknya ada 0,5
inci jarak antara lampiran dan puncak punggungan.

- Kelas II: Jarak antara puncak punggungan dan lampirannya sekitar 0,25 hingga 0,5
inci.

- Kelas III : Jarak antara puncak ridge dan attachment kurang dari 0,25 inci.

Pada kasus, vestibulum bukalis rahang bawah dangkal menunjukkan jarak


antara perlekatan otot dengan puncak ridge dekat dan perlu dilakukan operasi
koreksi.

Klasifikasi perlekatan frenulum.

-
Kelas I: Frenum terletak jauh dari puncak ridge.

-
Kelas II: Frenum terletak lebih dekat ke puncak ridge.

-
Kelas III: Frenulum melewati batas puncak punggungan dan dapat mengganggu segel
gigi tiruan. Bedah koreksi mungkin diperlukan.2
Pada kasus, edentulus lengkap rahang atas dan rahang bawah dengan
perlekatan frenulum tinggi. Maka frenulum diklasifikasikan kelas III dimana
perlekatan frenulum tinggi dapat menganggu retensi gigi tiruan.

3. Jelaskan dampak dari beberapa kondisi tersebut terhadap gigi tiruan!

1) Perlekatan Frenulum Tinggi

Hal ini dapat merugikan jika perlekatan fibrous tebal dan lebar atau terletak dekat
puncak residual ridge, sehingga mengganggu perluasan batas gigi tiruan yang
akurat sehingga stabilitas dan retensinya, dan kepuasan pasien rendah. Kondisi
alveolar ridge diharapkan harus bulat, bebas dari jaringan tambahan seperti lipatan
frenum yang tinggi. Jaringan lipatan frenum ini dapat membahayakan support dari
denture sehingga terjadi kegagalan prostesis. Keadaan frenulum yang patologis ini
dapat mengurangi kesesuaian dari penggunaan gigi palsu atau retensi dari denture
yang akan menyebabkan masalah psikologis seseorang. Siki YO, Kurnia S. Buccal
Frenectomy as a Pre-prosthetic Periodontal Surgical Procedure: A Case Report.
Proceeding, in: The 4th Periodontics Seminar (PERIOS IV).

2) Vestibulum Dangkal

Kondisi vestibulum yang dangkal ini tidak menguntungkan secara fungsi dan estetik,
menghambat prosedur oral hygiene yang dilakukan oleh pasien (home care) sehingga
dapat menginisiasi atau memperparah keadaan inflamasi gingiva, mengganggu
estetik, dan penempatan gigi tiruan. Sugiarto Budijono SC, Supandi SK. Management
of Shallow Vestibule for Periodontal Preprosthetic: A Case Report. Proceeding, in:
The 4th Periodontics Seminar (PERIOS IV).

3) Flabby Ridge

Jaringan fibrous hyperplasia tersebut yang mendukung gigi tiruan sering kali
menyebabkan kesulitan dalam membuat gigi tiruan penuh. Jaringan lunak yang
bergerak selama pencetakan cenderung kembali ke bentuk aslinya, dan gigi tiruan
penuh telah dibuat dengan cetakan ini tidak akan akurat pada saat jaringan kembali ke
bentuk aslinya. Hal ini menyebabkan hilangnya retensi, ketidaknyamanan stabilitas
dan ketidakharmonisan oklusal gigi tiruan. Puspitadewi SR. Perawatan prosthodontik
pada kondisi ridge yang kurang menguntungkan. Jurnal B-Dent 2015; 2(2): 133-2.

4) Knife Edge Ridge

Efek dari struktur tulang yang mendasari residual ridge tersebut dapat menyebabkan
rasa sakit yang kronis di bawah gigi tiruan terutama pada saat mengunyah. Gingiva
yang menutupinya akan menggulung dan jaringan lunak akan berproliferasi menjadi
jaringan yang sangat mudah bergerak pada puncak ridge. Ridge tersebut tipis dalam
arah buccolingual, tajam tetapi lembut seperti tepi pisau. Ridge tersebut akan terasa
sangat sakit jika tertekan dan tipe ridge ini hanya dapat terlihat di rahang bawah.3

4. Jelaskan prosedur persiapan jaringan pendukung gigi tiruan (preprostetik) secara


non bedah pada kasus tersebut!

 Puncak linggir posterior RB tajam

Ridge yang tajam adalah masalah yang sering terjadi diantara pasien edentulous dan biasanya
sering terdapat pada rahang bawah. Pada saat menggunakan gigi tiruan secara konvensional,
mukosa yang melapisi ridge tertekan diantara basis gigi tiruan dan tulang yang menyebabkan
rasa sakit di sekitar ridge tersebut. Efek dari struktur tulang yang mendasari residual ridge
tersebut dapat menyebabkan rasa sakit yang kronis di bawah gigi tiruan terutama pada saat
mengunyah. Knife edge ridge terbentuk oleh karena resorbsi pada sisi labial dan lingual dari
ridge anterior bawah.

Adapun preprostetik yang dapat dilakukan:


1. Teknik mencetak yang dipilih adalah teknik yang memberikan tekanan yang berbeda yang
akan mendistribusikan tekanan pada daerah yang berbeda di sekitar ridge dan tidak akan
menekan mukosa disekitar ridge yang tajam.

- rahang yang edentulous menggunakan bahan cetak irreversible hydrocolloid dengan stock
sendok cetak sebagai sendok cetaknya, kemudian sendok cetak perseorangan (SCP) dibuat
diatas cetakan pertama.

- Bahan cetak medium bodied silicone digunakan untuk mendapatkan pergerakan seluruh otot
pada cetakan kedua.

- Prosedur pencetakan akan menyebabkan displacement dari mukosa yang menutupi ridge
yang tajam. Jika cetakan ini tetap digunakan untuk membuat gigi tiruan yang baru, maka ada
kemungkinan bahwa gigi tiruan tersebut dapat menyebabkan rasa sakit karena trauma pada
regio tersebut. Area cetakan disekitar ridge yang tajam harus dikikis atau dikurangi dengan
pisau scalpel blade. Sendok cetak dikerok di sekitar ridge yang tajam.

- Cetakan akhir dibuat dengan menggunakan bahan cetak elastomer

2. Penggunaan soft liner

Kekurangan: material tersebut akan berhubungan dengan masalah kebersihan mulut dan
perawatannya.

3. Bedah preprostetik telah banyak dianjurkan untuk mengatasi bentuk ridge yang tajam.

Kekurangan: trauma pembedahan akan berdampak pada pasien dengan berkurangnya


potensial zona stabilisasi.

4. Teknik mencetak dengan tekanan yang terkontrol dapat mengurangi tekanan oklusal pada
area yang terkena dampaknya dan lebih mendistribusikan tekanan pada area pendukung
seperti buccal shelf.

 Vestibulum bukalis rahang bawah dangkal

Vestibulum dangkal dan ikatan otot yang melekat pada puncak ridge akan menyebabkan
kegagalan prostesis. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan suatu tindakan
pendalaman vestibulum yang dapat dilakukan dengan berbagai teknik operasi bedah
periodontal untuk meningkatkan retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan tersebut. Tujuan dari
pendalaman vestibulum antara lain adalah untuk menambah lebar attached gingiva,
menghasilkan bentuk anatomi yang dapat mendukung prosedur oral hygiene pasien,
memperbaiki estetik, mengurangi inflamasi disekitar gigi yang direstorasi, stabilisasi dan
retensi gigi tiruan, dan mendukung keberhasilan perawatan prostodonsia, ortodonsia dan
implan. Tujuan lain dari vestibuloplasti adalah memindahkan otot yang tidak diinginkan ke
dalam tulang alveolar. Tindakan pendalaman vestibulum (vestibuloplasti) dilakukan pada
vestibulum yang dangkal namun memiliki dukungan tulang alveolar yang cukup untuk
mereposisi mukosa agar tujuan seperti tersebut di atas dapat tercapai serta harus
memperhatikan letak berbagai anatomi jaringan sekitar seperti foramen mentalis, spina
nasalis dan tulang malar pada maksila.

Selama evaluasi prabedah, sangatlah penting untuk mengevaluasi bentuk dari anatomi seperti
nervus dan lokasi otot. Radiografi panoramik akan sangat membantu dalam mengevaluasi
ketinggian tulang dan mengidentifikasi struktur seperti letak foramen mentalis, spina nasalis
dan tulang malar pada maksilla. Blok nervus dan infiltrasi dapat digunakan untuk
memperoleh anestesi dan hemostatis yang lebih lama. Insisi dapat ditempatkan pada
penghubung antara mukosa yang bergerak dan tidak bergerak dengan menggunakan blade
no.15. Flap partialthinckness dilakukan dengan blade atau gunting dean untuk melindungi
periosteum. Beberapa otot yang melekat pada peiosteum seharusnya dikeluarkan. Perforasi
yang kecil pada periosteum tidak akan menyebabkan masalah yang besar tetapi harus
dihindari. Tepi otot kemudian dijahit ke bagian bawah dari area bedah.4

 Mukosa linggir anterior rahang atas menebal dan bergerak apabila ditekan
(Flabby Ridge)

Pada beberapa area, memiliki mukosa dengan ketebalan 2-4 mm. Di area lain yang memiliki
atrofi prosesus alveolaris yang berat, mukosanya tidak memiliki dukungan tulang dan
menjadi longgar serta lunak (flabby). Ridge yang flabby atau yang mudah bergerak biasanya
sering terlihat pada ridge anterior rahang atas ketika bagian rahang atas yang tidak bergigi
berkontak dengan gigi asli pada daerah anterior rahang bawah. Jaringan fibrous hyperplasia
yang mendukung gigi tiruan sering kali menyebabkan kesulitan dalam membuat gigi tiruan
penuh. Jaringan lunak yang bergerak selama pencetakan cenderung kembali ke bentuk
aslinya, dan gigi tiruan penuh telah dibuat dengan cetakan ini tidak akan akurat pada saat
jaringan kembali ke bentuk aslinya. Hal ini menyebabkan hilangnya retensi,
ketidaknyamanan stabilitas dan ketidakharmonisan oklusal gigi tiruan.
Adapun perawatann preprostetik yang dapat dilakukan yaitu pada jaringan yang flabby
dilakukan cara pencetakkan dalam keadaan tidak bergerak atau tidak terdistorsi. Ada 2 teknik
pencetakan yang dapat dilakukan:

1. Teknik Window

Pada teknik ini sendok cetak perseorangan (SCP) di regio anterior telah dibuatkan window
opening agar tidak menutupi bagian ridge yang flabby. Bahan cetak zinc oxide eugenol pasta
di gunakan pertama untuk membuat cetakan dan kemudian pada gambarkan batas daerah
dengan jaringan yang mudah bergerak. Kemudian cetakan kedua dicetak dengan bahan
polyvinyl siloxan yang memiliki viskositas sangat rendah. Light body polyvinyl siloxane juga
merupakan bahan mucostatik. Bahan ini secara dimensional lebih stabil dan merupakan
material elastic.

Teknik:

- Cetakan awal dari lengkung gigi edentulous menggunakan bahan cetak irreversible
hydrocolloid dengan sendok cetak atau pada gigi tiruan lama pasien.

- Tandai daerah ridge yang flabby pada model. Membuat sendok cetak perseorangan dengan
resin akrilik chemical cured dengan ruangan yang cukup dan stoppers pada model awal
sekaligus pembuatan jendela untuk menandai daerah ridge yang flabby. Jendela tersebut
dapat dibuat setelah prosedur border moulding. Tepi dari sendok cetak perseorangan harus
berada 2 mm lebih pendek dari mucco bucal fold

- Border moulding pada sendok cetak dapat dilakukan dengan menggunakan green stick pada
tiap segmennya atau dengan satu kali langkah dengan bahan cetak polyether atau polyvinyl
siloxane.

- Aplikasikan bahan adhesive pada sendok cetak di tepinya dan di seluruh permukaan sendok
cetak yang menghadap jaringan. Biarkan bahan adhesive kering selama 10 menit dan isi
sendok cetak dengan light body dan segera letakkan sendok cetak diatas ridge edentulous dan
biarkan berada di dalam mulut selama 3-5 menit.

- Lepaskan sendok cetak dari dalam mulut, buang bahan cetak yang berlebihan pada
sekelilingnya atau yang menutupi window opening dengan menggunakan scaple blade.
- Letakkan kembali sendok cetak kedalam mulut pasien dan injeksikan bahan cetak polyvinyl
siloxane diatas window opening. Letakkan bahan dengan cara yang sangat pasif agar
mencegah distorsi dari jaringan lunak.

- Biarkan bahan cetak berpolimerisasi sampai selesai. Lepaskan cetakan dan lakukan evaluasi
dengan hati-hati.

- Lepaskan, lalu bersihkan dan pembuatan box pada cetakan dengan prosedur boxing
menggunakan wax.

2. Teknik Dual Sendok Cetak

Cetakan pertama dibuat untuk lengkung rahang yang edentulous baik pada rahang atas
maupun rahang bawah dengan menggunakan bahan cetak irreversible hydrocolloid sehingga
jaringan dapat tercetak dengan distorsi yang minimal.

- Pada model rahang atas dilakukan penandaan pada perpanjangan dari jaringgan yang
flabby. Satu lembar dental wax (1,5 mm) diletakkan di atas seluruh permukaan yang akan
dibuatkan gigi tiruan kecuali daerah yang flabby, dimana wax ini berfungsi untuk
memberikan ruangan (spacer).

- Special sendok cetak dibuat diatas wax spacer dan locating rod diletakkan di tengah-tengah
palatal selama proses pembuatan (Gambar 3a). Hal ini akan membantu keakuratan peletakkan
bagian kedua dari special sendok cetak dengan stopper tersebut, dengan demikian akan
memungkinkan dilakukannya pengkoreksian ketebalan dari bahan cetak.

- Wax spacer dengan dua kali ketebalan sebelumnya (3 mm) diadaptasikan / diletakkan pada
regio yang flabby.

- Sendok cetak khusus dihubungkan dengan double spacer wax yang menutupi daerah yang
flabby. Sebuah pickup sendok cetak dibuat setelah pengaplikasian jelly petroleum pada
seluruh permukaan, kemudian tutupi bagian pertama dari sendok cetak khusus (Gambar 3c).

- Lakukan border moulding pada sendok cetak khusus dan pada pickup sendok cetak
menggunakan green stick compound untuk mendapatkan kedalaman cetakan dari sulkus
fungsional.
- Cetakan dilakukan dengan menggunakan bahan cetak zinc oxide eugenol paste. Sendok
cetak khusus dikeluarkan dari dalam mulut dan dilakukan evaluasi serta pengecekan bahan
yang overhanging yang dapat mengganggu peletakkan dari pickup sendok cetak.

- Lubang yang jumlahnya banyak dibuat pada pickup sendok cetak pada daerah yang flabby.
Bahan cetak light body elastomeric diletakkan pada daerah yang ditutupi oleh sendok cetak
khusus, kemudian selama sendok cetak yang pertama masih ada didalam mulut masukkan
dan posisikan pickup sendok cetak di atasnya dan ulangi gerakan sama seperti saat
melakukan border moulding.

- Setelah bahan cetak setting, maka pickup sendok cetak bersama dengan sendok cetak yang
pertama dilepaskan dari mulut seluruhnya dengan bantuan locating rod. Permukaan dari
bahan cetak dievaluasi apakah ada bagian yang tidak terisi atau apakah ada bagian yang
mengalami ekstensi.5

- Rest for the denture

Istirahatkan jaringan pendukung. Jangan dipakai gigi tiruan lengkap apabila jaringan
pendukung terganggu.

- Nutrisi yang baik

Nutrisi pada pasien yang berusia lanjut hal sangat penting untuk diperhatikan, utamanya
pada pasien pengguna gigitiruan karena kesehatan gizi mempengaruhi jaringan mulut serta
kemampuan pasien menggunakan gigitiruan. Karena cepatnya pertukaransel didalam
mulut,asupan nutrien penting secara teratur dan seimbang sangat diperlukan untuk
mempertahankan epitel mulut, pada pasien berusia lanjut yang fungsi tubuhnya telah
melemah seiring dengan penuaan yang terjadi. Fungsi pengunyahan sangat penting dalam
penghalusan makanan, utamanya yang kaya akan berbagai nutrien penting yang sulit jika
langsung dikonsumsi dan diserap tubuh tanpa dihaluskan terlebih dahulu.

Perawatan gigitiruan pada manula tidak hanya sebatas memberikan gigitiruan baru, tapi
juga harus memperhatikan keadaan umumnya agar perawatan yang dilakukan dapat
memberikan kepuasan kepada dokter dan pasien. Pemahaman tentang kebutuhan nutrisi,
masalah konsumsi pada manula, serta gejala gangguan nutrisi dapat membantu dokter gigi
mengidentifikasi pasien gigitiruan yang memiliki risiko gangguan nutrisi.6
5. Jelaskan prosedur persiapan jaringan pendukung gigi tiruan (preprostetik) secara
bedah untuk rahang atas dan rahang bawah pada kasus tersebut!

Secara morfologi perubahan dapat terjadi pada jaringan periodontal setelah gigi hilang
khususnya tulang rahang (tulang alveolar). Jaringan periodontal dan tulang alveolar
mendukung gigi, dan saat gigi hilang tulang alveolar akan diresorbsi. Tulang alveolar
berubah bentuk secara nyata saat gigi hilang, baik dalam bidang horizontal maupun vertical.
Setelah terjadi resorbsi secara fisiologis, struktur tulang rahang yang tinggal disebut dengan
istilah residual ridge.

Pada kasus diketahui frenulum yang tinggi, vestibulum bukalis rahang bawah dangkal,
bagian puncak linggir posterior RB tajam dengan mukosa yang tipis dan kemerahan. Mukosa
linggir anterior rahang atas menebal dan bergerak apabila ditekan. Maka prosedur persiapan
jaringan pendukung gigi tiruan (preprostetik) secara bedah untuk rahang atas dan rahang
bawah:

- Frenektomi

Frenektomi dapat dilakukan dengan menggunakan pisau skalpel, electrosurgery, atau


pun dengan laser. Salah satu metode frenektomi dengan menggunakan skalpel yang
umum digunakan yaitu teknik konvensional. Teknik ini diperkenalkan pertama kali
oleh Archer. Seperti halnya perawatan periodontal lain, kesuksesan frenektomi
tergantung pada ketepatan diagnosis, pemilihan kasus, dan kooperatif
pasien.frenektomi tidak diindikasikan apabila terdapat keratinisasi yang adekuat
sehingga attached gingival terletak lebih koronal terhadap frenulum. Frenektomi
adalah suatu tindakan bedah untuk merubah ikatan frenulum baik frenulum labialis
atau frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan mukosa yang terletak pada
vestibulum mukosa bibir, pipi dan lidah. Keadaan ini paling sering terjadi pada garis
tengah, mengenai papilla diantara gigi-gigi insisvus sentral. Pasien yang akan
menggunakan gigi tiruan merupakan kandidat utama untuk frenektomi.7

- Alveoplasti setelah pecabutan beberapa gigi

Beberapa prosedur yang dilakukan antara lain setelah pemeriksaan klinis dan
radiologi pada gigi yang akan dicabut, dilakukan anastesi local dan semua gigi
dikeluarkan secara bersamaan dengan hati-hati sehingga dinding alveolar tetap utuh.
Insisi dibuat di atas alveolar ridge dengan memotong papilla interdental dan gingiva
dibuka dari prosesus alveolaris. Kemudian tepi tulang yang tajam dibuang dengan
menggunakan rongeur dan kemudian tulang dihaluskan dengan menggunakan bone
file, hingga permukaan tulang teraba halus. Batas-batas flap juga dipotong dengan
gunting jaringan lunak agar terbentuk lebih baik setelah tulang dibuang. Kemudian
berikan irigasi larutan saline pada luka dan jahit dengan menggunakan continuos
suture. Alveoplasti untuk pembentukan kembali tulang alveolar yang tidak rata dan
yang menonjol. Selain itu, penghalusan yang menyeluruh pada tulang alveolar,
sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk stabilitas dan retensi pada
pemasangan gigi tiruan penuh

-
Vestibuloplasti

Vestibuloplasti adalah suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk meninggikan


sulkus vestibular yang melekat dengan cara melakukan reposisi mukosa, ikatan otot
dan otot yang melekat pada tulang yang dapat dilakukan baik pada maksila maupun
pada mandibula dan akan menghasilkan sulkus vestibular yang dalam untuk
menambah stabilisasi dan retensi gigi tiruan. Vestibulum dangkal dapat disebabkan
resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot terlalu tinggi, adanya infeksi atau trauma.
Pada umumnya, vestibuloplasti digunakan pada tuang alveolar yang masih adekuat
tetapi jaringan lunak disekitarnya menghalangi pemasangan konstruksi gigi tiruan.
Tujuan lain dari vestibuloplasti adalah memindahkan otot yang tidak diinginkan ke
dalam tulang alveolar.8

6. Jelaskan rencana perawatan (jenis gigi tiruan) apa saja yang dapat dibuat untuk
kasus tersebut!

Perawatan dilakukan dengan persetujuan pasien.

-
Kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan lengkap serta memberikan
informasi kepada pasien mengenai lamanya waktu kunjungan serta bahan
yang digunakan.

-
Kunjungan kedua dilakukan pencetakan kembali menggunakan sendok cetak
individual. Pencetakan ini menggunakan bahan elastomer dengan metode
pencetakan mukodinamik. Hasil cetakan dikirim ke laboratorium untuk
dibuatkan base plate dari bahan resin akrilik.
-
Kunjungan ketiga dilakukan try-in base plate heat cure untuk rahang atas dan
rahang bawah dengan memperhatikan retensi dan stabilisasi kemudian
dilakukan pembuatan bite rim.

-
Kunjungan berikutnya dilakukan pencatatan Maxillo-mandibular relationship
(MMR)

-
Kunjungan kelima dilakukan try-in pada gigi anterior rahang atas dan bawah.
Pada saat tryin perlu diperhatikan garis ketawa, garis kaninus, overjet,
overbite, midline serta fonetik dengan meminta pasien mengucapkan huruf “f”
atau “s”. Setelah sesuai, dilanjutkan penyusunan gigi posterior.

-
Kunjungan keenam dilakukan try-in pada gigi posterior rahang atas dan
bawah. Dilakukan pemeriksaan oklusi, stabilisasi, retensi serta fonetik dengan
cara menginstruksikan pasien mengucapkan huruf S, D, O, M, R, A, T dengan
jelas dan tidak ada gangguan. Kemudian dilanjutkan dengan proses konturing
gingiva dan tahap prosesing laboratorium.

-
Kunjungan ketujuh, gigi tiruan lengkap diinsersikan ke rongga mulut pasien.
Diperhatikan artikulasi, retensi, stabilisasi, dan oklusi. Kemudian pasien diberi
instruksi cara pemakaian dan pemeliharaan gigi tiruan lengkap. Pasien diminta
untuk kontrol 1 minggu kemudian.

-
Kunjungan kedelapan dilakukan satu minggu berikutnya, pasien datang untuk
melakukan kontrol, pasien tidak memiliki keluhan dan sudah merasa nyaman
dengan gigi tiruannya. Keadaan mukosa mulut, palatum, lingual, dan gingiva
dalam keadaan baik, retensi dan stabilisasi baik dan posisi GTL terhadap
jaringan mulut baik, serta tidak ada traumatik oklusi.9

7. Jelaskan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam rencana perawatan
terkait desain gigi tiruan pada kasus tersebut!

Suatu perawatan prostodontik dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa


persyaratan, antara lain retensi dan stabilisasi gigi tiruan yang baik, dukungan yang
cukup, oklusi harmonis, estetik serta nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit pada
jaringan rongga mulut. Retensi merupakan daya tahan terhadap gaya yang
melepaskan gigi tiruan dalam arah yang berlawanan dengan arah pemasangan yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adhesi, kohesi, tegangan permukaan
antar fasial, daya tarik-menarik kapiler, tekanan atmosfer dan otot-otot rongga mulut
dan wajah.

Stabilitas merupakan kemampuan gigi tiruan untuk dapat bergerak secara


horizontal dengan baik dan konstan posisinya bila tekanan jatuh padanya. Kestabilan
gigi tiruan didapat dari kontak rapat antara basis gigi tiruan dengan mukosa, besar
dan bentuk daerah pendukung, kualitas cetakan fisiologis, bentuk permukaan yang
dipoles serta lokasi dan susunan anasir gigi tiruan. Sedangkan dukungan merupakan
daya tahan gigi tiruan terhadap komponen vertikal dari pengunyahan atau tekanan-
tekanan lain yang dijatuhkan ke arah daerah pendukung. Dukungan terhadap gigi
tiruan didapat dari tulang rahang atas dan rahang bawah serta jaringan mukosa yang
menutupinya.

Beberapa hal yang mempengaruhi dalam pembuatan gigi tiruan lengkap lepasan
yaitu:

a.Oklusi seimbang

Oklusi seimbang merupakan hubungan kontak statik antara tonjolan gigi atau
permukaan kunyah dari gigi atas dan bawah pada posisi yang tepat sehingga tidak
terjadi ungkitan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan gigi tiruan.

b.Artikulasi Seimbang

Artikulasi seimbang adalah kontak geser dinamik antara tonjol-tonjol gigi atas dan
bawah pada saat melakukan gerakan ke lateral dalam kondisi mulut tertutup. Oklusi
dan artikulasi seimbang akan menjaga kestabilan gigi tiruan dan tetap berada pada
tempatnya.

c.Retensi

Retensi didefinisikan sebagai ketahanan gigi tiruan untuk melawan upaya


pelepasannya dari mulut. Faktor retensi gigi tiruan lengkap lepasan adalah adhesi,
kohesi, perluasan basis, peripheral Seal, pembuatan postdam.
DAFTAR PUSTAKA

1. Watt, David M dan MacGregor, A. Roy. 1992. Membuat DesainGigi Tiruan Lengkap
Jakarta: Hipokrates. Pp : 187-197.

2. Nallaswam D. Textbook of Prosthodontics. New Dehli: Jaypee Brothers Medical


Publishers 2003; 13-32.

3. Thanish AS, et al.. Prevalence of High Frenal Attachment in Edentulous Patients: A


Cross-Sectional Study. Ann Med Health Sci Res. 2021;11:425-429.

4. Puspitadewi SR. Perawatan Prosthodontik pada Kondisi Ridge yang Kurang


Menguntungkan. Jurnal B-Dent. 2015; 2(2): 153-159.

5. Budijono SCS, Supandi SK. Management of Shallow Vestinule for Periodontal


Preprosthetic. The 4 39 th Periodontics Seminar (PERIOS IV): 39.

6. Alimin NH at al. Nutrisi pada pengguna gigitiruan penuh. Dentofasial 2013; 12(1):67.

7. Fragiskos FD. Oral Surgery. Verlag Berlin Heidelberg; 2007,hal.243-278.

8. What is frenektomy?. Available from www.wisegeek.com. Accessed on 15 April


2014.

9. Oetami S, Handayani M. Gigi Tiruan Lengkap Resin Akrilik Pada Kasus Full
Edentulous. JIKG. 2021; 4 (2): 53-7.

Anda mungkin juga menyukai