LAPORAN TUTORIAL
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Modul II
KEHILANGAN SEMUA GIGI
KELOMPOK 6
AQIILAH ABDA
J011 20 1084
TUTOR :
Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp.Ort(K)
B. Pemeriksaan Klinis
1) Pemeriksaan Ekstra Oral 2
a. Bentuk Wajah: Ovoid/Tapering/Square
2) Oklusi Organik
Dalam oklusi organik, terdapat tiga fase perlindungan yang saling
bergantung satu sama lain.
Gigi posterior harus melindungi gigi anterior pada posisi
oklusal sentrik.
Insisivus rahang atas harus memiliki hubungan tumpang
tindih vertikal yang cukup untuk memberikan pemisahan
gigi posterior saat insisivus berada dalam kontak edge to
edge.
Pada posisi mandibula lateral di luar gerakan
pengunyahan, gigi caninus harus mencegah kontak dengan
semua gigi lainnya.
3) Oklusi Neutrosentrik
Konsep ini ini dianjurkan oleh DeVan. Konsep ini menyatakan
bahwa bidang oklusi antero-posterior harus sejajar dengan bidang
dasar gigi tiruan dan tidak ditentukan oleh penuntun condylar
horizontal. Menurut konsep ini, gigi non-anatomi harus digunakan.
4) Oklusi Lingualisasi
Konsep ini digunakan dalam upaya untuk mempertahankan
keunggulan estetika. Konsep lingualisasi menggunakan gigi anatomis
untuk gigi tiruan rahang atas dengan cusp palatal yang menonjol serta
gigi modifikasi, non-anatomis atau semi-anatomis untuk gigi tiruan
mandibula. Konsep ini sangat membantu ketika pasien menempatkan
prioritas tinggi pada estetika. Di sini cusp palatal rahang atas harus
berkontak dengan gigi mandibula dalam oklusi sentris. Cusp bukal
mandibula tidak boleh berkontak dengan gigi atas pada oklusi sentrik.
e. Jika banyak tulang yang perlu diangkat maka dilakukan seperti pada
prosedur lainnya.
b. Mandibula
Sendok cetak harus diisi dengan bahan cetak sampai penuh dan
semua tepinya tertutup. Untuk mendapatkan detail jaringan yang
lebih baik, cetakan dapat dihaluskan dengan jari yang basah.
Pasien perlu mengangkat lidahnya 10–15 mm, dan sendok cetak
dimasukkan ke dalam mulut pasien dengan memutar. Untuk
mengaktifkan perlekatan membran dan frenum, jari digunakan
untuk menutup bibir dan pipi dengan lembut. Sendok cetak tidak
boleh bergerak sampai bahan menjadi gel seluruhnya. Bibir dan
pipi pasien diregangkan, dan cetakan dikeluarkan dengan cepat
dan hati-hati.
d. Tissue stopper
Tujuan tissue stopper pada sendok cetak individual adalah untuk
memberikan ketebalan yang sama pada bahan cetakan. Untuk gigi
tiruan lengkap, direkomendasikan untuk menempatkan empat
stopper pada regio kaninus dan molar pertama, dengan lebar 2
mm dan terletak dari palatal ke area mucobuccal dari alveolar
ridge.
g. Polimerisasi akrilik
i. Waktu maturasi
Waktu antara pembuatan sendok cetak dan pembuatan cetakan
akhir didefinisikan sebagai waktu maturasi. Karena penyusutan
maksimum akan terjadi dalam 30 menit pertama setelah
pembuatan sendok cetak, sendok cetak harus digunakan setelah 9
jam waktu pembuatan.
7) Border Molding 4
Pembuatan border molding pada sendok cetak individual maksila:
a. Daerah Prosesus Retrozygomatic and Coronoid
Sendok cetak dikeringkan dan impression compound dilunakkan
dan dioleskan ke daerah retrozigomatik. Impression compound
direndam dalam air panas lagi, dibentuk dengan jari, dikeraskan
dalam air dingin dan dikeringkan, dan dilunakkan di atas
pembakar Bunsen dan lagi dengan air panas. Sendok cetak
kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien. Pipi pasien
Stylus dilekatkan pada tepi rahang atas dan recording plate pada
mandibula. Pengaturan ini membentuk tracing titik panah dengan apeks
anterior. Tracing tidak dapat diterima kecuali jika apeks runcing terbentuk.
Puncak tumpul biasanya menunjukkan hubungan fungsional yang didapat.
Puncak tajam menunjukkan posisi relasi sentris.
Persetujuan pasien pada akhir janji temu ini sangat penting karena
setiap perubahan yang harus dilakukan harus dilakukan sebelum siap
untuk pembuatan akhir.
J. Processing Akrilik
1) Persiapan pola wax gigi tiruan. Sebelum pembuatan basis dengan
akrilik, sebelumnya dibuat basis dengan menggunakan pola wax. Pola
wax nantinya akan diganti dengan akrilik.10
2) Flasking. Flasking adalah proses memasukkan gips dengan gigi tiruan
basis wax ke dalam kuvet untuk membuat cetakan penampang yang
digunakan untuk membentuk basis gigi tiruan resin akrilik. Gips lunak
dicampur dengan air dan diaduk hingga homogen, kemudian
dimasukkan ke dalam kuvet dan divibrasi. Setelah kuvet terisi penuh,
model wax dipendam ke dalam kuvet dan ditunggu hingga mengeras.
Setelah mengeras, permukaan gips diolesi bahan separasi dengan
menggunakan kuas. Kuvet antagonis dipasang kemudian diisi dengan
adonan gips hingga penuh dan rata. Tutup kuvet dipasang kemudian
dilakukan pengepresan dan diamkan hingga gips mengeras.2
3) Boiling out. Setelah gips setting, dilakukan boiling out dengan cara
kuvet ditempatkan dalam air mendidih selama tidak lebih dari 5 menit
untuk proses dewaxing. Setelah dewaxing, kedua bagian kuvet dibuka
tersebut kemudian dibilas air panas yang bersih. Air dibiarkan
mengalir dengan menempatkan bagian kuvet tegak dan
didinginkan.2,10
6) Curing. Gigi tiruan dapat dicuring dengan siklus curing panjang atau
siklus curing pendek. Siklus curing pendek dilakukan dengan cara
pemrosesan resin pada 74°C selama sekitar 2 jam dan meningkatkan
suhu penangas air hingga 100°C dan pemrosesan selama 1 jam.
Sedangkan siklus curing panjang dilakukan dengan cara pemrosesan
resin akrilik dengan suhu konstan pada 74°C selama 8 jam atau lebih
atau pemrosesan resin akrilik pada suhu 74°C selama 8 jam dan
kemudian meningkatkan suhu hingga 100°C selama 1 jam.11
7) Cooling. Kuvet harus didinginkan perlahan. Pendinginan yang cepat
dapat menyebabkan gigi tiruan melengkung karena kontraksi termal
diferensial dari cetakan resin dan gipsum. Pendinginan semalaman
sangat ideal. Namun, metode bench cooling dengan pendinginan
selama 30 menit dan kemudian memasukkannya ke dalam air keran
yang dingin selama 15 menit sudah cukup baik. 10
8) Deflasking. Deflasking adalah proses mengeluarkan gigi tiruan akrilik
dikeluarkan dari kuvet. Ini disebut deflasking. Deflasking harus
dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari penekukan dan
kerusakan gigi tiruan akrilik. 10
9) Remounting. Gigi tiruan harus dipasang kembali pada artikulator
dengan sticky wax. Perbedaan pin insisal harus diperhatikan. Jika
perbedaannya kurang dari 2 mm, itu dapat diterima. Jika
perbedaannya antara 2-5 mm, koreksi oklusal dapat dilakukan. Jika
perbedaannya lebih dari 5 mm, seluruh perawatan harus diulang.
Kertas artikulasi harus ditempatkan di antara permukaan gigi yang
tertutup dan gigi yang ditempelkan satu sama lain. Penampilan bull’s
eye harus diperhatikan untuk modifikasi. Prinsip ―BULL‖ harus
diterapkan yang berarti bahwa hanya cusp nonfungsional yang harus
dimodifikasi (cusp bukal gigi tiruan maksila dan cusp lingual gigi
tiruan mandibula). Jika cusp fungsional diindikasikan untuk
modifikasi, fossa yang berlawanan harus dimodifikasi. 2
K. Finishing Polishing 2
Finishing dan polishing dilakukan dengan cara :
a. Buang kelebihan akrilik dengan bur akrilik.
b. Bersihkan permukaan gigi tiruan untuk menghilangkan gips dengan
menggunakan hand instrument.
c. Ratakan permukaan nonanatomis gigi tiruan dengan menggunakan
pumice pada cone atau rag wheel. Gunakan kecepatan lambat pada
mesin poles dan jaga agar permukaan gigi tiruan tetap lembab.
d. Poles resin di sekitar gigi dengan soft brush wheel dengan kecepatan
lambat.
e. Aplikasikan polishing compound pada buff atau rag wheel dan poles
gigi tiruan hingga mengkilap.
M. Pemberian Instruksi
Instruksi kepada pasien pasca perawatan gigi tiruan:1,2
1. Pasien diberitahukan bahwa masalah yang disebabkan oleh hilangnya
gigi asli tidak akan terselesaikan hanya dengan mengganti gigi tiruan
penuh karena efisiensi gigi asli dan gigi tiruan berbeda.
2. Setelah insersi gigi tiruan, pasien diberi penjelasan tentang aliran
saliva yang menurun setelah 2-3 hari. Terkadang ada perasaan sesak
di lidah serta perasaan nyeri dan tidak nyaman. Pasien harus diberi
tahu tentang keterbatasan gerakan dan fungsi jaringan sebelum
perawatan. Kalau tidak, pasien tidak akan mempercayai operator dan
kualitas layanan.
3. Pasien harus disarankan untuk membaca keras-keras dan mengulangi
kata atau frase yang sulit diucapkan karena berbicara secara normal
dengan gigi tiruan membutuhkan latihan.
4. Pasien diinstruksikan untuk membilas gigi tiruannya setiap selesai
makan bila memungkinkan.
5. Pasien diinstruksikan untuk merendam gigi tiruannya dalam cleansing
solution sekali sehari (selama 30 menit) untuk membantu
menghilangkan noda dan membunuh mikroorganisme. Saat gigi tiruan
dikeluarkan dari cleanser, gigi tiruan harus dibersihkan dengan sikat
lembut dan dibilas secara menyeluruh.
6. Pasien harus dilarang menggunakan pasta gigi karena mengandung
bahan abrasif.
7. Permukaan mukosa residual ridge dan permukaan dorsal lidah harus
disikat setiap hari dengan sikat lembut untuk mencegah penumpukan
plak dan debris.
8. Jika jaringan menjadi teriritasi, pasien disarankan untuk melepas gigi
tiruan dan mengistirahatkan rongga mulutnya untuk beberapa saat.
9. Pasien tidak boleh mencoba menyesuaikan sendiri gigi tiruannya.
10. Gigi tiruan harus dilepas pada malam hari untuk memberikan istirahat
pada jaringan basal. Jika istirahat tidak disediakan, inflammatory
papillary hyperplasia atau kandidiasis dapat terjadi.
11. Gigi tiruan yang berada di luar mulut harus ditempatkan dalam wadah
berisi air untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan perubahan
dimensi.
12. Pasien harus diberi tahu tentang penggunaan perekat dan home
reliners yang berlebihan dapat mengubah hubungan gigi tiruan dengan
residual ridge dan dapat mengubah hubungan vertikal dan horizontal.
13. Pasien harus diinstruksikan untuk kembali ke dokter gigi selama lima
sampai enam bulan atau setahun sekali untuk pemeriksaan.
N. Follow-up Care
Pasien perlu melakukan follow up ke dokter gigi 24 jam setelah
pemasangan gigi tiruan. Secara umum, iritasi yang disebabkan oleh gigi
tiruan tidak segera dilaporkan oleh pasien tetapi diketahui oleh dokter gigi.
Koreksi kesulitan awal ini menghindari rasa sakit dan ketidaknyamanan,
dan penting untuk melatih kembali pasien dalam kaitannya dengan
kebersihan gigi tiruan, kebiasaan makan, fonetik dan waktu adaptasi
pasien terhadap gigi tiruannya. Sebelum pemeriksaan klinis, pasien harus
melaporkan masalah khusus dan dokter akan berusaha untuk menentukan
dan menghilangkan kemungkinan penyebabnya. Keluhan utama terkait
dengan empat aspek utama: nyeri dan ketidaknyamanan jaringan lunak dan
keras dari ridge edentulous; ketidakstabilan prostesis; cedera pada lidah
dan pipi; dan kesulitan berbicara dan/atau mengunyah.13
3. Lee DJ, Saponaro PC. Management of edentulous patient. Dent Clin N Am.
2019; 63(2): 1
5. Rahn AO, Ivanhoe JR, Plummer KD. Textbook of Complete Denture Sixth ed.
Shelton, Connecticut : People’s Medical Publishing House. 2009. Pp. 59-61
8. Carr AB, Brown DT. McCracken’s removable partial prosthodontics. 13rd ed.
St. Louis: Elsevier; 2016, pp. 189-90.
10. Manappallil JJ. Basic dental materials. 6 th ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers (P) Ltd; 2016, pp. 542-6.
11. Anusavice KJ, Shen C, Rawls HS. Phillips’ science of dental materials. 12 th ed.
St. Louis: Elsevier Saunders; 2013, p. 482
13. Goiato MC, Filho HG, Dos Santos DM, Barão VA, Júnior AC. Insertion and
follow-up of complete dentures: a literature review. Gerodontology. 2011;
28(3):197-204.