KASUS
Pasien anak perempuan usia 8 tahun memiliki keluhan gigi susu belakang kiri bawah
berlubang besar dan pernah sakit sekitar 6 bulan yang lalu. Pasien belum pernah
mengonsumsi obat penghilang rasa sakit ataupun antibiotik. Saat ini pasien sudah tidak
mengeluhkan adanya rasa sakit ataupun ngilu pada giginya tersebut. Pada pemeriksaan
objektif didapatkan karies mencapai pulpa, tes kavitas tidak bereaksi. Perkusi, tekanan dan
palpasi negatif. Pasien ingin giginya dirawat.
A. IDENTITAS
Usia : 8 tahun
B. PEMERIKSAAN KLINIS
1. Pemeriksaan Subjektif
5) Family History : Orang tua dan saudara pasien memiliki riwayat kesehatan
umum dan kesehatan gigi yang baik.
6) Social History : Keadaan sosial dan ekonomi pasien baik. Pasien tinggal
bersama oang tuanya yang bekerja sebagai wiraswasta.
2. Pemeriksaan Objektif
krepitasi/clicking
- Wajah : Simetris
- Tes vitalitas
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen Panoramik
3. Interpretasi Radiografi
1) Mahkoa
Terdapat gambaran radiolusen di bagian oklusal sampai sampai ruang pulpa
bagian mesial pada gigi 74
2) Akar :
Nampak akar bagian mesial dan distal normal belum terjadi resorpsi pada gigi 74
-Pada gigi 74 nampak terdiri dari ruang pulpa dan 2 saluran akar yang sesuai
dengan jumlah akar normal pada gigi molar sulung
-Saluran akar mesial nampak lebih sempit dibandingkan dengan saluran akar
distal
4) Lamina Dura :
Pada gigi 74 lamina tidak dapat diinterpretasi
5) Bifurkasi :
Tidak terdapat kelainan pada daerah bifurkasi (normal), tidak terdapat
radiolusen yang menandakan tidak terdapat lesi atau bifurkasi yang terbuka
pada gigi 75
6) Daerah Periapikal :
Normal, tidak ada lesi karena tidak terlihatnya radiolusen atau radiopak
7) Tulang Alveolar :
Normal
D. DIAGNOSIS KLINIK
E. RENCANA PERAWATAN
F. PROGNOSIS
Baik, karena mahkota gigi masih dapat direstorasi, gigi tidak goyang, tidak ada
resorpsi akar,akar gigi tidak fraktur dan pasien sehat serta kooperatif.
G. ALAT DAN BAHAN
I. TAHAP PERAWATAN
2. CR (Case Review):
Akan di lakukan dengan dosen pembimbing drg. Monicha P. Manueke
o Ukur lebar mesiodistal mahkota klinis dan titik kontak mesial hingga titik kontak
distal, hasilnya disebut lebar mahkota sebenarnya.
o Ukur mesiodistal mahkota gigi pada foto Ro, hasilnya disebut lebar mahkotagigi
pada foto.
a. Senyum – salam – sapa kepada pasien, universal percaution, lakukan tell, show,
do kepada pasien.
b. Melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif kepadapasien.
d. Gigi dibersihkan dari jaringan nekrotik dilanjutkan pembukaan akses kavitas dan
atap pulpa, sampai oriffice kelihatan menggunakan round bur
e. Dilakukan preparasi pada setiap saluran akar (mesial dan distal) menggunakanK-File
nomor 15 diakhiri dengan K-File nomor 35 (sesuai dengan panjang kerja). Selama
prosedur pembersihan jaringan nekrotik dan preparasi, harus dilakukan irigasi
sebanyak-banyaknya pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi dilakukan dengan H2O2
3% dan aquades dipakai secara bergantian kemudian dikeringkan dengan cotton
pellet dan paper point.
f. Ruang pulpa diisi dengan cotton pellet dengan ChKM kemudian ditutup dengan
Caviton. Minta pasien untuk kembali 5-7 hari kemudian dan memberikan DHE.
3) Kunjungan Ketiga Sterilisasi II
d. Paper point dalam saluran akar kemudian dikeluarkan dan dicek apakah masih
berwarna dan berbau
c. Tumpatan sementara dibongkar dan dibersihkan. Jika tidak ada keluhan dari gigi
yang sedang dirawat, saluran akar kemudian dicek dengan paper point yaitu
teknik pembauan.
d. Cek panjang kerja menggunakan K-file
e. Saluran akar diisi dengan bahan pengisi yaitu Zinc Oxide Eugenol (ZnOE)
dengan cara dicampur sampai konsistensi agak padat, kemudian ditekan- tekan
menggunakan semen stopper.
g. Untuk mengetahui apakah pengisian saluran akar sudah baik, dilakukan rontgen
foto. Bila pengisian sudah baik, maka bisa dilanjutkan untuk penumpatan
permanen saat kunjungan selanjutnya.
Gambar 4 (A) Jaringan pulpa dalam saluran akar diambil dengan jarum eksterpasi.
(B)Saluran akar dilebarkan dengan file. (C) Saluran akar dikeringkan dengan paper point.
(D)Saluran akar diisi dengan bahan pengisi saluran akar, di atas bahan pengisi diletakkan
dasar semen, kemudian gigi ditumpat permanen.
c. Bila tidak ada keluhan, tumpatan sementara dikurangi sebagian sampai tersisa
sedikit Zinc fosfat sebagai lapisan dasar. Bagian yang dikurangi tadi dibersihkan
dengan cotton pellet yang dibasahi alkohol
d. Tumpatan permanen menggunakan GIC Tipe IX diaplikasikan pada kavitas
Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara teratur.
A. Golongan Fenol (uap akan hilang dalam 1-2 hari; memiliki efek mutagenik,
carsinogenik)
1. ChKM
o Efektif terhadap bakteri anaerob, tapi paling bersifat toksik dan iritatif
2. Cresophene
3. Cresatin
Memiliki efek antibakteri yang lebih rendah dibanding ChKM, namun lebih tidak
mengiritasi jaringan. Dikenal juga sebagai metakresilasetat. Bahan ini merupakan
cairan jernih, stabil, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat
antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital
baik sekali, sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi.
B. Golongan Antibiotik
1. Kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 adalah bahan medikamen yang paling sering
digunakan karena:
• Ion OH- dapat menginaktifkan enzim membran sitoplasma bakteri sehingga
transpor nutrisi tidak bisa masuk ke dalam tubuh bakteri sehingga mengganggu
proses pertumbuhan, pembelahan sel, dan aktivitas metabolik dari bakteri
(bakterisidal). Ca(OH)2 memiliki pH tinggi/basa kuat (berkisar 12,5-12,8)
• Sulit larut dan berdifusi dalam saluran akar sehingga sitotoksitasnya terbatas
hanya pada jaringan yang berkontak
• Ketika berkontak dengan cairan pus / cairan jaringan, Ca(OH)2 akan terurai
sehingga tercipta suasana basa kuat yang sifatnya:
Bakterisidal
D. Eugenol
Bahan ini esensi minyak cengkeh dan mempuyai hubungan dengan fenol. Pada
penggunaan konstasi rendah, eugenol dapat memperlihatkan aktivitas antiinflamasi,
sedangkan bila digunakan pada konsentrasi tinggi, eugenol bersifat toksik.
Low dose:
High Dose:
1. Formokresol
Minyak tanpa warna yang larut dalam air. Seperti formalin obat ini disinfektan kuat
dan fiksatif. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah (2%) sebagai obat
intrasaluran. Pada penelitian ditemukan sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi pada
pemeriksaan histologik.
4. N2
1. H2O2
Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan cairan asam lemah dengan pH 5. Pada kedokteran
gigi biasanya digunakan larutan dengan konsentrasi 3-5%. Hidrogen peroksida amat
beracun terhadap sel, bereaksi dengan gugus SH. Melalui kontak dengan enzim katalase
dan gluthation-peroxidase, H2O2 melepaskan On (onascent) yang menghasilkan buih
bila berkontak dengan jaringan vital, darah, atau pus (nanah). Pada irigasi saluran akar,
pembentukan buih ini dapat membersihkan sisa jaringan dan sisa dentin. Dengan
terlepaskan On (onascent) maka bakteri anaerob akan dihancurkan.
2. Sodium Hipoklorit
Kelebihan sodium hipoklorit adalah mampu melarutkan jaringan pulpa vital dan nekrotik,
membilas debris keluar dari saluran akar, bersifat anti mikroba dengan spekrum luas,
sporisid, virusid, pelumas, harganya ekonomis dan mudah diperoleh. Akan tetapi larutan
sodium hipoklorit dapat menyebabkan iritasi bila terdorong ke jaringan periapikal,
tidak mampu melarutkan komponen anorganik, menyebabkan bercak putih bila mengenai
pakaian pasien dan aromanya tidak enak.
3. EDTA
Larutan kelator yang sering digunakan dalam perawatan endodontik adalah garam
disodium dari ethylendiamin tetraacetic acid (EDTA 17% dalam larutan netral). Kelator
adalah pelarut komponen anorganik dan memiliki efek anti bakteri yang rendah, sehingga
dianjurkan sebagai pelengkap. dalam irigasi saluran akar setelah sodium hipoklorit. Smear
layer yang terbentuk selama preparasi mekanik saluran akar dan yang melekat pada
dinding saluran akar, dapat dengan mudah dilepaskan melalui demineralisasi, membuat
tubulus dentinalis terbuka lebih lebar
4. Kloroheksidin
Larutan ini berisi campuran antara tetrasiklin, asam dan deterjen. Kelebihan MTAD adalah
membuat irigasi lebih sederhana karena menggabungkan kemampuan menghilangkan smear
layer, sekaligus bersifat antimikroba, dan dilaporkan kurang erosif pada dentin dibandingkan
dengan EDTA
1. Arsen : As2O3
2. Non arsen : Paraformaldehid (trioxymethylene)
1. Arsen, merupakan logam berat yang bila terkena udara warna menjadi gelap. Mampu
menembus membran sel epitel, dapat menyebabkan nekrosis, pengelupasan dan bersifat sangat
toksik . Efek pada pulpa: hiperemia, vasodilatasi, eksudasi dinding pembuluh darah, hemoragi
dan trombosis
Kelebihan arsen:
- Mudah diaplikasikan
- Umumnya tanpa nyeri
- Bila sakit (karena tekanan saraf yang masih hidup ) berikan : eugenol, anastetikum
Kekurangan arsen:
- Non self limiting effect
- Bisa mengakibatkan nekrosis pada gingiva / papila gusi / prosesus alveolar
- Keracunan akut (24 jam) : Kolaps vaskuler, shock & kematian, Ruam kulit, kejang otot,
Gangguan gastrointestinal (sakit perut, muntah, diare), bengkak pada kelopak mata, kaki dan
tangan
-Keracunan kronis : Gangguan kulit seperti pigmentasi kulit + kulit bersisik, gangguan
hiperkeratosis telapak tangan dan kaki garis transversal pada kuku, Gangguan gastrointestinal ,
Gangguan neurologis : sakit kepala, neuropati perifer, bingung degenerasi myelin, destruksi
saraf perifer
Contoh preparat arsen :
- Rapid arsen
- Putridumors arsenic
- devitaliser
- Nerve arsen
- Causticin dll