BAGIAN PROSTHODONTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
BAB I. PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Gigi tiruan mahkota atau secara umum disebut jaket merupakan gigi tiruan
yang dibuat untuk gigi yang belum dicabut tetapi mengalami kerusakan yang parah
sehingga tidak dapat ditambal lagi, tetapi syaraf giginya belum mati (Rikmasari,
2009). Gigi tersebut dikurangi sedemikian rupa dengan bentuk tertentu, kemudian di-
ganti dengan bahan akrilik/ porselen/ kombinasi logam porselen yang menyerupai
selubung/ jaket yang bentuk dan warnanya disesuaikan dengan gigi sebelumnya atau
menggunakan gigi sebelahnya sebagai panduan. Gigi tiruan ini tidak bisa dilepas oleh
pasien karena ditempelkan langsung ke gigi dengan semen khusus.
Bahan gigi tiruan ini tergantung pada posisi dan kondisi giginya. Jaket porse-
len biasanya diberi penguat logam, jadi pengurangan gigi harus lebih banyak daripada
akrilik. Keuntungan jaket porselen, warnanya lebih baik dan tahan terhadap aus
dibanding akrilik. Tetapi lebih mahal daripada akrilik karena proses pembuatannya
lebih rumit.
Menurut Jones dan Grudy (1992), penggunaan atau indikasi mahkota jaket
pada kasus sebagai berikut :
1. Rekuren karies yang luas pada restorasi yang besar atau gigi dengan karies yang
luas, sehingga tidak dapat ditumpat secara konvensionl/ Black, misalnya rampant
caries, karies sirkuler, kasies proksimal mesial distal
2. Diskonfigurasi yang berasa dari kombinasi restorasi yang terdiskolorasi dan gigi
gigi tetangganya yang rotasi
3. Amelogenesis Imperfecta dimana email mengalami hipokalsifikasi atau perubahan
warn lain yang terjadi pada gigi (misalnya: fluorosis atau hipoplasi email)
4. Fraktur gigi dimana pulpa belum terbuka
5. Abrasi dan erosi
6. Koreksi malposisi, misalnya rotasi, linguoversi, labioversi, mesioversi, distoversi,
dan diastema.
7. Gigi anomaly bentuk, misalnya: peg-teeth, mulberry teeth, rudimenter
8. Abutment gigi tiruan cekat
Berdasarkan pundak :
a. Full shoulder
b. Partial shoulder
c. Shoulderless
3. Pemeriksaan Subyektif
a. Keluhan utama :
Pasien datang mengeluhkan kondisi giginya bagian depan rahang atas
kanan terasa memiliki ukuran terlalu kecil berbeda dengan gigi orang
kebanyakan, sehingga pasien merasa kurang percaya diri dengan kondisi
tersebut.
b. Riwayat perjalanan penyakit :
Keluhan tersebut di rasakan pasien sudah sejak 1 tahun yang lalu.
c. Riwayat kesehatan oral :
Pasien pernah datang ke dokter gigi untuk melakukan perawatan
pembersihan karang gigi 6 bulan yang lalu.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Ayah pasien tidak dicurigai menderita penyakit sistemik dan ibu pasien
menderita penyakit diabetes militus.
e. Riwayat kehidupan pribadi/sosial :
Pasein seorang mahasiswa di Pendidikan Bahasa Inggris UMY semester 6.
Pasien tinggal dikosan di Yogyakarta tanpa keluarga. Pasien sering
konsumsi sayuran, namun jarang berolahraga.
f. Riwayat kesehatan utama :
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Pasien tidak dicurigai
menderita penyakit sistemik.
g. Kesan umum kesehatan penderita
Pasien datang dengan keadaan sehat, kooperatif dan komunikatif.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign :
Tekanan Darah : 123/87 mmHg
Nadi : 71 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit
Berat badan : 100 kg
Tinggi badan : 163 cm
d. Foto Klinis
A. Data Pasien
Nama : Avita Elok Faiqoh
No RM : 44074
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sukoharjo, Pati, Yogyakarta
B. Pemeriksaan Subjektif
Seorang pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke RSGM UMY,
mengeluhkan gigi bagian atas depan terasa ukurannya terlalu kecil dan berbeda
dengan gigi orang kebanyakan hingga pasien merasa kurang percaya diri. Pasien
mengaku keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengaku tidak ada keluhan adanya rasa sakit pada giginya tersebut. Pasien
mengaku belum memeriksakan keluhannya tersebut ke dokter gigi.
C. Pemeriksaan Objektif
Terdapat anomali gigi mikrodonsia dengan ukuran lebar mesiodistal gigi 12
adalah sebesar 5,5 mm.
Perkusi -
Palpasi -
CE + (linu)
Dx : Gigi vital dengan anomali mirkodonsia
D. Penampakan Klinis
E.
Pemeriksaan Radiografi
Keterangan : Terdapat fraktur yang mencapai kedalaman dentin. Tidak ada area
radiolusen pada ujung apeks. Tidak terdapat lesi periapikal. Lamina dura pada
bagian distal mulai mengalami penebalan ligament periodontal.
F. Treatment Planning
1. KIE
2. Mahkota Jaket vital
3. Kontrol dan evaluasi
BAB III. RENCANA PERAWATAN
A. Kunjungan 1
1. Indikasi kasus
Terdapat anomali gigi mikrodonsia dengan ukuran lebar mesiodistal gigi 12
adalah sebesar 5,5 mm.
Perkusi -
Palpasi -
CE + (linu)
Dx : Gigi vital dengan anomali mirkodonsia
B. Kunjungan II
1. Preparasi mahkota
Hal yang perlu diperhatikan yaitu, sebelum memulai preparasi lakukan retraksi
gingiva menggunakan benang yang diberi adrenalin. Lingkarkan dan ma-
sukkan benang di servikal (di bagian sulcus gingiva) gigi yang akan
dipreparasi. Preparasi dengan full crown (preparasi mahkota penuh porcelain
fused to metal) dengan finishing line bagian labial shoulder sedangkan palatal
chamfer.
a. Pengurangan bagian incisal
Menggunakan wheel diamond kecil setebal 2 mm, incisal dikurangi ± 1.5-
2 mm, sebelah lingual dikurangi sehingga membentuk bevel dengan sudut
kemiringan kira-kira 45⁰
b. Pengurangan bagian proksimal
Menggunakan bur fisur ujung meruncing (tapered bur) atau diamond yang
tajam sebelah pengurangan sebesar 6⁰ terhadap poros gigi, setebal 1 mm
di daerah servikal gigi.
c. Pengurangan bagian labial
Bur fisur diamond ujung datar diletakkan di tengah permukaan labial, di-
lakukan pengurangan sampai sedikit di bawah dentino enamel junction (±
1,25 mm) mengurangi semua permukaan, dengan cara menggerakkan bur
kearah mesial dan distal, sampai email dan sedikit dentin terbuang. Dalam
menggerakkan bur harus konstan, sehingga tidak terjadi undercut. Hasil
preparasi adalah permukaan sedikit konveks dari gigi tetangga ke arah
mesiodistal dan gingiva insisal.
d. Pengurangan permukaan palatal
Menggunakan bur chamfer, email daerah servikal ke arah incisal dihi-
langkan, bagian singulum ke arah servikal dikurangi dengan diamond bur
bentuk buah pear, mengikuti bentuk permukaan lingual.
Menggunakan bur fisur ujung bulat (silindris), email daerah servikal ke
arah incisal dihilangkan, bagian singulum ke arah servikal dikurangi den-
gan diamond bur bentuk buah pear, mengikuti bentuk permukaan lingual.
Pada serviko lingual dibuat bentuk chamfer dengan bur fisur ujung mem-
bulat.
e. Preparasi bagian servikal
Bentuk preparasi finishing line bagian labial shoulder dengan bur fissure
sedangkan palatal chamfer dengan bur fissure ujung membulat. Preparasi
dengan pundak, ada 3 macam bentuk pundak, yaitu:
1) Tipe square, bersudut 90⁰ untuk akrilik
2) Tipe abtuse, bersudut lebih besar dari 90
3) Tipe acute, bersudut kurang dari 90⁰
4. Tahap processing
Hasil cetakan positif dikirim ke lab untukselanjutnya dilakukan processing
C. Kunjungan III
1. Tahap insersi
Sebelum insersi, lakukan try in terlebih dahulu, jika mahkota jaket sudah pas
maka dapat diinsersikan. Sementasi mahkota dapat menggunakan GIC tipe
luting.
Tahap-tahap Sementasi:
a. Keringkan bagian gigi abutment.
b. Lapisi permukaan dalam mahkota jaket dengan semen secukupnya
(terutama permukaan lingual dan labial) dan segera pasang pada gigi.
Working time selama 2 menit .
c. Gunakan tekanan secukupnya/ moderat .
d. Hilangkan kelebihan semen, bila telah mencapai tahap seperti karet
e. Finishing dapat dilakukan setelah 4 menit 30 detik sejak mahkota dipasang
D. Kunjungan IV
Kontrol dan evaluasi :
1. Pemeriksaan jaringan lunak meliputi marginal gingival
2. Ada atau tidaknya traumatik oklusi
3. Pemeriksaan ada atau tidaknya perubahan warna
Operator Pembimbing
D. Kunjungan keempat
Kontrol dan evaluasi :
1. Pemeriksaan jaringan lunak meliputi marginal gingiva
2. Ada atau tidaknya traumatik oklusi
3. Pemeriksaan ada atau tidaknya perubahan warna
1.Preparasi dinding
proximal membentuk sudut
6 derajat konvergen
2
2. Panjang preparasi = 2/3
panjang mahkota
1 1
1. Margin Geometry
Desain Margin harus :
- Mudah dipreparasi tanpa overextension atau email yang tidak didukung
- Mudah diidentifikasi pada cetakan
- Batas yang jelas agar pola malam dapat dibentuk
- Cukup untuk menampung material restorasi
- Konservatif pada jaringan gigi
Pada kasus kali ini dipilih desain margin pada lingual yaitu Chamfer dan pada
bagian labial yaitu shoulder.
Chamfer
-
Kelebihan : Margin dapat terlihat, lebih mudah untuk dikontrol
Kekurangan : Perhatian khusus untuk mencegah ujung enamel yang tidak didukung
dentin
Dapat digunakan untuk restorasi cetakan metal, lingual margin dari cast metal.
a. Shoulder
Kelebihan : Memberikan/menyediakan bagian besar space untuk bahan restorasi
Kekurangan : Kurang konservatif untuk struktur gigi
Direkomendasikan untuk facial margin dari metal ceramic crown/full ceramic
crown
Metode Direct
Mahkota atau jembatan sementara dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Self curing akrilik putih.
Cara kerja:
- Cetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan alginate.
- Setelah itu, preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan dipasangkan GTC.
- Lalu olesi gigi yang telah dipreparasi dengan vaselin.
- Isi cetakan alginate dengan self curing akrilik di bagian gigi yang
dipreparasi.
- Cetakan dikembalikan ke mulut pasien pada posisi semula.
- Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga mahkota sementara sesuai
dengan bentuk gigi sebelum dipreparasi.
- Lalu lekatkan atau pasang mahkota atau jembatan sementara tersebut ke gigi
yang telah dipreparasi dengan semen atau fletcher.
C. Prognosis
Baik, dikarenakan kondisi jaringan keras dan periodontal dalam kondisi baik,
kondisi vitalitas pulpa yang baik, posisi gigi geligi baik tidak ada traumtaik oklusi,
dan motivasi pasien tinggi sehingga pasien sangat kooperatif
BAB V. KESIMPULAN
Mengetahui,
Operator Pembimbing