Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RENCANA PERAWATAN

MAHKOTA JAKET GIGI VITAL 12

Nama Pasien : Avita Elok Faiqoh


No.RM : 44074
Operator : Dewi Hestiara Safitri, S.KG
Pembimbing : drg. Sulistinah, Sp. Prost

BAGIAN PROSTHODONTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
BAB I. PENDAHULUAN

A. DASAR TEORI
Gigi tiruan mahkota atau secara umum disebut jaket merupakan gigi tiruan
yang dibuat untuk gigi yang belum dicabut tetapi mengalami kerusakan yang parah
sehingga tidak dapat ditambal lagi, tetapi syaraf giginya belum mati (Rikmasari,
2009). Gigi tersebut dikurangi sedemikian rupa dengan bentuk tertentu, kemudian di-
ganti dengan bahan akrilik/ porselen/ kombinasi logam porselen yang menyerupai
selubung/ jaket yang bentuk dan warnanya disesuaikan dengan gigi sebelumnya atau
menggunakan gigi sebelahnya sebagai panduan. Gigi tiruan ini tidak bisa dilepas oleh
pasien karena ditempelkan langsung ke gigi dengan semen khusus.
Bahan gigi tiruan ini tergantung pada posisi dan kondisi giginya. Jaket porse-
len biasanya diberi penguat logam, jadi pengurangan gigi harus lebih banyak daripada
akrilik. Keuntungan jaket porselen, warnanya lebih baik dan tahan terhadap aus
dibanding akrilik. Tetapi lebih mahal daripada akrilik karena proses pembuatannya
lebih rumit.
Menurut Jones dan Grudy (1992), penggunaan atau indikasi mahkota jaket
pada kasus sebagai berikut :
1. Rekuren karies yang luas pada restorasi yang besar atau gigi dengan karies yang
luas, sehingga tidak dapat ditumpat secara konvensionl/ Black, misalnya rampant
caries, karies sirkuler, kasies proksimal mesial distal
2. Diskonfigurasi yang berasa dari kombinasi restorasi yang terdiskolorasi dan gigi
gigi tetangganya yang rotasi
3. Amelogenesis Imperfecta dimana email mengalami hipokalsifikasi atau perubahan
warn lain yang terjadi pada gigi (misalnya: fluorosis atau hipoplasi email)
4. Fraktur gigi dimana pulpa belum terbuka
5. Abrasi dan erosi
6. Koreksi malposisi, misalnya rotasi, linguoversi, labioversi, mesioversi, distoversi,
dan diastema.
7. Gigi anomaly bentuk, misalnya: peg-teeth, mulberry teeth, rudimenter
8. Abutment gigi tiruan cekat

Sedangkan kontraindikasi dari pembuatan mahkota jaket, antara lain:


1. Gigi terlalu pendek
2. Gigitan tertutup (close bite) atau edge to edge bite
3. Ketebalan struktur jaringan keras gigi kurang/ tipis pada sisi labio lingual
4. Pasien yang mempunyai kebiasaan bruxism
5. Desain preparasi tidak didukung jaringan gigi yang kuat
6. Alergi terhadap bahan yang digunakan

Berikut ini merupakan macam-macam mahkota jaket, antara lain :


 Berdasarkan bahan pembuatannya :
a. Full metal
Terbuat dari dental alloy, seperti emas. Mahkota jaket yang terbuat dari alloy
diindikasikan untuk gigi yang memerlukan kekuatan yang tinggi dan tidak
memerlukan nilai estetik.
b. Full porcelain
Terbuat dari dental ceramic (porcelain). Mahkota jaket full porcelain
diindikasikan untuk gigi yang memerlukan nilai estetik, tetapi tipe mahkota
jaket ini kurang kuat untuk menahan kekuatan pengunyahan.
c. Porcelain fused to metal
Mahkota jaket tipe ini mengkombinasikan antara metal dan porselen.
Bertujuan mengambil kelebihan masing-masing bahan, sehingga mempunyai
sifat yang kuat dan estetik tetap bagus
d. Acrilik
Mahkota jaket akrilik, mahkota veneer akrilik

 Berdasarkan pundak :
a. Full shoulder
b. Partial shoulder
c. Shoulderless

Tahap pembuatan mahkota jaket meliputi preparasi mahkota, pencetakan work


model, processing, terakhir tahap insersi
B. DIAGNOSA PASIEN
1. Data Pasien
a. Nama : Avita Elok Faiqoh
b. TTL : Pati, 29 Maret 1997
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : PSI Sukoharjo RT 01 RW 07, Pati, Jawa Tengah
e. Golongan Darah : A
f. Status Pernikahan : Belum Menikah
g. Agama : Islam
h. Pekerjaan : Mahasiswa
i. No. telepon : 082227797425

2. Data Medik Umum


a. Penyakit Jantung : tidak ada
b. Diabetes : tidak ada
c. Hemofilia : tidak ada
d. Hepatitis : tidak ada
e. Penyakit Lainnya : Maag
f. Alergi Obat : tidak ada
g. Alergi Makanan : tidak ada

3. Pemeriksaan Subyektif
a. Keluhan utama :
Pasien datang mengeluhkan kondisi giginya bagian depan rahang atas
kanan terasa memiliki ukuran terlalu kecil berbeda dengan gigi orang
kebanyakan, sehingga pasien merasa kurang percaya diri dengan kondisi
tersebut.
b. Riwayat perjalanan penyakit :
Keluhan tersebut di rasakan pasien sudah sejak 1 tahun yang lalu.
c. Riwayat kesehatan oral :
Pasien pernah datang ke dokter gigi untuk melakukan perawatan
pembersihan karang gigi 6 bulan yang lalu.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Ayah pasien tidak dicurigai menderita penyakit sistemik dan ibu pasien
menderita penyakit diabetes militus.
e. Riwayat kehidupan pribadi/sosial :
Pasein seorang mahasiswa di Pendidikan Bahasa Inggris UMY semester 6.
Pasien tinggal dikosan di Yogyakarta tanpa keluarga. Pasien sering
konsumsi sayuran, namun jarang berolahraga.
f. Riwayat kesehatan utama :
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Pasien tidak dicurigai
menderita penyakit sistemik.
g. Kesan umum kesehatan penderita
Pasien datang dengan keadaan sehat, kooperatif dan komunikatif.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign :
Tekanan Darah : 123/87 mmHg
Nadi : 71 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit
Berat badan : 100 kg
Tinggi badan : 163 cm

b. Pemeriksaan Klinis Ekstra Oral


Fasial : TAK
Neuromuscular : TAK
Kelenjar ludah : TAK
K. Limfe : TAK
Tulang Rahang : TAK
TMJ : TAK

c. Pemeriksaan Klinis Intraoral


Mukosa dan jaringan lunak :
1) Gingivitis
Terdapat gingival membulat, kemerahan,unstipling, dan lunak.
2) Ductus stensen
Terdapat nodul berukuran 0,5 mm pada mukosa bukal sejajar gig 16 dan
26.
3) Varikositas
Terdapat alur berwarna kebiruan pada ventral lidah.
4) Karankula
Terdapat nodul berukuran 0,5 mm pada frenulum lingualis
5) Coated tongue
Terdapat plak berwarna keputihan pada dorsal lidah

Torus Palatinus : Tidak ada


Torus Mandibula : Tidak ada
Palatum : Sedang
Mukosa : Normal
Gingiva : Gingivitis

d. Foto Klinis

Tampak labial Tampak palatal


BAB II. DESKRIPSI KASUS

A. Data Pasien
Nama : Avita Elok Faiqoh
No RM : 44074
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sukoharjo, Pati, Yogyakarta

B. Pemeriksaan Subjektif
Seorang pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke RSGM UMY,
mengeluhkan gigi bagian atas depan terasa ukurannya terlalu kecil dan berbeda
dengan gigi orang kebanyakan hingga pasien merasa kurang percaya diri. Pasien
mengaku keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengaku tidak ada keluhan adanya rasa sakit pada giginya tersebut. Pasien
mengaku belum memeriksakan keluhannya tersebut ke dokter gigi.

C. Pemeriksaan Objektif
Terdapat anomali gigi mikrodonsia dengan ukuran lebar mesiodistal gigi 12
adalah sebesar 5,5 mm.
Perkusi -
Palpasi -
CE + (linu)
Dx : Gigi vital dengan anomali mirkodonsia

D. Penampakan Klinis

E.
Pemeriksaan Radiografi

Keterangan : Terdapat fraktur yang mencapai kedalaman dentin. Tidak ada area
radiolusen pada ujung apeks. Tidak terdapat lesi periapikal. Lamina dura pada
bagian distal mulai mengalami penebalan ligament periodontal.

F. Treatment Planning
1. KIE
2. Mahkota Jaket vital
3. Kontrol dan evaluasi
BAB III. RENCANA PERAWATAN

A. Kunjungan 1
1. Indikasi kasus
Terdapat anomali gigi mikrodonsia dengan ukuran lebar mesiodistal gigi 12
adalah sebesar 5,5 mm.
Perkusi -
Palpasi -
CE + (linu)
Dx : Gigi vital dengan anomali mirkodonsia

2. Pengambilan foto rontgen


Interpretasi :

3. Pencetakan study model


Pencetakan study model menggunakan alginat pada rahang atas dan bawah
dan kemudian cetakan negatif diisi dengan gips stone.

B. Kunjungan II
1. Preparasi mahkota
Hal yang perlu diperhatikan yaitu, sebelum memulai preparasi lakukan retraksi
gingiva menggunakan benang yang diberi adrenalin. Lingkarkan dan ma-
sukkan benang di servikal (di bagian sulcus gingiva) gigi yang akan
dipreparasi. Preparasi dengan full crown (preparasi mahkota penuh porcelain
fused to metal) dengan finishing line bagian labial shoulder sedangkan palatal
chamfer.
a. Pengurangan bagian incisal
Menggunakan wheel diamond kecil setebal 2 mm, incisal dikurangi ± 1.5-
2 mm, sebelah lingual dikurangi sehingga membentuk bevel dengan sudut
kemiringan kira-kira 45⁰
b. Pengurangan bagian proksimal
Menggunakan bur fisur ujung meruncing (tapered bur) atau diamond yang
tajam sebelah pengurangan sebesar 6⁰ terhadap poros gigi, setebal 1 mm
di daerah servikal gigi.
c. Pengurangan bagian labial
Bur fisur diamond ujung datar diletakkan di tengah permukaan labial, di-
lakukan pengurangan sampai sedikit di bawah dentino enamel junction (±
1,25 mm) mengurangi semua permukaan, dengan cara menggerakkan bur
kearah mesial dan distal, sampai email dan sedikit dentin terbuang. Dalam
menggerakkan bur harus konstan, sehingga tidak terjadi undercut. Hasil
preparasi adalah permukaan sedikit konveks dari gigi tetangga ke arah
mesiodistal dan gingiva insisal.
d. Pengurangan permukaan palatal
Menggunakan bur chamfer, email daerah servikal ke arah incisal dihi-
langkan, bagian singulum ke arah servikal dikurangi dengan diamond bur
bentuk buah pear, mengikuti bentuk permukaan lingual.
Menggunakan bur fisur ujung bulat (silindris), email daerah servikal ke
arah incisal dihilangkan, bagian singulum ke arah servikal dikurangi den-
gan diamond bur bentuk buah pear, mengikuti bentuk permukaan lingual.
Pada serviko lingual dibuat bentuk chamfer dengan bur fisur ujung mem-
bulat.
e. Preparasi bagian servikal
Bentuk preparasi finishing line bagian labial shoulder dengan bur fissure
sedangkan palatal chamfer dengan bur fissure ujung membulat. Preparasi
dengan pundak, ada 3 macam bentuk pundak, yaitu:
1) Tipe square, bersudut 90⁰ untuk akrilik
2) Tipe abtuse, bersudut lebih besar dari 90
3) Tipe acute, bersudut kurang dari 90⁰

Macam finish line pada cemento-enamel junction :


 Shoulderless/knife edge :
Bentuk ini, biasanya digunakan untuk gigi abutmen yang tipis atau
pada fixed bridge dengan retainer yang terbuat dari material yang
memiliki kekuatan tepi kuat. Biasanya digunakan pada preparasi ¾
mahkota, full crown, dan veneer crown yang semuanya terbuat dari
metal-alloys.
 Shoulder
Biasanya tidak digunakan pada retainer dengan cast metal material,
karena sangat sulit dalam membuat tepi retainer dengan tepi abutmen
bertemu dengan akurat.
 Chamfer
Kekuatan terhadap gigi abutment akan berkurang, dan dapat menghin-
dari adanya kerusakan pada cement antara retainer dengan abutment.
Tipe ini biasanya digunakan pada retainer dengan mahkota penuh
(full veneer cast crown). A heavy chamfer is used to provide a 90 de-
gree cavosurface angle. Heavy chamfer pada preparasi untuk all-
ceramic crown.
 Partial Shoulder
Bentuk ini, memiliki pundak pada bagian bucal atai labial, kemudian
akan menyempit pada bagian proksimal dan hilang samasekali pada
bagian palatinal/lingual. Maksud nya adalah untuk memberikan kete-
balan pada bagian bucal/labial yang akan ditempati oleh resin
akrilik/porcelain sebagai facing. Kasis yang sering terjadi yaitu pada
Premolar 1 dan 2 dengan retainer full metal crown with porcelain/ac-
rilic resin veener.

2. Tahap pencetakan work model


Preparasi mahkota jaket sudah baik, dan tidak ada undercut, maka dilakukan
retraksi gingiva menggunakan gingival chord dan lingkarkan ke servikal
kemudian dimasukan kedalam sulcus menggunakan plastis instrumen, se-
hingga margin gingival teretraksi dan dapat dicetak menggunakan metode
pencetakan ganda (double impression). Aplikasikan bahan elastomer di bagian
gigi yang telah dipreparasi menggunakan syringe khusus. Sementara itu
lakukan manipulasi bahan putty, kemudian aplikasikan putty di gigi yang telah
diberi bahan elastomer dan tunggu sampai setting. Hasil cetakan negative diisi
dengan glasstone.
Preparasi mahkota jaket sudah baik, dan tidak ada undercut, maka dilakukan
retraksi gingiva menggunakan benang yang sudah diberi adrenalin dan
lingkarkan ke servik, sehingga margin gingival teretraksi dan dapat dicetak
menggunakan metode pencetakan ganda (double impression). Aplikasikan ba-
han elastomer di bagian gigi yang telah dipreparasi menggunakan syringe
khusus. Sementara itu lakukan manipulasi bahan putty, kemudian aplikasikan
putty di gigi yang telah diberi bahan elastomer dan tunggu sampai setting.
Hasil cetakan negative diisi dengan glasstone. Kemudian dilakukan penentuan
warna dengan Vita® shade guide sebelum dilakukan tahap processing,untuk
hasil optimal penentuan warna dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan sesudah
preparasi.
3. Tahap penentuan warna
Dilakukan penentuan warna dengan Vita® shade guide sebelum dilakukan
tahap processing, untuk hasil optimal penentuan warna dilakukan 2 kali yaitu
sebelum dan sesudah preparasi. Agar pemilihan warna optimal dan tidak
terdapat distraksi, diusahakan untuk mematikan lampu dental unit,
menginstruksikan pasien untuk memakai pakaian putih/warna netral,
menghapus make up terutama lipstik, dan penentuan warna dilakukan pada
saat gigi dalam keadaan basah dan shade guide dibasahi terlebih dahulu
menggunakan air.

4. Tahap processing
Hasil cetakan positif dikirim ke lab untukselanjutnya dilakukan processing

C. Kunjungan III
1. Tahap insersi
Sebelum insersi, lakukan try in terlebih dahulu, jika mahkota jaket sudah pas
maka dapat diinsersikan. Sementasi mahkota dapat menggunakan GIC tipe
luting.
Tahap-tahap Sementasi:
a. Keringkan bagian gigi abutment.
b. Lapisi permukaan dalam mahkota jaket dengan semen secukupnya
(terutama permukaan lingual dan labial) dan segera pasang pada gigi.
Working time selama 2 menit .
c. Gunakan tekanan secukupnya/ moderat .
d. Hilangkan kelebihan semen, bila telah mencapai tahap seperti karet
e. Finishing dapat dilakukan setelah 4 menit 30 detik sejak mahkota dipasang

D. Kunjungan IV
Kontrol dan evaluasi :
1. Pemeriksaan jaringan lunak meliputi marginal gingival
2. Ada atau tidaknya traumatik oklusi
3. Pemeriksaan ada atau tidaknya perubahan warna

BAB IV. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, gigi 12 dapat dilakukan perawatan mahkota


jaket yang diharapkan baik karena dilihat dari motivasi pasien yang besar
untuk dirawat giginya, kesehatan gigi dan jaringan pendukung gigi yang masih
baik.

Yogyakarta, April 2018

Operator Pembimbing

Dewi Hestiara Safitri, S.KG drg. Sulistinah, Sp.Prost


1. Tahap processing
Hasil cetakan positif dikirim ke lab untukselanjutnya dilakukan
processing.
2. Tahap insersi
Sebelum insersi, lakukan try in terlebih dahulu, jika mahkota jaket
sudah pas maka dapat diinsersikan. Sementasi mahkota dapat menggunakan
GIC tipe luting (GC Gold label Luting & Lining Cement).
Tahap-tahap Sementasi:
a. Keringkan bagian gigi abutment.
b. Lapisi permukaan dalam mahkota jaket dengan semen secukupnya
(terutama permukaan lingual dan labial) dan segera pasang pada gigi.
Working time selama 2 menit .
c. Gunakan tekanan secukupnya/ moderat .
d. Hilangkan kelebihan semen, bila telah mencapai tahap seperti karet
e. Finishing dapat dilakukan setelah 4 menit 30 detik sejak mahkota dipasang

D. Kunjungan keempat
Kontrol dan evaluasi :
1. Pemeriksaan jaringan lunak meliputi marginal gingiva
2. Ada atau tidaknya traumatik oklusi
3. Pemeriksaan ada atau tidaknya perubahan warna

BAB III. DISKUSI

A. Desain Preparasi Mahkota Jaket Vital Gigi 12

1.Preparasi dinding
proximal membentuk sudut
6 derajat konvergen
2
2. Panjang preparasi = 2/3
panjang mahkota

1 1
1. Margin Geometry
Desain Margin harus :
- Mudah dipreparasi tanpa overextension atau email yang tidak didukung
- Mudah diidentifikasi pada cetakan
- Batas yang jelas agar pola malam dapat dibentuk
- Cukup untuk menampung material restorasi
- Konservatif pada jaringan gigi

Pada kasus kali ini dipilih desain margin pada lingual yaitu Chamfer dan pada
bagian labial yaitu shoulder.
 Chamfer
-
Kelebihan : Margin dapat terlihat, lebih mudah untuk dikontrol
Kekurangan : Perhatian khusus untuk mencegah ujung enamel yang tidak didukung
dentin
 Dapat digunakan untuk restorasi cetakan metal, lingual margin dari cast metal.

a. Shoulder
Kelebihan : Memberikan/menyediakan bagian besar space untuk bahan restorasi
Kekurangan : Kurang konservatif untuk struktur gigi
 Direkomendasikan untuk facial margin dari metal ceramic crown/full ceramic
crown

A. Prosedur pembuatan mahkota sementara


Mahkota sementara digunakan untuk gigi yang telah selesai dipreparasi, terutama
yang masih vital harus dilindungi dengan mahkota sementara, agar :
- Melindungi gigi terhadap rangsangan mekanis, suhu, dan kimiawi
- Mencegah terjadinya migrasi, ekstrusi
- Melindungi gingiva servikal terhadap iritasi
- Memelihara estetika
Prosedur pembuatan mahkota atau jembatan sementara dapat dilakukan dengan
metode direct atau langsung di mulut pasien dan dengan metode indirect atau
tidak langsung.

Metode Direct
Mahkota atau jembatan sementara dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Self curing akrilik putih.
Cara kerja:
- Cetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan alginate.
- Setelah itu, preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan dipasangkan GTC.
- Lalu olesi gigi yang telah dipreparasi dengan vaselin.
- Isi cetakan alginate dengan self curing akrilik di bagian gigi yang
dipreparasi.
- Cetakan dikembalikan ke mulut pasien pada posisi semula.
- Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga mahkota sementara sesuai
dengan bentuk gigi sebelum dipreparasi.
- Lalu lekatkan atau pasang mahkota atau jembatan sementara tersebut ke gigi
yang telah dipreparasi dengan semen atau fletcher.

b. Mahkota sementara siap pakai (buatan pabrik).


Mahkota buatan pabrik memiliki bentuk dan ukuran bermacam-macam.
Biasanya untuk bagian anterior terbuat dari akrilik dan untuk bagian posterior
terbuat dari logam.
Cara kerja:
- Cari bentuk dan ukuran yang sesuai.
- Preparasi gigi.
- Olesi gigi yang akan dipasangkan mahkota dengan vaselin.
- Mahkota sementara diisi dengan self curing akrilik lalu dorong perlahan-
lahan pada posisinya.
- Ambi kelebihan akrilik.
- Bagian palatal/oklusal diambil agar tidak mengganggu oklusi/artikulasi.
- Poles bagian yang kasar.
Metode indirect
- Sediakan model gigi pasien yang belum dipreparasi (model diagnostik) model
A.
- Sediakan model gigi pasien yang sudah dipreparasi oleskan vaselin pada gigi
penyangga (model B).
- Cetak model A dengan sendok cetak setengah rahang dengan bahan alginet.
- Buka cetakan A hasil cetakan harus mencakup semua gigi penyangga.
- Aduk akrilik swapolimerisasi panas yang berwarna putih.
- Oleskan vaselin pada model gigi yang sudah di preparasi pada model B
- Tempatkan adonan akrilik ke sendok cetak hasil cetakan alginet model A.
- Cetak kembali ke model B (model gigi yang sudah dipreparasi) tunggu
sampai polimerisasi hampir sempurna.
- Lepaskan sendok cetak dari model B, rapikan sisa akrilik mahkota pada model
B.
- Setelah polimerisasi sempurna, lepaskan mahkota sementara dari model B
- Rapikan mahkota sementara dengan menggunakan bur frasser.
- Polish mahkota sementara.
- Mahkota sementara siap dipasang ke pasien à sementasi dengan semen
sementara.

B. Teknik pencetakan Double Impression dengan bahan elastomer


impression rubber base

TEKNIK ONE STEP


1. Gingiva diretrak terlebih dahulu menggunakan gingival retactor
chord
2. Siapkan sendok cetak , putty heavy body, dan light body
3. Manipulasi dan tempatkan heavy body pada sendok cetak, kerok
pada bagian gigi yang akan dicetak, menghasilkan permukaan
heavy body yang cekung
4. Tempatkan Lightbody pada area heavybody yang sudah dikerok
di sendok cetak
5. Lepaskan gingival retactor chord dan tempatkan sendok cetak
dengan bahan elastomer tersebut pada mulut pasien hingga
setting
6. Hasil cetakan negatif segera diisi dengan gips
7. Gigi antagonis dicetak dengan menggunakan alginat untuk
memberikan detail oklusi sentrik, dan segera diisi dengan gips

TEKNIK TWO STEPS


1. Gingiva diretrak terlebih dahulu menggunakan gingival retactor
chord
2. Siapkan sendok cetak , putty heavy body, dan light body
3. Manipulasi dan tempatkan heavy body pada sendok cetak,
kemudian lepaskan gingival retarctor chord, lalu sendok cetak
segera ditempatkan pada mulut pasien
4. Hasil cetakan negatif heavy body dikerok pada bagian gigi yang
dipreparasi, kemudian ditempatkan light body pada bagian yang
dikerok, dan disemprotkan sedikit pada gigi pasien yang sudah
dipreparasi
5. Cetakan negatif dimasukan kembali pada mulut pasien untuk
mendapatkan detail hasil preparasi yang lebih baik
6. Cetakan negatif kedua segera diisi dengan gips
7. Gigi antagonis dicetak dengan menggunakan alginat untuk
memberikan detail oklusi sentrik, dan segera diisi dengan gips

C. Prognosis
Baik, dikarenakan kondisi jaringan keras dan periodontal dalam kondisi baik,
kondisi vitalitas pulpa yang baik, posisi gigi geligi baik tidak ada traumtaik oklusi,
dan motivasi pasien tinggi sehingga pasien sangat kooperatif
BAB V. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, pasien dengan diagnosis gigi anterior kanan


rahang atas (gigi 13) Gigi vital dengan anomali peg shape akan dilakukan
perawatan mahkota jaket vital berbahan porselain fused to metal dengan
prognosis yang diharapkan baik berdasarkan sisa jaringan keras gigi yang
masih ada, kondisi vitalitas pulpa yang masih baik dan dari keinginan pasien
yang ingin dibuatkan mahkota jaket untuk memperbaiki estetik.

Yogyakarta, 17 April 2018

Mengetahui,

Operator Pembimbing

Dewi Hestiara Safitri, S,KG drg. Sulistinah, Sp. Prost

Anda mungkin juga menyukai