Anda di halaman 1dari 15

MODUL FASILITATOR

SEMESTER VI

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

BLOK GIGI TIRUAN

MODUL 6. GIGI TIRUAN CEKAT KOMPLEKS

DISUSUN OLEH :

1. Vivin Ariestania drg. Sp.Pros (PJM)

2. Paulus Budi Teguh, drg., Sp.Pros

3. Anindita Apsari, drg., Sp.Pros

4. Meinar Nur Ashrin, drg, Ph.D

5. Fani Pangabdian, drg., Sp.KG

UNIVERSITAS HANG TUAH


SURABAYA
2017
MODUL 3
GIGI TIRUAN CEKAT KOMPLEKSS

A. PENDAHULUAN.

Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Cekat ( Fixed Partial Denture ) atau Ilmu Gigi Tiruan Jembatan yang tetap/cekat,
adalah suatu protesa ( geligi tiruan) yang dilekatkan secara tetap pada satu atau lebih dari satu gigi penyangga
dan mengganti satu atau lebih dari satu gigi atau geraham yang hilang . Jumlah gigi hilang yang dapat digantikan
oleh suatu jembatan, tergantung pada kondisi dan jumlah gigi yang dapat dipakai sebagai gigi penyangga, sesuai
dengan pedoman Hukum Ante. Tidak menutup kemungkinan didalam suatu desain gigi tiruan di rongga mulut juga
menggunakan desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Pada prinsipnya, operator ( dokter gigi) dapat menyimpang
15% sampai dengan 20 % dari ketentuan Hukum Ante, jika gigi-gigi penyangga yang akan dipakai mempunyai akar
yang kokoh, panjang, tidak goyah dan kondisi rongga mulut penderita dalam keadaan sehat dan oklusi normal. Gigi
Tiruan Cekat yang diharapkan dan paling ideal adalah jika ada 2 gigi penyangga di sebelah mesial dan distal dari
1(satu) gigi yang digantikan, biasa disebut jembatan 3 unit. Untuk kehilangan gigi gigi yang lebih dari 2 atau 3
dalam 1 rahang maka diperlukan persiapan yang lebih memadai, termasuk pemilihan gigi penyangga, bahan, jenis
mahkota dan jembatan termasuk disain jembatan yang akan digunakan,.untuk memperoleh hasil GTC yang
diharapkan, harus dipastikan hasil X-ray dari gigi penunjang dan jaringan periodontal yang memenuhi syarat
sebagai gigi penyangga untuk menentukan macam disain mahkota yang tepat

B. MATA KULIAH YANG TERINTERGRASI


a. Prostodontia
b. Konservasi

C. TOPIK MODUL
GIGI TIRUAN JEMBATAN KOMPLEKS
( KOMBINASI GIGI TIRUAN CEKAT dan GTSL )

D. SASARAN AKHIR PEMBELAJARAN MODUL


Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang gambaran klinis dan penatalaksanaan yang meliputi
anamnesa, pemeriksaan klinis, juga pemeriksaan penunjang.
Dapat menentukan indikasi dan disain dari perawatan gigi tiruan jembatan tetap yang kehilangan lebih dari 2
atau 3 gigi dan memerlukan penyangga lebih dari 2 gigi penyangga 1,

E. NARASUMBER MATERI MODUL


1. Vivin Ariestania drg. Sp.Pros (PJM)
2. Paulus Budi Teguh, drg., Sp.Pros
3. Anindita Apsari, drg., Sp.Pros
4. Meinar Nur Ashrin, drg, Ph.D
5. Fani Pangabdian, drg., Sp.KG

F. METODE PEMBELAJARAN
DISKUSI KELAS KECIL

G. PEMICU
Judul Pemicu : Hybrid Bridge
Jabaran Pemicu.
Wanita usia 45 tahun, datang ke RSGM dengan keluhan ingin memperbaiki fungsi kunyah dan
penampilannya dengan gigi tiruan yang nyaman dan paling baik. Anamnesis pasien belum pernah
menggunakan gigi tiruan sebelumnya, tidak mempunyai penyakit sistemik Pemeriksaan ekstra oral
tidak ada kelainan. Pemeriksaan klinis intra oral 35, 36, 45, 46, gigi hilang; 14, 16 47 sisa akar ; 37
pulpitis irreversibel; rahang atas dan rahang bawah terdapat calculus; gigi 17, 25, 28 tampak supra
posisi.
Hasil intepretasi radiografis:
- Gigi 15, 17 perbandingan akar : mahkota adalah 2 : 1, tidak ada resorbsi tulang alveolar
- Gigi 37 terdapat gambaran radiolusen yang mengenai ruang pulpa
- Gigi 18 tampak impaksi total Ruang pulpa masih besar
Dokter gigi ingin membuatkan gigi tiruan cekat kombinasi yang biasa disebut hybrid bridge

Key Words : Gigi tiruan yang nyaman dan paling baik, belum pernah memakai gigi tiruan, tidak ada resorbsi
tulang, tidak ada sistemik , hybrid bridge

TIDAK PERLU MENGISI KARTU STATUS !


Foto Model
RAHANG ATAS

RAHANG BAWAH

I.PETA KONSEP

Anamnesis :

- Pasien ingin gigi tiruan


yang nyaman
Pemeriksaan Klinis Pemeriksaan Penunjang

1. Intra Oral Radiografi panoramik


2. Ekstra Oral

DIAGNOSIS

PROGNOSIS

RENCANA PERAWATAN RENCANA PERAWATAN


PENDAHULUAN AKHIR

- Endodontik
- Ekstraksi dan
odontektomi
- Scaling dan OA

Fixed fixed bridge HYBRID BRIDGE


Compound bridge
LEARNING ISSUE

1. Prosedur diagnosis dan gambaran hasil pemeriksaan klinis kasus tersebut


2. Tujuan pemeriksaan rontgen panoramik pada calon gigi penyangga GTC
3. Diagnosis dan prognosis pada kasus
4. Rencana perawatan pada kasus
a. Perawatan Pendahuluan
(indikasi dan kontra indikasi detail endodontic dan pasak)
b. Perawatan Akhir
5. Hybrid Bridge:
a. Definisi
b. Indikasi dan kontra indikasi
c. Keuntungan dan kerugian
d. Definisi implant denture sebagai abutment hybrid bridge
e. Indikasi dan kontra indikasi implant denture
f. Keuntungan dan kerugian implant denture
6. Compound bridge
a. Definisi
b. Indikasi dan kontra indikasi
c. Keuntungan dan kerugian
7. Fixed fixed bridge
a. Definisi
b. Indikasi dan kontra indikasi
c. Keuntungan dan kerugian
8. Desain Gigi Tiruan Cekat yang dipakai pada kasus
a. Urutan tahapan perawatan pada kasus dan alasannya
b. Pemilihan pontik yang sesuai pada kasus dan alasan
c. Alasan pemilihan desain masing-masing GTC (hybrid bridge, compound bridge, fixed fixed bridge)

H. PENJELASAN LEARNING ISSUE


1. Prosedur diagnosis dan gambaran hasil pemeriksaan klinis kasus tersebut
a. Anamnesa
Untuk mengetahui keadaan umum penderita, riwayat kesehatan penderita, pengalaman penderita
dengan gigi tiruan dan latar belakang keinginan penderita untuk membuat gigi tiruan
Pasien usia 45 tahun, belum pernah menggunakan gigi tiruan sebelumnya, dan ingin membuatkan gigi
tiruan yang nyaman dan paling baik. Pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit sistemik  Indikasi
pembuatan Gigi Tiruan Lepas maupun Gigi Tiruan Cekat 5.
b. Pemeriksaan klinis
Ekstra Oral  Postur wajah simetris, tidak ada pembengkakan dan tidak ada kelainan TMJ
Penting dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan TMJ atau tidak, untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan fungsi kunyah

Intra Oral 
- Terdapat beberapa areal edentulous,
- Tidak ada resesi gingival,radang gusi atau pocket
- Ada diastema bag anterior
- OHI baik.  Penting untuk mengetahui kondisi jaringan rongga mulut dari calon gigi gigi
penyangga.- Menentukan diagnosis,prognosis dan rencana perawatan GTC

2. Pemeriksaan Penunjang Radiografi Panoramik


Alasannya ??? (drg meinar)
Kalo salah atau kurang tolong direvisi
Tujuan umum dari pemeriksaan Ro” adalan
1.Untuk menegakkan diagnosa
2.Untuk menentukan rencana perawatan

Untuk rencana pembuatan Gigi Tiruan Cekat /Jembatan diperlukan hasil dari pemeriksaan radiografis,
dan tujannya adalah untuk mengetahui Hasil dari Ro” (X-ray examination)
yang dapat mengungkapkan
1. Keadaan tulang alveol didaerah yang kehilangan gigi
2. Akar/bag.akar yang tertinggal di alveol dan daerah-daerah tulang rahang yang tidak / belum
padat
3. Perbandingan dari panjang akar dan tinggi mahkota
4. Ukuran,bentuk dan posisi akar
5 Adanya kelainan pada apeks akar..dst
6 Menentukan Indikasi dan kontra Indikasi
7 Untuk menyangga,bagian akar yang berada dalam alveol lebih panjang dari bag.akar di luar
alveol bersama mahkotanya
8 Tuang alveol didaerah rahang yang kosong sudah padat dan tidak ada sisa akar
9 Selaput periodontium sama tebalnya dan lapisan kortikal alveol dapat tidak terputus-putus
10 Sumbu panjang gigi condong tidak lebih dari 25 o
11 Pada ujung akar tidak terdapat kelainan (Mis.Kista / granuloma / abcess / resorbsi akar)
12 Pada bi-trifurkasi akar tidak terlampau mengerucut (konis) atau bengok
13 Tidak ada karies yang tersembunyi
14 Vital dan non vital

3. A. Diagnosis (drg meinar)


Gigi 14, 16, 47 : gangrene radix
Gigi 37 : Pulpitis Irreversibel
Gigi 11, 12, 13, 17, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 37, 34, 33, 32, 31, 41 : periodontitis kronis
B. Prognosis
Prognosis dari penderita ini adalah baik, oleh karena
- Tidak mempunyai kelainan sistemik ,
- OHI cukup baik,
- Pemeriksaan klinis Ekstra dan Intra Oral baik,
- Tidak ditemukan kelainan Periodontal
- Hasil dari pemeriksaan penunjang tidak didapatan kelainan pada ujung akar sehingga dapat
direncanakan pembuatan Gigi Tiruan Cekat RA bagian anterior dan RB

4. Rencana perawatan (drg meinar)


a. Pendahuluan
Gigi 16 : Pro ekstraksi
Gigi 47 : Pro ekstraksi
Gigi RA dan RB : Pro Scaling
Gigi 18 : Pro odontektomi
Gigi 17, 25, 28 : Pro occlusal adjustment

b. Akhir

Hybrid Denture

Gigi 13, 14, 15, 16, 17 dibuat Compound Bridge (dengan gigi 15 adalah pear abutment)

Gigi 33, 34, 35, 36 , 37 dibuat fixed-fixed Bridge (dengan gigi 37 post endo pasak)

Gigi 45, 46 47 dibuat hybrid Bridge (dengan gigi 47 dental implant)


1. Hybrid Denture / Hybride Prosthesis (Rosential, Land, Fujimoto, 2001)

a. Definisi
Hybrid prosthesis adalah gigi tiruan berbahan logam yang diproses dengan resin dan kombinasi
gigi. Gigi tiruan ini membutuhkan minimal 5 implant di mandibula dan 6 implan di maksila pada
kasus Full denture. Salah satu factor terbesar yang menggambarkan pemilihan opsi ini adalah
jumlah kehilangan tulang dan jaringan lunak. Pada pasien yang memiliki kehilangan tulang
moderate maka harus dilakukan restorasi pada tulang dan jaringan lunak terlebih dahulu.
Rehabilitasi metal-ceramic juga membutuhkan 5 implant pada mandibular dan 6 implant di maksila
sehingga estetik dapat terbentuk asalkan tidak terlalu banyak terjadi bone loss, dan sesuai untuk
pasien yang baru saja kehilangan gigi asli (sekitar 5 tahun). Pada pasien dengan severe bone loss,
tidak ada alternative lain untuk pemilihan gigi tiruan selain removable restoration. Keuntungan
utama dari complete fixed restorasi baik hybrid maupun metal-ceramic adalah gigi tiruan ini dapat
diterima dengan baik oleh pasien. Sejauh ini dari pengalaman pasien mendapatkan yang
menguntungkan karena memiliki restorasi gigi hampir menyerupai gigi asli. Dimana saat kita
meminimalkan system maka kecenderungan aus pada gigi akan berkurang dengan cepat. Karena
protesa mendapat retensi dari screw sehingga dokter gigidapat melepasnya untuk proses
pembersihan dan perbaikan. Penggunaan implant sangat menguntungkan, terutama pada region
anterior maksila. Dengan hybrid protesa, seorang klinisi harus dapat memutuskan antara
membiarkan space yang cukup untuk kebutuhan hygiene dan meminimalkan ruangan untuk
mendapat estetik yang optimal.
b. Indikasi
Pada pasien yang memiliki tulang alveolar dan jaringan lunak yang masih baik dan kehilangan gigi
asli sekitar 5 tahun
Kontra indikasi
Pada pasien dengan severe bone loss dan soft tissue yang parah hanya diperbolehkan
menggunakan removable restoration
c. Keuntungan dan kerugian

5. Desain Gigi Tiruan Cekat yang dipakai pada kasus


a. Macam gigi tiruan
i. Gigi 13, 14, 15, 16, 17 dibuat Compound Bridge (dengan gigi 15 adalah pear abutment)

ii. Gigi 33, 34, 35, 36 , 37 dibuat fixed-fixed Bridge (dengan gigi 37 post endo pasak)

iii. Gigi 46, 47, 48 dibuat fixed-fixed Bridge (dengan gigi 46, 48 dental implant)

b. Tahap Perawatan pada Kasus


1. Pembuatan GTC 13, 14, 15, 16, 17
2. Pemasangan implant pada gigi 47
- Pemasangan fixture (waktu/periode)
- Pemasangan healing abutment (waktu/periode)
- Pemasangan abutment
- Pembuatan mahkota/crown
3. Perawatan endodontic dan pasak 37
a. Access opening
b. Pengambilan jaringan pulpa
c. Pembuatan DWP
d. Preparasi disertai irigasi
e. Trial foto
f. Sterilisasi
g. Pengisian saluran akar
h. Pengisian dengan pasak
4. Pembuatan GTC gigi 33, 34, 35, 36, 37
5. Pembuatan GTC gigi 45, 46, 47
c. Indikasi dan kontra indikasi
i. Indikasi dan kontra indikasi endo pasak
Indikasi Macam gigi Perawatan

Perubahan warna dan - Mahkota jaket atau mahkota berlapis


kemungkinan gigi fraktur - Gigi anterior porselen di atas inti dan pasak
setelah perawatan - Gigi posterior - Mahkota berlapis porselen di atas inti dan
endodontik pasak
Mahkota porselen di atas inti dan pasak
setelah devitalisasi dan perawatan saluran
akar (gigi-gigi molar dapat dirawat dengan
Gigi vital dimana retensi
Gigi anterior dan cara yang sama tetapi biasanya cukup
untuk mahkota tidak
posterior memuaskan bila dilakukan restorasi
cukup
dengan inti amalgam dan pasak, jadi
menghindari perawatan endodontik yang
sulit

Gigi anterior yang


mengalami pergeseran
Mahkota porselen atau mahkota berlapis
Perubahan diperlukan dan tidak sesuai untuk
porselen di atas inti dan pasak cor setelah
dalam posisi aksial lebih perawatan ortodonti
devitalisasi dan perawatan saluran akar
dari 1 mm karena usia atau kerja
sama pasien yang buruk

Hilangnya mahkota asli - Mahkota jaket porselen atau mahkota

pada gigi yang telah - Gigi anterior berlapis porselen di atas inti dan pasak

dirawat saluran akar - Gigi posterior - Mahkota berlapis porselen di atas inti dan
pasak
Gigi yang telah dirawat
saluran akar yang akan Mahkota berlapis porselen di atas inti emas
Gigi anterior dan
digunakan sebagai cord an pasak, dengan diafragma dan
posterior
penyangga jembatan bevel

d. Macam pontik pada kasus


Gigi 14 : pontik modified ridge lap
Gigi 16 : pontik modified ridge lap
Gigi 35 : pontik sanitary
Gigi 36 : pontik sanitary
Gigi 47 : pontik sanitary
e. Indikasi dan kontra indikasi pada pontik
f. Alasan pemilihan desain GTC dan pontik pada kasus
i. Alasan pemilihan desain gigi 34, 35, 36, 37, dengan gigi 37 post endo/pasak
Desain dibuat fixed fixed bridge dengan abutment gigi 34 dan 37 post endodontic pasak
menggunakan pontik gigi 35 tipe modified ridge lap dan gigi 36 tipe sanitary.
Gigi 37 dilakukan endodontic, pasak dan crown karena gigi tersebut sudah non vital, tidak bisa
dilakukan tumpatan plastis. Alasan lain karena hilangnya mahkota asli pada gigi yang telah
dirawat saluran akar, gigi yang telah dirawat saluran akar yang akan digunakan sebagai
penyangga jembatan.

ii. Alasan pemilihan desain Gigi 13, 14, 15, 16, 17 dibuat Compound Bridge (dengan gigi 15 adalah
pear abutment). Tipe pontik 14 adalah modified ridge lap dan gigi 16 sanitary
Karena pasien memiliki OH yang baik dan usia yang masih cukup memungkinkan dibuat GTC,
sesuai indikasi bridge (MODUL 2 GTC)

iii. Gigi 45, 46, 47 dibuat fixed-fixed Bridge (dengan gigi 46, 48 dental implant)
Desain dental implan gigi 46 dan 47 merupakan desain terbaik untuk pasien tsb dikarenakan
pasien belum pernah memakai gigi tiruan, selain dapat mengembalikan fungsi pengunyahan,
bicara, dental implan juga memberikan nilai tambah yang berarti dalam segi estetik dan
kenyamanan serta lebih cepat diadaptasi oleh pasien. Tipe pontik yang digunakan pada gigi 47
adalah sanitary
6. Desain dental implant
a. Definisi implant denture
Dental implan adalah suatu material yang ditanam didalam tulang alveolar sebagai penyangga
untuk dibuatkan restorasi pengganti gigi yang hilang.
b. Indikasi ( Fonseca & Walker, 1991 ; Zarb et al, 2004 )
1. Pada kasus kehilangan satu atau seluruh gigi dan ingin digantikan dengan gigi tiruan, namun
sulit beradaptasi untuk memakai gigi tiruan lepasan karena timbul refleks ingin muntah yang aktif
2. Pasien dengan kehilangan satu atau beberapa gigi dan indikasi untuk gigi tiruan cekat atau
jembatan, namun menolak untuk diasah giginya
3. Agenesis suatu gigi
4. Memiliki jarak antar oklusal dan mesial distal yang cukup untuk tempat 1 mahkota gigi
5 . Pasien memiliki koordinasi otot yang lemah sehingga stabilitas dan retensi gigi tiruan lepasan
sulit dicapai
6. Kesehatan mulut pasien baik.
7. Sebagai penyangga bagian distal pada kasus kehilangan gigi berujung bebas (free end)
8. Sebagai penyangga antara jembatan gigi yang panjang dimana kemungkinan dapat patah
9. Resorbsi tulang alveolar yang banyak, baik pada rahang atas maupun rahang bawah
10. Kondisi tulang rahang baik dan bebas dari penyakit periodontal, dengan ketinggian tulang
rahang yang mencukupi, sehingga material dental implan dapat ditanam ke dalam tulang.
11.Ketebalan tulang harus cukup adekuat untuk memberi dukungan dental implan
12. Rongga sinus pada rahang atas atau saraf pada rahang bawah harus terletak pada posisi yang
tidak akan mengganggu penempatan dental implan
13. Pasien tidak mempunyai kelainan sistemik
14. Pasien perduli terhadap kesehatan mulutnya dan dapat memelihara kebersihan dental implan
Kontra Indikasi
1. Penyakit kardiovaskuler yang resisten
2. Gangguan pembekuan darah
3. Diabetes mellitus tidak terkontrol
4. Tumor ganas dengan prognosis yang buruk
5. Peminum berat alkohol dan perokok yang kronis
6. Gangguan permanen pada sistem immune (HIV)
7. Pasien yang sedang dalam pengobatan menggunakan obat-obatan penekan sistem imun
8. Pasien yang sedang sedang menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker
9. Riwayat adanya osteomielitis akut / kronis di daerah yang akan dipasang dental implan
10. Rheumatoid arthritis
11. Penyakit metabolisme misalnya osteoporosis
12. Penyakit periodontal yang terjadi cepat
13. Kehamilan.
14. Kurangnya motivasi untuk menjaga kebersihan mulut yang baik
15.Pasien dengan kondisi emosi yang tidak stabil atau terdapat gangguan mental misalnya
psikopat
16. Kuantitas dan kualitas tulang tidak cukup

c. Keuntungan dan kerugian implant denture

Adapun keuntungan pemasangan dental implan adalah :(Zarb et al, 2004)


1. Dental implan merupakan perawatan yang hampir mendekati gigi asli dalam hal kenyamanan
dan fungsi mengunyah.
2.Meningkatkan kemampuan berbicara
3.Dengan gigi tiruan lepasan, gigi masih dapat bergeser disekitar mulut. Otot muka menjadi tegang
karena mencoba menahan gigi tiruan. Hal ini sering menimbulkan suara yang tidak jelas pada
saat berbicara. Dengan dental implan pasien dapat berbicara dengan santai dan dengan nada
yang alami.
4.Dental implan dapat bertahan lama.
5.Perawatan lain seperti gigi tiruan cekat / jembatan dan gigi tiruan lepasan biasanya memerlukan
penyesuaian dan penggantian secara rutin. Akan tetapi, kebanyakan pasien menjalani
pemasangan dental implan bisa mengharapkan gigi pengganti yang lebih tahan lama.
6. Mengurangi resiko resorbsi tulang rahang oleh pembebanan fungsional dari dental implan.
7.Dengan menyusutnya / mengecilnya tulang rahang, maka efisiensi mengunyah jauh berkurang.
Perawatan dengan dental implan dapat memulihkan efisiensi mengunyah seperti mempunyai
gigi asli.
8. Menjaga raut wajah dan penampilan
9 .Meningkatkan rasa percaya diri
10. Mengurangi perlakuan pada gigi-gigi sehat yang terletak di sebelahnya

Kerugian:
1.Memerlukan proses pembedahan
2. Memerlukan tenaga ahli yang berpengalaman
3.Memerlukan waktu perawatan yang lebih lama
4. Memerlukan biaya yang relatif mahal
5. Memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang cukup baik.
.
DAFTAR PUSTAKA
2. Rosenfill, Stephere F et al, 1995. Contemporary Fixed Prosthodontic. Mosby Incorporation
3. Rosential, Land, Fujimoto, 2001. Contemporary Fixed Prosthodontic. Mosby Incorporation
4. Roberts, DH, 1980. Fixed Bridge Prosthodontic, 2 nd ed. John Wright & Sons Ltd. Bristol
5. Shilingburg, Herbert, 1996. Fundamental of Fixed prosthodontic. Quintessence Book
6. Prajitno HR, 1994. Ilmu Geligi Tiran jembatan. EGC Penerbit Buku Kedokteran
7. Foreman, Allan, 1994. Mahkota dan jembatan petunjuk Bergambar, alih bahasa Agus Jaya. Hipocrates
Jakarta
8. Gross, Martin , 1991. Oklusi dalam kedokteran Gigi Restoratif. Penerjemah : Krisnawati. Airlangga University
Press
9. Myers, GE, 1998. Textbook of Crown and Bridge Prosthodontic, CV Mosby company
10. Martanto 1992 Mahkota Gigi Tiruan Jembatan
11. Teguh PB, 2010, Handout kuliah : Macam-macam GTT, FKG Universitas Hang Tuah
12. Sari RP, 2010. Handout kuliah : Pontik GTT, FKG Universitas Hang Tuah.
13. Newman, Takei, Klokkevold, Carranza. 2012. Clinical Periodontology, ed. 11 th, Elsevier
14. Baum, Phillips and Lund (1995) : Textbook of Operative Dentistry, 4 th.ed. W.B. Saunders Co., USA.
15. Craig (1989) : Restorative Dental Materials, 8 th.ed., The C.V. Mosby Co., St. Louis, Baltimor, Toronto.
16. Kidd and Smith (1990) : Pickard's Manual of Operative Dentistry, 6th.ed. Oxford University Press.
17. Shillingburg, Jacoby, Brackett (1987) : Fundamentals of Tooth Preparations, for cast metal and porcelain
restorations, 1th.ed. Quintessence Publishing Co, Inc., Chicago, Tokyo, Hong Kong.
18. Sturdevant, Roberson, Heymann (1995) : The Art and Science of Operative Dentistry,3 th.ed. C.V. Mosby
Co. , St Louis.
19. Mount, G.J., Hume W.R (1998) : Preservation Restoration of toothh structure, The C.V. Mosby Co., St.
Louis, Baltimor, Toronto.

Anda mungkin juga menyukai