Anda di halaman 1dari 48

BURNING MOUTH

SYNDROME (BMS)
(SINDROMA MULUT TERBAKAR)

Dwi Setianingtyas drg. Sp PM


• INTRODUKSI - DIFINISI
• DUGAAN GAMBARAN
• EPIDEMIOLOGI
• MANIFESTASI KLINIS
• ETIOLOGI
• PATOGENESIS
• DIAGNOSIS
• DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• PENATALAKSANAAN
INTRODUKSI - DIFINISI
• Definisi BMS :
- Rasa terbakar yg menyebabkan rasa tdk nyaman
atau nyeri yg mengenai jar lunak mulut yg
disebabkan o/ psikogenik atau kausa yg tdk diket
pada pend yg :
- Sec klinis normal.
- Mukosa mulut intact (sehat)
- Dimana penyebab dental (lokal) & kelainan
sistemik secara medis disingkirkan.
• BMS :
- Dipakai u/ menunjukkan rasa terbakar dlm RM
tanpa penyebab yg dpt dideteksi.
- Rasa terbakar bukan menyertai berbagai
keradangan atau peny ulserasi mukosa RM.
- Gejala terbakar pd px BMS tidak mengikuti alur
anatomi, tanpa lesi mukosa mulut atau
kelainan neurologi yg lazim u/ menjelaskan
gejalanya & tanpa kelainan (abnormalitas) khas
dr test kesehatan
• BMS
- Rasa sakit pada lidah yg sec fisik normal.
- Type ini menyebabkan problem yg paling sulit.
- Gx ini seringkali psikogenik, akan tetapi perlu
menghilangkan tanda, akan ttp perlu
menghilangkan tanda sakit organik, khususnya
pd defisiensi hematologik.
- Pada kesakitan dg defisiensi hematologik, dpt
didahului adanya perubahan fisik yg terlibat
- Hemoglobin seringkali dlm batas normal, tp
ada abnormalitas lain.
- Perwtn defisiensinya akan cepat
menghilangkan gx.
- Pd kelainan psikogenik, rasa sakit pd lidah
seringkali timbul/tampak sbg kelainan
psikogenik & kadang2 diistilahkan sbg BMS
- Bbrp penulis menganggap suatu variasi dr
“Atypical Facial Pain” (AFP), krn memp banyak
gambaran yg lazim mirip dg AFP
- Pada kondisi yg menekan/ mencekam dan
mengacau semacam ini, gx dpt menyerang
seluruh RM atau hanya lidah yg sakit,
DUGAAN GAMBARAN BMS
- Usia pertengahan atau wanita lebih tua
seringkali terserang.
- Tanpa abnormalitas dasar penyakit organik yg
terlihat.
- Tanpa abnormalitas hematologi.
- Rasa sakit secara khas digambarkan sbg
“terbakar”
- Rasa sakit menetap, tidak sembuh tanpa faktor
yg memberatkan/ menyembuhkan.
- Seringkali lamanya bulanan/ tahunan tanpa
respon pd analgesik.
- Pola yg aneh dr sebaran rasa sakit, tidak
sejalan dg anatomi saraf/ pembuluh darah.
- Kadang disertai rasa sakit dan rasa logam/
metal.
- Adanya depresi, kecemasan atau situasi hidup
yg menekan.
- Kadangkala ada kemajuan yg dramatis dg tx
antideresant.
- Dipengaruhi/ terikat pd gx yg dpt
mempengaruhi kehidupan px.
- Selalu mencari tx dr berbagai praktisi unt meyakinkan tx.
- Semua gx ini terlihat dlm kombinasi yg bervariasi, akan
ttp gangguan psikologik seringkali ditekankan atau
diduga jelas dlm prakteknya, seperti pd”Atypical facial
pain” banyak px mengeluh rasa pahit & sakit pd lidah yg
menetap, dimana tdk dpt ditemukan peny organik dan
tidak menunjukkan adanya respon pd obat-obatan
psikoaktif atau bentuk tx lain.
- Gx mulut terbakar dpt terjadi pd penyakit2, dmn faktor
lokal atau sistemik terlibat.
- pada penyakit ini ----tx yg efektif--dpt
menyembuhkan
• Faktor lokal & sistemik, misalnya :
- Infeksi.
- Peny kulit dg manifestasi pd RM, a.l : Lichen Planus,
alergi.
- ill fitting denture ( pemasangan denture yg tdk tepat,
shg menyebabkan sakit)
- Reaksi hipersensitif.
- Defisiensi hormon & vitamin.
- Obat-obatan.

• Dpt menyebabkan gx mulut terbakar dan harus
disingkirkan sebelum dokter mendiagnosis BMS
EPIDEMIOLOGI
• Wanita : pria = 7 : 1
terutama setelah menopause (> 40 thn)
Frekwensi meningkat seiring dg usia
• Waktu permulaan timbul BMS : 3 thn sebelum
sampai dg 12 thn setelah menopause.
• Istilah terdahulu yg digunakan unt
mengggambarkan BMS :
- Glossodynia.
- Glossopyrosis.
- Stomatodynia.
- Stomatopyrosis.
- Sore tongue.
- Oral dysaesthesia.
• Glossodinia (glosopirosis = stomatodinia)
Atau lidah terbakar, mrpk keluhan yg sangat
lazim. Seringkali permasalahannya berhub dg
bbrp bentuk iritasi lokal. Bagaimanapun,
sejumlah peny sistemik yg tersembunyi dpt
menyebabkan terjadinya glosodinia. Pada
berbagai keadaan, dasar permasalahannya,
tidak dpt diidentifikasikan secepatnya.
• Dlm anamnesis, px dg keluhan glosodinia, dasar
timbulnya, tempatnya lokal atau menyeluruh, usia
dan riwayat kesehatan, mungkin bermanfaat unt
menyimpulkan dx nya. Px yg mengeluh kesakitan yg
tajam atau setelah pemasangan protesa atau
tumpatan, mungkin mrpk manifestasi dr iritasi
lokal. Sebaliknya px yg menunjukkan gambaran
manifestasi kronik yg progresif, mungkin menderita
perub atropi pd papila lidah sbg akibat peny
sistemik.
• Pmx lidah hrs diteliti unt tanda iritasi lokal, seringkali
bentuknya eritema atau ulserasi. Bila lesi yg dijumpai
dlm dugaan dan dpt diyakinkan mrpk sumber iritasi
mekanik, mk prwt hrs segera dilaksanakan dgn
membuang sumber permasalahan.
• Adanya papila lidah yg atropi, dpt menjadi indikasi
adanya peny sistemik yg tersembunyi, termasuk DM,
sejumlah defisiensi nutrisi & bbrp keganasan. Bila
tampak adanya atropi, riwayat kesehatan seringkali
menolong dlm membatasi petunjuk pd rencana kerja
& pmx tambahan yg diperoleh.
• Dgn mengevaluasi hasil pmx laboratorisnya.
Akan mudah dipisahkan thd adanya Anemia
perniciosa, Anemia defisiensi zat besi atau
DM. Bila px juga mengeluh adanya tanda & gx
sistemik lain, misalnya BB turun, sakit tulang
atau diarhe, mk kasus dirujuk ke dr umum unt
evaluasi lebih lanjut.
• “ COATED TONGUE”
Dpt mengindikasikan adanya candidosis yg
menyebabkan nekrosa permukaan & eritema
dibawahnya. Inf semacam ini dpt menghasilkan gx
rasa terbakar atau sakit. Px hrs ditanya ttg prwt
antibiotik, krn penekanan pd flora/ bakteri normal
RM oleh obat2an semacam ini dpt menyebabkan inf
jamur(candidosis). Biasanya AB spektrum luas, mis :
tetracyclin. Penyebab lain kandidosis termasuk pd
usia ekstrim (bayi & manula)
- Kadang2 glosodinia menyertai kelainan kongenital
lidah. Px dg fissured tongue seringkali peka thd
makanan asam. Pola yg serupa dpt ditemukan pd px
dg geographic tongue .
- Sebagian besar px (75%) dg glosodinia tdk menderita
kelainan klinis. Pd kelompok ini nampaknya
penyebab yg paling sering ditemukan adl atropi
(o.k) usia atau psikogenik. Px hrs diyakinkan &
dirawat sec paliatif dg ointment lokal ( obat kumur)
MANIFESTASI KLINIS
• Pada umumnya, px telah :
- Memp riwayat mulut terbakar yg lama.
- Berobat ke banyak dokter, sebelum berobat ke
dokter gigi ( Shoping doctor).
• Sensasi terbakar dirasakan : dpt terus menerus
ataupun intermiten yg tersa tidak nyaman
• Ketidak nyamanan BMS digambarkan dg kata2 :
perih, mengganggu & melelahkan.
• Permulaan timbulnya BMS tsb : dpt tiba2 atau
ber-angsur2 selama ber-bulan2 --peristiwa
kehidupan yg berat juga berhubungan dg
permulaan timbulnya BMS.
• Lokasi pd :
- 2/3 anterior lidah (71%)- tersering.
- Mukosa bibir bawah (50%).
- Tepi lateral lidah (46%).
- Dorsum lidah (46%).
- Bag ant pal durum (46%)
- Ataupun mukosa mulut lainnya.
• Pasien BMS
- Tidak ditemukan lesi pada mukosa mulut.
- 50% px melaporkan adanya hub xerostomia dg
BMS -tp pada pmx tidak menunjukkan adanya
hal tsb.
- Mengeluh meningkatnya rasa haus.
- Perubahan sensasi rasa - penurunan persepsi
rasa (dysgeusia), adanya rasa pahit atau logam yg
persisten.
• Tidak seperti kelainan mulut lainnya, BMS
 Tidak mengganggu tidur.
 Minum atau makan & mengunyah permen
dpt meredakan gx
• Dpt ada hubungan dg kecemasan & depresi
 menurut penelitian, BMS secara signifikan
berhubungan dg ciri kepribadian tertentu,
misalnya obsesif- kompulsif, sensitif
GAMBARAN KLINIS
- BMS berciri khas dg tidak adanya tanda2 khas.
- Pd Ax  10-15% wanita pasca menopause
ditemukan ada riwayat rasa terbakar RM.
- Gx menonjol 9-12 thn setelah menopause.
- Lidah paling sering.
- Rasa terbakar dpt terjadi berkala ataupun
menetap.
- Keadaan ini kontras dg peningkatan rasa
terbakar mulut yg terjadi selama makan yg
timbul pd px dg lesi atau neuralgia yg
menyerang RM. Px BMS seringkali bersikap
takut & mengakui bahwa secara umum
merasa cemas dan sensitif. Tampak adanya gx
kearah depresi, seperti nafsu makan turun,
insomnia & kehilangan minat thd kegiatan se
hari2.
ETIOLOGI
• Etiologi BMS : Idiopatik.
• Secara medis digambarkan sbg : Gx yg tak dpt
dijelaskan.

• Kemungkinan etiologi BMS :


1. Gangguan hormonal yg berhubungan dg menopause.
2. Faktor psikogenik : kecemasan, depresi, kejadian dlm
hidup, kelainan kepribadian, cancer phobia.
3. Kelainan saraf
• Px BMS yg sec klinis tampak adanya
kecemasan, depresi atau kepribadian lain, 
seringkali sulit dijelaskan apakah manifestasi
klinis tsb terjadi sbg reaksi thd keadaan yg
menyebabkan stress yg berhubungan dg BMS
atau sebenarnya berhub dg perkembangan
kelainan kepribadian tsb.
PATOGENESIS
• Berbagai kondisi terlibat dlm penyebab BMS.
Tinjauan pustaka yg mutakhir lebih cenderung pd
penyebab neurogenik, vaskuler & psikogenik.
• Bagaimanapun keadaan lain, seperti : xerostomia,
candidosis, referred pain dari otot2 lidah, inf
kronis, aliran balik asam lambung, obat2an,
kelainan darah, defisiensi nutrisi,
ketidakseimbangan hormonal, alergi dan kelainan
keradangan memerlukan pertimbangan.
• Penyebab2 BMS masih tetap belum diketahui,
akan ttp sejumlah faktor sudah diduga, termasuk
hormonal, alergi, disfungsi kelenjar liur,
rangsangan ringan yg kronis dan abnormalitas
psikiatrik.
• Peningkatan insiden BMS pd wanita pasca
menopause membawa peneliti unt menduga
adanya hubungan dg perubahan hormonal, akan
ttp hanya sedikit bukti bahwa wanita dg BMS
menderita abnormalitas hormonal.
• Penelitian dg Tx sulih hormon estrogen unt
merawat BMS, menemukan hasil yg campur, dan
bbrp peneliti menganjurkan tx sulih hormon sbg
tx primer unt px BMS yg tidak memerlukannya
unt alasan lain.
• Reaksi alergi juga diduga, akan ttp tidak ada dasar yg
mendukung hipotesis, bahwa BMS mrpk akibat
reaksi alergi pd makanan, akibat Oral Hygiene buruk
atau material gigi. Kontak alergi dpt mempengaruhi
mukosa mulut dan menghasilkan rasa terbakar, akan
ttp keradangan, lichenoid atau lesi ulseratif juga
timbul pada kontak alergi (alergi kontakta) dan tidak
ada pd px BMS
• Teorinya BMS terkait dg disfungsi kelenjar ludah,
akan ttp sebagian besar penelitian menunjukkan
tidak ada hubungan yg signifikan antara BMS dg
penurunan flow saliva.
• Perubahan rasa dilaporkan pd sekitar 60% px
BMS menunjukkan perbedaan kepekaan rasa (
pengecapan) , bila dibanding dg kontak.
Perubahan rasa (dysgeusia), terutama
kepekaan terhadap rasa pahit, dilaporkan o/
sekitar 60% px BMS. Keadaan ini menuntun
pada konsep bahwa BMS mungkin mrpk
adanya cacat pd mekanisme saraf sensory
perifer.
• BMS dihub dg kelainan psikologis pd banyak
penelitian. Depresi seringkali berhub dg BMS, dan
dlm bbrp penelitian hampir 1/3 px BMS memiliki
skor depresi yg signifikan, walaupun spt pd
kelainan rasa sakit yg kronis, tidaklah nyata jika
depresi mrpk penyebab atau efek dr gx.
Nampaknya, bbrp kasus BMS memp komponen
psikologis yg kuat, akan ttp faktor2 lain, seperti
trauma ringan yg lama sbg akibat samping
kebiasaan mulut( mis menggerakkan lidah pada
gigi2 atau menekan langit2) nampaknya juga
pegang peranan.
DIAGNOSIS
• Diagnosis ditegakkan dg :
- Menghilangkankan faktor2 etiologi gejala
mulut terbakar lainnya.
- Riwayat sosial :
Harus Melalui anamnesis sec mendalam pd px
yg diduga BMS  stress psikologis yg terlibat
dlm gejala px, begitu pula dg strategi
penyelesaian masalah.
• Periksa dg teliti :
Kesehatan & obat2an yg digunakan px, unt
menyingkirkan penyebab lain dr gejala mulut
terbakar.
Tdpt banyak obat yg dpt menyebabkan
xerostomia dan ssdh itu menimbulkan nyeri pd
mukosa mulut.
Pastikan :
Px tsb tidak memp salah satu kondisi yg
menyebabkan timbulnya gx yg mirip dg BMS.
• Etiologi potensial yg menyebabkan gx mulut
terbakar ( Bukan BMS)
A.Faktor lokal
1. Xerostomia.
2. Kelainan mukosa : geographic tongue, Lichen
planus, dll.
3.Trauma pd mukosa mulut : poorly fitting denture.
4. Oral habits yg ber-ulang2 ( Bruxism)
5. Gastro- Esophageal reflux desease (GERD)
6. Kerusakan saraf sensoris (Mis : krn trauma).
B. Faktor sistemik
1.Defisiensi vit B12, asam folat, besi.
2.Obat2an : Angiotensin- converting enzyme (ACE)
 Tx hipertensi.
3.Kelainan immunologi – Sjogern syndrome.
4.Kelainan psikogenik : kecemasan, depresi &
cancer phobia.
5. Stress psikososial : kejadian dlm hidup yg
menyusahkan ( mis kehilangan).
6. Diabetes Mellitus.
7. Menopause.
• Lakukan pemeriksaan terbaru yg dilakukan pd px yg
memp gejala mulut terbakar (bukan BMS)
1.Pmx drh lengkap ( CBC/Complete Blood Count) unt
menyingkirkan dugaan adanya inf & anemia.
2.Pemeriksaan kadar zat besi, zinc, folat, vit B12  unt
menyingkirkan dugaan adanya defisiensi.
3. Pmx kadar Glukosa Darah Acak  unt menyingkirkan
dugaan adanya Diabetes Melitus.
4. Pmx darah secara immunologi  unt menyingkirkan
adanya Sjogern Syndrome.
5. Oral biopsi
6. Memeriksa denture : pas atau tudak & fungsinya.
7. Penilaian psikologi :  unt memeriksa kemungkinan
adanya depresi atau kecemasan
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
• Bila faktor etiologi yg menyebabkan gx mulut
terbakar dpt teridentifikasikan  dilakukan
pmx selanjutnya dan diberikan tx yg sesuai
• Bila faktor etiologi ( Lokal & sistemik) : tidak
dpt teridentifikasi, mk Dx : BMS
 Dokter hrs meyakinkan pd px bahwa tidak
ada penyebab lainnya

- Penjelasan sec lisan.


- Penjelasan sec tertulis.
• Penatalaksanaan BMS a.l :
1.Cognitive Behavior Therapy (CBT)
- Seringkali berhasil, ttp kompleks & hrs
dilakukan intensif.
- Identifikasi proses pikiran yg mal adaptif &
bgmn caranya mengubah hal ini menjadi hal yg
positif.
2. Pemberian obat2an :
- Anti depresant
- Vitamin atau suplemen, spt alpha lipoid acid.
- Analgesik spray.
- Obat kumur spt Benzydamine HCl.
- Pd wanita post menopause : hormone
replacement atau topical estrigen yg
diaplikasikan pd mukosa mulut.
- Bila gx utama berupa xerostomia P diberikan
saliva substitute.

Anda mungkin juga menyukai