Anda di halaman 1dari 19

DENTAL SIDE TEACHING

SPACE MAINTAINER

Oleh :

Resty Dian Syafitri

1311411013

Dosen Pembimbing :

drg. Sri Ramayanti, Sp.KGA

DEPARTEMEN PEDODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
REKAM MEDIK KASUS PEDODONSIA

Nama Operator : Resty Dian Syafitri


No. Pokok : 1311411013
Pembimbing : drg. Sri Ramayanti, Sp.KGA

A. Data Identitas Sosial Pasien

Nama Pasien : Bimo Setyo


Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Jln.Abdul Muiz
Umur Kronologis : 7 tahun 6 bulan
Umur Dentalis : 16 26

41 31

B. Data Medik Umum


Penyakit Jantung : Tidak Ada
Diabetes : Tidak Ada
Hemophilia : Tidak Ada
Penyakit Lainnya : Tidak Ada
Alergi Obat : Tidak Ada
Alergi Makanan : Tidak Ada

C. Pemeriksaan Subjektif

1. Chief Complain
Pasein datang dengan keluhan gigi geraham kanan dan kiri belakang bawah telah
hilang sejak lama dan belum tumbuh.

2. Present Illness
Awalnya gigi berlubang besar, lama kelamaan gigi pecah dan tinggal akarnya saja
Dulu gigi tersebut pernah sakit dan tidak di obati. Pasienpun menyadari sisa akar
tersebut lama kelamaan lepas sendiri.

3. Past Dental History


Pasien belum pernah kedokter gigi. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari pagi dan sore.
4. Past Medical History
Pasien belum pernah di rawat di rumah sakit. Pasien tidak pernah konsusmsi obat
jangka panjang.

5. Family History
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit sitemik

6. Social History
Pasien seorang siswa sekolah dasar kelas 1 SD, sehari-hari pasien tinggal bersama
orang tua.

D. Pemeriksaan Objektif
Jaringan Lunak dan Mukosa Rongga Mulut

 Mukosa Bibir : Tidak Ada Kelainan


 Mukosa Pipi : Tidak Ada Kelainan
 Dasar Mulut : Tidak Ada Kelainan
 Lidah : Tidak Ada Kelainan
 Gingiva : Tidak Ada Kelainan
 Palatum : Tidak Ada Kelainan
 Orofaring : Tidak Ada Kelainan
 TMJ : Normal, TAK
 Kelenjar Submandibularis : Normal, TAK
 Kelenjar Sublingual : Normal, TAK
 Kelenjar Submental : Normal, TAK

Foto Ekstraoral
Foto Intraoral

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Gambar Model Gigi Dari Oklusal


Rahang Atas Rahang Bawah

Foto Rontgen Panoramik


Relasi Gigi Geligi
1. Molar pertama kiri
Sagital : Netroklusi/ Distoklusi/ Mesioklusi/ Tonjol-tonjol
Transversal : Normal/ Gigitan silang/ Tonjol-tonjol/ Scissor bite
Vertikal : Normal/ Gigitan terbuka/ Tonjol-tonjol

2. Molar pertama kanan


Sagital : Netroklusi/ Distoklusi/ Mesioklusi/ Tonjol-tonjol
Transversal : Normal/ Gigitan silang/ Tonjol-tonjol/ Scissor bite
Vertikal : Normal/ Gigitan terbuka/ Tonjol-tonjol

Keadaan Lokal Gigi Geligi


Odontogram
18 : un erupted 28 : un erupted
17 : un erupted 27 : un erupted
16 : pit fissure dalam 26 : pit fissur dalam
55 : sou 65 : sou
54 : sou 64 : do-car prof
53 : sou 63 : sou
52 : m- car sup 62 : m- car sup
51 : sou 61 : sou

ue ue ue ue ue ue pe pe ue ue ue ue ue ue
ue ue ue ue ue pe sou sou pe ue pe ue ue ue
ue41 : ue
sou 31 : sou
82 : sou 72 : sou
83 : sou 73 : sou
84 : d-car med 74 : gangren radik
85 : mis 75 : do-car prof
46 : pit fisur dalam 36 : pit fisur dalam
47 : un erupted 37 : un erupted
48 : un erupted 38 : un erupted

Dari pemeriksaan terlihat gigi 85 missing dan 74.

Analisis Ruang

1. Perhitungan Ruangan sebelum dilakukan perawatan dengan space maintainer


dengan analisis metode Huckaba. Metode ini untuk memperkirakan besarnya gigi yang
belum erupsi.
Rumus: X = Y x X’
Y’

Gigi 34 = Gigi 34 dirontgrn foto x gigi 72 dimodel studi


72 dirontgen foto
= 8,5 mm x 4,5 mm
5 mm
= 7,7 mm
Gigi 45 = Gigi 45 dirontgen foto x gigi 72 dimodel studi
72 dirontgen foto
= 10 mm x 4,5 mm
5 mm
= 9 mm

Gigi 42 = 8 mm x 4,5 mm
5 mm
= 7,2 mm
Keterangan :
X = besar gigi yang belum erupsi
X’= besar gigi yang belum erupsi dalam ro’
Y = besar gigi decidui yang sudah erupsi atau ukuran ruang dalam
mulut atau pada model studi jika gigi sudah missing
Y’= besar gigi decidui yang sudah erupsi dalam ro’ atau ukuran ruang
dalam rontgen foto
Tabel 1. Perhitungan ruangan dengan analisis metode Huckaba
Gigi Ruangan yang tersedia Lebar mesio-distal gigi P2 Kelebihan
(mm) (mm) ruangan (mm)
34 9 7,7 +1,3
45 8 9 -1

2. Perhitungan Ruangan dengan analisis moyers


Dasar pemikirannya adalah korelasi antara satu kelompok gigi dan kelompok
gigi lainnya dalam satu regio. Gigi incisivus rahang bawah dipilih untuk pengukuran
pada analisis Moyers karena gigi ini muncul lebih dulu dalam rongga mulut pada
masa geligi bercampur, mudah diukur secara akurat.Analisis Moyers banyak
dianjurkan karena mempunyai kesalahan sistematik yang minimal. Metode ini juga
dapat dilakukan secara cepat, tidak memerlukan alat-alat khusus ataupun radiografi
dan dapat dilaksanakan pemula karena tidak memerlukan keahlian khusus.Walaupun
pengukuran dan perhitungan dilakukan pada model, tetapi mempunyai tingkat
ketepatan yang baik di dalam mulut.
Penilaian yang lebih akurat mengenai kondisi ruang bagi gigi-gigi tetap
pengganti bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk analisis gigi
campuran.Secara mudahnya, ini melibatkan pengukuran dari ruang yang tersedia
untuk gigi kaninus tetap dan premolar, serta pengukuran radiografi dari ukuran gigi-
gigi yang belum bererupsi.Tipe analisis gigi-geligi campuran yang lebih canggih
didasarkan pada tabel probabilitas yang mencantumkan lebar dari kaninus dan
premolar tetap pada berbagai tingkat probabilitas, ditentukan dari lebar gigi-gigi
insisivus tetap yang diukur.

Pengukuran dan Perhitungan Jumlah Mesiodistal 32, 31, 41, dan 42


41 : 6 mm 31 : 6 mm
42 : 7,2 mm 32 : 7,2 mm
(Ukuran mesiodistal gigi 42 dan 32 dihitung menggunakan metode Huckaba)
Jumlah mesiodistal gigi 32, 31, 41, dan 42 = 26,4 mm
Tabel Moyers 75 % untuk jumlah mesiodistal RB 26,4 mm adalah 24,3 mm
Kebutuhan ruang erupsi menurut tabel Moyers = 24,3 mm
Ruang yang tersisa sesudah gigi 1 & 2 diatur sampai tepi mesial gigi 6 bawah atau
ruang yang akan tersedia untuk gigi 3 4 5 kelak jika erupsi adalah regio kiri RB = 24
mm dan kanan RB= 21,5 mm
Menurut analisis Moyers kelebihan ruang regio kiri RB = 0,3 mm.
Menurut analisis Moyers kurangan ruang regio kanan RB = 2,8 mm.

3. Perhitungan Ruangan dengan analisis Tanaka Johnson


Rumus:
Perluasan Lebar Mesiodital Kaninus dan Premolar Permanen Mandibula dalam satu
kuadran
= Lebar Mesiodistal keempat insisivus mandibula + 10,5 mm
2
= 26,4 mm + 10,5 mm
2
= 13,2 mm + 10,5 mm
= 23,7 mm
Jumlah lebar mesiodistal seluruh gigi : Jumlah ruangan yang tersedia pada rahang
97,8 mm : 101 mm

Kesimpulan perhitungan ruang : terdapat kelebihan ruang pada rahang bawah

E. Diagnosa :
Premature Loss gigi 74 dan 85
F. Rencana Perawatan
Pada kasus ini, pasien laki-laki berusia 7 tahun mengalami kehilangan gigi 74 dan
85. Pemeriksaan ekstraoral tidak dijumpai kelainan. Pemeriksaan intraoral regio 85
kehilangan prematur gigi dan gigi 74 ditemukan radiks. Hasil analisis ruangan pada
model studi dijumpai terdapat ruangan antara gigi 73 dan 75 adalah 8 mm, gigi 84 dan
46 sebesar 7 mm. Hasil analisis moyers regio kiri adalah +0,3 mm dan regio kanan
adalah -2,6 kelebihan ruangan analisis moyers kelebihan ruangan regio kiri RB adalah
0,3 mm dan regio kanan RB adalah -1 mm. Pada pemeriksaan radiografi tampak
masih terdapat tulang alveolar yang menutupi mahkota gigi permanen dengan
ketebalan regio kanan 2 mm dan regio kiri 1 mm. Berdasarkan pemeriksaan tersebut,
dapat diindikasikan penggunaan space maintainer.

G. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Tang pipih (Universal pliers) Kawat stainless diameter 0.7 mm
Tang paruh burung (Bird beak pliers) Lilin merah untuk fiksasi dan membuat
Tang cekung-cembung basis plat akrilik
Tang potong (Hard wire cutting) Gips putih untuk pemendaman
Rubber bowl Akrilik hot curing
Spatula CMS
Spuit 3cc
Mixing jar
Kuvet
Press kuvet
Spidol
Lampu spiritus
Lecron
Pisau lilin
Bur poles

Desain Spaice Maintainer Rahang Bawah


Desain Spaice Maintainer pada kasus ini berupa labial bow pasif, loop pada gigi 73
dan 83 serta cangkolan adam pada gigi 36 dan 46 , space maintainer fungsional pada
regio 74 dan space regainer pada gigi 85 menggunakan ekspansi lateral.

H. Tahapan Pekerjaan
Kunjungan 1
1. Pemeriksaan subjektif dan objektif pada pasien
2. Pembuatan foto EO dan IO
3. Pembuatan rontgen foto panoramik
4. Pembuatan model studi dengan menggunakan bahan cetak alginat dan dental
stone (tipe III).

Kunjungan 2
Pembuatan model kerja dengan menggunakan bahan cetak alginat dan dental stone
high strength (tipe IV)

Pekerjaan Lab
Pembuatan Space Maintainer dengan komponen :
1. Labial bow pasif
a. Labial bow menggunakan kawat berdiameter 0,7 mm
b. Busur labial bow dibuat mengikuti lengkung gigi anterior dari gigi 32 sampai
42 sejajar bidang oklusal dengan tinggi busur 1/2 - 1/3 insisal
c. Loop pada gigi 73 dan 83 dengan tinggi 2-3 mm dibawah servikal gigi dan
lebar 1 mm lebih lebar dari ukuran mesiodistal
d. Lengan retensi dibuat ke lingual
e. Semua kawat bagian lingual berkontak dengan gigi

2. Cangkolan adam
a. Cangkolan adam menggunakan kawat stainless 0,6 mm
b. Cangkolan adam dibuat pada gigi 36 dan 46
c. Buat bar yang terletak di bukal
d. Panjang bar lebih kecil dari mesiodistal gigi
e. Jarak bar 1 mm dari permukaan bukal gigi
f. Tinggi bar pada pertengahan mahkota gigi
g. Buat lus yang terletak di proksimal
h. Lus terletak di bawah kontur terbesar dan menekan ringan embrasure
i. Lus membentuk sudut 45o terhadap bar

3. Plat akrilik
a. Plat akrilik dibuat setipis mungkin pada bagian vestibulum tapi harus cukup
kuat.
b. Plat akrilik pada bagian edentulous dibuat setinggi gigi sebelahnya atau sesuai
dengan oklusi gigi antagonis
4. Pemendaman model didalam kuvet
5. Boiling out model lilin
6. Pengisian akrilik
7. Pemolesan model akrilik

Kunjungan 3
1. Lakukan insersi
2. Cek apakah ada bagian yang menimbulkan rasa sakit, oklusi, retensi, stabilisasi.
3. Instruksi pada pasien
a. Pada awal pemasangan space maintainer, mulut akan terasa penuh, air liur
banyak dan kesulitan bicara, hal ini normal dan keluhan akan hilang dalam 24
jam pemakaian.
b. Waktu pemakaian minimal 8 jam per hari
c. Menyikat Space maintainer setelah selesai makan diutamakan pada bagian
anatomis menggunakan pasta gigi.
d. Kurangi makanan yang lengket dan banyak mengandung gula
e. Rendam Space maintainer dalam wadah tertutup berisi air bersih
f. Jarak waktu kontrol selanjutnya 1 minggu kemudian

Kunjungan 4
1. Tanyakan apakah ada keluhan dari pasien
2. Cek apakah ada bagian yang menimbulkan rasa sakit, oklusi, retensi,
stabilisasi.

I. Studi Literatur
Perkembangan oklusi gigi geligi sulung (primary dentition) melalui masa gigi
pergantian (mixed dentition/ trantitional dentition) ke masa gigi permanen (permanent
dentition) merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi secara teratur dan pada waktu
tertentu. Peristiwa ini akan menghasilkan oklusi yang fungsional, estetis dan stabil.
Namun, jika rangkaian ini terganggu maka akan muncul masalah yang dapat
mempengaruhi hubungan oklusal gigi permanen. Jika gangguan ini terjadi, maka
tindakan korektif diperlukan untuk memperbaiki proses perkembangan oklusi ke arah
normal.
Tanggal prematur gigi sulung dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, yaitu
kecelakaan, anak terjatuh sehingga giginya tercabut, gigi rusak akibat karies yang
besar dan tidak dapat lagi dilakukan perawatan sehingga menjadi sumber infeksi jika
tidak dilakukan tindakan ekstraksi, dan juga oleh karena adanya resorbsi yang terlalu
cepat pada akar gigi sulung. Penanganan pada waktu yang tepat akan
mempertahankan ruang untuk pertumbuhan gigi permanen.
Kehilangan gigi sulung secara prematur dapat menimbulkan berkurangnya
panjang pada lengkung rahang oleh karena adanya pergeseran gigi tetangga dan gigi
antagonis ke arah ruangan yang kosong sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan
panjang lengkung rahang. Tanggal prematur pada gigi sulung juga dapat
menyebabkan gangguan pada erupsi gigi permanen bila didapatkan pengurangan
lengkung rahang, pergeseran midline, dan gigi berjejal. Apabila tidak didapatkan
space loss setelah tanggal prematur, space maintainer adalah perawatan yang tepat
karena erupsi gigi penggantinya masih lama .
Space maintainer merupakan piranti yang digunakan untuk menjaga ruang akibat
kehilangan prematur gigi sulung, alat ini dipasang diantara dua gigi. Fungsi dari space
maintainer adalah mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat
pencabutan prematur, mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut
prematur, memperbaiki fungsi pengunyahan, memperbaiki fungsi estetik dan fungsi
berbicara.
Penggunaan space maintainer paling sering dilakukan pada kehilangan gigi molar
sulung rahang bawah maupun rahang atas, baik unilateral maupun bilateral. Indikasi
penggunaan space maintainer, antara lain kehilangan gigi sulung dan gigi
penggantinya belum siap erupsi menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisis
ruang menyatakan masih terdapat ruang yang memungkinkan untuk gigi
permanennya. Kontraindikasi penggunaan space maintener, antara lain tidak terdapat
tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi, kekurangan ruang
untuk erupsi gigi permanen, ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi,
kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan
perawatan orthodontik dan gigi permanen penggantinya tidak ada.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan perawatan setelah
kehilangan gigi sulung secara prematur:
1. Waktu kehilangan gigi
Lamanya waktu kehilangan gigi harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Biasanya
pergeseran gigi terjadi setelah 6 bulan pertama setelah pencabutan. Jika gigi sulung
dicabut dan ada indikasi perlunya pemeliharaan ruangan merupakan hal terbaik untuk
memasangkan space maintainer secepat mungkin setelah pencabutan. Jika gigi telah
dicabut berbulan-bulan dan penutupan ruangan telah terjadi, maka space maintainer
dapat dibuatkan untuk mencegah keadaan yang lebih parah. Juga dapat dibuat space
regainer yang berguna untuk memperoleh kembali ruangan yang hilang untuk erupsi
gigi penggantinya.
2. Usia gigi pasien
Waktu erupsi rata-rata gigi pasien tidak berpengaruh dalam pembuatan space
maintainer karena erupsi gigi setiap pasien bervariasi. Cron melakukan penelitian
tentang erupsi gigi berdasarkan perkembangan akar yang dapat dilihat pada radiografi.
Ia menyatakan jika gigi akan erupsi jika ¼ akar telah terbentuk tanpa memperhatikan
umur anak. Namun waktu kehilangan gigi sulung dapat mempengaruhi erupsinya gigi
pengganti
3. Ketebalan tulang yang menutupi gigi yang belum erupsi
Prediksi erupsi gigi berdasarkan perkembangan akar dan pengaruh waktu hilangnya
gigi sulung tidak dapat diandalkan jika tulang yang menutupi gigi permanen
mengalami kerusakan akibat infeksi. Keadaan ini dapat menyebabkan gigi permanen
erupsi lebih cepat, bahkan dengan perkembangan akar yang minimum. Jika
kehilangan tulang terjadi sebelum ¾ akar gigi permanen terbentuk, sebaiknya dokter
gigi menganjurkan pemakaian space maintainer dan menjelaskan pada orang tua
pasien bahwa space maintainer diperlukan untuk beberapa waktu. Begitu juga bila
terdapat tulang yang menutupi mahkota, maka dapat diprediksikan bahwa erupsi gigi
permanen tidak akan terjadi dalam beberapa bulan sehingga space maintainer dapat
diindikasikan.

SPACE REGAINER
Space regainer adalah alat aktif yang digunakan untuk memperoleh kembali ruangan
yang telah menyempit pada lengkung gigi. Fungsi space regainer tidak menciptakan ruangan
yang baru tapi untuk mendapatkan kembali ruangan yang pernah ada akibat shifting/drifting
gigi yang telah mengalami penyempitan oleh beberapa sebab, seperti premature loss,
menegakkan kembali gigi permanen yang miring dan maloklusi kelas I tipe 5 (neutroklusi
dengan mesial drifting)
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan space regainer apakah terdapat
ruangan yang cukup untuk gigi dalam keadaan posisi tegak, dalam perawatan ortho
khususnya dengan space regainer gigi harus diputar, diluruskan atau digeser, terdapat
interferensi oklusal antara gigi RA dan RB, bentuk akar dari gigi yang akan dirawat ortho
normal atau bengkok dan adanya kelainan jaringan periodontal.
Ada dua tipe space regainer : fixed space regainer dan removable space regainer.
Fixed space regainer adalah suatu alat yang tidak bisa dibuka oleh pasien dan dapat
memindahkan gigi permanen yang bergeser kedalam posisinya dalam lengkung gigi.
Sedangkan removable space regainer adalah alat yang dapat dipasang dan dilepas oleh
pasiennya sendiri.
Removable space regainer selalu bilaterals komponen – komponennya seperti partial
denture yaitu acrylic major connector, “C-clasps”/ “adam claps” lingual arch, oklusal rest
atau direct bonded buttons. Adapun keuntungan dan kerugian dari fixed space regainer dan
removable space regainer terlihat pada tabel berikut

Tabel 2. Keuntungan dan kerugian removable dan fixed scape regainer


REMOVABLE FIXED SPACE
SPACE REGAINER REGAINER
Keuntungan
1. Chair side time lebih 1. Hanya membutuhkan
cepat kerjasama pasien yang
2. Mudah dibersihkan dan sedikit
pemeliharaan oral hygine 2. Tidak mudah rusak atau
yang baik mudah diganti pada bentuk
3. Harus kontrol karies yang stabil dan mudah
supaya kemungkinan dimanipulasi
karies lebih sedikit 3. Tekanan yang digunakan
4. Dapat digunakan dapat diatur
bersamaan dengan 4. Tidak mudah hilang-
prosedur preventif yang perbaiki
lain
5. Tidak memerlukan 5. Progress dari terapi lebih
persiapan dari gigi yang cepat
berdekatan 6. Dapat menimbulkan
gerakkan “drifting”(geser)
7. Dianjurkan untuk terapi
rotasi gigi

Kerugian
1. Kemungkinan pasien 1. Mahal
tidak memakai alatnya 2. Sulit dibersihkan-risiko
2. Lebih mudah rusak karies lebih tinggi
3. Hambatan pada 3. Sulit diperbaiki bila
pertumbuhan lateral dari rusak
rahang karena adanya 4. Memerlukan skill yang
“clasps” tinggi untuk membuatnya
4. Terjadi iritasi dan 5. Memerlukan waktu dan
ulserasi dari jaringan lunak sulit dibuat
5. Alat dapat hilang 6. Dapat lepas karena
6. Memerlukan kerjasama makanan yang lengket
yang baik dari pasien
7. Hanya menimbulkan
gerakkan tipping

Ada beberapa tipe dari removable space regainer yaitu:


(1) split saddle space regainer yang digunakan bila jarak yang harus dipulihkan
memerlukan jarak yang lebih banyak (gambar 6). Bagian yang aktif dari koil dipasang
dari akrilik dan dibentuk kedalam loop yang menghubungkan kedua “saddle”. Untuk
mengaktivasinya, loop harus dibuka sedikit demi sedikit dengan menggunakan
pemotong kawat;
(2) expansion screw regainer dimana jack screw digunakan untuk mengembalikan
ruangan (gambar 7). Jarak 3 mm dapat dicapai dengan menggunakan screw expansi
yang diaktivasi dengan menggunakan kunci yang diputar arah jarum jam ¼ putaran
seminggu 2x;
(3) Recurved helical coil finger spring space regainer dimana per (helical spring)
ada dalam dua konfigurasi, bisa satu atau dua seperti peniti. Dapat menggerakkan gigi
sampai 3-4 mm. Untuk mendapatkannya, diameter dari coil harus dilebarkan.
KEPUSTAKAAN

Fajriani. 2014. Penatalaksanaan space maintainer pada anak. Makassar Dental Journal. 3(3)

Mc Donald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for the children and adolescent. 8th ed. St.
Louis : Mosby Inc.

Wibowo, Teguh Budi dan Nuraini, Pratiwi. 2008. Pediatrict Space Management. Jurnal
Kedokteran Gigi Jember

TAHAPAN PEKERJAAN
No Hari/ Tahap Pekerjaan Nilai Nama/ Paraf
Tanggal Supervisor

Anda mungkin juga menyukai