Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN DISKUSI PERAWATAN

MODUL: ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


PERAWATAN SPACE MAINTAINER
PADA GIGI 74 PREMATURE LOSS

Yolla Havidha Aldara Sukma


PENDAHULUAN

• Dalam kondisi fisiologis normal, anak akan kehilangan gigi sulungnya dan diganti dengan gigi permanen. Namun, beberapa
kondisi mungkin mengakibatkan gigi sulung lepas lebih cepat dari seharusnya, seperti gigi karies, kecelakaan / trauma,
resorpsi abnormal, gigi sudah tidak dapat dilakukan perawatan apapun dan harus dilakukan pencabutan atau penyakit
sistemik. Kehilangan gigi sulung yang lebih cepat atau tidak pada waktunya ini akan menimbulkan beberapa masalah,
antara lain :

1. Mengakibatkan migrasi gigi kearah mesial atau distal


2. Kehilangan ruangan pada lengkung yang menyebabkan terganggunya proses perkembangan gigi penggantinya/ gigi
permanen.
3. Menyebabkan masalah pada gigi permanen seperti crowding, supraerupsi gigi antagonisnya (ekstrusi) dan impaksi gigi.

• Pengelolaan ruangan yang dapat dilakukan ada 2 yaitu, space maintainer dan space regainer. Space maintainer berfungsi
untuk mempertahankan ruangan yang ada untuk erupsi gigi permanen. Desain alat yang dibuat harus sederhana dalam
konstruksi, dengan kekuatan yang cukup untuk menahan gaya geser dan fungsional, serta untuk memungkinkan pemulihan
fungsi sebaik mungkin. Hal lain yang harus dipenuhi dalam pembuatan alat adalah memungkinkan kebersihan mulut yang
memadai, memungkinkan pertumbuhan dan erupsi yang normal dan mencegah supra-erupsi gigi lawan dan stres yang tidak
semestinya pada gigi yang bersebelahan.
INDIKASI KONTRAINDIKASI

1. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung 1. Tidak terdapat tulang alveolar yang
dan gigi penggantinya belum siap erupsi menutup mahkota gigi tetap yang akan
menggantikan posisi gigi sulung tersebut erupsi
dan analisa ruang menyatakan masih
terdapat ruang yang memungkinkan untuk 2. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi
gigi permanennya. permanen

2. Jika ada kebiasaan buruk dari anak seperti 3. Ruangan yang berlebihan untuk gigi
menempatkan lidah di tempat yang kosong tetapnya erupsi
atau menghisap bibir maka pemasangan 4. Kekurangan ruang yang sangat banyak
space maintainer ini dapat diinstruksikan sehingga memerlukan tindakan pencabutan
sambil memberi efek menghilangkan dan perawatan orthodontik dan gigi
kebiasaan buruk. permanen penggantinya tidak ada
3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang.
4. Kebersihan mulut (OH) baik.
LAPORAN KASUS

a. Identitas pasien
• Nama : Amabel B
• Tempat tanggal lahir : Surakarta, 23 september 2013
• Alamat : Jl. Sidomukti no.34 desa jati baru RT 5/ RW 5 Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Siswa
• Agama : Islam
DATA MEDIK UMUM
Golongan darah :-
Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi.
Penyakit sistemik : tidak ada riwayat penyakit sistemik tertentu.
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

• CC : pasien datang bersama walinya untuk memeriksakan area gigi yang telah dilakukan pencabutan +
1 tahun yang lalu dan wali merasa khawatir karena gigi tersebut terlalu cepat tanggal.

• PI : pasien mengaku gigi tersebut dicabut kurang lebih 1 tahun yang lalu, pasien mengaku gigi yang
telah dicabut berada di sisi kiri bawah belakang. Menurut keterangan wali gigi tersebut dicabut karena
berlubang besar dan sisa akar. Menurut keterangan wali pasien tidak memiliki keluhan terhadap area
bekas pencabutan tersebut dan merasa terganggu saat makan.

• PMH : menurut keterangan wali pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, cuaca mapun obat-
obatan tertentu. Menurut keterangan wali, pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik apapun.
Menurut keterangan wali, pasien tidak sedang dalam perawatan dokter lain.

• PDH : menurut keterangan wali, pasien pernag datang ke dokter gigi di puskesmas untuk mencabutkan
gigi bawah belakng kiri yang berlubang besar kurang lebih 1 tahun yang lalu.
• FH : menurut keterangan wali pasien,

Umum

Ayah : tidak memiliki riwayat penyakit sistemik apapun

Ibu : tidak memiliki riwayat penyakit sistemik apapun

Gigi

Ayah : ayah memiliki keluhan gigi berlubang dan tidak dilakukan perawatan

Ibu : ibu memiliki keluhan gigi goyah.

• SH : menurut keterangan wali, pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 2x/hari (pagi dan sore). Pasien menyukai dan
gemar mengonsumsi makanan yang manis. Pasie memiliki kebiasaan meminum susu 1x/hari. Pasien tinggal di panti
asuhan yang bersih dan nyaman.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

1. Pemeriksaan fisik
Kesan Umum Kesehatan Penderita:
• Jasmani : Sehat (tidak ada gangguan)
• Mental : Sehat (kooperatif dan komunikatif)

Vital Sign

• Tekanan Darah : 100/80 mmHg (Hipotensi)


• Nadi : 60 x/menit
• Pernafasan : 20 x/menit
• Suhu : Afebris
• Berat Badan : 15 kg
• Tinggi Badan : 100 cm
Pemeriksaan ekstraoral Pemeriksaan intraoral
• Frenulum labalis RB : Rendah
Fasial : TAK • Mukosa Bibir : TAK
• Frenulum Lingualis: Rendah
Neuromuskular : TAK • Mukosa Pipi : TAK
• Frenulum bukalis RA : Rendah
Kelenjar Ludah : TAK • Dasar Mulut : TAK
• Frenulum bukalis RB : Rendah
Kelenjar Limfe : TAK • Lidah : TAK
• Lidah : Normal
Tulang Rahang : TAK • Gingiva : TAK
• Alveolus RA : Tinggi
TMJ : TAK • Orofaring : TAK
• Alveolus RB : Tinggi
• Oklusi : normal bite
• Supernumery teeth : Tidak Ada
• Torus Palatinus : Ada, normal • Diastema : Tidak Ada
• Torus Mandibula : Tidak Ada • Gigi Anomali : Tidak Ada
• Palatum : U , Normal • Gigi Tiruan : Tidak Ada
• Frenulum labialis RA : Rendah • PHPM : 2 (Sedang)
HASIL PEMERIKSAAN Hasil pemeriksaan
JARINGAN LUNAK
odontogram
F O TO M O DE L S T U D I D A N R A D IO G R AF I

Foto model studi Foto rontgen panoramik

Diagnosis : premature loss gigi 74


Rencana perawatan : pembuatan space maintainer pada regio kiri bawah
Klasifikasi space maintainer : kelas 2 (unilateral mandibula posterior)
Maloklusi angle klas 1 tipe 1 (crowding anterior) modifikasi Dewey
TA H A PA N R E N C A N A P E R AWATA N

Kunjungan 1

Cara Kerja :
1. Pemeriksaan subjektif dan objektif
2. Pemeriksaan penunjang berupa ronsen panoramik dan ronsen periapikal
3. Indikasi ke dokter pembimbing spesialis kedokteran gigi anak
4. Melakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah dengan sendok cetak untuk model studi dan model
kerja
5. Melakukan perhitungan ruang untuk premature loss gigi 74
PERHITUNGAN

1.Metode moyers
• Metode ini digunakan untuk memprediksi kebutuhan ruang erupsi gigi C,
P1 dan P2 dengan cara menentukan lebar mesiodistal masing-masing gigi
insisivus sentral dan lateralis, kemudian disesuaikan dengan tabel moyers
menggunakan prosentase 75% untuk mengetahui ruang yang tersedia dan
besar diskrepansi ruang yang ada.
• Hasil pengukuran :
Jumlah mesial distal gigi
• 32 : 6,2 mm
• 31 : 5,6 mm
• 41 : 5,5 mm
• 42 : 6,2 mm
• Total jumlah keempat mesial distal gigi 32-42 : 23,5 mm
 Berdasarkan table moyers 75% untuk anak perempuan dengan hasil
penjumlahan empat gigi incisivus rahang bawah 23,5 mm, maka ruangan yang
dibutuhkan untuk erupsi gigi C,P1 dan P2 rahang bawah sebesar 21,6 mm.
 Diskrepansi
• Kanan : lebar ruangan yang tersedia – ruangan yang diperlukan
: 21,8 mm – 21,6 mm
: +0,2 mm
• Kiri : lebar ruangan yang tersedia – ruangan yang diperlukan
: 22,3 mm – 21,6 mm
: +0,7 mm
2. Metode huckaba
Metode ini untuk mengompensasi perbesaran bayangan gigi pada ronsen sehingga diusulkan rumus untuk menentukan
ukuran mahkota gigi permanen yang belum erupsi dengan rontgen foto sebagai berikut :
x = lebar sebenarnya gigi permanen yang belum erupsi
x’ = lebar gigi permanen yang belum erupsi pada x-ray film
y = lebar gigi permanen yang sudah erupsi
y’ = lebar gigi permanen yang sudah erupsi pada x-ray film
 Kebutuhan ruang pada sisi kiri rahang bawah
Gigi 34
X’ : 10 mm Ruangan yang tersedia untuk erupsi gigi
Y : 11 mm
34 yaitu : 7,9 mm
Diskrepansi : ruangan yang tersedia –
Y’ : 14,5 mm lebar gigi sesungguhnya
X : x’.y : 7,9 mm – 7,58 mm
Y’ : 10 mm x 11 mm : 7,58 mm
: +0,32 mm
14,5 mm
3. Metode Tanakan Johnson
Merupakan pengembangan dari perhitungan regresi moyers untuk memprediksi
lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua permanen
yang akan erupsi.
Rumus :

• RA = (jumlah MD 4I bawah) + 11 RB = (jumlah MD 4I bawah) + 10,5


2 2

RB : (jumlah MD 4 gigi Incisivus bawah) + 10,5 mm


2
Jarak dari distal gigi incisivus lateral kiri RB- molar 1 RB kiri : 22,3
: 23,5 mm + 10,5 mm mm
2 Diskrepansi : jarak antara distal gigi I2-M1 kiri – hasil perhitungan
: 22,3 mm – 22,25 mm
: 22,25 mm : +0,05 mm
D E S A I N A L AT

Keterangan :
a. Labial arch C-C dengan diameter kawat 0,7 mm dan U loop pada gigi 73 dan 83.
b. Plat akrilik rahang bawah
c. Adam klamer pada gigi 36 dan 46 dengan diameter kawat 0,7 mm

Selanjutnya dilakukan prosessing ke laboratorium.


Kunjungan kedua
• Memberikan penjelasan kepada orang tua mengenai
perawatan dan alat yang akan digunakan selama Instruksi untuk orang tua dan pasien :
perawatan 1. Orang tua membantu anak untuk
• Insersi alat space maintainer menjaga kebersihan rongga mulut
2. Menghindari makanan yang keras dan
• Yang harus diperhatikan :
lengket agar tidak mudak menempel
• Pengecekan plat yang diinsersikan harus bersih dan pada basis akrilik
bebas dari sisa gips yang menempel pada saat packing. 3. Alat harus dibersihkan setiap hari
• Tidak ada bagian yang tajam yang dapat melukai 4. Orang tua harus memastikan bahwa alat
mukosa space maintainer dalam keadaan baik
dan tidak patah atau rusak
• Plat yang diinsersikan harus beradaptasi mempunyai 5. Alat space maintainer digunakan setiap
retensi, stabil terhadap tekanan dan tidak mengganggu hari kecuali pada saat makan (minimal
oklusi
12 jam/hari)
• Pasien diajarkan untuk melepas dan memakai sendiri alat 6. Kontrol setiap satu minggu untuk
space maintainer dan jika perlu disediakan cermin agar mengontrol erupsi gigi pengganti
anak dapat melihat langsung saat memasang dan melepas
lewat cermin
• Kunjungan ketiga
Pada kunjungan ketiga dilakukan kontrol, dilakukan
pemeriksaan subjektif dan objektif kembali yang meliputi :
a. Pemeriksaan subjektif
• Apakah alat dipakai / tidak oleh anak? Kontrol dilakukan rutin untuk terus melakukan
pengecekan dan memperhatikan gigi yang akan
• Alat dipakai berapa jam sehari? erupsi. Kontrol dilakukan sekitar 1 bulan sekali, 3
• Apakah ada keluhan rasa sakit penggunaan alat? bulan sekali, atau 6 bulan sekali sembari observasi
erupsinya gigi pengganti, kemudian saat kontrol,
b. Pemeriksaan objektif
operator memberikan edukasi kepada orang tua
• Kondisi jaringan lunak pasien dan pasien kapan harus melepas atau tidak
• Kondisi jaringan keras perlu melanjutkan pemakaian space maintainer
yaitu saat gigi permanen pengganti pasien sudah
• Kondisi mukosa pipi
tumbuh walau hanya sedikit terlihat mahkota
• Kondisi gingiva giginya
Pada saat kontrol juga dilihat keutuhan space maintainer
retensi, stabilisasi, adaptasi, kondisi gigi penyangga dan
gingiva. Pada saat kontrol pasien juga diinstruksikan untuk
tetap menjaga kebersihan rongga mulutnya.
KESIMPULAN
• Hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pengukuran menunjukkan
bahwa ruangan yang tersedia untuk erupsi gigi premolar pertama kiri rahang bawah memiliki kelebihan
ruang sehingga perlu dilakukan pembuatan space maintainer untuk menjaga ruangan yang ada untuk
erupsi gigi tersebut.
• Banyak variasi desain yang dapat kita pilih namun semuanya harus tetap pada tujuan utama dari
pembuatan alat ini agar tidak mengganggu pertumbuhan rahang dan erupsi gigi penggantinya serta tidak
mengganggu fungsi pengunyahan jika dilakukan pemasangan pontik. Pembuatan space maintainer cekat
dilakukan untuk pasien yang tidak kooperatif.
• Kontrol dilakukan rutin untuk terus melakukan pengecekan dan memperhatikan gigi yang akan erupsi.
Kontrol dilakukan sekitar 1 bulan sekali, 3 bulan sekali, atau 6 bulan sekali sembari observasi erupsinya
gigi pengganti, kemudian saat kontrol, operator memberikan edukasi kepada orang tua pasien dan pasien
kapan harus melepas atau tidak perlu melanjutkan pemakaian space maintainer yaitu saat gigi permanen
pengganti pasien sudah tumbuh walau hanya sedikit terlihat mahkota giginya

Anda mungkin juga menyukai