• Dalam kondisi fisiologis normal, anak akan kehilangan gigi sulungnya dan diganti dengan gigi permanen. Namun, beberapa
kondisi mungkin mengakibatkan gigi sulung lepas lebih cepat dari seharusnya, seperti gigi karies, kecelakaan / trauma,
resorpsi abnormal, gigi sudah tidak dapat dilakukan perawatan apapun dan harus dilakukan pencabutan atau penyakit
sistemik. Kehilangan gigi sulung yang lebih cepat atau tidak pada waktunya ini akan menimbulkan beberapa masalah,
antara lain :
• Pengelolaan ruangan yang dapat dilakukan ada 2 yaitu, space maintainer dan space regainer. Space maintainer berfungsi
untuk mempertahankan ruangan yang ada untuk erupsi gigi permanen. Desain alat yang dibuat harus sederhana dalam
konstruksi, dengan kekuatan yang cukup untuk menahan gaya geser dan fungsional, serta untuk memungkinkan pemulihan
fungsi sebaik mungkin. Hal lain yang harus dipenuhi dalam pembuatan alat adalah memungkinkan kebersihan mulut yang
memadai, memungkinkan pertumbuhan dan erupsi yang normal dan mencegah supra-erupsi gigi lawan dan stres yang tidak
semestinya pada gigi yang bersebelahan.
INDIKASI KONTRAINDIKASI
1. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung 1. Tidak terdapat tulang alveolar yang
dan gigi penggantinya belum siap erupsi menutup mahkota gigi tetap yang akan
menggantikan posisi gigi sulung tersebut erupsi
dan analisa ruang menyatakan masih
terdapat ruang yang memungkinkan untuk 2. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi
gigi permanennya. permanen
2. Jika ada kebiasaan buruk dari anak seperti 3. Ruangan yang berlebihan untuk gigi
menempatkan lidah di tempat yang kosong tetapnya erupsi
atau menghisap bibir maka pemasangan 4. Kekurangan ruang yang sangat banyak
space maintainer ini dapat diinstruksikan sehingga memerlukan tindakan pencabutan
sambil memberi efek menghilangkan dan perawatan orthodontik dan gigi
kebiasaan buruk. permanen penggantinya tidak ada
3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang.
4. Kebersihan mulut (OH) baik.
LAPORAN KASUS
a. Identitas pasien
• Nama : Amabel B
• Tempat tanggal lahir : Surakarta, 23 september 2013
• Alamat : Jl. Sidomukti no.34 desa jati baru RT 5/ RW 5 Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Siswa
• Agama : Islam
DATA MEDIK UMUM
Golongan darah :-
Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi.
Penyakit sistemik : tidak ada riwayat penyakit sistemik tertentu.
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
• CC : pasien datang bersama walinya untuk memeriksakan area gigi yang telah dilakukan pencabutan +
1 tahun yang lalu dan wali merasa khawatir karena gigi tersebut terlalu cepat tanggal.
• PI : pasien mengaku gigi tersebut dicabut kurang lebih 1 tahun yang lalu, pasien mengaku gigi yang
telah dicabut berada di sisi kiri bawah belakang. Menurut keterangan wali gigi tersebut dicabut karena
berlubang besar dan sisa akar. Menurut keterangan wali pasien tidak memiliki keluhan terhadap area
bekas pencabutan tersebut dan merasa terganggu saat makan.
• PMH : menurut keterangan wali pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, cuaca mapun obat-
obatan tertentu. Menurut keterangan wali, pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik apapun.
Menurut keterangan wali, pasien tidak sedang dalam perawatan dokter lain.
• PDH : menurut keterangan wali, pasien pernag datang ke dokter gigi di puskesmas untuk mencabutkan
gigi bawah belakng kiri yang berlubang besar kurang lebih 1 tahun yang lalu.
• FH : menurut keterangan wali pasien,
Umum
Gigi
Ayah : ayah memiliki keluhan gigi berlubang dan tidak dilakukan perawatan
• SH : menurut keterangan wali, pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 2x/hari (pagi dan sore). Pasien menyukai dan
gemar mengonsumsi makanan yang manis. Pasie memiliki kebiasaan meminum susu 1x/hari. Pasien tinggal di panti
asuhan yang bersih dan nyaman.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
Kesan Umum Kesehatan Penderita:
• Jasmani : Sehat (tidak ada gangguan)
• Mental : Sehat (kooperatif dan komunikatif)
Vital Sign
Kunjungan 1
Cara Kerja :
1. Pemeriksaan subjektif dan objektif
2. Pemeriksaan penunjang berupa ronsen panoramik dan ronsen periapikal
3. Indikasi ke dokter pembimbing spesialis kedokteran gigi anak
4. Melakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah dengan sendok cetak untuk model studi dan model
kerja
5. Melakukan perhitungan ruang untuk premature loss gigi 74
PERHITUNGAN
1.Metode moyers
• Metode ini digunakan untuk memprediksi kebutuhan ruang erupsi gigi C,
P1 dan P2 dengan cara menentukan lebar mesiodistal masing-masing gigi
insisivus sentral dan lateralis, kemudian disesuaikan dengan tabel moyers
menggunakan prosentase 75% untuk mengetahui ruang yang tersedia dan
besar diskrepansi ruang yang ada.
• Hasil pengukuran :
Jumlah mesial distal gigi
• 32 : 6,2 mm
• 31 : 5,6 mm
• 41 : 5,5 mm
• 42 : 6,2 mm
• Total jumlah keempat mesial distal gigi 32-42 : 23,5 mm
Berdasarkan table moyers 75% untuk anak perempuan dengan hasil
penjumlahan empat gigi incisivus rahang bawah 23,5 mm, maka ruangan yang
dibutuhkan untuk erupsi gigi C,P1 dan P2 rahang bawah sebesar 21,6 mm.
Diskrepansi
• Kanan : lebar ruangan yang tersedia – ruangan yang diperlukan
: 21,8 mm – 21,6 mm
: +0,2 mm
• Kiri : lebar ruangan yang tersedia – ruangan yang diperlukan
: 22,3 mm – 21,6 mm
: +0,7 mm
2. Metode huckaba
Metode ini untuk mengompensasi perbesaran bayangan gigi pada ronsen sehingga diusulkan rumus untuk menentukan
ukuran mahkota gigi permanen yang belum erupsi dengan rontgen foto sebagai berikut :
x = lebar sebenarnya gigi permanen yang belum erupsi
x’ = lebar gigi permanen yang belum erupsi pada x-ray film
y = lebar gigi permanen yang sudah erupsi
y’ = lebar gigi permanen yang sudah erupsi pada x-ray film
Kebutuhan ruang pada sisi kiri rahang bawah
Gigi 34
X’ : 10 mm Ruangan yang tersedia untuk erupsi gigi
Y : 11 mm
34 yaitu : 7,9 mm
Diskrepansi : ruangan yang tersedia –
Y’ : 14,5 mm lebar gigi sesungguhnya
X : x’.y : 7,9 mm – 7,58 mm
Y’ : 10 mm x 11 mm : 7,58 mm
: +0,32 mm
14,5 mm
3. Metode Tanakan Johnson
Merupakan pengembangan dari perhitungan regresi moyers untuk memprediksi
lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua permanen
yang akan erupsi.
Rumus :
Keterangan :
a. Labial arch C-C dengan diameter kawat 0,7 mm dan U loop pada gigi 73 dan 83.
b. Plat akrilik rahang bawah
c. Adam klamer pada gigi 36 dan 46 dengan diameter kawat 0,7 mm