Anda di halaman 1dari 34

CRSS Maloklusi

Faradibah(20184020013)​

DPJP: Dr. drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ort​


Nama : Nn. MCD

Usia : 20 tahun
Identitas Jenis Kelamin : Perempuan

Pasien Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Kasihan, Bantul

2
Pemeriksaan Subjektif

• Keluhan Utama
Pasien datang mengeluhkan rasa tidak nyaman karena gigi depan atas dan bawahnya berjejal sehingga
makanan sering menyangkut
• Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan tersebut mulai dirasakan sejak pasien duduk di bangku kelas 6 SD. Keluhan tersebut
mengganggu aktivitas seperti makan karena makanan sering terselip diantara gigi yang berjejal.
Sebelumnya pasien belum pernah menggunakan alat orthodontic. Pasien belum pernah memeriksakan
kondisi giginya tersebut ke dokter gigi. Saat kecil, gigi pasien goyah dan dicabut di dokter gigi.

3
Pemeriksaan Subjektif
• Riwayat Kesehatan Oral
Pasien terakhir ke dokter gigi 2 bulan lalu untuk melakukan penambalan gigi belakang atas. Pasien
rutin menyikat gigi 2x sehari pada saat pagi saat mandi dan malam sebelum tidur. Pasien rutin menggunakan
dental floss dan jarang menggunakan obat kumur.
• Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi
a. Gigi Desidui : Pasien mengatakan bahwa dulu giginya jarang berlubang/kehitaman. Gigi pasien saat
kecil rapi dan tidak terdapat celah diantara giginya. Saat gigi desidui goyah, pasien mencabut giginya
di dokter gigi, ada yang saat goyah dan ada yang belum goyah sudah dicabut.
b. Gigi Bercampur : Pasien mengatakan bahwa pada periode ini mulai merasakan gigi berjejal, terdapat
lubang besar pada gigi molar 1 permanen

Presentation title 4
Pemeriksaan Subjektif
c. Gigi Permanen : Pasien merasa gigi seri atas dan bawahnya tidak rapi
 Gigi geraham bawah kanan dan gigi berlubang
 Gigi geraham tiga permanen rahang atas dan bawah belum tumbuh
 Gigi geraham 1 kiri terdapat mahkota jaket PFM
 Terdapat beberapa malposisi gigi di rahang atas dan bawah
No Jenis Kebiasaan Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan
1. Menggigit kuku < 5 menit Sering, dilakukan saaat pasien Ringan Kebiasaan dilakukan sejak SD dan sekarang sudah
merasa bosan dan tidak sadar berhenti sejak pandemic (2 tahun yang lalu)
2. Menggigit lidah < 3 menit Sering, dilakukan saat pasien Ringan Kebiasaan dilakukan sejak tahun 2019, lidah pasien
merasa bosan dan tidak sdar pernah tersengat serangga menjadi bengkak dan gatal,
kemudian saat itu untuk menghilangkan rasa gatalnya,
pasien menggigit lidahnya dan kebiasaan itu berlanjut
hingga sekarang.

Presentation title 5
Pemeriksaan Subjektif
• Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Ayah : Ayah pasien memiliki ukuran rahang yang normal, gigi seri bawah berjejal, jaringan
periodontal disekitar gigi normal, tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
b. Ibu : Ibu pasien memiliki ukuran rahang yang normal, susunan gigi depan atas dan bawah
berjejal, jaringan periodontal di sekitar gigi normal, tidak memiliki penyakit sistemik
c. Kakak : Kakak pasien memiliki rahang kecil, waktu kecil terdapat persistensi dan sekarang sedang
dalam perawatan ortodontik cekat, jaringan periodontal di sekitar gigi norma,l, tidak memiliki penyakit
sistemik
• Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial
Pasien merupakan mahasiswa Koas Kedokteran Gigi UMY. Pasien rutin konsumsi air yang cukup 8
gelas sehari. Pasien sering mengkonsumsi sayur dan jarang konsumsi buah. Pasien berolahraga 1 minggu sekali
Presentation title 6
Pemeriksaan Objektif

• Pemeriksaan Ekstraoral e. Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal


a. Bentuk Kepala : Brakisefali (84,1 mm) f. Tonus Otot Mastikasi : Normal
b. Bentuk Muka : Leptoprosop (94,3 mm) g. Tonus Otot Bibir : Normal
c. Profil Muka : Cembung h. Bibir Posisi Istirahat : Normal
d. Garis Simon (menutup)
 Maksila kanan : 1/3 distal caninus (normal) i. Free Way Space : 1,5 mm
 Maksila kiri : 1/3 distal caninus (normal)  Sentrik oklusi : 56,2 mm
 Mandibula kanan: Interdental C dan P1 (normal)  Rest posisi : 57,7 mm
 Mandibula kiri : Interdental C dan P1
Presentation title (normal) 7
Pemeriksaan Objektif

 Relasi Gigi pada Oklusi Sentrik


1. Anterior
• Pemeriksaan Intraoral
a) Overjet : 2,4 mm (diukur pada jarak
a. Torus Palatinus : Tidak ada
horizontal distal gigi 11 terhadap mid gigi 41)
b. Torus Mandibula : Tidak ada
b) Overbite : 1,5 mm (diukur pada jarak vertical
c. Palatum : Sedang
gigi 11 terhadap gigi 41)
d. Diastema : Tidak ada
c) Open bite: Ada (pada gigi 22 terhadap gigi 42
e. Gigi Anomali : Tidak ada
dan 43)
f. Gigi Tiruan : Tidak ada
2. Posterior
g. Oral Hygine : Baik (1,8)
a) Crossbite, open bite, scissor bite, cups to cups
8
bite tidak ada
Malposisi Gigi Individual

18 : Unerupted | 28 : Unerupted
17 : - | 27 :-
16 : - | 26 :-
15 : Distobukotorsiversi | 25 :-
14 : Distobukotorsiversi | 24 : Distobukotorsiversi
13 : - | 23 :-
12 : Distolabiotorsiversi | 22 : Distolabiotorsiversi
11 : Distolabiotorsiversi | 21 : Distolabiotorsiversi
41 : Mesiolinguotorsiversi | 31 :-
42 :- | 32 :-
43 : Distolinguotorsiversi | 33 :-
44 : - | 34 : Distobukotorsiversi
45 : - | 35 :
46 :- | 36 :-
47 :- | 37 :-
48 : Unerupted | 38 : Unerupted

9
Foto Relasi Sentrik
Relasi M dan C Kanan Relasi M dan C Kiri

Tampak Depan

Relasi M1 kanan : Klas I Angle Relasi M1 kiri : Klas I Angle


Relasi C kanan : Klas I Relasi C kiri : Klas I
Foto Oklusal Gigi

Rahang Atas Rahang Bwah


Foto Studi Model

Rahang Atas Rahang Bwah


Rontgent OPG

Hasil foto rongent OPG menunjukkan bahwa gigi


M3 rahang atas dan bawah pasien belum erupsi.
Terdapat area radiopak pada gigi 36 pasien yang
menunjukkan mahkota PFM. Tidak dicurigai
terdapat area radiolusen yang bersifat patologis pada
jaringan periodontal. Seluruh apeks gigi sudah
menutup dan tidak dicurigai adanya lesi periapikal
Analisis Studi Model
Perhitungan Pont, Korkhaus, Howes
Lebar Mesiodistal Gigi
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Ket. Ket.
Gigi Kanan Kiri Normal Gigi Kanan Kiri Normal
Kanan / Kiri Kanan / Kiri

1 8.6 8.8 7.40–9.75 Normal / Normal 1 5.7 5.4 4.97–6.60 Normal / Normal

2 7.6 7.6 6.05– 8.10 Normal / Normal 2 5.6 5.5 5.45–6.85 Normal / Normal

3 6.6 6,9 7.05–9.32 Normal /Normal 3 6.3 6.15 6.15–8.15 Normal / Normal

4 7,5 7,5 6.75–9.00 Normal / Normal 4 7.3 7.9 6.35–8.75 Normal / Normal

5 6.9 7 6.00–8.10 Normal / Normal 5 7.4 7.6 6.80–9.55 Normal / Normal

6 10.6 10.5 9.95–12.10 Normal / Normal 6 11.35 10.6 10.62–13.05 Normal / Normal

7 10,1 10,3 8,75-10,87 Norma / Normal 7 10.6 10.7 8,9-11,37 Normal / Normal

Bentuk Lengkung Gigi


 Rahang Atas : Parabola
 Rahang Bawah : Parabola
15
Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 = 7.6 + 8.6 + 8.8 + 7.6 = 32.6 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 37.7 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : ∑ I x 100 = 32.6 x 100 = 40.75 mm
80 80
Diskrepansi : - 3.05
Jarak M1-M1 pengukuran : 52,4 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ∑ I x 100 = 32.6 x 100 = 50.94 mm

64 64
Diskrepansi : + 1.46 mm
Keterangan:
a. Perkembangan lengkung gigi inter P1 ke arah lateral
mengalami kontraksi ringan sebesar 3.05 mm
b. Perkembangan lengkung gigi gigi inter M1 ke arah lateral
mengalami distraksi ringan sebesar 1.46 mm
Presentation title 16
Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 18.81 mm
Jarak I – (P1 – P1) pengukuran : 18.95 mm
Diskrepansi: + 0.14 mm

Keterangan:
Pertumbungan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah berlebih (protraksi)
sebesar 0.14 mm

Presentation title 17
Metode Howes
Jumlah lebar mesiodistal gigi M1 – M1 : 96.1 mm
Jarak P1 – P1 (Tonjol) : 41.1 mm
Indeks P = = = 42.7 %
Kesimpulan:
Keterangan: Lengkung gigi tidak dapat menampung gigi ke Indeks Fossa Canina > Indeks
dalam lengkung ideal dan tidak stabil Premolar, maka merupakan
indikasi dilakukan ekspansi
Jarak Inter Fossa Canina : 44.1 mm
Indeks Fossa Canina = = = 45.89 %

Keterangan: Lengkung basal dapat menampung gigi ke dalam


lengkung ideal dan stabil

18
Determinasi Lengkung

Jika gigi disusun dalam lengkung ideal:


a. Rahang atas sampai mesial P1 dimana lengkung
gigi posterior tetap dan koreksi lengkung anterior
yaitu mengikuti lengkung mesial gigi 21 sehingga
didapatkan kelebihan/kekurangan
Kanan : - 0.3 mm
Kiri : - 0.3 mm

Biru : Mula-mula
Merah : Lengkung Ideal
19
Determinasi Lengkung

Jika gigi disusun dalam lengkung ideal:


b. Rahang bawah sampai mesial P1 dimana
lengkung gigi posterior tetap dan koreksi
lengkung anterior yaitu mengikuti lengkung gigi
32 sehingga didapatkan kelebihan/kekurangan
Kanan : - 0.5 mm
Kiri : 0 mm

Biru : Mula-mula
20
Merah : Lengkung Ideal
Assesment

• Diagnosis: Maloklusi Angle kelas I tipe 1 Dewey tipe dental disertai malposisi gigi individual yaitu:

11 distolabiotorsiversi 41 mesiolinguotorsiversi
12 distolabiotorsiversi 43 distolinguotorsiversi
14 distobukotorsiversi 34 distobukotorsiversi
15 distobukotorsiversi dan kebiasaan buruk berupa menggigit lidah.
21 distolabiotorsiversi • Prognosis: Baik, karena motivasi pasien besar untuk dirawat
giginya, jaringan pendukung baik, pasien kooperatif dan
22 distolabiotorsiversi
malposisi gigi pasien termasuk ringan
24 distobukotorsiversi
21
Rencana Perawatan

Konumikasi, Informasi, Edukasi Penyesuaian oklusi, pemasangan


Analisis Kebutuhan Ruang
(KIE) retainer
Penyebab terjadinya malposisi, Berdasarkan metode pont,
prosedur perawatan, biaya, korkhaus, howes, determinasi
banyaknya kunjungan, cara lengkung
pemakaian alat, dll
Edukasi pasien mengenai
kebiasaan buruk menggigit lidah Rahang Atas: Plat ekspansi dan
agar perawatan dapat berjalan plat aktif
dengan baikm Rahang Bawah: Plat aktif
Menghilangkan Kebiasaan Buruk Koreksi Malposisi Gigi Individual

22
Tahap I Rahang Atas
Setelah hasil ekspansi diperoleh ruang (space) sesuai kebutuhan,
maka dilanjutkan dengan koreksi malposisi gigi anterior rahang atas
dengan plat aktif yang dilengkapi:
- Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7
mm.
- Adan klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm.
Jalannya perawatan :
- Aktifkan labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 untuk

Desain Alat -
mendorong gigi 11, 12, 21 dan 22 bagian distal ke palatal.
Verkeilung bagian distal gigi 11, 12, 21 dan 22 dikurangi agar dapat
bergerak ke palatal.
- Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dalam keadaan pasif.

23
Rahang Bawah
Koreksi malposisi gigi anterior rahang bawah dengan plat aktif
yang dilengkapi:
- Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44, stainless wire Ø
0,7 mm.
- Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7
mm.
- Simple spring pada gigi 41 dengan bagian ujung kawat berada di

Desain Alat
mesial dan gigi 43 dengan ujung berada di distal, stainless wire Ø
0,6 mm.

24
Tahapan Kontrol
Kunjungan Tanggal Tindakan

• RA: Aktivasi labial arch dan simple spring 11 dan 12


Kontrol 1 09/11/2023
• RB: Aktivasi simple spring gigi 41 dan 42
• RA: Aktivasi labial arch dan simple spring 11 dan 12
Kontrol 2 16/11/2023 • RB: Slicing interdental 31, 41 dan 43, 44, aktivasi simple
spring gigi 41 dan 43
• RA: Aktivasi labial arch dan simple spring 11 dan 12
Kontrol 3 23/11/2023 • RB: Slicing interdental 31, 41 dan 43, 44, aktivasi simple
spring gigi 41 dan 43
• RA: Aktivasi labial arch dan simple spring 11 dan 12
Kontrol 4 30/11/2023 • RB: Aktivasi simple spring gigi 41 pemasangan separator
diantara gigi 41 dan 42
• RA: Aktivasi labial arch dan simple spring 11 dan 12
Kontrol 5 09/12/2023 • RB: SAktivasi simple spring gigi 41 pemasangan separator
diantara gigi 42 dan 43

26
Tabel Kemajuan Perawatan

Keterangan Awal Perkembangan Selisih


Malposisi 12 Distolabiotorsiversi Sudah terkoreksi Sudah terkoreksi
Malposisi 11 Distolabiotorsiversi Sudah terkoreksi Sudah terkoreksi
Malposisi 21 Distolabiotorsiversi Sedikit terkoreksi Sedikit terkoreksi
Malposisi 22 Distolabiotorsiversi Sedikit terkoreksi Sedikit terkoreksi
Malposisi 31 Mesiolinguotorsiversi Sudah terkoreksi Sudah terkoreksi
Malposisi 41 Mesiolinguotorsiversi Sudah terkoreksi Sudah terkoreksi
Malposisi 43 Distolinguotorsiversi Sedikit terkoreksi Sedikit terkoreksi
Overjet 2 mm 2,4 mm + 0,4 mm
Overbite 1,5 mm 1,5 mm + 0 mm

Intercaninus RA 33,3 mm 35,4 + 2,1 mm

Inter P RA 38,8 39,9 + 1,1 mm


Inter M RA 52,4 mm 52,4 mm + 0 mm
27
Jurnal Pendukung



28
Review Jurnal

• Perawatan ortodontik memiliki tujuan • Crowding atau gigi berjejal paling umum
memperbaiki susunan gigi geligi dan terjadi terutama regio anterior.
hubungan rahang yang tidak normal
• Pada kasus yang tidak terlalu berat,
sehingga tercapai oklusi dan fungsi yang
terdapat kecenderungan terhadap ekspansi
normal, estetik baik, keharmonisan bentuk
atau reduksi interproksimal (reduksi
muka, relasi dan fungsi pengunyahan yang
email, stripping atau slenderization)
baik dan stabilitas hasil akhir
29
Laporan Kasus Jurnal
• Indikasi reduksi interproksimal adalah
untuk pasien dengan OHI baik,
maloklusi klas II angle, klas II dengan
crowding ringan atau pasien yang
memiliki diskrepansi ukuran gigi
Bolton
• Pada kasus ini, crowding anterior RB
dilakukan reduksi interproksimal 6 gigi
anterior menggunakan slicing strip,
leveling and alignment, artistic
positioning, occlusan adjustment dan
pemasangan retainer. Crowding tersebut
terkoreksi dalam kurun waktu 4 bulan

30
• Reduksi interproksimal juga memiliki kekurangan yaitu
meningkatnya frekuensi karies, penyakit periodontal dan
sensitifitas terhadap perubahan suhu
• Di sisi lain Crain and Sheridan menyatakan bahwa secara
statistic, reduksi interproksimal tidak mengakibatkan
peningkatan karies atau penyakit periodontal setelah 2-5
tahun dilakukannya tindakan tersebut karena terjadi
remineralisasi spontan dari jaringan keras
• Prosedur stripping yang diikuti dengan aplikasi fluoride
atau cairan remineralisasi menghasilkan permukaan
enamel yang memiliki kemampuan ”self healing”
Refleksi Diri

• Pada saat pencetakan study model saya masih kesulitan karena kurangnya
pengalaman dan harus mengulang hingga 2x karena ada bagian anatomi
yang tidak tercetak

• Pada saat insersi terdapat kawat yang traumatic dan masih bingung cara
untuk mencari letak salahnya dimana dan bagaimana memperbaikinya
sehingga saya akan belajar lagi mengenai hal tersebut.
32
Referensi

• Melinda, M., & Malik, I. (2018). Koreksi crowding anterior rahang


bawah dengan teknik reduksi interproksimal. Jurnal Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran, 30(3), 152-157.

33
Faradibah
Thank you
20184020013

Anda mungkin juga menyukai