Nomor Model
001 21 0 16
2. Pemeriksaan objektif
Umum/ General
Keadaan jasmani: Baik, pasien cukup sehat untuk menerima perawatan ortodontik
Keadaan mental: Kooperatif dan komunikatif serta mampu menerima penjelasan dari dokter dan
mampu menyampaikan keluhannya dengan baik
Status gizi:
- Tinggi badan: 1,52 m
- Berat badan : 55 kg
- Indeks masa tubuh: BB (kg) / TB2 (m)
55 / (1,52)2 =
55 / 2,31 = 23,8 (Normal)
Khusus/ Lokal
Ekstra Oral:
Kepala
Lebar kepala : cm Panjang kepala : cm
Indeks kepala : Lebar Kepala x 100 =
Panjang Kepala
Bentuk kepala :
Pemeriksaan gigi-geligi :
Rumus gigi-geligi
UNE UNE
UNE UNE
Keterangan :
18, 28, 38, 48 Un-Erupted
Radiologi Panoramik :
Keterangan :
ANALISIS FOTO MUKA :
Tampak Depan Tampak Samping
ANALISIS MODEL STUDI
kanan kiri
kanan kiri
Rahang atas Rahang bawah
Foto intraoral
kanan kiri
: lengkung pra koreksi
: lengkung ideal
: midline
Keterangan:
Overjet awal : 8,4 mm (diukur dari gigi 11 dengan 41)
Retraksi RA : 3,4 mm
Protraksi RB : 3 mm
Overjet akhir : 2 mm
Rahang atas:
Panjang lengkung Ideal : Sisi Kanan: 55 mm Sisi Kiri: 55 mm
Jumlah lebar mesiodistal : Sisi Kanan: 53,7 mm Sisi Kiri: 53,7 mm
Diskrepansi : Sisi Kanan: 1,3 mm Sisi Kiri: 1,3 mm
Rahang bawah:
Panjang lengkung ideal : Sisi Kanan: 51 mm Sisi Kiri: 51 mm
Jumlah lebar mesiodistal : Sisi Kanan: 53 mm Sisi Kiri: 53 mm
Diskrepansi : Sisi Kanan: -2 mm Sisi Kiri: -2 mm
DIAGNOSIS
1. Diagnosis Sementara
Kasus maloklusi menyangkut masalah : estetik, dental, malposisi dan malrelasi
Solusi masalah:
Frenektomi frenulum labii superior
RA :
o Koreksi malrelasi : diastema sentral gigi 11 dengan 21 menggunakan piranti orto lepasan.
o Koreksi malposisi gigi individual : gigi 11, 21, 23 menggunakan piranti orto lepasan.
RB :
o Koreksi malposisi gigi individual : gigi 41, 43 menggunakan piranti orto lepasan
2. Diagnosis Final
Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe II dengan diastema sentral dan malposisi gigi individual.
Overjet : 8,4 mm
Median line gigi simetris
Disertai bad habit thumb sucking dan menggigit kuku
Malposisi gigi individual :
Rahang atas
o 11 labioversi
o 21 labioversi
o 23 labioversi
Rahang Bawah
o 41 linguoversi
o 43 linguoversi
3. Analisis Etiologi Maloklusi
Maloklusi kelas I Angle disertai malposisi gigi individual. Berdasarkan pemeriksaan subjektif
diketahui bahwa keadaan gigi- gigi ayah dan ibu pasien memiliki susunan normal akan tetapi ibu pasien
mengalami diastema sentral, dan saudara pasien memiliki susunan gigi yang tidak ideal. Maka dari itu
dapat disimpulkan kasus adalah faktor herediter.
Gigi pasien yang berjejal kemungkinan juga bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk pasien
menggigit kuku yang masih dilakukan sampai sekarang, dan protrusi gigi anterior atas kemungkinan juga
bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk thumb sucking pasien yang dahulu terjadi pada waktu kecil
Malposisi gigi individual :
Rahang Atas
11 Labioversi, kemungkinan terjadi akibat kebiasaan buruk menghisap ibu jari
21 Labioversi, kemungkinan terjadi akibat kebiasaan buruk menghisap ibu jari
23 Labioversi, kemungkinan terjadi akibat kebiasaan buruk menggigit kuku
Rahang Bawah
41 Linguoversi, kemungkinan terjadi akibat kebiasaan buruk menggigit kuku
43 Linguoversi, kemungkinan terjadi akibat kebiasaan buruk menggigit kuku
PROSEDUR PERAWATAN
A. Rencana Perawatan
1. Edukasi pasien tentang perawatan ortodontik yang akan didapatkan pasien
2. Menghilangkan kebiasaan buruk
3. Frenektomi labii superior
4. Pencarian ruang
5. Koreksi malrelasi dan malposisi gigi individual
6. Pengaturan lengkung gigi
7. Penyesuaian oklusi
8. Retainer
B. Jalannya Perawatan
1. Penjelasan tentang perawatan ortodontik termasuk menghilangkan bad habit
Pasien dijelaskan tentang perawatan ortodontik yang akan dilakukan, meliputi prosedur
perawatan, cara pemakaian alat, cara merawat alat, lama pemakaian serta pemberian motivasi dan
mengedukasi pasien untuk menghentikan kebiasaan buruk karena dikhawatirkan dapat mengganggu
jalannya perawatan orthodontik Selain itu, memberi tahu kepada pasien bahwa pasien harus kontrol
secara rutin dan berkala agar perawatannya dapat berjalan dengan baik.
2. Frenektomi labii superior
Perlekatan frenulum yang tidak normal dapat diketahui dengan menggunakan Blach test,
yaitu dengan cara menarik bibir ke arah atas dan depan untuk beberapa saat. Pasien menunjukkan
tanda kepucatan sampai interdental papila, sehingga perlu dilakukan tindakan frenektomi terlebih
dahulu sebelum perawatan ortodontik dimulai dengan merujuk pasien ke Sp. BM untuk dilakukan
Frenektomi labii superior pada kasus diastema sentral anterior.
3. Pencarian Ruang RA dan RB
Berdasarkan determinasi lengkung pada RA terdapat kelebihan ruang pada sisi kanan
sebesar 1,3 mm, dan kelebihan ruang pada sisi kiri sebesar 1,3 mm.
Berdasarkan determinasi lengkung pada RB juga terdapat kekurangan ruang pada RB sisi
kanan sebesar 2 mm sedangkan lebar mesiodistal gigi P1 bawah kanan adalah 6,5 mm.
Kekurangan ruang lebih dari ¼ akan tetapi kurang dari ½ lebar mesiodistal P1. Kemudian
kekurangan ruang pada RB sisi kiri sebesar 2 mm sedangkan lebar mesiodistal gigi P1 RB kiri
sebesar 6,5 mm. Kekurangan ruang lebih dari ¼ akan tetapi kurang dari ½ lebar mesiodistal
P1. Sehingga rahang bawah dapat dilakukan ekspansi kombinasi grinding mesiodistal gigi
Melihat analisis Carey:
>1/2 lebar P1 : Cabut gigi P1 sisi tersebut.
1/4-1/2 lebar P1:
o Cabut P1 satu sisi pada kasus pergeseran midline.
o Cabut dua P2 bila lengkung gigi pasien simetris.
o Ekspansi kombinasi grinding mesiodistal gigi jika lengkung gigi kontraksi.
<1/4 lebar P1: grinding lebar mesiodistal gigi anterior (bila OH pasien baik) atau ekspansi
rahang jika lengkung kontraksi
Analisis Carey (dalam Bhalajhi)
Diskrepansi panjang lengkung < 2,5 mm -> tanpa pencabutan
Diskrepansi panjang lengkung > 5 mm -> pencabutan empat premolar pertama
Pasien intermediet atau borderline dengan diskrepansi panjang lengkung 2,5 – 5 mm ->
pencabutan empat premolar kedua
4. Koreksi malrelasi dan malposisi gigi individual
Tahap I
Rahang atas
o Finger spring dengan diameter kawat 0,6 untuk menggeser gigi 11 dan 21 ke mesial serta
memberikan ruang untuk mengoreksi malposisi gigi individual
o Labial arch dengan diameter kawat 0,7 mm berfungsi untuk meretraksi gigi 11,21,23 ke
arah palatal, mempertahankan lengkung gigi retensi alat dan stabilitasi piranti. U loop pada
labial gigi 14 dan 24
o Klamer adam pada gigi 16 dan 26 dengan diameter kawat 0,7 mm sebagai retensi dan
penjangkar.
o Base plate dari akrilik
Rahang bawah.
o Plat ekspansi
o Klamer adam pada gigi 36 dan 46 dengan diameter kawat 0,7 mm sebagai retensi dan
penjangkar.
o Klamer C pada gigi 34 dan 44 dengan diameter kawat 0,7 mm berfungsi untuk retensi alat
dan mempertahankan lengkung gigi.
o Base plate dari akrilik.
Tahap II
Rahang bawah
o Simple spring dengan diameter kawat 0,6 untuk menggerakkan gigi kearah labial menggeser
gigi, 41, 43 ke anterior serta memberikan ruang untuk mengoreksi malposisi gigi individual
o Klamer adam pada gigi 36 dan 46 dengan diameter kawat 0,7 mm sebagai retensi dan
penjangkar.
o Labial arch dengan diameter kawat 0,7 mm berfungsi untuk retensi alat dan
mempertahankan lengkung gigi. U loop pada labial gigi 34 dan 44.
o Base plate dari akrilik.
5. Pengaturan lengkung gigi
Pengaturan lengkung gigi dilakukan untuk mencapai lengkung ideal yang sudah didesain.
Dilakukan setelah malrelasi dan malposisi gigi individual sudah terkoreksi. Pengaturan lengkung
gigi juga harus memperhatikan bahwa lengkung gigi rahang atas lebih besar daripada lengkung gigi
rahang bawah. Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah hasil akhir dari overjet pasien yang
harus tetap berada dalam range normal (2-4 mm)
6. Penyesuaian Oklusi
Penyesuaian oklusi dilakukan untuk mencapai hasil perawatan orthodontik dengan hubungan
oklusal yang harmonis dari segi fungsional. Pengaturan malposisi gigi-gigi yang telah dilakukan
dapat mengubah keseimbangan oklusi sehingga menimbulkan traumatik iklusi. Traumatik oklusi
dapat memengaruhi stabilitas gigi, jaringan periodontal, tulang alveolar, dan otot mastikasi.
Penyesuaian oklusi dapat dilakukan dengan cara:
Sentrik oklusi: 1 lembar malam merah dibuat tapal kuda, dilunakkan, lalu digigitkan pada pasien.
Setelah itu dikeluarkan dari mulut. Bila terdapat area yang berlubang maka terjadi traumatik oklusi.
Oklusi fungsional: dengan menggunakan kertas artikulasi pasien diminta melakukan gerakan
mengunyah. Daerah yang lebih biru/ lebih merah terdapat traumatik oklusi.
Daerah yang traumatik oklusi di-grinding dengan diamond bur, cek kembali dengan articulating
paper, lalu oleskan fluor topikal.
7. Pemasangan retainer
Diperlukan pemasangan retainer (biasanya Hawley retainer) agar mencegah terjadinya
relaps atau untuk mempertahankan lengkung yang telah dikoreksi. Retainer yang dibuat terdiri dari
plat akrilik dengan verkeilung, busur labial dengan diameter kawat 0,8 mm dan adam klamer
dengan diameter kawat 0,7 mm untuk mempertahankan gigi tetap pada posisinya.
Cara pemakaian retainer dalam keadaan pasif :
a. Pemakaian selama 3 bulan pertama, dipakai siang dan malam hari minimal 12-16 jam,
kontrol 1 bulan sekali.
b. Bila dalam 3 bulan terdapat kegoyangan gigi, pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan lagi.
Bila mobilitas gigi berkurang, retainer hanya dipakai pada malam hari.
c. Bila retainer sudah tidak terasa sesak, pemakaian dihentikan dan kontrol 3 bulan berikutnya.
Bila tidak ada perubahan, pemakaian retainer bisa dihentikan.
Rahang bawah
Tahap I (Plat Ekspansi)
Keterangan desain tahap I RB
4
2
1. Plat Ekspansi
2. Klamer Adam
1
3. Klamer C
4. Plat Akrilik
3
2
3
3
2