NOMOR MODEL :
01
I. IDENTITAS
Nama pasien : Seno Indarto
Umur : 12 tahun
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Kawin : Belum menikah
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Rt. 08 Rw. 02 Sekojo, Palembang
Telepon : 085838289842
Pekerjaan : Siswa
Rujukan dari :-
Nama Ayah : Sujatmiko Bambang Wibisono
Suku : Melayu
Umur : 38 tahun
Pekerjaan orang tua : Buruh
Nama Ibu : Sundari
Suku : Melayu
Umur : 35 tahun
Pekerjaan orang tua : Ibu rumah tangga
Alamat orang tua : Jl. Urip Sumoharjo Rt. 08 Rw. 02
B. Pemeriksaan Objektif
Umum :
Jasmani : √ Baik Sedang Jelek
Over > 25
Normal 18,5-25
Under < 18,5
Lokal :
a. Ekstra Oral :
Wajah Depan
Bentuk kepala : Brakisefali √ Mesosefali Dolikosefali
Indeks kepala : Lebar kepala___ X 100 = 14,5 X 100 = 78,37
Panjang kepala 18,5
Brachycephalic > 81
Mesocephalic 76-80,9
Dolicocephalic < 75,9
Bentuk muka : Hipereuriprosop Euriprosop √ Mesoprosop
Leptoprosop Hiperleptoprosop
Indeks muka : Jarak N – GN __ X 100 = 11,6 X 100 = 87,2
Lbr Bizigomatic 13,3
Simetri : Simetris
Proporsi : Tidak Normal
Tonus otot mastikasi : Normal
Tonus otot bibir : Normal
Posisi bibir waktu istirahat : Tertutup
Wajah Samping
Profil muka : Lurus Cekung √ Cembung
b. Intra Oral
Jaringan Lunak
Gingiva : Normal
Mukosa : Normal
Lidah : Normal
Tonsil : Normal
Palatum : Tinggi
Frenulum : Fren. Labii Superior : Tinggi / Normal / Rendah
Fren. Labii Inferior : Tinggi / Normal / Rendah
Fren. Labii Lingualis : Tinggi / Normal / Rendah
Pemeriksaan Gigi :
Gigi 11 labioversi Gigi 34 linguoversi
Gigi 21 labioversi Gigi 35 bukoversi
Gigi 12 labioversi Gigi 44 mesiolinguotorsiversi
V VI III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
PE
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V VI III II I I II III IV V
Keterangan :
K : Karies R : Radiks T : Tambalan
I : Inlay X : Telah dicabut PE : Parsial erupsi
Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi
Ag : Agenesis B : Bridge En : Prwtn endodontik
Analisa Fungsi
Penelanan : Normal / Tidak normal
Bicara : Lidah normal / Lidah terletak di antara gigi
Penutupan mulut : Normal / Tidak normal
Pernapasan : Mulut tertutup / Mulut terbuka
Senyum : Gusi terlihat / Normal
Kelainan TMJ : Tidak ada kelainan
Tricion
Glabela
Subnasal
Menton
Tampak Depan
Tampak samping
Analisa fotografi menurut Graber (1972):
Simetris
Simetri wajah dapat dianaalisis dengan membagi wajah menjadi dua dengan
menggunakan garis tengah simetris wajah melalui titik glabela, puncak
hidung, titik tengah bibir dan titik tengah dagu.
Proporsi ; tidak normal
Wajah dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: bagian atas (dari batas garis
rambut ke titik glabela ), bagian tengah (dari titik glabela ke tittik
Kesimpulan: dari analisis fotografi didapat bahwa pasien memiliki wajah yang tidak
simetris, proporsi wajah tidak normal, garis orbita kanan dan kiri sejajar, dan
memiliki profil muka cembung.
Rahang Atas
Arah Sagital
Inklinasi gigi insisivus : Normal / Tidak normal
Pergeseran gigi posterior : -
Arah Transversal
Midline : Segaris / Tidak segaris
Arah Vertikal
Infra versi : ada
Supra versi : ada
Rahang Atas
Malposisi :
- Gigi 11 labioversi
- Gigi 21 labioversi
- Gigi 12 labioversi
- Gigi 22 labioversi
- Gigi 13 labioversi
- Gigi 23 labioversi
Diastema gigi 13,14,15
Diastema gigi 23,24,25
Malposisi :
- Gigi 34 linguoversi
- Gigi 35 bukoversi
- Gigi 44,45
Rahang Bawah mesiolinguotorsiversi
Multiple diastema gigi
anterior.
Midline :
RA midline segaris: midline
gigi rahang atas segaris dengan
midline wajah.
Perhitungan
1. Metode PONT
Pont memikirkan sebuah metode untuk menentukan lebar
lengkung ideal yang didasarkan pada lebar mesiodistal mahkota
keempat insisif rahang atas. Pont menyarankan bahwa rasio gabungan
insisif terhadap lebar lengkung gigi melintang yang diukur dari pusat
permukaan oklusal gigi, idealnya adalah 0,8 pada fossa sentral
premolar pertama dan 0,64 pada fosa sentral molar pertama.
Keterangan :
Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P (Metode Pont)
mengalami distraksi (kelebihan ruang) sebesar 1,56 mm dan
termasuk ke dalam kategori derajat tingan (mild degree).
Pertumbuhan lengkung gigi pada regio M (Metode Pont)
mengalami distraksi (kelebihan ruang) sebesar 2,25 mm dan
termasuk ke dalam kategori derajat ringan (mild degree).
2. Metode Korkhaus
3. METODE HOWES
Jarak inter tonjol P1-P1 : 45,6 mm
Jarak mesio-distal : 96,25 mm
Inter P1 : Jarak inter tonjol P1-P1 X 100%
∑ Md M1-M1
= 45,6 x 100 % = 47,37 %
96,25
Ket : Karena jarak inter P sebesar 47,37 % yang menyatakan inter P1
lebih besar dari 43 % maka lengkung gigi dapat menampung gigi
dalam lengkungnya secara teratur
TSALD = SA – SR
A. Pada Maksila
SA = 85,9 mm
SR = 74,15 mm
TSALD = SA –SR
= 85,9 – 74,15
= 11,75 mm
Ket : hasil menyatakan positif yang menandakan bahwa terdapat
kelebihan ruang yaitu sebesar 11,75 mm
B. Pada Mandibula
SA = 71,5 mm
SR = 69,35 mm
TSALD = SA –SR
= 71,5 – 69,35
= 2,15 mm
Ket : hasil menyatakan positif yang menandakan bahwa terdapat
kelebihan ruang yaitu sebesar 2,15 mm
V. DIAGNOSA ORTHODONTI
Maloklusi Angle Klas II divisi 1 tipe dental disertai dengan malrelasi
antara lain:
Overjet 11 : 5,75 mm, Overjet 21 : 6,25 mm
41 31
Overbite 11 : 5,5 mm, Overbite 21 : 5 mm
41 31
X. JALANNYA PERAWATAN
A. Tahap 1 (Koreksi overbite dan crossbite posterior).
PENATALAKSANAANNYA
Rahang bawah
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 33-
43 sebagai retainer untuk mempertahankan lengkung gigi ideal.
- T spring dengan menggunakan kawat berdiameter 0,6 pada gigi 34 dan
45 untuk medorong gigi tersebut ke arah bukal.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat 0,7 mm pada gigi 36 dan 46 sebagai
retensi dan stabilisasi.
Rahang atas
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari gigi
15-25 untuk meretraksi gigi anterior.
Rahang bawah
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 35-
45 sebagai retainer untuk mempertahankan lengkung gigi ideal.
- Finger spring dengan menggunakan kawat berdiameter 0,6 mm untuk
menggerakkan gigi 41,42, dan 43 ke arah mesial.
- Buccal retractor spring dibuat dari kawat 0,7 mm dengan koil pada
gigi 44 untuk menggerakkan gigi tersebut ke mesial.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat 0,7 mm pada gigi 36 dan 46 sebagai
retensi dan stabilisasi.
Tahap 1
Alat-alat yang digunakan :
Maxillary flat anterior bite plane
A. Rahang Atas Keterangan
dilengkapi dengan:
Labial bow Ө 0.7 mm
dari gigi 13 hingga 23
Buccal retractor Ө 0.7
mm pada gigi 14 dan 24
Adam’s klamer Ө 0.7
Status Pemeriksaan dan Perawatan Orthodonti mm pada gigi 16 dan 26
B. Rahang Bawah Keterangan
Tahap 2
IX. PROGNOSIS
A. Baik / Buruk / Meragukan
B. Keterangan :
Prognosis pasien baik, karena :
1. Usia pasien masih muda (13 Tahun)
2. Kelainan berupa dental
3. Keadaan fisik dan mental pasien baik
4. Motivasi pasien yang besar untuk merapikan giginya
Palembang, 20
Menyetujui,
Pembimbing Operator
drg. Arya Prasetya Beumaputra, Sp. Ort. Dilla Novia Amrilani, S.KG
5 Diskusi I
6 Diskusi II
Pembuatan alat
8
Insersi alat
9
A. Umum 2
Jasmani
Mental
Status gizi
B. Lokal
a. Ekstra Oral 4
Kepala
Muka
Profil Muka
Bidang Oklusi
Sendi Temporomandibula
Tonus Otot Mastikasi
Tonus Otot Bibir
A. Pencetakan 3
B. Pengisian 2
Studi Model
Work Model
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG 5
A. Fotografi 2
Tampak depan
Tampak samping
B. Rotgen Panoramik dan Sefalometri 3
VI. ANALISIS 15
A. Foto 2
B. Studi Model 4
C. Skema 2
D. Perhitugan 5
E. Rotgen foto 2
VII. DIAGNOSIS 10
VIII. ETIOLOGI 5
IX. PROGNOSIS 5
X. RENCANA PERAWATAN 10
XII. PERAWATAN 15
A. Informed consent 1
B. Pemasangan : 3.5
Pembuatan alat
Insersi
C. Monitoring 15X aktivasi per pasien 7.5
(1X aktivasi : 0,5)
D. Proses report per triwulan 3