Nomor Model
26019023
BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
I. IDENTITAS
Operator : Faiza Puji Rahayu
NIM : 18/438268/KG/11579
Pembimbing : drg. Sri Suparwitri S.U., Sp.Ort (K)
2. Lokal
a. Ekstra oral
Kepala
Lebar kepala : 155 mm
Panjang kepala : 17,7 mm
����� ������
o Indeks kepala = ������� ������
× 100 = 87,57
V IV III II I I II III IV V
― ○ ○ ―
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
― ○ ● ● ―
V IV III II I I II III IV V
Keterangan :
X : Sudah dicabut V : Radiks
● : Tumpatan ― : Belum erupsi
○ : Karies
c. Analisis Fungsional
Free Way Space : 3,75 mm
Jarak posisi istirahat – oklusi sentrik : 3,9 mm
Pola Atrisi : Normal
Tidak terdapat atrisi berlebihan maupun abnormal
Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal, tidak ada kelainan
Tidak terdapat bunyi clicking, tidak ada krepitasi, tidak terdapat rasa
sakit, dan tidak ada peradangan
Tonus Otot Mastikasi : Normal, tidak ada kelainan
Otot mastikasi tidak terasa terlalu tegang atau kendor saat pasien
diminta melakukan gerakan mengunyah.
Tonus Otot Bibir : Normal, tidak ada kelainan
Bibir atas dan bawah tidak tegang saat ditarik dengan kaca mulut.
Bibir Posisi Istirahat : Normal, tertutup, kompeten
Path of closure : Normal
Keterangan : mulut menutup dengan baik tanpa ada celah
Gb Gb
Zg Zg Zg Zg
SNA SNA
Ulc
Ulc
Llc Llc
Po
Po
g
g
Foto lateral 90º dengan bibir rileks Foto lateral 90º dengan ibir rileks
(kanan) (kiri)
Foto lateral 45 bibir rileks (kanan) Foto lateral 45 bibir rileks (kiri)
Keterangan : G : Glabela; Ulc : Upper lip contour; Llc : Lower Lip Countour; Pog :
Pogonion; Zg : zigomatik
Proporsi wajah : proporsional
Keterangan : Proporsi wajah sebelah kanan sama dengan sebelah kiri
Kesimetrisan wajah : simetris
Keterangan : Proporsi wajah sebelah kanan sama dengan sebelah kiri
Profil muka : Cembung normal
Keterangan : sudut yang dibentuk oleh garis Llc – Pog dan garis G – Ulc
kurang dari 180º
Foto Intraoral
13 23 33 43
7,05-9,32 N 6,15-8,15 N
7,60 8,31 7,42 7,25
14 24 34 44
6,75-9,00 N 6,35-8,75 N
7,55 7,64 7,50 7,35
15 25 35 45
6,0-8,10 N 6,80-9,55 N
7,29 7,30 8,05 7,22
16 26 36 46 10,62-
9,95-12,10 N N
10,63 X 12,25 11,55 13,05
17 27 37 47
8,75-10,87 N 8,90-11,37 N
10,30 10,86 11,30 11,37
Kesimpulan : rata-rata gigi pasien berukuran normal
a. Metode pont
Jumlah mesiodistal 12, 11, 21, 22 : 30,25 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 36,44 mm
��
Jarak P1-P1 perhitungan = 80 × 100 : 37,81 mm
b. Metode Korkhaus
Tabel korkhaus : 17,65 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran : 17,00 mm
Diskrepansi : - 0,65 retrusi
Keterangan : Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah
anterior kurang dari normal sebesar 0,65 mm.
c. Metode Howes
∑ lebar mesiodistal M1-M1 : 84,45 mm
Jarak Inter P-P (Tonjol) : 41,55 mm
����� ����� �−�
Indeks Premolar : ����� �����−������ �1−�1
× 100 = 49,20%
Keterangan :
- Indeks premolar lebih dari 43%, sehingga lengkung gigi dapat
menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal dan stabil
- Indeks fossa canina lebih dari 44%, sehingga lengkung basal dapat
menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal dan stabil
- Indeks fossa canina > indeks premolar, artinya inklinasi gigi-geligi
posterior regio premolar konvergen sehingga merupakan indikasi
ekspansi
- Besar ekspansi yang dapat dilakukan agar gigi-geligi stabil dalam
lengkung perimeter ideal yaitu maksimal sebesar 4,45 mm
d. Determinasi Lengkung
Hasil Keterangan:
penapakan : Overjet awal : 3,35 mm
kanan kiri
Protraksi RA : 0,00 mm
Retraksi RB : 0,00 mm
Overjet akhir : 3,35 mm
Rahang atas :
Panjang lengkung : 62,00 mm
Kanan : 31,00 mm
Kiri : 31,00 mm
∑ lebar mesio distal : 63,26 mm
Kanan : 31,27 mm
Keterangan : Kiri : 31,99 mm
— : lengkung mula-mula Diskrepansi : -1,26 mm
— : lengkung ideal rahang atas Kanan : -0,27 mm
— : lengkung ideal rahang bawah Kiri : -0,99 mm
Rahang bawah
Panjang lengkung : 50,30 mm
Kanan : 26,00 mm
Kiri : 24,30 mm
∑ lebar mesio distal : 52,59 mm
Kanan : 26,20 mm
Kiri : 26,39 mm
Diskrepansi : -2,29 mm
Kanan : -0,2 mm
Kiri : -2,09 mm
e. Analisis Carey
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari determinasi lengkung, diperoleh
diskrepansi rahang atas sebesar -1,26 mm (kanan : -0,27 mm; kiri : -0,99
mm) sedangkan untuk Rahang Bawah terjadi diskrepansi sebesar -2,29
mm (kanan : -0,20 mm; kiri : -2,09 mm). Menurut Carey, kekurangan
ruang pada lengkung gigi rahang atas sisi kanan dan kiri serta pada rahang
bawah sisi kanan kurang dari ¼ lebar mesiodistal gigi P1 pada masing-
masing sisi tersebut sehingga merupakan indikasi grinding atau ekspansi
jika lengkung tersebut kontraksi. Sedangkan kekurangan ruang pada
rahang bawah sisi kiri lebih dari ¼ lebar mesiodistal gigi P1 dan kurang
dari ½ lebar mesiodistal P1 sehingga merupakan indikasi ekspansi.
V. DIAGNOSIS FINAL
Maloklusi Angle Kelas I tipe dental, modifikasi Dewey tipe 1 yaitu maloklusi Kelas I
dengan crowding anterior, modifikasi Lischer neutroklusi, disertai malposisi gigi
individual sebagai berikut :
Rahang atas:
15 : masio labio torsiversi
22 : mesio labio torsiversi
23 : mesio palato torsiversi
Rahang bawah :
32 : linguo versi
33 : mesio labio torsiversi
42 : mesio linguo torsiversi
VI. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI
1. Maloklusi
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan obyektif dapat ditemukan bahwa
crowding yang dialami pasien, terutama pada regio depan bawah disebabkan oleh
kurangnya ruang untuk erupsi gigi permanen karena pertumbuhan ke arah lateral
yang kurang akibat rampan karies pada saat periode gigi desidui. Karies yang
teradi sewaktu kecil menyebabkan ukuran mesio-distal gigi geligi desidui
mengecil sehingga lengkung gigi yang dipersiapkan untuk gigi permanen erupsi
kurang. Hal ini kemudian menyebabkan gigi permanen mencari ruang erupsi
kearah labial atau lingual yang menyebabkan gigi crowding.
2. Malposisi
15 : mesiolabio torsiversi, disebabkan karena lengkung gigi memiliki
kekurangan untuk menampung gigi, sehigga bagian mesial gigi menacari
ruang erupsi kearah labial, serta menyesuaian terhadap gigi antagonisnya
22 : mesio labio torsiversi disebabkan karena lengkung gigi memiliki
kekurangan untuk menampung gigi, sehigga bagian mesial gigi menacari
ruang erupsi kearah labial, serta menyesuaian terhadap gigi antagonisnya.
23 : mesio palato torsiversi, disebabkan karena lengkung gigi memiliki
kekurangan untuk menampung gigi, sehigga bagian mesial gigi menacari
ruang erupsi kearah palatal, serta menyesuaian terhadap gigi antagonisnya.
Hal tersebut didukung pula oleh waktu erupsi gigi caninus sebagai gigi
anterior yang terakhir erupsi
32 : linguo versi, disebabkan karena lengkung gigi memiliki kekurangan untuk
menampung gigi akibat dari karies rampan sewaktu kecil, sehigga gigi
menacari ruang erupsi kearah lingual.
33 : mesio labio torsiversi, disebabkan karena lengkung gigi memiliki
kekurangan untuk menampung gigi akibat dari karies rampan sewaktu kecil,
sehigga bagian mesial gigi mencari ruang erupsi kearah labial.
42 : mesio linguo torsiversi, disebabkan karena lengkung gigi memiliki
kekurangan untuk menampung gigi akibat dari karies rampan sewaktu kecil,
sehigga bagian mesial gigi mencari ruang erupsi kearah lingual.
VII. PROSEDUR PERAWATAN
A. Analisis ruang
Metode Pont
Terjadi kontraksi ringan pada regio inter P1 (1,37 mm) dan distrtraksi ringan
pada inter M1 (1,19 mm) rahang atas.
Metode Korkhaus
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anteroposterior
(tinggi lengkung gigi) mengalami kekurangan sebesar 0,65 mm.
Metode Howes
Hasil indeks premolar dan indeks fossa canina menunjukkan bahwa lengkung
gigi dan lengkung basal dapat menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal
dengan stabil. Hasil perbandingan indeks fossa canina dengan indeks
premolar juga menunjukkan bahwa inklinasi gigi-geligi posterior regio
premolar konvergen sehingga dapat merupakan indikasi ekspansi. Besar
ekspansi yang dapat dilakukan agar gigi-geligi stabil dalam lengkung
perimeter ideal yaitu maksimal sebesar 4,45 mm
Determinasi Lengkung
Hasil determinasi lengkung menunjukkan bahwa terdapat kekurangan ruang
pada rahang atas sebesar 1,26 mm, dan pada rahang bawah sebesar 2,29 mm.
B. Target Perawatan
Koreksi crowding dan malposisi gigi individual rahang atas dan rahang bawah.
C. Rencana Perawatan
Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses perawatan adalah sebagai
berikut:
1. Edukasi pasien
2. Informed Consent
3. Analisis dan pencarian ruang
RA : ekspansi
RB : ekspansi atau grinding
4. Koreksi malposisi gigi individual rahang atad dna bawah dengan plat aktif
5. Occlusal adjustment (penyesuaian oklusi)
6. Retainer
7. Retainer
D. Jalannya perawatan
1. Edukasi Pasien
Pasien diberikan penjelasan bahwa penyebab dari malposisi gigi
geliginya kemungkinan adalah karena rampan karies pada periode gigi susu
disertai faktor genetik. Hal ini menyebabkan lengkung gigi menyempit
sehingga gigi permanen yang tidak mendapatkan cukup ruang untuk erupsi
berusaha mencari tempat lain untuk erupsi. Hal ini kemudian menyebabkan
gigi crowding atau berjejal.
Pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur perawatan yang akan
dilakukan. Perawatan mula-mula yang akan dilakukan yaitu pencarian ruang
untuk menempatkan gigi yang malposisi ke dalam lengkung yang ideal
dengan menggunakan plat ekspansi. Plat ekspansi bekerja dengan cara
memberikan tekanan kepada gigi geligi ke arah lateral secara bertahap
sehingga lengkung gigi melebar dan panjang lengkung perimeter bertambah.
Setelah diperoleh ruang yang dibutuhkan, perawatan dilanjutkan dengan plat
aktif. Pada tahap ini, gigi geligi yang malposisi secara bertahap digerakkan
kedalam ruang dalam lengkung ideal yang telah tersedia hingga gigi terletak
pada posisi yang ideal. Terakhir yaitu perawatan dengan retainer. Retainer
merupakan alat pasif yang berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada
jaringan pendukung gigi untuk beradaptasi dengan posisi gigi yang baru
sehingga diharapkan kedepannya posisi gigi tidak akan berubah.
Dijelaskan pula bahwa waktu perawatan ini akan memakan waktu
kurang lebih 1 -1,5 tahun, tergantung dari kepatuhan pasien untuk memakai
alat dan kontrol rutin. Dijelaskan bahwa kemungkinan hal yang akan terjadi
selama perawatan antara lain rasa sakit pada gigi pasca pengaktifan alat atau
sariawan, kemudian tingkat keberhasilan perawatan pasien, hingga estimasi
biaya.
Pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat orto sepanjang hari,
baik saat makan maupun saat tidur atau minimal 12 jam sehari. Pasien boleh
melepas alat ketika akan dibersihkan, yaitu saat akan sikat gigi pagi setelah
makan dan malam sebelum tidur dengan cara menyikat dengan lembut
permukaan alat yang berhadapan dengan mukosa mulut menggunakan pasta
gigi. Pasien diinstruksikan untuk kontrol rutin 1 minggu sekali selama
kurang lebih 1 – 1,5 tahun untuk evaluasi stabilitas alat, pengukuran progres
perawatan, dan keluhan pasien lainnya serta pengaktifan alat secara berkala.
Pasien juga diedukasikan untuk belajar menghilangkan bad habit agar tidak
menggangu perawatan dan untuk mencegah terjadinya relaps setelah
perawatan.
Setelah pasien mengerti tentang perawatan ortodontik yang akan
dilakukan, pasien diminta untuk menandatangani informed consent.
strip.
- Gigi yang dilakukan grinding selanjutnya diaplikasi fluor.
3. Koreksi malposisi gigi individual
Setelah kekurangan ruang telah terkoreksi dan pada kontrol berikutnya tidak
ada keluhan dari pasien, tahap selanjutnya dapat dilakukan koreksi malposisi
gigi indiviual dengan menggunakan plat aktif.
Rahang atas
- Komponen plat aktif rahang atas :
Simple spring Ø 0,6 mm kawat stainless pada palatal gigi 23 untuk
mendorong sisi mesial ke arah labial
Finger spring Ø 0,6 mm kawat stainless pada palatal gigi 11, 12, 13,
21, dan 22 untuk menggerakkan gigi ke arah mesial
Adams klamer Ø 0.7 mm kawat stainless, pada gigi 16 dan 27 untuk
retensi dan stabilitas alat
Labial arch Ø 0.7 mm kawat stainless dengan U loop pada gigi 14
dan 24, untuk menekan bagian distal gigi 23 ke arah palatal,
mempertahankan lengkung gigi dari arah labial, serta menambah
retensi dan stabilitas alat.
Plat Akrilik sebagai tempat melekatnya spring dan menambah retensi
dan stabilisasi.
Rahang Bawah
- Komponen plat aktif rahang bawah :
Simple spring Ø 0,6 mm kawat stainless pada lingual gigi 32 dan 32
untuk mendorong gigi ke arah labial
Finger spring Ø 0,6 mm kawat stainless pada palatal gigi 31 dan 41
untuk menggerakkan gigi ke arah mesial
Adams klamer Ø 0.7 mm kawat stainless, pada gigi 46 dan 36 untuk
retensi dan stabilitas alat
Labial arch Ø 0.7 mm kawat stainless dengan U loop pada gigi 34 dan
44, untuk mendorong sisi mesial gigi 33 ke arah lingual, mempertahan
kan lengkung gigi dari arah labial, serta menambah retensi dan
stabilitas alat.
Plat Akrilik sebagai tempat melekatnya spring dan menambah retensi
dan stabilisasi
4. Penyesuaian oklusi
Setelah pengaturan gigi individual dan lengkung gigi, dilakukan penyesuaian
oklusi dengan cara :
a. Pengecekan kontak oklusi dengan kertas artikulasi
Pasien menggigit kertas artikulasi dalam posisi sentrik, kemudian pasien
diminta melakukan gerakan mastikasi. Selanjutnya dilakukan
pengecekan tonjol oklusal dan tepi insisal gigi. Warna yang terlalu tebal
menandakan bahwa terdapat traumatik oklusi, maka dilakukan grinding
dengan diamond bur lalu dihaluskan.
b. Aplikasi topikal fluor
Fluor dalam bentuk topikal diaplikasikan pada gigi untuk mencegah
terjadinya karies pada gigi yang digrinding.
5. Pemakaian retainer
Untuk mencegah relaps pasca perawatan, maka pasien dibuatkan Hawley
retainer pada rahang atas dan rahang bawah dengan komponen-komponen
sebagai berikut :
Labial Arch dengan kawat Ø 0.8 mm dan U loop pada gigi premolar
sebagai fungsi retensi.
Adam Klamer dengan kawat Ø 0,7 mm sebagai fungsi retensi pada gigi
Molar Pertama.
Pasien dijelaskan tentang pemasangan retainer. Umumnya lama pemakaian
selama enam bulan tergantung keadaan maloklusi, dengan perincian sebagai
berikut :
Pemakaian 3 bulan pertama retainer dipakai siang dan malam, dan
pada waktu tidur, baru dilepas pada waktu sikat gigi dan sehabis
makan untuk dibersihkan, dengan waktu kontrol sebulan sekali untuk
pengecekan apakah hasil perawatan berjalan dengan baik.
Plat Ekspansi
Rahang Atas Ket:
1. Adam klamer Ø 0.7mm
3 1
Plat aktif
Rahang atas Ket:
1. Adam klamer Ø 0.7mm
2. Labial arch Ø 0.7mm
3. Plat akrilik
4. Finger spring Ø 0.6 mm
5. Simple spring Ø 0.6 mm
Rahang bawah Ket:
1. Adam klamer Ø 0.7mm
2. Labial arch Ø 0.7mm
3. Plat akrilik
4. Finger spring Ø 0.6 mm
5. Simple spring Ø 0.6 mm
Retainer
Rahang atas Ket:
1. Adam klamer Ø 0.7mm
2 2. Labial arch Ø 0.7mm
3. Plat akrilik
3
2
IX. PROGNOSIS
Prognosis : Baik
Keterangan :
Maloklusi yang dialami pasien merupakan maloklusi tipe dental sehingga
masih memungkinkan untuk dilakukannnya perawatan ortodontik lepasan.
Pasien memiliki kesehatan yang baik
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik yang dapat mengganggu
jalannya perawatan
Usia pasien masih termasuk muda
Pasien kooperatif, dan memiliki motivasi untuk melakukan perawatan.
X. INFORMED CONSENT
8/438268/KG/1157
xr. PENGE,S&HA}{
Narna : Cloria Diana Arnantha
_i
-7 .t
Ll#,r