Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Laser dalam Mendukung Penurunan Mikroorganisme Spesifik


pada Poket Periodontal dengan Bantuan Laser Er,Cr:YSGG

Oleh:

ARIFIA ANINDITA DANASTRI


12/328926/KG/09212

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penyusun juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi sehingga makalah ini dapat
disusun. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami masih banyak


kekurangan dalam meyusun makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
BAB I
LATAR BELAKANG

Terapi penyakit periodontal telah menjadi salah satu bidang utama di


kedokteran gigi modern. 52.7% dari populasi Jerman terkena penyakit ini dan bahkan
39.8% di antaranya menderita periodontitis agresif, sedangkan populasi di Inggris
yang menderita penyakit periodontal tingkat sedang sebanyak 62%.
Gilthorpe dll menggambarkan kerusakan dan perbaikan sekuensial yang terjadi
di lokasi gigi individu seiring berjalannya waktu dengan perkembangan penyakit.
Fenomena ini dipercepat secara individual atau diperlambat oleh faktor yang berbeda.
Satu yang dapat membedakan antara faktor risiko yang dapat dimodifikasi oleh
individu dan atau dokter gigi dan ada pula yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi mempengaruhi secara alami
timbulnya periodontitis dan juga perkembangannya. Hal-hal tersebut yaitu:
(i) Umur/jenis kelamin/etnis
(ii) Prekondisi genetik (sistem imun, saliva)
(iii) Penyakit sistemik (diabetes melitus, HIV, osteoporosis, dan leukimia).
Pada diabetes melitus, terdapat bukti pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki
prevalensi dan tingkat keparahan penyakit periodontal yang lebih tinggi.

Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi yaitu:


(i) Indikator sosioekonomik
Bukti menunjukkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh lebih besar daripada
pendapatan yang secara positif mempengaruhi tingkat periodontitis pada populasi.
(ii) Mikrobiota spesifik
Laporan konsensus pada World Workshop in Periodontics tahun 1996
mengidentifikasi terdapat 3 spesies yang menjadi faktor penyebab periodontitis,
yaitu Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, dan
Tannerella forsythia. Ketiga spesies ini tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya
patogen penyebab. Dalam pengetahuan lain, Prevotella intermedia, Treponema
denticola, dan Fusobacterium nucleatum juga disebutkan sebagai penyebab
periodontitis.
(iii) Merokok
Faktor yang dapat menghambat proses penyembuhan, yang berarti dalam waktu
yang bersamaan perkembangan penyakit dapat ditingkatkan dari kebiasaan
merokok.
Satu-satunya faktor yang dapat dipengaruhi oleh dokter gigi ialah populasi
bakteri di dalam poket periodontal. Pekerjaan dokter gigi merupakan faktor kunci
dalam diagnosis, terapi, dan pemeliharaan kondisi periodontal pasien. Studi ini
berkonsentrasi pada 2 tipe periodontitis yaitu tipe II: periodontitis kronis bagian B:
tipe generalized dan tipe III: periodontitis agresif bagian B: tipe generalized.
Socransky dll, Borrell, dan Papapanou menjelaskan bahwa faktor kunci pada
perawatan periodontal yaitu pengurangan mikroorganisme yang patogen yang menjadi
tujuan perawatan periodontal setiap dokter gigi. Mikroorganisme ini menjadi alasan
untuk terjadi reaksi inflamasi pada gingiva, yang akan menyebabkan kehilangan
gingival attachment pada gigi dan dapat menyebabkan kehilangan gigi.
Perawatan menggunakan laser telah dibuktikan mempunyai efek bakterisid
pada jaringan gigi. Perbedaan panjang gelombang pada tiap jenis laser telah dianalisis.
Investigasi terbaru sejak awal abad ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dari laser
Erbium, chromium doped Yttrium-Scandium-Gallium-Garnet (selanjutnya menjadi
laser Er,Cr:YSGG).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Periodontitis
Periodontitis adalah inflamasi dan infeksi yang terjadi pada jaringan
periodontal dan tulang alveolar penyangga gigi. Periodontitis terjadi apabila inflamasi
dan infeksi yang terjadi pada gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat atau perawatan
yang tertunda. Infeksi dan inflamasi dari gingiva menyebar ke ligamen dan tulang
alveolar yang menyangga gigi. Hilangnya dukungan menyebabkan gigi dapat terlepas
dari soketnya. Periodontitis merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada orang
dewasa. Penyakit ini jarang sekali terjadi pada anak anak tetapi meningkat seiring
bertambahnya usia (Fotek, 2012).
Penyebab utama dari periodontitis adalah akumulasi plak pada permukaan
gigi. Peradangan pada mulanya hanya mengenai jaringan gingiva dan bila
berkelanjutan akan mengenai ligamen dan tulang alveolar penyangga gigi. Karena
plak mengandung bakteri, infeksi yang terjadi dapat menyerupai abses dan
meningkatkan kerusakan tulang (Fotek, 2012). Menurut Newman dkk., (2012), tanda
tanda klinis terbentuknya poket periodontal seperti kemerahan, penebalan gingiva
tepi, perdarahan gingiva dan supurasi, kegoyahan gigi dan terbentuknya celah antar
gigi, rasa sakit lokal atau rasa sakit dalam tulang.
Plak bakteri subgingiva yang dapat menyebabkan periodontitis meliputi bakteri
obligat anaerobik gram negatif seperti Porphyromonas gingivalis, Prevotella
intermedia, Bacteroides forsythus, Fusobacterium nucleatum, Selemonas dan
Campylobacter, serta fakultatif anaerob gram negatif seperti Actinobacillus
actinomycetemcomitans, Capnocytophaga dan Eikenella corrodens (Suwandi, 2010).
Penyakit periodontitis diklasifikasikan dalam tiga jenis utama berdasarkan
klinis, radiografi, riwayat, dan karakteristik laboratorium.
1. Periodontitis kronis
Karakteristik yang biasa terjadi pada pasien dengan periodontitis kronis,
yaitu:
- Rata-rata terjadi pada orang dewasa tetapi dapat juga terjadi pada anak-
anak
- Kebanyakan kerusakan tetap dengan faktor lokal
- Dihubungkan dengan pola mikrobial yang tidak tetap

- Sering kali ditemukan kalkulus subgingiva


- Bergerak lambat ke tahap sedang dengan kemungkinan bergerak lebih
cepat
- Mungkin dimodifikasikan oleh:
 Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, infeksi, HIV
 Faktor lokal yang memberi kecenderungan ke periodontitis
 Faktor lingkungan seperti merokok, stress emosional

Periodontitis kronis diklasifikasikan lokalis dan generalisasi dan karakteristik


seperti rendah, sedang, atau tinggi berdasarkan:
- Kondisi lokalis, melibatkan <30% bagian gingiva
- Kondisi generalis melibatkan >30% bagian gingiva
- Rendah : kehilangan perlakatan 1-2 mm
- Sedang : kehilangan perlakatan 3-4 mm
- Tinggi : kehilangan perlekatan ≥ 5mm

2. Periodontitis Agresif
Karakteristik yang biasa terjadi pada pasien dengan periodontitis agresif, yaitu:
- Kebalikan klinis dari pasien yang sehat
- Kehilangan perlekatan yang lebih cepat dan kerusakan tulang
- Jumlah deposit microbial dengan tidak tetap dengan penyakit yang berat
- Agregrasi familial dari penyakit individu
Periodontitis agresif diklasifikasikan menjadi :
 Kondisi lokalisasi
- Lokasinya pada molar satu atau insisivus dengan kehilangan perlekatan pada
bagian proksimal sekurang-kurangnya 2 gigi permanen, salah satunya M1
- Respon serum antibodi sehat menginfeksi agen
- Serangan circumpubertal penyakit

 Kondisi Generalis
- Biasanya mempengaruhi pasien umur 30 tahun (bisa lebih tua)
- Kehilangan perlekatan pada proksimal secara generalis mempengaruhi minimal
3 gigi M1 dan insisivus
- Kerusakan periodontal yang parah atau hebat
- Respon serum antibodi yang kurang baik menginfeksi agen

» Gambaran klinis dari periodontitis kronis:


- Adanya penumpukan plak supra gingiva dan subgingiva yang biasa di sertai
dengan pembentukan kalkulus
- Tanda- tanda inflamasi gingiva
- Pembentukan poket periodontal yang apabila terjadi resesi gingival bersamaan
dengan kehilangan perlekatan maka poket periodontal nya tetap dangkal
- Kehilangan dangkal
- Supuratif (bernanah)
- Pada pasien dengan OH buruk khas gingiva bisa terjadi pembengkakan ringan
hingga moderat dengan warna merah pucat
- Hilangnya stippling gingiva dan perubahan permukaan topography bisa
meliputi margin gingiva yang kasar dan pipih atau papila berkawah
- Perdarahan pada pemeriksaan poket menggunakan probe
- Perdarahan spontan
- Eksudat dari cairan sulkus dan supuratif dari poket
- Dapat di temukan kehilangan tulang vertikal dan horizontal
(Newman dkk., 2012)

Gambar 1. Periodontitis
(Dhalimunte dkk., 2008)

2. Poket
1. Poket gingiva (relative / false pocket) : poket yang terbentuk karena
pembesaran gingiva tanpa kerusakan jaringan periodontal di bawahnya.
2. Poket periodontal (absolute / true pocket) : pada poket ini terjadi kerusakan
jaringan pendukung. Kedalaman poket terjadi karena kerusakan jaringan periodontal
pendukung dan terlepasnya pengikat gigi.
- Poket supraboni (supracrestal / supra alveolar) ; dasar poket sebelah korona tl
alveolar.
- Poket infabroni (sub crestal / intra alveolar) dasar poket apical tl alveolar.
Tipe kedua lateral dinding poket terletak antara permukaan gigi dan tl alveolar.
Poket dapat meliputi satu / dua / lebih perm gigi, yang berbeda kedalamannya
pada satu gigi, dan sisi proksimal pada satu ruang interdental.

Klasifikasi poket berdasar bentuk mengelilingi gigi :


- Poket simpel; bila yang terkena 1 permukaan
- Poket compound; bila terdapat 2 atau lebih permukaan dengan dasar poket
berhubungan langsung dengan margin gingiva
- Poket kompleks : poket tipe spiral yaitu melibatkan 2 atau lebih permukaan
tetapi sebagian yang berhubungan dengan margin gingiva
(Newman dkk., 2012)

Gambar 2. Hubungan Gambaran Klinis dan Histopatologis Poket Periodontal


(elisa.ugm.ac.id)

3. Laser Er,Cr:YSGG
Perawatan menggunakan laser telah dibuktikan mempunyai efek
bakterisid pada jaringan gigi. Perbedaan panjang gelombang telah dianalisis.
Investigasi terbaru sejak awal abad ini menunjukkan hasil yang menjanjikan
dari laser Erbium, chromium doped Yttrium-Scandium-Gallium-Garnet
(selanjutnya menjadi laser Er,Cr:YSGG).
Penelitian ini mengevaluasi kemampuan laser Er,Cr:YSGG dengan
panjang gelombang 2,780 nm dan firing elastic tip 360º yang menjadi alat
yang tepat untuk mengurangi mikroorganisme patogen di dalam kavitas
rongga mulut dan untuk mengeliminasi biofilm pada permukaan akar dan
gingiva yang terinfeksi di sekitar gigi, sebagai tambahan untuk perawatan
periodontal konservatif non bedah dengan perasaan nyaman bekerja bagi
dokter gigi dan pasien tidak merasa sakit. Tip yang khusus ini mampu untuk
bekerja pada bagian jaringan yang keras di dalam poket periodontal, yaitu
untuk membersihkan permukaan akar serta untuk merawat sisi jaringan lunak
dari poket: (1) Deepitalisasi gingiva dari epitelium junctional, (2) Sterilisasi
eksudat poket dan jaringan ikat, dan (3) Mengkarbonisasi pembuluh darah
yang terbuka (Gutknecht dkk., 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pemilihan Pasien


Pada penelitian ini, 12 pasien dengan periodontitis kronis atau periodontitis
agresif telah diperiksa dan dirawat dengan rencana perawatan yang sama. Pada tiap
kuadran, kedalaman poket yang ditemukan kurang lebih 4-6 mm. Pasien terdiri dari 4
pasien perempuan dan 8 pasien laki-laki. Merokok tidak menjadi faktor yang di
exclude pada desain studi ini. Semua pasien tidak mempunyai penyakit sistemik atau
perawatan medikamental. Mereka tidak mendapatkan perawatan periodontal dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir dan juga tidak konsumsi antibiotik selama 3 bulan
terakhir sebelum memulai pemeriksaan dan selama waktu penelitian. Pasien tidak
diperbolehkan menggunakan chlorhexidine di dalam masa perawatan.

3.2 Protokol Terapi


Satu minggu sebelum pengukuran kedalaman poket dan pengambilan probe
mikrobiologis, pasien diajak ke klinik untuk melihat dental hygienist dalam
pembersihan gigi supragingiva yang profesional. Pada sesi ini, indeks kebersihan
mulut dan indeks bleeding sulkus dievaluasi. Pertemuan kedua dilakukan periodontal
charting dan tes mikrobiologi.
2 minggu setelah pretreatment, semua pasien dilakukan scaling subgingival
nonsurgical dengan scaler sonic dan kuret gracey pada semua gigi. 2 kuadran dirawat
menggunakan laser Waterlase MD Er,Cr:YSGG (Biolase, Irvine, California, USA). 2
kuadran tersebut didistribusikan secara acak pada rahang atas dan bawah, bagian kanan
atau kiri. Irradiation diulang tiga kali, setiap 7 hari untuk 2 kuadran yang sama. Poket
dilaser menggunakan teknik bottom up, yang berarti tip ditempatkan pada dasar poket
dan berpindah secara perlahan arah koronal dengan cara circulating parralel pada
permukaan gigi. Smear mikrobiologis post operasi yang pertama diambil 1 hari setelah
dilaser yang ketiga. Smear diambil hanya dari 2 kuadran yang mendapatkan perawatan
laser.
3 bulan kemudian, pasien menemui dokter gigi kembali untuk smear
mikrobiologis, sesi hygiene, dan indikasi oral. Kontrol terakhir dalam studi ini yaitu 6
bulan setelah perawatan. Pada sesi ini, smear mikrobiologis yang lain diambil dan
kedalaman poket diperiksa lagi.
3.3 Setting Laser
Handpiece standard MD digunakan dengan tip baru RFPT 5-14. Tip ini
mempunyai bentuk baru dan khusus. Laser memiliki diameter 580 mm dan panjang
14 mm. Ini memproduksi emisi radial primer (80%) dari energi laser dengan porsi
emisi lurus (20%). Perusahaan laser menekankan akses yang lebih baik terhadap
bagian sempit dari poket periodontal, tip tidak mempunyai sisi yang bertepi dan
fleksibel. Keuntungan lain dari pola radiasi adalah dapat secara signifikan mengurangi
kekuatan yang secara langsung di depan. Itu dapat mengurangi risiko yang potensial
dari kerusakan ligamen periodontal di dalam poket. Pada waktu yang sama, efisiensi
kekuatan laser secara radial dari ujung tip meningkat untuk lebih efisien pada
permukaan akar dan jaringan lunak gingiva. Ujung tip memiliki diameter 100 nm.
Outcoming radiasi dalam 1/3 bawah dinding samping pada 52º. Tip diperbaharui
setelah penggunaan.
Dalam penggunaan laser untuk poket periodontal, setting untuk penghilangan
inner epihelium yang digunakan, yang direkomendasikan dan FDA-approved oleh
perusahaan Biolase: 1.5 watt, 30 Hz, 11% udara, 20% H2O, H-mode (pulse duration:
140 ms). Rata-rata setting yaitu 1.2 watts sejak tip yang digunakan memiliki faktor
kalibrasi 0.8. Pulse energy yaitu 40 ml dan peak power 285.71 W.

3.4 Diagnostik mikrobiologis


Smear biologis pretreatment diambil dari 5 poket terdalam pada kavitas oral
tetapi paling tidak satu tempat di tiap kuadran sebagai pool probe. Smear didapatkan
dengan paper point steril yang ditempatkan pada bagian terdalam poket. Paper point
ditempatkan selama 5 detik, kemudian dikeluarkan, dan segera diletakkan dalam
transport box. Semua 5 paper point diletakkan pada box yang sama.
Carpegen Periodiagnostik di Minister, Jerman melakukan diagnosis. Mereka
menggunakan real time PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk menentukan 6
patogen periodontal:
(i) Aggregatibacter actinomycetemcomitans (A.a.)
(ii) Porphyromonas gingivalis (P.g.)
(iii) Tannerella forsythia (T.f.)
(iv) Treponema denticola (T.d.)
(v) Fusobacterium nucleatum ssp. (F.n.)
(vi) Prevotella intermedia (P.i.)
Dengan teknik khusus, dapat memungkinkan untuk menentukan tiap mikroba
dengan batasan deteksi 100 sel. Analisis mikrobiologis membawa pada kesimpulan:
(i) Keseluruhan jumlah bakteri pada poket periodontal
(ii) Fraksi jumlah bakteri patogen periodontal, yang berarti perhitungan 6 bakteri
di atas dalam presentase keseluruhan jumlah bakteri
(iii) Perhitungan akurat tiap bakteri

3.5 Statistik
Analisis statistik untuk kedalaman poket dengan statistik deskriptif. Untuk
statistik mikrobiologis, tingkat signifikansi dikalkulasi oleh tes Wilcoxon (nilai P
<0.05).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Kedalaman poket pada semua tempat di setiap pasien diukur sebelum
perawatan periodontal dan 6 bulan setelah perawatan. Terdapat 580 tempat yang
diukur yang dirawat secara konvensional dan 588 tempat yang diukur yang dirawat
dengan tambahan laser. Kedalaman poket sebelum perawatan antara 2 – 12 mm.
Hanya 9 pasien yang memiliki kedalaman poket antara 10 – 12 mm. Sisanya dalam
range 2 – 8 mm.
Setelah 6 bulan pasca operasi, kedalaman poket menjadi 1 – 5 mm. Semua
poket yang dalam di pasien 9 berkurang menjadi 4 mm dan di bawahnya. Hanya di
pasien 5 masih 5 - 7 mm setelah perawatan. Poket yang dalam tersebut hanya
ditemukan di kelompok non laser.
Rata-rata pengurangan kedalaman poket hampir sama di kuadran yang dirawat
secara konvensional dan menggunakan laser. Rata-rata pengurangan untuk yang
dirawat secara konvensional yaitu 1.89 mm (standar deviasi 0.76). Rata-rata
pengurangan untuk yang dirawat menggunakan laser adalah 1.92 mm (standar deviasi
0.64). Jadi terdapat sedikit pengurangan kedalaman poket yang lebih tinggi setelah 6
bulan pada kelompok laser (Tabel 1).

Total jumlah bakteri artinya semua bakteri yang ditemukan dan dihitung di
biopsi, tidak hanya 6 patogen yang telah disebutkan. Pada grafik, dapat dilihat total
jumah bakteri yang berkurang selama masa pemeriksaan. Langsung setelah
perawatan, jumlah bakteri berkurang dari 91.2.109 menjadi 42.1.109, dan setelah 3
bulan menjadi 12.9.109 12972500. 6 bulan setelah perawatan, jumlah bakteri 10.3.109.
Kuantitas bakteri berkurang menggunakan perawatan laser secara signifikan
dari titik start ke 3 bulan setelah perawatan (P<0.002) dan juga ke 6 bulan setelah
perawatan (P<0.004). Persentase pengurangan semua bakteri untuk semua pasien dari
penyakit sampai 6 bulan setelah operasi yaitu -88.72%.
Perhitungan Setiap Patogen
Prevotella intermedia merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan. Rata-
rata jumlah yaitu 10.2.109. Bakteri ini tidak ditemukan di 4 pasien sehingga rata-
ratanya memiliki standar deviasi yang sangat tinggi (25.109). Pada pasien yang
ditemukan bakteri ini, didapatkan jumlah yang tinggi mencapai 9.1.10 7. Oleh karena
itu, bakteri ini berkurang setelah 3 bulan dan 6 bulan menjadi 8.7.10 5. Pengurangan
terjadi secara signifikan setelah 3 bulan (P=0.013).
Porphyromonas gingivalis ditemukan di semua kecuali 4 pasien. Setelah 3
bulan, pada 8 pasien jumlah bakteri berkurang lebih dari 92%. Setelah 6 bulan,
kuantitas di 2 pasien meningkat lagi. Masih terdapat pengurangan lebih dari 99% di 3
pasien, 5 pasien berkurang lebih dari 85%.
Tannerella forsythia berkurang di semua pasien tetapi salah satunya langsung
setelah perawatan rata-ratanya dari 2.4.106 menjadi 2.6.105. Dari awal rata-rata 1.4.105
setelah 6 bulan menjadi 1.3.105.
Treponema denticola ditemukan di semua pasien dengan jumlah rata-rata
3.3.106. Itu berkurang 1 hari setelah perawatan dan 3 bulan setelah perawatan.
Pengurangan yang besar terbukti kembali dari 2.7.105 pada 3 bulan dan 1.2.105 pada 6
bulan setelah perawatan. Pada 1 pasien, bakteri ini berkurang hingga 100% dan pada 4
pasien lebih dari 99% setelah 6 bulan.

Fusobacterium nucleatum juga menunjukkan respon terhadap perawatan laser.


Rata-rata 10 pasien 5.3.105. Kemudian berkurang 1 hari setelah perawatan menjadi
2.5.105 dan berkurang kembali setelah 3 bulan menjadi 1.3.105.
Aggregatibacter actinomycetemcomitans harus dievaluasi di cara yang
berbeda. Ia hanya muncul pada 3 pasien dengan jumlah yang tidak imbang. Karena
itu, tidak masuk akal apabila akan menghitung rata-ratanya. Pada 2 pasien, bakteri ini
berkurang. Pada 1 pasien, jumlahnya meningkat secara drastis.

Fraksi patogen periodontal


Bagian ketiga dari diagnosis pada smear mikrobiologis adalah fraksi dari
patogen yang telah disebutkan dari semua bakteri yang terdapat pada poket
periodontal. Jumlah fraksi dalam persentase ditentukan di setiap smear. Fraksi setiap
pasien berbeda, sehingga terdapat standar deviasi rata-rata yang tinggi, terutama untuk
hasil 6 bulan pasca perawatan. Rata-rata semua pasien berkurang dari 12,63% menjadi
5,94% langsung setelah perawatan dan menjadi 6,1% 3 bulan setelah perawatan.
Jumlah ini meningkat setelah 6 bulan menjadi 11,56%.
B. Pembahasan
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua metode perawatan
untuk kedalaman poket setelah 6 bulan. Meskipun efek antibakterial perawatan laser
sangat efektif, pengurangan poket hampir sama dengan kuadran non laser. Investigasi
yang menarik selanjutnya dapat menggunakan kontrol jangka panjang setelah 1 tahun
atau bahkan setelah 3 tahun untuk menentukan peran jangka panjang dari hasil
mikrobiologis. Crespi dkk. menemukan pada studi follow up 2 tahun terdapat
perbedaan yang signifikan pada kedalaman probing antara perawatan menggunakan
Er:YAG dan perawatan konvensional menggunakan alat ultrasonik.
Schwarz dkk. juga menemukan level attachment yang signifikan lebih baik
pada tempat yang dirawat menggunakan laser setelah 2 tahun dibandingkan dengan
SRP. Ini cukup mengkonfirmasi bahwa perawatan laser mempunyai efek
pemeliharaan yang lebih baik daripada semua macam perawatan periodontal
konservatif. Sejak kita memiliki alat yang canggih, seperti sekarang 360º firing tips,
penelitian selanjutnya harus memiliki kemajuan dengan instrumen tersebut. Mungkin
dengan setting yang berbeda atau advanced water-cooling system untuk tip dapat
membuat hand instrument menjadi tidak begitu dibutuhkan. Perawatan dengan laser
dapat menjadi gold standard untuk perawatan periodontal.
Selama penelitian, kebanyakan pasien merasa nyeri dan meminta untuk
anestesi lokal untuk sesi laser selanjutnya. Nyeri dideskripsikan sebagai nyeri tumpul
pada seluruh gingiva yang dirawat menggunakan laser. Pada 2 pasien, terjadi
transformasi permukaan gingiva berupa white mucosal yang hilang setelah 2 hari.
Kemungkinan ini terjadi karena terlalu banyak energi pada tip yang berpenetrasi pada
jaringan sekitar. Bisa juga terjadi karena water-cooling yang tidak mencapai dasar
poket dan energi termal laser yang terlalu banyak pada regio ini. Meskipun panjang
tip 14 mm dan kadang-kadang jaringan poket sangat rapat, water-cooling
kemungkinan tidak dapat mencapai ujung tip.

BAB V
KESIMPULAN

1. Laser memiliki efek bakterisidal sehingga diperlukan dalam perawatan


periodontal.
2. Efek bakterisidal pada laser memiliki efek pemeliharaan dan penyembuhan luka
yang lebih baik dan penyembuhan luka daripada scaling root planing.
3. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai setting laser untuk mengurangi nyeri
dan reaksi jaringan lunak pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Dhalimunthe, Saidina Hamzah. Periodonsia, Edisi Revisi. Medan: Departemen


Periodonsia FKG-USU. 2008. 87, 105-141, 1-32, 127-13.
Fotek, I., 2012, Periodontitis, Medline Plus Medical Encyclopedia,
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001059.htm diunduh tanggal 5
Desember 2017.

F. Schwarz., A. Sculean., M. Berakdar., T. Georg., E. Reich., dan J. Becker., 2003,


Periodontal Treatment with an Er: YAG laser or scaling and root planing. A 2 Year
follow up split mouth study, Journal of Periodontology, vol 74 No 5: 590-596.

Gutknecht, N., Betteray, C.V., Ozturan, S., Vanweersch, L., dan Franzen, R., 2015,
Laser Supported Reduction of Specific Microorganisms in the Periodontal Pocket
with the Aid of an Er,Cr:YSGG Laser: A Pilot Study, The Scientific World
Journal¸ volume 2015 Article ID 450258: 1-7.

Newman, M.G, Takei, H.H, Carranza, F.A., 2012, Carranza’s Clinical


Periodontology, 9th ed, Saunders Comp, Philadelphia.

R. Crespi., P. Cappare., I. Toscanelli., E. Gherlone., dam G.E. Romanos., 2007,


Effects of Er:YAG Laser compared to ultrasonic scaler in periodontal
treatment: a 2 year follow up split mouth study, Journal of Periodontology, vol
78 no 7: 1195-1200.

Suwandi, T., 2010, Perawatan Awal Penutupan Diastema Gigi Goyang pada Penderita
Periodontitis Kronis Dewasa, Jurnal PDGI, Vol 59 No 3.

Anda mungkin juga menyukai