0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan22 halaman
Dokumen tersebut merupakan kasus periodontia pasien laki-laki berusia 35 tahun yang mengeluhkan gusi yang sering berdarah saat makan atau sikat gigi beserta diagnosa dan rencana perawatan. Diagnosa pasien adalah periodontitis kronis yang disebabkan oleh faktor lokal seperti akumulasi plak serta faktor sistemik seperti merokok. Rencana perawatannya terdiri dari 3 fase yaitu fase terapi inisial untuk menghil
Dokumen tersebut merupakan kasus periodontia pasien laki-laki berusia 35 tahun yang mengeluhkan gusi yang sering berdarah saat makan atau sikat gigi beserta diagnosa dan rencana perawatan. Diagnosa pasien adalah periodontitis kronis yang disebabkan oleh faktor lokal seperti akumulasi plak serta faktor sistemik seperti merokok. Rencana perawatannya terdiri dari 3 fase yaitu fase terapi inisial untuk menghil
Dokumen tersebut merupakan kasus periodontia pasien laki-laki berusia 35 tahun yang mengeluhkan gusi yang sering berdarah saat makan atau sikat gigi beserta diagnosa dan rencana perawatan. Diagnosa pasien adalah periodontitis kronis yang disebabkan oleh faktor lokal seperti akumulasi plak serta faktor sistemik seperti merokok. Rencana perawatannya terdiri dari 3 fase yaitu fase terapi inisial untuk menghil
PERAWATAN KASUS PERIODONTIA Pembimbing : drg. Vera Disusun oleh : Tri Utami/ J520110021
SKENARIO Pasien laki-laki 35 th datang ke klinik gigi, memeriksakan gusinya yang sering berdarah jika dbuat makan atau ketika menyikat gigi. Pasien juga mengeluhkan bau mulut dan ada beberapa giginya yg modot . Kondisi OH pasien buruk dan pasien seorang perokok berat. IDENTITAS PASIEN Nama : Mali Umur : 35 th
Jenis kelamin : laki-laki Pekerjaan : tani Alamat : gunung kidul Status : sdh menikah
ANAMNESIS 1. KELUHAN UTAMA (CC) pasien memeriksakan gusinya yang sering berdarah
2. PRESENT ILLNESS (PI) Bedarah ketika makan atau sikat gigi Sudah lama diderita
3. PAST DENTAL HISTORY (PDH) Belum pernah ke dokter gigi sebelumnya untuk melakukan perwatan kasus tsb.
4. PAST MEDICAL HISTORY (PMH) Tidak ada penyakit sistemik
5. FAMILY HISTORY (FH) Tidak ada anggota keluarga yg mengalami penyakit ini sebelumnya
6. SOCIAL HISTORY (SH) Pasien tinggal bersama keluarganya PEMERIKSAA N EKSTRA ORAL a. Kepala : normal b. Leher : normal c. Wajah : normal d. TMJ : normal INTRA ORAL a. mukosa lidah : normal b. mukosa palatum : normal c. mukosa pipi : normal d. mukosa bibir : normal
GINGIVA a. warna : merah muda pucat b. tekstur : halus, mengkilat/ tdk stippling c. bentuk : tepi membulat dan pada interdental gingiva mendatar d. konsistensi : lunak / tidak kenyal e. poket gingiva : ada f. Resesi : ada JARINGAN PERIODONTAL poket periodontal : kedalaman poket 5mm
PEMERIKSAAN
Probing Foto Rontgen Inspeksi
MENGUKUR KEDALAMAN POKET Perdarahan saat probing dari derajat 1, derajat 2, derajat 3, hingga derajat 4 FOTO RONTGEN KONDISI MULUT YANG KOTOR
DIAGNOSIS Periodontitis kronis adalah suatu bentuk penyakit periodontal yang mengakibatkan peradangan dalam jaringan pendukung gigi, kehilangan perlekatan dan tulang yang progresif dan ditandai oleh pembentukan kantung dan resesi gingiva. Ini adalah bentuk periodontitis paling umum, yang lazimnya pada orang dewasa, namun dapat terjadi pada semua usia. Kehilangan perlekatan biasanya terjadi secara perlahan, tetapi periode perkembangan yang cepat juga dapat terjadi.
PERIODONTAL SEHAT >< PERIODONTITIS ETIOLOGI Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya akumulasi plak pada gigi dan gingival. Ada beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam peningkatan resiko terjadinya penyakit, antara lain:
1) Faktor lokal. Akumulasi plak pada gigi dan gingival pada dentogingival junction merupakan awal inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis. Bakteri biasanya memberikan efek lokal pada sel dan jaringan berupa inflamasi. 2) Faktor sistemik Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada pasien yang memiliki penyakit sistemik yang mempengaruhi keefektivan respon host. Diabetes merupakan contoh penyakit yang dapat meningkatkan keganasan penyakit ini. 3) Lingkungan dan perilaku Merokok dapat meningkatkan keganasan penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih banyak kehilangan attachment dan tulang, lebih banyak furkasi dan pendalaman poket. Stres juga dapat meningkatkan prevalensi dan keganasan penyakit ini. 4) Genetik Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu keluarga, ini kemungkinan menunjukkan adanya faktor genetik yang mempengaruhi periodontitis kronis ini.
KARAKTERISTIK UMUM Karakteristik yang ditemukan pada pasien periodontitis kronis yang belum ditangani meliputi akumulasi plak pada supragingival dan subgingival, inflamasi gingiva, pembentukan poket, kehilangan periodontal attachment, kehilangan tulang alveolar, dan kadang- kadang muncul supurasi. Pada pasien dengan oral hygiene yang buruk, gingiva membengkak dan warnanya antara merah pucat hingga magenta. Hilangnya gingival stippling dan adanya perubahan topografi pada permukaannya seperti menjadi tumpul dan rata (cratered papila). Kedalaman poket bervariasi, dan kehilangan tulang secara vertikal maupun horizontal dapat ditemukan. Kegoyangan gigi terkadang muncul pada kasus yang lanjut dengan adanya perluasan hilangnya attachment dan hilangnya tulang Periodontitis kronis dapat didiagnosis dengan terdeteksinya perubahan inflamasi kronis pada marginal gingiva, adanya poket periodontal dan hilangnya attachment secara klinis.
KEGANASAN PENYAKIT Keganasan pada kerusakan periodontal terjadi akibat lama tidaknya waktu terkena penyakit. Dengan bertambahnya usia, hilangnya attachment dan tulang akan menjadi lebih prevalensi dan berbahaya karena adanya akumulasi dari kerusakan. Keganasan penyakit dibagi menjadi : 1) Slight (mild) periodontitis Kerusakan periodontal yang ringan dan hilangnya attachment tidak lebih dari 1-2 mm. 2) Moderate periodontitis Kerusakan periodontal yang sedang dan hilangnya attachment 3-4 mm. 3) Severe periodontitis Kerusakan periodontal yang berbahaya dan hilangnya attachment lebih dari 5mm. Moderate periodontitis Severe periodontitis
PROGNOSIS Penelitian memperlihatkan bahwabakteri yang bernama Lactobacillus reutri Prodentis dapat menambah efektivitas perawatan standarperiodontitis yaitu scaling dan root planing (SRP) dalam mengurangi kedalaman poket periodontal (periodontal pocket depth / PPD) dan memperbaiki tingkat perlekatan klinis (clinical attachment level / CAL) yang merupakan parameter keberhasilan suatu perawatan periodontal.
Lebih jauh lagi, ternyata bakteri L. reutri Prodentis ini juga merupakan probiotik pertama yang secara signifikan dapat mengurangi populasi 3 jenis bakteri patogen yang terdapat dalam rongga mulut pasien penderita periodontitis kronis. Selain itu, penelitian tersebut juga menyatakan bahwa probiotik ini juga dapat mengatasi peradangan pada gusi.
Dalam penelitian ini, 30 pasien periodontitis kronis diikut sertakan dalam penelitian yang berangsung selama 42 hari. Bakteri L. reutri Prodentis dan placebo diberikan dalam bentuk tablet hisap yang dikonsumsi 2 kali sehari pada hari ke 21 sampai hari ke 42, setelah sebelumnya pada hari pertama semua pasien dilakukan perawatan SRP pada setengah mulutnya.
Hasilnya memperlihatkan kalau kombinasi perawatan SRP yang disertai pemberian bakteri probiotik ini dapat memberikan hasil positif perawatan yang signifikan dibandingkan hanyaSRP saja, yang dilihat dari nilai PPD dan CAL. Sedangkan pemberian probiotik, baik yang disertai maupun tanpa dilakukan perawatan SRP, sama-sama dapat mengurangi sampai 90% populasi bakteri patogen penyebab penyakit periodontal seperti Aggregibacter actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, dan Prevotella intermedia.
Hasil penelitian ini dipublikasikan online pada Journal of Microbiology edisi 2 November 2010.
Periodontitis kronis terjadi pada lebih dari 40% populasi orang dewasa. Perawatan standarSRP yang dilakukan dokter gigi bertujuan untuk menghilangkan plak yang terdapat di dalampoket periodontal untuk mengurangi bakteri patogen dan mencegah penyakit bertambah parah.
RENCANA PERAWATAN EDUKASI, MOTIVASI MENGHILANGKAN SEMUA FAKTOR PENYEBAB LOKAL MERENCANAKAN PERAWATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
Perawatan periodontitis dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu: Fase I : fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase I : 1.Memberi pendidikan pada pasien tentang kontrol plak. 2.Scaling dan root planing 3.Perawatan karies dan lesi endodontik 4.Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over hanging 5.Penyesuaian oklusal (occlusal ajustment) 6.Splinting temporer pada gigi yang goyah 7.Perawatan ortodontik 8.Analisis diet dan evaluasinya 9.Reevaluasi status periodontal setelah perawatan tersebut diatas
Fase II : fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap deformitas anatomikal seperti poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal. Berikut ini adalah bebertapa prosedur yang dilakukun pada fase ini: 1. Bedah periodontal, untuk mengeliminasi poket dengan cara antara lain: kuretase gingiva, gingivektomi, prosedur bedah flap periodontal, rekonturing tulang (bedah tulang) dan prosedur regenerasi periodontal (bone and tissue graft) 2. Penyesuaian oklusi 3. Pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilang Fase III: fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini: 1.Riwayat medis dan riwayat gigi pasien 2.Reevalusi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat scor plak, ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi 3.Melakukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan tulang alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali 4.Scalling tiap 6 bulan seksli, tergantung dari evektivitas kontrol plak pasien dan pada kecenderungan pembentukan kalkulus 5.Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis