Anda di halaman 1dari 5

Penyakit Periodontal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit periodontal banyak diderita oleh semua golongan umur. Keadaan penyakit yang
berat atau ringan mengganggu penampilan klinis, kenyamanan, hingga kondisi psikis
penderitanya. Keadaan ini terdiri dari sekumpulan penyakit dengan tanda-tanda, penyebab,
perjalanan penyakit serta respons terhadap terapi yang sama. Secara tradisional penyakit ini
terdiri dari dua kategori yaitu penyakit gingiva dan penyakit periodontal. Hingga kini
klasifikasi penyakit tersebut masih dirasasakan tumpang tindih.
Terbitnya harapan hidup manusia telah membuat penyakit periodontal dan pengobatan
mereka menjadi lebih kompleks. Penuaan dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dan
penyakit kardiovaskular sering mengakibatkan komplikasi pada jaringan periodontal.
Demikian pula, pasien yang menggunakan obat secara terus menerus, seperti steroid, anti-
koagulan atau imunosupresif sering naik. Manifestasi pada jaringan periodontal atau
komplikasi ketika melakukan tindakan untuk pengobatan. Dapat
dikatakanbahwa peningkatan penyakit sistemik yang dialami saat ini dikarenakanpopulasi,
identifikasi awal yang perlu dilakukan tentang risiko medis yang berhubungan dengan
penyakit periodontal dan keberhasilan treatment. (1)Hubungan antara status kesehatan umum,
sistemik penyakit, dan penyakit periodontal telah dipelajari intensif. Dengan beberapa
pengecualian, telah menunjukkan bahwa kontribusi penyakit sistemik untuk
patogenesis penyakit periodontal adalah lebih penting daripada faktor–
faktor primer etiologi. (2)Perkembangan periodontal penyakit tidak dapat dipisahkan dari
immunopathological yang tanggapan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh
dalam jaringan periodontal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan jaringan periodontal?
2. Apa saja penyakit yang dapat terjadi pada jaringan periodontal?
3. Bagaimana perawatan untuk penyakit pada jaringan periodontal?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka maka tujuan yang ingin dicapai
dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi jaringan periodontal
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit yang terjadi pada jaringan periodontal
3. Untuk mengetahui jenis perawatan untuk penyakit pada jaringan periodontal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jaringan Periodontal


Jaringan periodontal adalah suatu jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi.
Struktur jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligamenperiodontal, tulang alveolar dan
sementum. Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang menutupi tulang alveolar dan
berfungsi melindungi jaringan di bawahnya. Gingiva normal memiliki warna merah muda,
konsistensi yang kenyal dan tekstur stippling atau seperti kulit jeruk. Ligamenperiodontal
adalah jaringan konektif yang mengelilingi gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen
periodontal berfungsi melindungi pembuluh darah dan saraf, perlekatan gigi terhadap tulang
dan pertahanan benturan keras akibattekanan oklusal. Tulang alveolar adalah jaringan keras
yang tersusun dari lapisan-lapisan tulang yang berfungsi sebagai penyangga gigi.
Sementumadalah bagian yang menyelimuti akar gigi, bersifat keras, tidak memiliki pembuluh
darah dan berfungsi sebagai perlekatan ligamen periodontal

2.2 Klasifikasi Penyakit Pada Jaringan Periodontal


Pada akhir tahun 1999 American Academy of Periodontology mendapatkan persetujuan
bersama mengenai klasifikasi dan kondisi penyakit periodontal. Penamaan penyakit
periodontitis sering berganti yang awalnyaAdult Periodontitis kemudian berganti
menjadi Chronic Periodontitis, Early-Onset Periodontitis menjadi Aggressive Periodontitis.
Prepubertal Periodontitis menjadi Aggressive Periodontitis occurring
Prepubertally.Perubahan nama tersebut berdasarkan alasan sebagai berikut. Adult
Periodontitis adalah bentuk periodontitis yang sangat umum terjadi pada orang dewasa
namun dapat ditemukan pada gigi susu maupun remaja, sedangkan istilah Chronic
Periodontitis tidak terlalu terkait pada umur penderitanya. Early-Onset Periodontitis dapat
terjadi pada berbagai umur dan penyakit tersebut tetap dapat ditemukan meskipun
penderitanya bertambah tua. Jadi istilah Juvenile Periodontitis dan Rapidly Progressive
Periodontitissebagai bagian dari Early-Onset Periodontitis menjadi satu yaitu Aggressive
Periodontitis dan dapat terjadi secara local maupun menyeluruh. Namun untuk memudahkan
para pembaca memahaminya berdasarkan pendekatan klinis sengaja dalam tulisan ini
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu Periodontitis dan Gingivitis.
1. Periodontitis
Periodontitis merupakan kelainan jaringan pendukung gigi yang telah melibatkan
kerusakan pada ligamen periodontal (Attachment loss) maupun resorbsi dari tulang alveolar
(Bone loss).

2. Gingivitis
Gambaran klinis dari gingivitis atau inflamasi gingiva yaitu gingiva berwarna merah
sampai kebiruan dengan pembesaran kontur gingiva karena edema dan mudah berdarah jika
diberikan stimulasi seperti saat makan dan menyikat gigi. Gingivitis merupakan penyakit
yang reversibel. Hingga kini belum banyak diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi
perubahan status gingivitis kronis menjadi periodontitis destruktif.

Penyakit periodontal yang mengenai gingiva disebut gingivitis, sedangkan penyakit


periodontal pada jaringan periodontal lebih dalam disebut periodontitis (Setiyohadi dan
Krishnamurthy, 1993). Fedi dkk., (2000) menganggap bahwa periodontitis merupakan
lanjutan gingivitis yang tidak terawat. Demikian juga faktor-faktor lokal yang dianggap
sebagai penyebab gingivitis juga dianggap sebagai penyebab periodontitis.
Anggapan ini tidak berlaku sebaliknya, karena gingivitis tidak selalu berlanjut menjadi
periodontitis, dan selain faktor-faktor lokal, banyak sekali faktor-faktor lain yang dapat
menimbulkan penyakit periodontal, baik pada gingivitis maupun periodontitis. Bahkan pada
periodontitis sendiri terdapat bermacam-macam faktor etiologi dan juga manifestasi klinik
yang bervariasi. Periodontitis kadang terkait dengan kondisi sistemik seperti diabetes
mellitus, infeksi HIV, dan penyakit sistemik lainnya yang tentu saja dengan manifestasi
klinik yang berbeda-beda. Pemeriksaan dengan cermat terhadap penampakan klinis dari
jaringan periodontal sangat membantu dalam mendapatkan informasi tentang status
periodontitis pasien (Armitage, 2000).

2.3 Perawatan Penyakit Pada Jaringan Periodontal


1. Kontrol Plak
Pengendalian plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan plak pada
permukaan gigi. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi.
Pembuangan secara mekanis merupakan metoda yang efektif dalam mengendalikan plak dan
inflamasi gingival. Pengendalian plak dapat dikategorikan dalam pengendalian plak secara
profesional dan pengendalian plak yang dilakukan oleh pasien. Adanya hubungan yang
signifikan antara akumulasi dari plak bakteri pada gigi dan perkembangan dari penyakit
gingivitis dan periodontitis dan telah dibuktikan dengan penelitian klinik maupun
epidemiologi, jadi bisa dikatakan plak bakteri adalah penyebab utama dari penyakit
inflamasi. Tanpa adanya plak kontrol atau pengendalian plak, tidak dapat diperoleh maupun
dipertahankannya keadaan jaringan periodontal yang sehat. Plak kontrol merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari penatalaksanaan penyakit periodontal.

2. Scaling
Scaling adalah prosedur pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan supragingiva dan
subgingiva. Root planing adalah prosedur pengambilan sisa kalkulus dan sementum pada
akar gigi sehingga diperoleh permukaan akar gigi yang mulus dan bersih. Tujuan utama dari
scaling dan root planing adalah meningkatkan kesehatan gingiva dengan mengambil elemen
penyebab inflamasi gingiva yaitu plak, kalkulus, endotoksin dari permukaan gigi. Setelah
scaling dan root planing dilakukan, terjadi penurunan yang bermakna dari bakteri spirochetes,
motil rod, bakteri patogen seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas
gingivalis, dan Prevotella intermedia, da terjadi peningkatan bakteri coccus. Perubahan
mikrobiota ini menghasilkan penurunan atau menghilangkan inflamasi secara klinis.
Perubahan mikrobial yang positif ini harus dipertahankan dengan prosedur scaling dan root
planing yang berkala selama terapi periodontal pendukung.

3. Kuretase
Kuretase merupakan salah satu bentuk perawatan bedah periodontal. Kuretase adalah
tindakan membersihkan jaringan lunak pada bagian dalam dinding poket dari jaringan
granulasi/nekrotik dengan tujuan mengganti jaringan granulasi pada dinding poket dengan
luka yang segar, luka tersebut akan merangsang aktivitas pagositosis unutk meresorbsi toksin
dan jaringan nekrotik sehingga dapat menyembuhkan jaringan dan keradangan.

4. Gingivektomi
Gingivektomi menurut Carranza (2006) adalah eksisi gingival sedangkan menurut Manson
and Eley (1993), gingivektomi adalah penghilangan seluruh dinding jaringan lunak pada
poket. Tujuan operasi gingivektomi adalah untuk menghilangkan poket gingival dengan cara
melakukan reseksi jaringan gingival.

5. Splinting
Splint adalah alat yang dibuat untuk mengencangkan atau menstabilkan gigi-gigi yang
goyang akibat suatu adanya injuri atau penyakit. Pada perawatan periodontal, splint
digunakan pada keadaan kegoyangan gigi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar. Selain
menstabilkan gigi yang goyang, splint ini juga harus mendistribusikan kekuatan oklusi,
mengurangi serta mencegah trauma oklusi, membantu penyembuhan jaringan periodontal,
dan memperbaiki estetika.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang teersebar luas di masyarakat,
dimulai pada masa anak-anak dan memperlihatkan gejala kerusakan pada usia dewasa setelah
timbul perubahan dan kerusakan yang bersifat irreversibel. Penyakit periodontal dapat
didefinisikan sebagai proses patologis yang mengenai jaringan periodontal. Penyakit
periodontal disebabkan oleh faktor etiologi lokal dalam mulut, khususnya bakteri. Meski
demikian, dikenal pula beberapa penyakit sistemik dan kelainan tertentu yang dapat
menurunkan atau mengubah pertahanan serta respon hospes, sehingga mempermudah
terjadinya penyakit periodontal. Penyakit periodontal dibagi menjadi periodontitis dan
gingivitis. Perawatan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan kontrol plak, scaling,
kurektasi, gingivektomi dan splinting.
3.2 Saran
Agar tidak terkena penyakit pada jaringan periodontal, masyarakat disarankan untuk
mengontrol makanan dan datang untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan
sekali.

REFERENSI

Nurul, Dewi. 2002. Infeksi Dalam Bidang Periodonsia. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia.
Ramadhani, Zuhda Febrina, Deby Kania Tri Putri, Cholil. 2014. Prevalensi Penyakit
Periodontal Pada Perokok Di Lingkungan Batalyon Infanteri 621/Manuntung Barabai Hulu
Sungai Tengah. DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 2. September 2014.
Suryono, Ph.D.drg. Kepaniteraan Periodonsia. Universitas Gadjah Mada Fakultas
Kedokteran Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Anda mungkin juga menyukai