PENDAHULUAN
Normal Saline (NS) 0,9% merupakan larutan Natrium Klorida dan Ringer
Laktat juga disebut sebagai Lactated Ringers (LR) adalah dua cairan primer yang
selama beberapa dekade. Larutan kristaloid mengandung kristal gula atau garam yang
dilarutkan dalam air. Kedua larutan tersebut didasarkan pada kemampuan cairan
untuk melintasi membran sel sehingga mengubah tingkat cairan atau menyediakan
ekspansi cairan. Larutan kristaloid digunakan untuk mengganti cairan yang paling
penting yang termasuk ketika kehilangan darah saat trauma. Kontrol kerusakan
awal produk darah untuk pasien trauma dengan hipotensi berat. Ketika produk darah
tidak tersedia, larutan kristaloid tetap merupakan alat penting untuk kelangsungan
hidup pasien. Normal Saline mengandung sekitar 154 mM Na+ dan Cl- dengan rata-
rata pH 5,0 dan osmolaritas 308 mOsm/L. Larutan RL memiliki elektrolit 130 mM
Na+, dan 109 mM Cl-, 28 mM laktat. PH rata-rata RL adalah 6,5 dan sedikit hipo
osmolar yaitu 272 mOsm/L. Normal Saline secara terapeutik digunakan untuk
penyimpanan darah dan transfusi darah. Pada penelitian dengan hewan dan manusia
telah menunjukkan bahwa infus dengan volume sedang sampai besar dengan NS
vasokonstriksi ginjal, penurunan kecepatan aliran arteri ginjal dan mengurangi GFR
Normal Saline. Keseimbangan asam basa RL yang lebih baik telah terbukti
1
masif, hasil yang serupa juga ditemukan pada babi yang menunjukkan keunggulan RL
dalam kasus trauma berat. Namun laktat yang ada pada RL di metabolisme di hepar
boleh diberikan kepada pasien dengan gangguan hepar. RL juga mengandung kalsium
yang mampu mengikat anti koagulan selama transfusi darah yang dapat menyebabkan
untuk RL dengan ketidakpastian ini, dalam penelitian ini kami mencoba untuk
mengevaluasi efek resusitasi cairan pada pasien dengan perdarahan ringan sampai
Penelitian dilakukan di rumah sakit perawatan tersier dan telah mendapat izin
dari komite etika institusional. Persetujuan tertulis diperoleh dari semua pasien
penelitian. Pasien tanpa trauma serius dan kehilangan darah ringan sampai sedang
dilibatkan dalam penelitian ini. Semua peserta berusia antara 20 hingga 30 tahun.
Eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan trauma serius, cedera kepala,
Pasien dengan riwayat hipertensi, diabetes dan kondisi komorbid lain tidak
termasuk dalam penelitian ini. Jumlah total pasien adalah n=26 dan pasien secara acak
dibagi menjadi dua kelompok, grup Normal Saline (NS) [n=13] dan Ringer Laktat
(RL) [n=13]. Sampel darah dikumpulkan pada 0 menit, 15 menit, 1 jam, 3 jam dan 6
jam setelah resusitasi dan data dicatat dan dianalisis. Pasien akan menerima cairan
2
tersebut secara IV yang dipantau jantung dan oksigen dengan monitor. Meskipun
tidak mungkin bahwa subyek akan mengalami keadaan darurat medis selama
penelitian ini, namun ada dokter/residen yang mendampingi selama proses penelitian.
Jika ada subjek yang terkena efek samping dari cairan, mereka akan segera diobati.
3. ANALISIS STATISTIK
4. HASIL
(MAP). Rata-rata MAP sebelum memulai resusitasi pada pasien adalah 66.25mmHg.
Dalam resusitasi kelompok Normal saline dengan 139 ± 10 ml/Kg menghasilkan nilai
Denyut jantung (heart rates) dicatat sebelum resusitasi dan setelah resusitasi.
Rata-rata denyut jantung ditemukan meningkat sebagai akibat dari perdarahan, trauma
dan aktivasi simpatik. Nilai awal rata-rata adalah 121,33 BPM ketika resusitasi
dengan normal saline, denyut jantung setelah 2 jam rata-rata adalah 93 BPM dan
3
resusitasi dengan RL menurunkan denyut jantung menjadi 88,67 BPM setelah 2 jam
(gambar 2).
saline meningkatkan urin output rata-rata sebesar 685,34 ml/jam dan Ringer laktat
meningkatkan urin output rata-rata sekitar 553,34 ml/jam. Total peningkatan rata-rata
urin output dalam kelompok Normal Saline hampir dua kali lipat dari kelompok
Saline. Kadar laktat plasma meningkat menjadi rata-rata 8,5 mM setelah perdarahan
dan mulai menurun dengan resusitasi menggunakan normal saline sekitar 4 mM,
sedikit lebih tinggi dengan resusitasi RL yaitu sekitar 5,0 mM. Tingkat bikarbonat
4
arteri menurun setelah perdarahan dengan nilai rata-rata 7,21 ± 0,02 tetapi kembali ke
normal setelah resusitasi dengan normal saline dan resusitasi RL (gambar 5,6).
Konsentrasi elektrolit Na+, K+, Ca2+, dan Cl- diukur selama periode penelitian.
Konsentrasi Na+ menjadi sebesar 151,3 mM pada 6 jam setelah resusitasi dengan
normal saline yang mana resusitasi dengan RL nilainya sebesar 145 mM, nilai
ditemukan signifikan. Demikian pula, nilai rata-rata Ca2+ adalah 8,0 mM dan 7,8 mM,
nilai ditemukan signifikan. Nilai rata-rata klorida setelah 6 jam resusitasi dengan NS
adalah 122 mM dan Ringer laktat adalah 101 mM, nilai yang ditemukan signifikan
(tabel 1).
5. DISKUSI
pada kebutuhan cairan dan jenis cairan yang akan diinfuskan. Cairan intravena
memiliki efek samping kuantitatif dan kualitatif tergantung pada jenis cairan dan
pengaturan klinis. Bukti terbaru menunjukkan bahwa pilihan penggantian cairan harus
berdasarkan faktor spesifik pasien. Dalam penelitian ini, kami mempelajari efek
5
secara IV pada larutan normal saline dan Ringer laktat dengan parameter klinis pada
pasien trauma yang kehilangan darah ringan sampai sedang. Ditemukan bahwa untuk
mencapai tingkat MAP yang sama, jumlah saline yang diperlukan adalah lebih 50%
daripada RL. Tetapi normal saline tidak tinggal pada sistem vaskular seperti yang
ditunjukkan oleh urin output yang lebih tinggi. Beberapa penelitian pada hewan dan
manusia telah menunjukkan bahwa infus yang volumenya sedang sampai besar dari
yang lebih besar. PH yang rendah dapat berpotensi menyebabkan cedera seluler.
Sebaliknya, laktat dalam RL akan dikonversi menjadi ion bikarbonat secara in vivo
dan dapat meningkatkan pH, dan juga ekspansi intravaskular. Dalam penelitian kami,
kami menemukan bahwa tingkat klorida rata-rata dari kelompok NS meningkat secara
signifikan dibandingkan dengan kelompok RL, melihat pada gambar rata-rata tingkat
laktat dari kelompok NS juga ditemukan lebih tinggi daripada kelompok RL yang
vasokonstriksi ginjal dan penurunan kecepatan aliran arteri ginjal, aliran darah, dan
perfusi jaringan kortikal yang akan menurunkan GFR dan menyebabkan retensi garam
dan air. Terdapat dua penelitian yang dilakukan pada manusia yang membandingkan
0,9% saline dengan Ringer laktat pada periode pra operasi menunjukkan bahwa 0,9%
saline menyebabkan lebih banyak efek samping yang tidak diinginkan. Terdapat
perubahan yang signifikan dalam keseimbangan asam basa yang diamati dalam
tingkat baseline dalam waktu 3 jam tetapi hal yang sama tidak diamati dengan
kelompok NS bahkan setelah 6 jam. Temuan serupa juga terdapat pada penelitian
dengan model hewan yang dilakukan oleh Wenjun Z Martini et al. Dampak dari asam
basa pada kelangsungan hidup juga telah dipelajari pada model hewan oleh Traverso
6
et al. Ketika volume resusitasi yang sama dari NS, RL, dan plasmalyte-A; plasmalyte-
Plasmalyte-A adalah sama dan lebih tinggi daripada NS, menunjukkan status asam
basa yang lebih baik tidak selalu disebabkan oleh kelangsungan hidup yang lebih
baik. Meskipun hasil NS versus RL tidak signifikan secara klinis, pasien dalam
kelangsungan hidup yang lebih baik. Tampak adanya perbedaan yang jelas dalam
6. KESIMPULAN
Ringer Laktat ditemukan lebih unggul dari normal saline untuk resusitasi
cairan karena normal saline memiliki efek vasodilator yang akan menyebabkan
peningkatan kadar serum kalium dan risiko asidosis metabolik. Meskipun tidak ada
perbedaan signifikan yang ditemukan dalam hasil klinis, durasi rawat inap dan rawat
inap antara pasien yang diresusitasi dengan larutan Normal Saline dan Lactate Ringer