Anda di halaman 1dari 40

Dianita Susianni, drg.

, SpKG
KARIES GIGI
KARIES GIGI :
 Penyakit pada jaringan keras gigi enamel, dentin
( sementum ) yang disebabkan oleh pembentukan
asam dari mikroorganisme dalam suatu KH yang
diragikan  menimbulkan proses demineralisasi
dan kerusakan kerusakan komponen organik 
lubang ( karies )
ETIOLOGI KARIES GIGI :
 GIGI & HOST ANTIBODI
 MIKROORGANISME
 KARBOHIDRAT
 WAKTU
HOST/GIGI
 Lokasi
 Jenis/Anatomi
 Struktur jaringan
 Saliva : - Flow Rate SUBSTRAT
- Viskositas
- Kapasitas Buffer  Diet : - Jenis
- Antibacterial Efect - Konsistensi
- Konsentrasi
MIKROORGANISME
 Proteolytic - Frekuensi
 Streptococcus Mutans
 Streptococcus Lactus, dll
 Acidogenic
 Lactobacilus Acidophilicus
 Lactobacilus Odontolyticus
 Lactobacilus Casei, dll
Faktor perlindungan dalam saliva
 Ion Ca2+, PO43-
 Pellicle
 Buffer bicarbonat
 Aliran saliva
 Derajat pembersihan rongga mulut
 Kandungan ion fluor
KLASIFIKASI KARIES
 Lokasi “BLACK”
Kelas I : Pit & Fisur oklusal gigi posterior atau gigi
anterior
Kelas II : Approksimal gigi posterior
Kelas III : Approksimal gigi anterior
Kelas IV : Approksimal gigi anterior meluas ke
sudut insisal
KelasV : Fasial / lingual gigi pada 1/3 gingiva
KelasVI : Tonjol gigi posterior tepi insisal gigi (SIMON)
anterior
KLASIFIKASI KARIES
Klasifikasi Black
Jumlah Permukaan yang Terkena :
 Simple : 1 permukaan gigi
 Compound : 2 permukaan gigi
 Complex : > 2 permukaan gigi
Klasifikasi karies berdasarkan
kedalamannya
Karies Superfisialis : Karies yang mengenai enamel
Karies Media : Karies yang mengenai enamel dan
sebagian dentin
Karies Profunda : Karies yang mengenai enamel
sampai dengan tinggal selapis tipis
dentin yang menutupi ruang pulpa
atau sampai terjadi perforasi atap
pulpa
Karies superfisialis

Enamel Enamel

Karies media Karies profunda


Dentin Dentin
Pulpa Pulpa

Klasifikasi karies menurut kedalamannya


KARIES SEKUNDER
 Karies Sekunder atau Karies rekuren adalah karies yang
terjadi di jaringan sekitar tumpatan
 Hasil penelitian Eiderton Daya tahan tumpatan pada
orang dewasa hanya sekitar 5-10 tahun
 Karies sekunder penting dalam menentukan penggantian
tumpatan bukan merupakan penyebab satu satunya
kegagalan tumpatan
 Penegakan Diagnosa Karies Sekunder
Dilakukan foto gigi terlebih dahulu dan perlu pembahasan
yang mendalam bersama drg.yang berpengalaman
KARIES SEKUNDER
 Pencegahan Karies Sekunder
 Batas antara tumpatan dan permukaan gigi
harus bebas dari penumpukan plak
 Tumpatan logam harus dipoles untuk
memudahkan pembersihan
PENCEGAHAN KARIES

 UMUM/SISTEMIK
 Kontrol plak dan flora rongga mulut
 Kontrol diet
 Konsumsi fluor (Sistemik)
 LOKAL/KHUSUS
 Aplikasi fluor topikal
 Penutupan pit & fisur
 Lain lain
 Remineralisasi
 DHE
 Restorasi dengan Etsa  Maintenance
 Cavity varnish
 Enamoplasty
GIGI DAN HOST
PERMUKAAN GIGI YG MUDAH
DISERANG KARIES :
Pit dan fisura
 Permukaan proksimal
 Enamel pada daerah servikal
 Permukaan akar yg terbuka
 Tepi tumpatan
 Permukaan gigi yg berdekatan dg gigi tiruan
KARBOHIDRAT
Karbohidrat sebagai substrat dari bakteri
kariogenik untuk membentuk asam
Demineralisasi enamel
KH dg BM rendah : sukrosa , glukosa, fruktosa
& laktosa  dapat cepat meresap dalam plak &
dimetabolisme dg cepat oleh bakteri shg pH
dan mengakibatkan proses demineralisasi
enamel
MIKROORGANISME
 Gigi didalam RM akan selalu ditutupi oleh lap.
organik amorf terdiri atas glikoprotein yg
diendapkan saliva , sifatnya sangat lengket dan
mampu membantu melekatkan bakteri tertentu
pada permukaan gigi
 Plak gigi mrp lengketan yg berisi bakteri beserta
produknya, yg terbentuk pada semua permukaan
gigi dan terbentuk melalui serangkaian tahapan.
 Streptokokus mutans adalah bakteri utama
penyebab karies gigi
WAKTU
Adanya kemampuan saliva untuk
mendeposit kembali mineral selama
berlangsungnya proses karies, menandakan
bahwa proses karies tsb terdiri atas periode
demineralisasi dan remineralisasi silih
berganti.
TERJADINYA KARIES GIGI :
Permukaan gigi dalam rongga mulut selalu
dilapisi pelikel (plak). Pelikel sebagai media
perlekatan bakteri kariogenik (S. mutans) dengan
adanya makanan(sukrosa) akan dimetabolisme
oleh bakteri dengan cepat menjadi asam
(asam laktat).
Hal ini akan menurunkan pH sampai dengan 5,5
 4 sehingga akan mengakibatkan
demineralisasi enamel.

Demineralisasi dan remineralisasi (oleh adanya


saliva) silih berganti  proses demineralisasi
lebih banyak shg terjadi kavitas pada enamel
proses karies gigi.
pULPITIS REVERSIBEL
Mekanisme terjadinya radang pulpa

Jejas
(Iritan)
Jaringan pulpa
Inflamasi
Iritan mikroba.
Iritan mekanik.
Iritan kimia Penyakit pulpa
Pulpitis reversibel
adalah suatu inflamasi atau radang pulpa ringan
sampai sedang dimana pertahanan jaringan pulpa
masih mampu mengatasi dan masih dapat sembuh
kembali
Patologi : pulpitis reversible dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan
inflamasi ringan sampai sedang terbatas pada daerah dimana tubuli
dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin.
Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan
odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema dan
adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun
sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut.
Gejala :
Gejala pulpitis reversible ada yang simtomatik dan
asimtomatik.
 Simtomatik : rasa sakit tajam yang hanya sebentar,
disebabkan oleh makanan, minuman dan udara dingin.
Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila
penyebabnya ditiadakan.
 Asimtomatik : dapat disebabkan oleh karies yang baru
mulai dan normal kembali setelah karies dihilangkan dan
gigi direstorasi dengan baik.
Cara praktis untuk mendiagnosa
pulpitis reversibel:
 Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang
setelah rangsangan dihilangkan
 Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat),
rasa linu timbul bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar
 Gejala Obyektif:
 Kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-
kadang mencapai selapis tipis dentin)
 Perkusi, tekanan tidak sakit
 Tes vitalitas: gigi masih vital
PERAWATAN
 Karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, dgn
pemberian liner sbg pelindung pulpa
 Karies porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1
minggu kemudian tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan
penumpatan.
 Perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan dianjurkan
untuk mencegah pulpitis lebih lanjut.
 Apabila rasa sakit tetap ada walaupun telah dilakukan
perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai
pulpitis irreversibel, yang perawatannya adalah eksterpasi,
untuk kemudian dilakukan perawatan saluran akar.
pULPITIS iREVERSIBEL
DEFINISI & ETIOLOGI
 Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak
akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan
lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis.
 Pulpitis irreversible ini seringkali merupakan akibat atau
perkembangan dari pulpitis reversible.
 Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang
parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur
operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan
ortodontik yang menyebabkan terganggunya aliran darah
pulpa.
GEJALA
 Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu
paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut:
perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan
manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi;
dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah
pulpa.
 Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat
datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas.
 Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau
menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-
sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa
dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus
eksternal.
 Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di
dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena.
DIAGNOSA
 Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang
berkepanjangan serta menyebar
 Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa
ada rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.
 Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda
perforasi, perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan.
 Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga
keadaan gigi dinyatakan vital
PERAWATAN
 Perawatan yang dilakukan pada kasus ini adalah
menghilangkan jaringan pulpa terinflamasi dengan
membuka akses ruang pulpa serta perawatan saluran akar
Nekrosis pULPa
DEFINISI & ETIOLOGI
 Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau
seluruhnya, tergantung pada seluruh atau sebagian pulpa yang
terlibat.
GEJALA
 Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversible
 Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.
 Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik
 Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif seperti
pelebaran jaringan periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan
lamina dura
 Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihat
 Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari
salah satu atau beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.
DIAGNOSA
 Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman
 Terdapat lubang gigi yang dalam
 Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit
 Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal.
 Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium,
perkusi,palpasi dan sondenasi sakit.
PERAWATAN
 Perawatan yang dilakukan pada kasus ini adalah
menghilangkan jaringan pulpa terinflamasi dengan
membuka akses ruang pulpa serta perawatan saluran akar

Anda mungkin juga menyukai