Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SKILLS LAB BIOMATERIAL DAN

TEKNOLOGI II
UJI KEASAMAN SEMEN SENG FOSFAT
(PRAKTIKUM I)

Disusun oleh:
LU’LUATUL WIDADAD
10617063

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semen adalah bahan yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi penggunaanya

sebagai lutting (perekat) untuk merekatkan denture dan orthodontic band pada gigi, basis untuk

melindungi pulpa serta sebagai bahan restorasi. Untuk berbagai aplikasi tersebut diperlukan

berbagai jenis semen yang semakin berkembang untuk memenuhi kriteria bahan aplikasi yang

akan digunakan (Gladwin dkk, 2009).

Semen seng phospat merupakan tertua dan telah mempunyai catatan terpanjang. Semen ini

menjadi tolak ukur bagi sistem-sistem yang lebih baru.(Annusavice, 2013). Seng phospat terdiri

dari bubuk dan cairan di dalam dua botol terpisah. Bubuk seng phospat terdiri oksida seng (90%)

dan oksida magnesium (10%), bahan-bahan dari bubuk diaduk bersama pada temperature 1000-

1400oc menjadi cake yang kemudian ditumbuk menjadi bubuk halus. Ukuran pada partikel

mempengaruhi kecepatan pengerasan semakin kecil semakin cepat semen

mengeras.(Annusavice, 2013).

Semen ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang saling mempengaruhi dan hal

ini pula yang membuat semen ini masih tetap dipergunakan sampai saat ini di klinik.

Keuntungan yang dimaksud adalah kedua produk (bubuk dan cairan) ini menunjukan kecepatan

reaksi yang besar dan konsistensi pencampuran yang menimbulkan keuntungan ganda pada

penampilan dan peningkatan working time. Sedangkan kekurangan dari seng phospat ini ada

pada kandungan asam fosfor pada cairan seng phospat yang dapat memepengaruhi derajat

keasamaan semen dan bisa membuat pulpa cedera.(Annusavice, 2013)


B. Tujuan Praktikum

 Mahasiswa mengetahui komposisi dari semen seng phospat


 Mahasiswa dapat mengetahui manipulasi semen seng phospat dengan benar
 Mahasiswa dapat manipulasi dan melakukan uji keasaman semen seng fosfat secara tepat.

C. Manfaaat Praktikum

 Mampu melakukan manipulasi semen seng phospat dengan baik


 Membantu mahasiswa agar dapat memanipulasi dan melakukan uji keasaman semen seng
fosfat secara tepat.
BAB II

METODE PENGAMATAN

2.1 Bahan dan alat


2.1.1 Bahan
a. Bubuk dan cairan semen seng fosfat
b. Vaselin dental

Gambar 1. Bubuk dan cairan semen seng fosfat, vaselin dental.


2.1.2 Alat
c. Glass slab (kaca tebal)
d. Cetakan sampel dari akrilik 2 mm
e. Spatula semen
f. Stopwatch
g. Celluloid strip
h. Kuas kecil
i. Gunting/cutter
g. Timbangan digital
h. Sonde
i. Sendok takar
j. Plastic Filling Instrument
2.2 Prosedur kerja
2.2.1 Untuk manipulasi semen seng phospat sebagai basis.
a. Menyiapkan alat dan bahan.

Gambar 8. Menyiapkan alat dan bahan


b. Mengambil cairan dan bubuk ke glass plate, dengan proporsi sesuai gambar pada
tutup botol bubuk (rasio gambar liquid/powder pada tutup sudah sesuai petunjuk
pabrik)

Gambar 9. Ratio pada tutup botol, terdapat dua ratio. (1sendok takar
powder : 3 tetes cairan) untuk konsistensi kental untuk basis
tumpatan. (1sendok takar powder : 5 tetes cairan) untuk
luting/perekat.

c. Untuk manipulasi semen seng phospat sebagai basis tumpatan, bubuk diletakkan di atas
glass slab dan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian.

Gambar 10. Bubuk seng fosfat di bagi menjadi 3 bagian.

d. Menyiapkan stopwatch, pencampuran bubuk dan cairan dilakukan sedikit demi sedikit
pada glass slab dingin (21ᵒC), saat pencampuran dimulai nyalakan stopwatch.

Gambar 11. Pencampuran bubuk dan cairan semen seng fosfat


sedikit demi sedikit
e. Bubuk semen seng fosfat bagian pertama dimasukkan ke dalam cairan dan diaduk
menggunakan spatula semen secara memutar, menekan, dan spreading (gerakan
meluas) selama 10 detik (sesuai aturan pabrik) kemudian langsung diteruskan dengan
bagian kedua ditambahkan dan diaduk dengan cara yang sama. Demikian seterusnya
sampai semua bubuk semen seng fosfat habis teraduk dan homogen. Lama pengadukan
bubuk dan cairan semen seng fosfat hingga homogen diperlukan waktu 30 detik. sampai
puttylike consistency.

Gambar 12. Pencampuran dilakukan dengan memutar,


menekan dan spreading sampai putty like consistency selama
30 detik.

f. Setelah dilakukan pencampuran dan didapatkan konsistensi tersebut, adonan


dimasukkan kedalam kavitas (kavitas diletakkan di atas glass plate), kemudian
merapikan dengan kapas lembab yang dibasahi dengan alkohol.
g. Mengukur waktu setting (dimulai saat awal pencampuran s/d setting).

2.2.2 Untuk manipulasi semen seng phospat sebagai luting/ perekat


a. Untuk manipulasi semen seng phospat sebagai luting, bubuk diletakkan di atas glass slab
dan dibagi menjadi 6 (enam) bagian.

Gambar 13. Bubuk seng fosfat di bagi menjadi 6 bagian.

b. Menyiapkan stopwatch, pencampuran bubuk dan cairan dilakukan sedikit demi sedikit
pada glass slab dingin (21ᵒC), saat pencampuran dimulai nyalakan stopwatch.
Gambar 14. Pencampuran bubuk dan cairan semen seng fosfat
sedikit demi sedikit.

c. Bubuk semen seng fosfat bagian pertama sampai bagian ketiga dimasukkan ke dalam
cairan dan diaduk menggunakan spatula semen secara memutar, menekan, dan
spreading selama 10 detik (sesuai aturan pabrik) kemudian langsung diteruskan dengan
bagian keempat ditambahkan dan diaduk dengan cara yang sama. Demikian seterusnya
sampai semua bubuk semen seng fosfat habis teraduk dan homogen. Campuran seng
fosfat yang bisa ditarik 12 sampai 19 mm tanpa putus menandakan campuran sudah
siap untuk luting

Gambar 14. Pencampuran bubuk dan cairan semen seng fosfat


sedikit demi sedikit.
2.2.3 Persipan sampel uji keasaman
a. Semen seng phospat untuk basis yang sudah setting (sampel pada percobaan manipulasi
semen seng posphat) digerus pada mortar menggunakan pestle amalgam (pastikan mortar
pastle bersih). Ambil kurang lebih 1 gr serbuk sampel kemudian campur dengan sedikit air
destilasi atau aquadest steril sampai terlarut seperti pasta (dijadikan sebagai kelompok 1).
Mengukur larutan tersebut dengan pH Universal.

Gambar 15. Sampel digerus menggunakan mortal and pastle.

b. Mengaduk Semen seng phospat untuk basis (sesuai petunjuk pabrik) selama 2
menit kemudian campur dengan sedikit air destilasi atau aquadest steril sampai terlarut
seperti pasta (dijadikan sebagai kelompok 2). Mengukur larutan tersebut dengan pH
Universal.

Gambar 15. Sampel yang di gerus selama 2 menit


c. Masukkan hasil pengamatan ke tabel dan bandingkan hasil kelompok 1 dan 2
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Warna PH
No. Kelompok Nilai PH
Universal

Adonan semen
Metil Jingga ->
1. seng fosfat setelah pH3
Merah-kuning
2 menit diaduk

Seng fosfat sudah Bromtimol Biru ->


2. pH 6
setting Kuning-biru
BAB IV

PEMBAHASAN

Semen seng fosfat adalah bahan semen tertua sehingga mempunyai catatan terpanjang.

Semen ini menjadi tolak ukur bagi sistem-sistem yang lebih baru. Seng fosfat terdiri dari bubuk

dan cairan di dua botol yang terpisah (Anusavice, 2003). Bahan utama dari bubuknya adalah

90% oksida seng dan 10% oksida magnesium. Bahan-bahan dari bubuk diaduk bersama pada

temperatur 1000-1400oc menjadi cake yang kemudian ditumbuk menjadi bubuk halus. Ukuran

partikel bubuk mempengaruhi kecepatan pengerasan. Umumnya, semakin kecil ukuran

partikelnya, semakin cepat semen mengeras (Anusavice, 2003).

Semen seng fosfat juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai basis. Tujuan basis adalah

sebagai penghalang antara bahan tumpatan dengan pulpa untuk memberikan thermal, chemical,

dan electrical barrier. Penggunaan basis dengan tujuan sebagai insulator terhadap thermal schock

tidak dilakukan pada semua restorasi logam, hal ini tergantung pada kedalaman kavitas.

Kedalaman kavitas mengindikatorkan dentin yang tersisa (McCabe,2008).

Faktor yang mempengaruhi yakni reaksi eksotermik yang akan mempercepat setting time

karena panas yang dihasilkan akan meningkatkan energi kintetik pratikel. Semakin tinggi enerti

kintetik partikel, semakin cepat pergerakkan partikel untuk bertumbukan dan membentuk

matriks. Pengdukan figure-eight motion dapat mengabsorbsi panas dari reaksi eksotermis,

menetralisir asam dan bubuk dapat tercampur secara keseluruhan (Hatrick, 2011).

Bubuk dan cairan semen seng fosfat ditakar sesuai dengan takaran dari pabrik. Spatula

semen dan glass lab digunakan untuk mengaduk material. Campuran denganrasio w:p kecil

digunakan sebagai luting agent ,sedangkan rasio w:p lebih besar digunakan untuk basis. Reaksi
setting dari material ini sangat eksotermis. Panas yang dihasilkan saat reaksi mempercepat

setting time. Semen seng fosfat dibagi menjadi beberapa bagian dan dicampur secara perlahan

masing-masing bagian 10-15 detik dan dengan cara memperluas area pencampuran di atas glass

lab untuk meminimalkan panas dari reaksi setting dam memfasilitasi transfer panas ke glass lab

(Gladwin dkk, 2009).

Jika material dimanipulasi secara benar, semen seng fosfat mempunyai waktu kerja yang

cukup untuk penempatan lining kavitas atau luting semen sebelum viskositasnya naik secara

nyata. Meskipun demikian, ada waktu setting minimum yaitu selama 2,5 menit untuk semen

luting dan 2 menit untuk semen lining yang didisain untuk meyakinkan bahwa ada waktu kerja

yang cukup (McCabe, 2014). Sifat-sifat mekanis semen berperan dalam penentuan sifat-sifat

retentif agen luting semen. Semen fosfat tidak melekat pada substansi gigi atau material

restorasi. Semen mengalir ke dalam area undercut halus umunya ada pada permukaan fitting

restorasi dan pada permukaan gigi yang di preparasi. Kekasaran pemukaan dari kedua

permukaan ini sangat penting (McCabe, 2014).

Semen yang digunakan untuk basis memiliki konsistensi putty-like dengan rasio bubuk :

cairan yang digunakan sekitar 3,5 : 1. Semen yang digunakan untuk luting campurannya lebih

cair dengan rasio bubuk : cairan sekitar 1:5 yang digunakan lebih rendah. Hal tersebut untuk

memastikan flow semen selama menempatkan restorasi (McCabe,2008).

Harus diperhatikan bahwa semen seng phospat memiliki efek iritasi terhadap pulpa gigi

terutama jika digunakan sebgai material lining kavitas. Nilai pH semen pada saat aplikasi ke gigi

berkisar antara 2 dan 4 tergantung dari merek yang digunakan dan rasio bubuk/ cairan. Derajat

iritasi tergantung dari kedalaman kavitas dan ketebalan dentin yang masih ada harus diingat
bahwa perilaku terhadap toleransi asam dari dentin dan pulpa berbeda, meskipun banyak pakar

yang menyatakan bahwa semen seng phospat tidak memuaskan untuk digunkan sebagai lining

pada kavitas yang dalam kecuali ada subliving yang digunakan dari material yang kurang

bersifat iritans. (John McCabe , 2018)

Dari uji pH percobaan pertama dngan menggunakan pH universal pada semen seng fosfat

sebagai basis yang telah setting. Setelah itu digerus menggunakan mortar dan pastel sampai

menjadi serbuk. Lalu diambil sekitar 1gr dan dicampur dengan sedikit air aquadest atau destilasi

sampai terlarut seperti pasta. Kemudian diukur dengan kertas indikator pH universal dan

didapatkan nilai pH 6.

Sedangkan pada percobaan kedua yaitu dengan menguji keasaman semen seng fosfat

basis yang baru diaduk selama 2 menit. Lalu dicampurkan air destilasi sampai larut seperti pasta.

Kemudian diukur dengan kertas lakmus indikator pH universal sehingga didapatkan nilai pH 3

(asam).
BAB V

KESIMPULAN

Dari uji percobaan pertama dengan menggunakan pH semen seng fosfat sebagai basis yang

telah setting. Setelah itu digerus menggunakan mortar dan pastel sampai menjadi serbuk. Lalu

diambil sekitar 1gr dan dicampur dengan sedikit air aquadest atau destilasi sampai terlarut seperti

pasta. Kemudian diukur dengan kertas indikator pH universal dan didapatkan nilai pH 6.

Sedangkan pada percobaan kedua yaitu dengan menguji keasaman semen seng fosfat basis

yang baru diaduk selama 2 menit. Lalu dicampurkan air destilasi sampai larut seperti pasta.

Kemudian diukur dengan kertas lakmus indikator pH universal sehingga didapatkan nilai pH 3

Dengan adanya asam fosfor, keasaman semen seng fosfat cukup tinggi pada saat protesa

ditempatkan pada gigi. Dua menit saat awal pengadukan, pH semen seng fosfat berkisar 2,

kemudian pH nya menaik dengan cepat tetapi masih sekitar 5,5 pada jam ke-24. Jika digunakan

adukan yang encer, pH akan lebih rendah dan tetap rendah untuk jangka waktu yang lama

(Anusavice, 2003). Komponen reaktif dari bubuk adalah zinc oxide. Cairan terutama adalah

larutan cair dari asam fosforat yang dibufer dengan menambahkan sejumlah kecil zinc oxide atau

oksida alumunium. Senyawa-senyawa ini membentuk mempertahankan pH asam dan

mengurangi reaktivitasnya (McCabe, 2014).


DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Alih bahasa.

Johan Arif Budiman, Susi Puwoko. Lilian Juwono. Edisi 10, Jakarta: EGC.

Anusavice K. J. 2013. Philip’s Science of Dental Materials. 12th ed. St Louis :Elsevier Saunders.
pp: 316-317.
Gladwin, M. & Bagby, M. 2009. Clinical Aspect of Dental Materials :Theory, Practice, and

Cases. 3rdEd. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Hatrick, C.D. dkk. 2011. Dental Materials: Clinical Applications for Dental Assistants and
Dental Hygienist. USA: Elsevier

McCabe, John F. dan Angus W.G. Walls. 2008. Applied Dental Materials, ed. 9. Oxford:

Blackwell Publishing.

Anda mungkin juga menyukai