Oleh :
TIM PENYUSUN
BAGIAN KONSERVASI GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
2021/2022
1. PENDAHULUAN
Area kompetensi atau domain dari Standard Kompetensi Dokter Gigi yang
akan dicapai pada praktikum/skill lab ini adalah:
Domain IV: Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognati
Melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui
penatalaksanaan klinik.
a. Kompetensi Utama
Melakukan perawatan konservasi gigi sulung dan gigi permanen yang
sederhana
b. Kompetensi Penunjang
- Menentukan indikasi perawatan konservasi gigi sulung dan gigi
permanen.
- Mengisolasi gigi geligi dari saliva dan bakteri.
- Melakukan preparasi gigi sulung dan gigi permanen sesuai indikasi
perawatan.
- Merestorasi gigi sulung dan gigi permanen dengan bahan-bahan
restorasi yang sesuai indikasi.
- Melakukan perawatan endodontik pada gigi sulung dan gigi permanen
vital dan non vital.
- Memilih jenis restorasi pasca perawatan endodontik sesuai indikasi.
- Melakukan restorasi pasca perawatan endodontik.
1.3. PRASYARAT
1. Telah menempuh Blok XVI dengannilai minimal D
2. Telah menempuh Skill Lab Restorasi dengan nilai minimal C
3. Telah lulus Skill Lab Radiologi dengan nilai minimal D
1.5. REQUIREMENT
NO ELEMEN MACAM PEKERJAAN
Catatan :
Tiap tahapan kerja ditunjukkan instruktur untuk dinilai sesuai dengan yang
tercantum dalam buku nilai skill lab. Bila ada yang kurang mengerti, mahasiswa
dapat langsung bertanya pada instruktur .
1. Gigi dengan kelainan yang telah mengenai jaringan pulpa dan periapikal
8. Pasien bersedia
9. Operator mampu
C. KONTRA INDIKASI PERAWATAN ENDODONSIA
4. Fraktur vertikal
6. Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi, akar terlalu
bengkok, saluran akar banyak dan berbelit-belit.
Gambar 2.1 Outline form. Berbagai macam gambaran akses dan bentuk
saluran akar gigi letak saluran akar
3. EKSPLORASI
Dilakukan untuk mencari orifice yang merupakan jalan amsuk ke
saluran akar dengan menggunakan jarum miller.
4. EKSTIRPASI
Ekstirpasi dilakukan dengan menggunakan jarum ekstirpasi
(barbed broach).
Jarum ekstirpasi dimasukkan ke dalam 2/3 saluran akar dan
diputar 180° dan kemudian ditarik ke luar.
Pada pulpa vital sebaiknya jaringan gigi keluar secara utuh.
Pada gigi yang sudah non vital, sisa-sisa jaringan pulpa biasanya
sudah hancur atau berupa serpihan-serpihan maka pembuangan
sisa jaringan pulpa dilakukan dengan melakukan irigasi berulang-
ulang.
5. PENGUKURAN PANJANG KERJA
Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke
dalam saluran akar pada waktu melakukan preparasi saluran akar.
Panjang kerja alat preparasi diukur 0,5 – 1 mm lebih pendek dari
panjang gigi sebenarnya, hal ini untuk menghindari rusaknya apical
constriction (penyempitan saluran akar di apical) atau masuknya
preparasi ke jaringan periapikal.
Cara penentuan panjang kerja: masukkan file no 15 yang diberi
tanda dengan rubber stopper.
Stopper dipaskan setinggi insisal dan dilakukan pengukuran.
Untuk pengukuran panjang gigi dilakukan perhitungan dengan
rumus :
PGS = PGF X PAS
PAF
Keterangan :
PGS = Panjang gigi sesungguhnya
PGF = Panjang gigi pada foto
PAS = Panjang alat sesungguhnya
o Di cek apakah initial fit nya sudah baik ( daerah 1/3 pikal
harus fit).
2.Finishing file: terdiri dari 3 jenis file yaitu: finishing file F1, F2 dan
F3 yang berfungsi untuk preparasi apical-third saluran akar. File
F1, F2 dan F3 adalah finishing file yang ada dalam satu paket, di
luar paket ada finishing file F4 dan F5.
Gambar 2.4 Jarum Protaper
Retensi mahkota pasak terletak pada pasak dalam saluran akar, oleh
karena itu perlu diperhatikan bahwa diameter pasak diharapkan 1/3 luas
panampang akar dengan panjang 2/3 panjang akar atau minimal sepanjang
mahkota klinis gigi. Pasak sebaiknya berbentuk lonjong sehingga tidak mudah
berputar.
2) Dekaputasi Mahkota
Dibuat dua lubang menggunakan round diamond bur pada
permukaan labial setinggi interdental papil kemudian lubang tersebut
ditembus sampai kearah palatal menggunakan fissure diamond bur
sambil digerakkan kearah mesial dan distal sehingga seluruh
mahkota patah.
Selanjutnya dilakukan pembuatan atap akar menggunakan fissure
diamond bur dengan sudut kemiringan arah labio palatal > 90*
(membentuk sudut tumpul). Keliling servikal dibentuk tepat setinggi
ginggiva.
4) Cetak Percobaan
Setelah preparasi saluran akar selesai, dilakukan cetak percobaan
menggunakan malam tuang untuk mengetahui apakah hasil
preparasi saluran akar sudah sesuai (panjang, diameter, kehalusan,
kelurusan dan bentuk atap).
Untuk melakukan cetak percobaan ini perlu disiapkan paper clips
yang diberi guratan sebagai retensi perlekatan malam tuang.
Bersihkan saluran akar dari segala macam sisa debris kemudian
lunakkan malam tuang yang telah dipilin sebelumnya untuk
dimasukkan ke dalam saluran akar.
Pegang kawat dari paper clips tadi dengan pinset berkerat lalu
panaskan diatas api bunsen burner sampai membara kemudian
masukkan ke dalam saluran akar yang telah berisi malam pilinan tadi
serta ditunggu sampai dingin kembali.
Tarik kawat perlahan-lahan keluar dari saluran akar sehingga
didapatkan hasil cetakan/replika pasak serta keadaan saluran akar.
PULPEKTOMI
1. Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi
vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.
2. Saluran akar dapat dimasuki instrument.
3. jaringan periapeks dalam gambaran radiografis kurang dari sepertiga
apikal.
4. pendarahan berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak
berhasil
5. Sakit spontan tanpa stimulasi
6. Keterlibatan tulang interradikular tanpa kehilangan tulang penyangga
7. Tanda-tanda/gejala terus menerus setelah perawatan
pulpotomi.
8. Pembengkakan bagian bukal
B. Kontra Indikasi:
2) Pulpektomi Devital
Kontra indikasi:
1. Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
2. Resorpsi akar lebih dari sepertiga apical.
3. Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis, seperti
Diabetes Melitus, TBC, dan lain-lainTerdapat belokan ujung dengan
granuloma (kista) yang sukar dibersihkan ataui sukar dilakukan
tindak bedah endodonti
Langkah-langkah perawatan pulpektomi non vital :
3. Lakukan DWP
8. Foto pengisian
DAFTAR PUSTAKA
1. Walton, R. E., dan Torabinejad, M., 1998, Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi,
EGC, Jakarta
2. Cohen, S., dan Burns, R.C., 2001, Pathways of the Pulp, 8th ed, Elsevier Health
Sciences Mosby, ST. Louis
3. Baum, Phillips, dan Lund, 1994, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta
4. Pickard, H. M., Kidd, E.A.M., dan Smith, B.G.N., 2002, Manual Konservasi
Restorasi Menurut Pickard (terj), Widya Medika, Jakarta
5. Robenson, T. M., Heymann, H. O., Swift, E. J., 2002, Sturdevant’s Art and
Science of Operatif Dentistry, Mosby Elsevier.
6. Fejerskov.O.2008., Dental Caries: The Disease and Its Clinical Management
Book. Ed 2. Blackwell Munksgaard
7. Journal of Operative Dentistry
29