Anda di halaman 1dari 4

Perawatan Gigi Berjejal pada Maloklusi Kelas 3 Tipe 2

dengan Alat Ortodonti Lepasan Ekspansi Lateral pada Rahang Atas dan Rahang
Bawah

Rudi S. Darwis1, Aminah Nurhayati2


1
Staff Ortodonti Gigi, Program Pendidikan Dokter Gigi, Universitas Jenderal Achmad Yani ,
2
Program Pendidikan Dokter Gigi, Universitas Jenderal Achmad Yani

Pendahuluan: Maloklusi kelas III merupakan hubungan antara molar pertama mandibula yang
lebih ke anterior dibandingkan dengan molar pertama maksila. Faktor etiologi untuk maloklusi
kelas III mencakup spektrum yang luas dari komponen kompensasi tulang dan gigi. Perawatan
pada gigi berjejal dapat dikoreksi dengan ortodonti lepasan yang diklasifikasikan dalam dua
kelompok yaitu alat mekanik dan alat fungsional. Alat ortodonti lepasan memiliki keuntungan
berupa interfensi minimal pada pertumbuhan dentoalveolar.
Kasus: Seorang pasien perempuan berusia 14 tahun datang ke RSGM Prodi Kedokteran Gigi
Unjani dengan keluhan utama gigi depan rahang atas salah satunya terlihat lebih kedepan,
pasien merasakan rahang bawah bagian depan tidak rapih yang menyebabkan makanan sering
terselip dibagian tersebut. Hal tersebut mengganggu penampilan sehingga ingin dilakukan
perawatan untuk merapihkan giginya. Pada pemeriksaan didapatkan profil wajah datar dan
asimetris, posisi dagu prominen, sudut naso-labialis dalam batas normal. Pada pemeriksaan
intraoral didapatkan hubungan molar pertama rahang atas dan rahang bawah kelas III Angle,
overjet bagian kanan 1mm dan kiri 1,5mm, overbite 1mm, tidak ditemukan crossbite maupun
scissorbite baik dibagian anterior ataupun dibagian posterior, kurva spee dalam batas normal
yaitu 1,5mm. Diagnosis pasien kelas III tipe 2 dengan crowding sedang rahang atas disertai profil
wajah datar, proporsi wajah 1/3 bagian bawah wajah lebih tinggi, crowding gigi anterior rahang
atas dan rahang bawah, , overjet bagian kanan 1mm dan kiri 1,5mm, overbite 1mm, kurva spee
dalam batas normal yaitu 1,5mm, garis median rahang bawah bergeser ke arah kiri 1mm.
Penatalaksanaan: Pasien direncanakan menggunakan alat ortodonti lepasan rahang atas dan
rahang bawah dengan plat aktif dan menggunakan sekrup ekspansi. Desain alat ortodonti
lepasan pada pasien ini pada rahang atas dan rahang bawah dengan menggunakan skrup
ekspansi lateral yang digunakan untuk mendapatkan ruangan dan z-spring pada gigi
11,31,32,41,42 untuk mengkoreksi gigi yang malposisi.

Gambar. Alat Ortodonti Lepasan.


Pembahasan:

1
2

Pada kasus ini pasien memiliki kebiasaan buruk yang berpengaruhi terhadap inklinasi gigi
geligi terutama gigi anterior,akibat kebiasaan menggigit kuku dengan frekuensi yang sering
intensitas yang tinggi durasi yang berulang-ulang dapat menyebakan gigi anterio rahang atas
yaitu gigi 21 memiliki inklinasi yang lebih ke labial dibandingkan dengan gigi 11. Adanya
premature loss gigi sulung dapat menyebabkan terjadinya pengurangan dari leeway space yang
berguna untuk pertumbuhan gigi permanen, hal ini pula yang dapat menyebabkan dapat
terjadinya maloklusi kelas III pada pasien ini.
Pada kasus ini pasien menggunakan alat ortodonti lepasan rahang atas dan rahang bawah
dengan plat aktif dan menggunakan sekrup ekspansi lateral. Aktivasi skrup ekspansi dilakukan
setiap minggu dengan memutar skrup ekspansi ¼ putaran sesuai arah panah untuk menciptakan
ruangan 0,25mm. Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah adanya stomatitis rekuren
aftosa pada bukal dan labial rahang atas setiap saat menstruasi sehingga pengaktifan skrup
ekspansi rahang atas dan rahang bawah terkadang tidak selalu bersamaan. Penggunaan alat
ortodonti lepasan pada pasien tidak akan merubah profil karena gigi yang dilakukan koreksi
tidak mencacat muka sehingga dari segi profil wajah tidak terdapat perubahan. Inklinasi dari gigi
11 mulai terdapat perubahan walaupun tidak begitu signifikan, hal ini karena masih dibutuhkan
ruangan sekitar 0,5 mm. Penciptaan ruangan oleh skrup ekspansi sudah tidak dapat dilakukan
karena terdapat perubahan oklusi dari gigi 24 yang menuju kearah crossbite, hal ini dapat terjadi
karena tulang-tulang alveolar pada rahang atas lebih cancelous dibandingkan dengan rahang
bawah sehingga pergerakan dari gigi geligi rahang atas lebih cepat di bandingkan rahang bawah.
Oleh karena itu gigi geligi rahang atas dikatakan telah selesai dilakukan perawatan.
Setelah dilakukan aktivasi sebanyak 8 kali pada rahang atas dan 11 kali pada rahang
bawah terlihat adanya perubahan inklinasi gigi geligi anterior terutama pada gigi
11,31,32,41,42. Perubahan overjet masih dalam batas normal yaitu untuk bagian kanan 1,25mm
dan kiri 1,5mm.

A B

Gambar 1. Foto profil sebelum dilakukan perawatan.


A. Arah Depan B.Arah samping
3

B
A

Gambar 2. Foto oklusi pasien seblum perawatan


A. Arah depan B. Arah Samping

A B

Gambar 3. Foto Intraoral Sebelum Perawatan


A. Rahang atas B.Rahang bawah

A B

Gambar 4. Foto Profil setelah dilakukan perawatan.


A. Arah Depan B.Arah samping
4

A B

Gambar 5. Foto oklusi pasien setelah perawatan


A. Arah depan B. Arah Samping

Kesimpulan: Ortodonti korektif dapat dilakukan dengan menggunakan alat ortodonti lepasan
dengan plak aktif dan skrup ekpansi untuk menciptakan ruangan sehingga ruangan yang didapat
akan dimanfaatkan untuk menggerakan mahkota dari gigi dengan gerakan tipping yang
diberikan dari alat aktif dengan tekanan yang optimum, sehingga gigi dapat terkoreksi dengan
baik.

Kata Kunci: Maloklusi kelas III, Alat ortodonti lepasan, skrup ekspansi lateral.

Daftar Pustaka:
1. Hassan Ra, Rahimah. Occlusion, malocclusion and method of measurements-an overview. Archives of
Orofacial Sciences;2007: 2.p.3-9.
2. Je Uk Park, DDS, MS, PhD. S. H. Baik, DDS, MS, PhD. Classification of Angle Class III malocclusion and its
treatment modalities. Int J Adult Orthod Orthognath Surg; 2001: Vol 6.p 1-20.
3. Zeinab Azamian and Farinaz Shirban. Review Article:Treatment Options for Class III Malocclusion in Growing
Patients with Emphasis on Maxillary Protraction. ScientificaVolume 2016. 9 pages.
4. Daniel K. Hardy, Yltze P. Cubas, Maria F. Orellana. Prevalence of angle class III malocclusion: A systematic
review and meta-analysis. Open Journal of Epidemiology;2012: 2. p 75-82.
5. Sandhya Shyam L. Orthodontic Removable Appliance. New Delhi. Jaypee, 2008. p. 8.
6. Sridar P. Preparatory manual for undergraduates: orthodontics. New Delhi. Mosby Elsevier; 2008. p. 122-
128.
7. Ariel Reyes, Luis Serret, Marcos Peguero,and Orlando Tanak. Case Report: Diagnosis and Treatment of
Pseudo-Class III Malocclusion. Case Reports in Dentistry Volume 2014. 6 pages.

Anda mungkin juga menyukai