Anda di halaman 1dari 17

PRESENTASI KULIAH METODE

THOMSON BRODIE
 Dewi Oktarinasari (J520150006)
 Indah Riana
(J520150012)
 Wahyu Sandri Dwi K (J520150018)
 Wimmy Safaati U (J520150025)
 Kusumaningrum Laras S (J520150032)
 Mahbub Fariz K U (J520150038)
 Yulia Gusti P (J520150044)
 Almira Berliana (J520150050)
 Ummu Nurhana (J520150057)
Metode Thompson Brodie

 Metode Thompson-brodie adalah metode


analisis deep overbite yang digunakan untuk
mengetahui apakah kira kira penyebab
overbite tersebut.
 Metode ini dilakukan dengan mengukur jarak Sn
(subnasion) ke titik dagu pasien pada posisi
istirahat
 Deep overbite bisa disebabkan oleh beberapa
kemungkinan, yaitu :
1. Supraoklusi gigi anterior bawah
2. Infraoklusi gigi posterior
3. Supraoklusi gigi anterior bawah dan infraoklusi
gigi posterior
Metode Thompson Brodie
1.) Pasien duduk dengan kepala tegak
memandang lurus ke depan dan bidang
frankfurt horisontal sejajar lantai.
2.)Tentukan titik Spina Nasalis Anterior (NSA),
tandai.
3.)Tentukan titik Nation (Na), tandai.
4.)Tentukan titik Gnation (Gn), tandai.
5.)Dengan slinding ukurlah jarak SNA ke Na

Catatan : menurut Strang dalam keadaan rest


position Jarak Na ke SNA = 43 % x jarak Na ke Gn
Na – SNA = 43% x Na – Gn
Dengan rumus tersebut SNA sampai Gn dapat
dihitung.
Misal : Na – SNA = 43, maka SNA – Gn = 57 sebab
menurut rumus diatas Na – Gn = 100.
Metode Thompson Brodie

 stenz dilunakkan dengan air


panas.
 Setelah lunak letakkan di
bagian oklusal gigi posterior
bawah kanan dan kiri.
 Pasien disuruh menggigit
stenz tersebut dalam oklusal
position sampai diperoleh
jarak Na – Gn (sesuai) = hasil
perhitungan.
 Setelah stenz keras kita ambil
dan kita pasang pada wax
model kerja kemudian
dipasang pada artikulator.
Metode Thompson Brodie

Dari percobaan ada 3


kemungkinan :
1. Jika over bite masih berlebihan sedang stenz
bagian posterior hampir habis tergigit maka
deep over bite tersebut karena supra oklusi gigi
depan (belakang normal).
2. Jika over bite normal dan stenz bagian posterior
tebal maka deep over bite tersebut karena infra
oklusi gigi posterior (anterior normal).
3. Jika over bite masih berlebihan sedang stenz
bagian posterior tebal maka deep over bite
tersebut karena kombinasi supra oklusi gigi
anterior dan infraoklusi gigi posterior
Posterio r normal,
Posterior normal,
Anterior Supra
Anterior Supra
Posterior Infraoklusi,
Anterior normal
Anterior Supraoklusi,
Posterior Infraoklusi
Case Report

ORTHODONTIC RETREATMENT
USING BEGG TECHNIQUE IN A
POST STRAIGHT WIRE
THECHNIQUE
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

CC : pasien usia 23 tahun mengeluhkan gigi atas


masih maju dan gigi bawah belum rapi padahal
sudah pernah dirawat.

PI : -

PDH : pasien sudah pernah dirawat (menggunakan


kawat gigi) selama 3 tahun dan sudah dilepas
selama 2 bulan.

PMH : pasien tidak menderita penyakit yang


mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
gigi geligi

FH : ayah memiliki gigi berukuran besar dengan


susuna rapi tetapi maju. Ibu memiliki gigi berukuran
besar dan susunannya rapi. Kakak laki-laki memiliki
gigi yang berukuran besar dengan susunan rapi
tetapi maju. Gambar 1. Foto ekstraoral sebelum
perawatan ortodontik
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

EO :
BENTUK KEPALA  MESOSEFALI
Bentuk muka  leptoprosop simetris

IO :
OHI  baik
Atrisi  normal
Gingiva  normal
Mukosa  normal
Edentulous regio gigi 14 24 34 44

OVERJET 4,5MM
OVERBITE 4 Mm
Metode thompson brodie
Deep bite disebabkan oleh Gambar 2.
supraoklusi gigi anterior rahang Foto intraoral
bawah  gigitan malam pada sebelum
kontak posterior habis tetapi deep perawatan
bite belum terkoreksi. ortodontik
DIAGNOSIS

MALOKLUSI ANGLE KELAS II DIVISI 1tipe


dentoskeletal dengan skeletal kelas II
dengan maksila protrusif

• gigi anterior maksila protrusif disertai


peningkatan overjet
• bibir atas relatif pendek dan biasanya
hipotonik
• deep incisor overbite pada regio anterior
• Lengkung rahang atas yang sempit.
• gigi masih maju walaupun sebelumnya
sudah dirawat ortodontik selama tiga
tahun.
RENCANA PERAWATAN

PERAWATAN ORTODONTIK DENGAN TEKNIK BEGG


RELASI SKELETAL KELAS II
Memiliki kecenderungan untuk relaps
Teknik Begg
Penggunaan elastik intermaksiler kelas II 5/16" 2 oz

Gambar 6. Foto intra


oral setelah 12 bulan
perawatan
Perawatan teknik Begg

TAHAP PERTAMA
Pengaturan letak gigi arah horisontal (unraveling)
Memperbaiki ketidakteraturan gigi dalam arah vertikal
(leveling)
mengoreksi hubungan insisivus yang memiliki overjet
besar menjadi edge to edge bite
mengoreksi deep overbite
memperbaiki hubungan oklusi gigi posterior.

TAHAP KEDUA
penutupan sisa ruang bekas pencabutan gigi
(space closing)

TAHAP KETIGA
perbaikan inklinasi aksial gigi anterior dan
posterior.
Keuntungan dan Kerugian
teknik Begg
KEUNTUNGAN
koreksi overjet dan overbite dengan cepat
Perbaikan estetis lebih cepat tercapai

KERUGIAN
kerjasama yang baik dari pasien sangat dibutuhkan selama
perawatan karena kemungkinan terjadi distorsi kawat busur
akibat pengunyahan atau gigitan yang menyebabkan
malfungsi alat, dan penggunaan pir-pir pembantu pada
tahap
ketiga memberi risiko kebersihan mulut memburuk.
HASIL PERAWATAN

Setelah 12 bulan dirawat


Sudah terjadi perbaikan dari keluhan
Gambar 5. Foto utama pasien
ekstra oral gigi atas tampak lebih mundur dari
setelah 12 bulan sebelumnya,
perawatan pemeriksaan objektif tampak adanya
koreksi deep bite,
pengurangan overjet dari 4,50 mm
menjadi 2,60 mm
lengkung rahang atas dan bawah
menjadi lebih baik
KESIMPULAN

Perawatan ortodontik ulang menggunakan


teknik Begg ternyata dapat mengatasi keluhan
pasien yang sebelumnya sudah pernah dirawat
dengan Straight Wire Appliance (SWA) selama 3
tahun namun mengalami relaps karena
ketidakstabilan hasil perawatan pada kasus
dengan relasi skeletal kelas II.

Anda mungkin juga menyukai