Anda di halaman 1dari 18

“STOMATITIS APTHOSA RECCURENT

(SAR) MINOR ”

OLEH:
NADYA SHINTA KASIH 19-087
NADILLA CHANIAGO 19-106

Dosen Pembimbing
Dr. drg. Dhona Afriza, M. Biomed
DEFINISI STOMATITIS APTOSHA
RECCURENT (SAR) MINOR

 adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa


mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini
dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu. SAR
dapat menyerang mukosa mulut yang tidak berkeratin
yaitu mukosabukal, labial, lateral dan ventral lidah,
dasar mulut, palatum lunak dan mukosa orofaring.
ETIOLOGI

 Meskipun etiologi stomatitis aftosa rekuren tidak diketahui,


namun ada beberapa faktor predisposisi yang berkaitan
dengan munculnya lesi dan dapat mempermudah terjadinya
lesi.

 Berbagai faktor predisposisi tersebut antara lain: trauma,


hormonal, stress.
GEJALA KLINIS

 Ulser dangkal, bewarna abu-abu kuning, dan dikelilingi


daerah eritematous, oval, berbatas jelas, dan berukuran kecil
dengan diameter kurang dari 1cm, biasanya sekitar 3-5 mm

 Jumlah ulser dapat tunggal atau multiple, interval rekurensi


1-4 bulan. Tipe minor sembuh dalam waktu 7-14 hari tanpa
meninggalkan jaringan parut
LAPORAN KASUS

Seorang pasien perempuan datang ke RSGM dengan keluhan


ada luka pada bibir bagian dalam sejak 4 hari yang lalu. Luka
disebabkan karena pasien sedang menstruasi dan biasanya
luka ini timbul pada setiap bulannya. Pasien mengeluhkan rasa
sakit pada luka tersebut. Luka tidak mengalami perubahan
ukuran, luka terasa sakit saat mengkonsumsi makanan pedas
dan panas. Pasien belum pernah mengobati luka tersebut.
DATA PASIEN
 Nama : Yelni Sundari
 No Rekam Medis : 053106
 Umur : 22 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Jalan By Pass KM. 16
 Pekerjaan : Mahasiswi
 Status : Belum Menikah
 Agama : Islam
RIWAYAT KESEHATAN
 Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan ada luka pada bibir bagian
dalam.

Keluhan Tambahan
 Di manakah lokasi terjadinya luka tersebut? Di bibir bagian
dalam.
 Sudah berapa lama terjadinya luka ? Sejak 4 hari yang lalu.
 Apakah ukuran, warna dan bentuk luka tersebut mengalami
perubahan setiap harinya ? Tidak terjadi perubahan ukuran.
 Apakah luka tersebut terasa sakit ? Iya, luka tersebut terasa
sakit.
 Apakah pernah mengalami kehilangan rasa sakit atau
kehilangan sensasi lainnya ? Tidak pernah.
LAPORAN KASUS

Seorang pasien perempuan datang ke RSGM dengan keluhan


ada luka pada bibir bagian dalam sejak 4 hari yang lalu. Luka
disebabkan karena pasien sedang menstruasi dan biasanya
luka ini timbul pada setiap bulannya. Pasien mengeluhkan rasa
sakit pada luka tersebut. Luka tidak mengalami perubahan
ukuran, luka terasa sakit saat mengkonsumsi makanan pedas
dan panas. Pasien belum pernah mengobati luka tersebut.
 Apakah penyebab luka tersebut ?
Saat ini pasien sedang menstruasi.

 Apakah ada pembengkakan di bawah leher dan terasa sakit ?


Tidak ada.

 Sejak munculnya luka, apakah pernah demam, mual, muntah,


atau adakah keluhan lainnya ?
Tidak.
 Riwayat Penyakit yang Lalu : -
 Riwayat Penyakit Keluarga : -
 Riwayat Sosial Pekerjaan :-
PEMERIKSAAN KLINIS

Intral Oral
Bibir : Normal
Ekstra Oral Gingiva : Normal
Gaya berjalan : Normal Lidah : Normal
Sikap : Kooperatif Palatum Normal
Warna Kulit : Sawo matang Frenulum : Normal
Bentuk muka : Lonjong Dasar Mulut : Normal
(Simetris) Mukosa Bukal : Normal
Mukosa Labial : SAR Minor
CIRI KLINIS
 Bentuk : Oval, dengan tepi eritematous
 Ukuran : 4-5 mm
 Warna : Putih dengan tepi eritema
 Jumlah : 1 buah ( pada mukosa labial )

DIAGNOSA
 Stomatitis Aptosha Reccurent (SAR) Minor

ETIOLOGI
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) adalah salah satu kelainan rongga
mulut yang etiologinya belum diketahui namun dapat dihubungkan
dengan beberapa faktor predisposisi, salah satunya adalah
perubahan kadar hormon esterogen dan hormon progesteron pada
siklus menstruasi.
 PATOGENESIS
Perubahan kadar hormon pada siklus menstruasi dapat
menyebabkan SAR. Siklus menstruasi dapat menyebabkan SAR
karena penurunan kadar progesteron. Progesteron yang
meningkat lalu menurun secara bermakna saat fase luteal pada
siklus menstruasi akan mengaktivasi gejala SAR.Kadar
progesteron menurun tersebut dapat menyebabkan faktor self
limiting disease berkurang, polymorphonuclear leukocytes
menurun, proses maturasi sel epitel mulut terhambat, dan
permeabilitas vaskuler meningkat. Perubahan permeabilitas
vaskuler ini menyebabkan penipisan mukosa sehingga
mudahnya terjadi invasi bakteri yang menjadi penyebab iritasi
dalam rongga mulut, dan akhirnya menyebabkan SAR setiap
siklus menstruasi.
DIAGNOSA BANDING
Resep
GAMBAR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai