Anda di halaman 1dari 47

Marisa J.

Bayu Wahyudi
• Memilki keseimbangan oklusi yg tepat,
utk memperoleh stabilitas GTP yg
penguyahan optimum pd saat menerima beban
pengunyahan

• Anasir GT pd GTP dpt memperbaiki DV,


memberi dukungan pd bibir,dan pipi
estetis serta mengembalikan kontur wajah yg
hilang
• Bilabial (b,p,m) didukung oleh bantuan
bibir atas dan bawah
• Labiodental (f,V)  gigi insisiv atas &
bicara bawah
• Linguoalveolar (t,d,s,z,v,j,l) didukung
oleh lidah dgn bagian anterior palatum
1. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien baik
2. Individu yg msh memilki beberapa gigi yg harus
dicabut krn kerusakan gigi yg masih ada tdk
mungkin diperbaiki
3. Individu yg seluruh giginya telah tanggal atau
dicabut
4. Ada persetujuan mengenai wkt, biaya, prognosis
yg akan diperoleh
5. Bila dibuatkan GTS, gigi yg msh ada akan
terganggu keberhasilannya
1. Tidak ada perawatan alternatif
2. Pasien blm siap secara fisik dan mental
3. Pasien alergi terhadap material GTP
4. Pasien tdk tertarik mengganti gigi yg
hilang
RELASI MAKSILO MANDIBULA PADA KASUS
PASIEN YANG TELAH KEHILANGAN SELURUH
GIGI ASLI

Relasi horizontal yang biasa


Relasi vertikal yang dinamakan relasi sentrik atau
biasa dinamakan letak gigit, suatu posisi yang
dimensi vertikal menunjukkan hubungan antara
atau tinggi gigit rahang dalam arah medio-
lateral dan anterior-posterior.
Manfaat Penetapan DV Oklusal Dan Relasi Sentris :
Adalah agar dapat memindahkan hubungan antar
rahang ke artikulator, sehingga gigi-geligi yang disusun
diartikulator nantinya dapat diterima dengan baik di
dalam mulut.
Dimensi Vertikal ( DV )
Deff: Tinggi wajah yg ditentukan oleh jarak antara
rahang yg dpt memberikan ekspresi normal.

Dimensi Vertikal

DV istirahat : tinggi wajah


DV oklusal : tinggi
ketika gigi geligi dalam
wajah ketika gigi geligi
keadaan terpisah (tdk
berkontak dan
berkontak) dan
mandibula dlm
mandibula dlm keadaan
keadaan relasi sentrik.
istirahat fisiologis
Hubungan gigi pada saat DV istirahat, DV oklusi dan freeway
space
CARA PENETAPAN DV OKLUSAL
(2 MACAM)

1. Hub. Sisa alveolar 1. Posisi istirahat fisiologis


– Jarak dr papila incisiva
ke incisif mandibula 2. Fonetik dan estetik
– Kesejajaran sisa alveolar
2. Pengukuran dr GT 3. Ambang rasa menelan
sebelumnya
3. Pencatatan2/ post 4. Rasa Tactile/Indra
pencabutan perasa
– Profil radiograph
– Model-model gigi-geligi 5. Laporan pasien
dlm oklusi
– Pengukuran-pengukuran
mengenai persepsi
wajah kenyamanan
 adalah Hub. Rahang dalam arah
horizontal dimana posisi kondilus
mandibula terletak paling posterior
terhadap maksila dan relaks di dlm fosa
glenoid, pd DV tertentu, dimana rahang
masih dpt melakukan gerakan ke lateral
dengan bebas, grs tengah maksila &
mandibula berada dalam satu bidang
vertikal, berhimpit dgn garis tengah
wajah pasien.
MACAM-MACAM RELASI
SENTRIK

RELASI RELASI
EKSENTRIK PROTRUSIF
anterior/lateral anterior thdp relasi
thdp relasi sentrik sentrik
CARA PENETAPAN RELASI SENTRIK

CARA AKTIF/ FUNGSIONAL CARA PASIF/STATIS


TEHNIK : 1. Metode Gysi
1. Cara Menelan
2. Cara Nucleus Walkhof 2. Metode Rehm
3. Memakai alat Gothic arch 3. Metode Gravitasi
tracer
4. Cara Chew in dari : 4. Metode Green
Patterson
Needle House
LANJUTAN.................

Pedoman :
– Bagian ventral dari muskulus
maseter
– Ibu jari dan telunjuk diletakkan
bag. Ventral muskulus maseter.
– Pasien relaks operator
mendorong mandibula ke post.
Dan pasien disuruh menggigit
sehingga posisi kondilus dalam
fosa-glenoid tidak regang 
Otot masseter bagian ventral
fiksasi
LANJUTAN.................

• Hampir sama dgn metode Gysi


• Ibu jari & telunjuk didaerah vestibulum 
menekan lempeng  jari tengah
dibengkokkan ke bwh dagu  mandibula
didorong ke postpasien disuruh
menggigit fiksasi
LANJUTAN.................

• Pasien duduk sedemikian


rupa  kepala menengadah
ke belakang  krn gravitasi
 mand. Akan terdorong ke
post. Sehingga kondilus akan
menempati posisi plg
belakang tetapi tdk tegang
dalam fosa glenoid  pasien
disuruh menggigit fiksasi
LANJUTAN.................

• Pasien disuruh
mengigit kuat  otot
temporalis bag.ventral
akan terasa
menggelembung pd
saat diraba dgn jari-jari
tangan kanan dan kiri
 fiksasi Otot temporalis
LANJUTAN metode mencari relasi sentris dgn cara
aktif................

• Bulatan malam model (biji jagung)  letakkan


pd palatum plg posterior di median  ujung
lidah diangkat mengenai bulatan wax 
menutup mulut fiksasi
• # tdk bisa pd pasien yg memiliki frenulum
lingualis pendek.
Alat Dan Bahan Untuk
Mencari Dimensi Vertikal Dan
Relasi Sentris
Sarana Yang diperlukan
• Galengan gigit, yang terdiri dari lempeng gigit (record
base) dan galengan gigit (occlusal rim)
• Suatu lempeng gigit harus : kuat, stabil dan
bentuknya tepat seperti kontur jaringan pendukung
gigi tiruan.
Guna galangan gigit :
 Untuk menentukan dukungan bibir dan pipi yang wajar
 Untuk menetapkan hubungan antar rahang
 Untuk tempat menyusun gigi-geligi
Bahannya :
Wax
Copmpound
Kombinasi
Alat-alat yang digunakan
• Shellac base plate
• Reinforced shellac
• Self Curing Acrylic resin, yang dapat dibuat dengan cara :
• Tabur (sprincle on method)
• Adonan tanpa tekanan (non compression method)
• Adonan dengan tekanan (compression molded method)
• Wax yang ditambah dengan kawat penguat dan pasta zinc
oxyde eugenol.
• Metal
• Bahan-bahan di atas dibentuk menjadi suatu lempengan
yang ketebalannya disesuaikan dengan bahan yang
digunakan. Ketebalannya berkisar antara 1,5 – 2 mm.
Oklusal Rim
Guna :
1. Menentukan kmbli kontur bibir & pipi sesuai ekspresi normal
2. Penentuan hub. Rahang Vertikal (Dimensi Vertikal)
3. Penentuan hub. Rahang Horizontal (Relasi Sentrik)
4. Sbg. Panduan pd penyusunan anasir GT.

Bahan :
- Malam(wax) plg sering
- Modeling compound (bahan cetak)
- Kombinasi malam dan compound
 penentuan hub rahang dgn metode fungsional
alat pencatat hub. rahang dpt dilekatkan
ANATOMICAL LANDMARK
LANJUTAN.................
Panduan anatomis dalam membuat oklusal rims:
- Sulkus naso-labial
- Sulkus mento-labial
- Filtrum
- Komissura bibir

1. Dukungan  memperbaiki kontur sulkus naso-


labial & mento-labial serta filtrum yang rata,
kommisura turun

2. Dukungan  sulkus naso-labial & mento-labial


berubah bentuk & dangkal  filtum sbgian/
sluruh (-), kommisura ke lateral
Tahapan Mengukur
Dimensi Vertikal Dan
Relasi Sentris Pada Pasien
Tahapan pekerjaan dalam mengukur dimensi
vertikal istirahat dan oklusi sentris

Pasien diminta duduk


Kita coba landasan/
dengan enak dalam
tanggul gigitan RA.
posisi tegak

Dilakukan pemeriksaan
adaptasi landasan
terhadap denture
bearing area
 Landasan diam.
 Bl goyang -- > Penyebabnya harus dicari dan segera
diperbaiki.
 Beberapa penyebab adalah kurang rapatnya permukaan
landasan dengan jaringan pendukung, pinggir landasan yang
terlalu panjang atau terlalu pendek.

Dilihat dari sulkus nasolabilis dan philtrum pasien 


Bibir dan pipi pasien ≠ tampak cembung atau sebaliknya cekung
 diperbaiki dengan mengurangi atau menambah malam pada
permukaan labial atau bukal
LANJUTAN.................

Sebagai pedoman adalah “Low


Lip Line” yaitu garis terbawah
bibir atas saat pasien
beristirahat dan garis incisal
tampak 2 mm di bawahnya
LANJUTAN.................

Bidang oklusal tanggul gigitan


dibuat sejajar Garis camfer (garis
yg menghubungkan ala nasi
dengan porion)

Bidang oklusal tanggul gigitan


anterior sejajar dengan Garis pupil
ka/ki
LANJUTAN.................

Ukur jarak vertikal pasien


dalam keadaan istirahat
tanpa landasan/tanggul
gigitan dalam mulutnya
menggunakan jangka
sorong  Freeway space
besarnya antara 2 – 3 mm
 DV dapat kita tentukan
jaraknya dengan
landasan/tanggul gigitan
dalam mulut.
Bila RVD =70 mm, maka
DV berjarak 70 – 3 = 67
mm.
• Posisi mandibula saat otot-otot elevator dan
depresor mandibula dalam keadaan istirahat
fisiologis, tonusnya seimbang dan kondilus dalam
kedudukan relaks di dalam fossa glenoid.
• Istilah lain dari posisi istirahat fisiologis adalah :
• Physiological rest position
• Rest jaw relation
• Posturnal position
• Nama lain dari free way space :
• Celah/ruang antar oklusal
• Interocclusal distance
• Interocclusal gap/ clearance
• Interocclusal rest space
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHARTIKAN
DALAM PENETAPAN DV :
1. Posisi Pasien :
duduk tegak
kepala tegak
pandangan lurus ke depan
relax
2. Bila ada gangguan neuromuskular, sukar dilakukan
3. Pasien yang cepat lelah, misalnya penderita penyakit
jantung atau penyakit lain yang melemahkan,
mengerjakannya jangan terlalu lama. Demikian pula untuk
pasien yang cepat merasa bosan.
4. Perlu digunakan beberapa cara untuk membandingkan
hasilnya, karena hasil dari masing-masing cara secara
sendiri-sendiri biasanya kurang sempurna.
LANJUTAN...............
CARA PEMERIKSAAN DV

CARA FISIOLOGIS Posisi istirahat fisiologis, Fonetik dan


estetik sbagai panduan, Penelanan dan Indra perasa
Cara Niswonger :
1. Pasien didudukan dgn kepala diatur sdemikian rupa,
CARA MEKANIS : grs imaginer tragus-alanasi sejajar lantai.
1. Relasi linggir 2. Buat tanda, titik pd mid line, 1 di atas bibir atas, 1 pd
2. Pengukuran GT dagu pasien
lama 3. Pasien dianjurkan menghitung 1- 10 menelan  ukur
(alat:boyle kedua jarak.
4. Kmudian disuruh bbrapa kat yg berakhiran “S”  ukur
gauge)
kmbli kdua jarak
3. Pencatatan pra 5. Disuruh menelan dan membiarkan mandibula dlm
pencabutan gigi keadaan rileks  ukur = x mm  DV istirahat
6. Ulangi lagi, pasien dianjurkan mengontakkan oklusal
rim atas dan bawah  ukur = y mm  DV oklusal
7. Selisih x-y = 2 - 4 mm  DV benar
LANJUTAN.................

Garis-garis orientasi yang dibuat


pada tanggul gigitan, median
line diproyeksikan dari tengah
filtrum  frenulum labialis RA

Garis Caninus, diproyeksikan


dari tepi terluar ala nasi ka/ki
terhadap tanggul gigitan
LANJUTAN..............

 Permukaan tanggul gigitan harus merapat dengan


bidang orientasi RA.
 Permukaan labial/bukal tanggul gigitan harus
sebidang dengan yang atas. Bila kelebihan, harus
dikurangi dan sebaliknya bila kekurangan harus
ditambahi.
 Posisi RA dan RB dalam gigitan sentrik sementara
yang disebut juga “tentatif”.
 Tarik garis median pada tanggul gigitan sesuai
dengan garis median pasien
Bentuk dan posisi landasan /tanggul gigitan dalam
mulut pasien
• Bila DV terlalu tinggi harus dikurangi ketinggian tanggul gigitan
RB supaya tidak mengganggu estetika pasien.
• Bila pengurangannya banyak sehingga tanggul gigitan bawah
habis, kita boleh mengurangi yang atas, terpaksa mengorbankan
estetik pasien.
• Pengurangan tanggul gigitan RA harus hati-hati jangan
menghilangkan kesejajaran bidang orientasi yang telah didapat.
• Bila DV terlalu rendah, kita tambah tanggul gigitan bawah.
Jangan sekali-kali merubah tanggul gigitan atas karena akan
menambah jarak “low lip line”- garis insisal yang telah kita
tentukan.
• Penambahan sebaiknya menggunakan lembaran lilin supaya
ketebalannya merata dan tidak mengganggu kesejajaran bidang
orientasi.
PENENTUAN RELASI SENTRIK TANPA ALAT

Menentukan relasi sentrik tanpa alat yaitu dengan cara :


1. Gerakan menelan
2. menempatkan ujung lidah pada bulatan lilin yang
ditempatkan pada garis tengah landasan paling
posterior
3. Membantu pasien dalam posisi RB dalam keadaan
otot kendor
4. Menengadahkan posisi kepala pasien semaksimal
mungkin.
LANJUTAN.................

• Setelah dimensi vertikal pasien didapat, buatlah lekukan “ V “


pada tanggul gigitan RB
• Pasien dilatih melakukan macam gerakan yang menempatkan RB
dalam posisi paling belakang
• Aduk Zinc okside eugenol dan tempatkan diatas lekukan V tadi.
• Pasien segera melakukan gerakan menelan atau menempatkan
ujung lidah pada bulatan lilin di garis getar langit-langit.
• Pertahankan sampai mengeras, dapat mengeceknya dari sisa
adukan pada spatelnya.
• Lepaskan dari mulut pasien, bila mungkin bersama-sama kedua
tanggul gigitan RA dan RB. Bila terpisahpun tidak mengapa
karena dapat dikatupkan kembali sesuai dalam mulut dengan
menggunakan lekukan „“ V“ yang sekarang terisi pasta zinc
okside sebagai pengunci.
Tanda DV terlalu tinggi

1. Pasien sukar berbicara


2. Mulut tampak penuh:
a. Otot-otot muka tegang
b. Bibir sukar ditutup
3. Pasien sukar menelan
4. Waktu berbicara gigi-geligi atas beradu dengan
gigi-geligi bawah
5. Setelah memakai GT berapa lama, pasien mrs sakit
pd seluruh puncak proc.alveolaris
6. Otot2/ pembuka dan penutup rahang lama-lama
merasa lelah.
Tanda DV yang terlalu rendah

1. Pada saat berbicara  ucapan krg jelas


2. Wajah terlihat lbh tua
3. Efisiensi mengunyah menurun
4. Dpt terjadi luka disudut mulut  parleche
5. Dlm waktu lamamenimbulkan kelainan
sendi rahang
6. Ruang antar lidah terbatas
Beberapa Tes dalam Memperkuat hasil DV

1. Pertimbangkan secara keseluruhan dukungan wajah


2. Obsevasi visual besar ruang oklusal rim saat rahang
istirahat
3. Ukur tanda2 wajah saat istirahat dan oklusal rim
kontak
4. Observasi ucapan kata2 berdesis oklusal rim
berdekatan, tdk berkontak

Anda mungkin juga menyukai