Anda di halaman 1dari 41

TAHAPAN PERAWATAN GIGI TIRUAN

LENGKAP
Danang Bayu N ( 17.07.20.75)

Lia Zahiroh ( 17.07.20. 80)

Ratu Cendar Andana R ( 17.07.20.84)

Bunga Novita S (17.07.20.101)

Emilia Ninda S (17.07.20.106)

Endah Tri W (17.07.20.107)

Rizky Dea Citra (17.07.20. 144 )


◦ TAHAPAN PEMBUATAN GTL :
1. Cetak model studi
2. Perawatan pendahuluan (bila ada)
3. Pembuatan individual tray dan border moulding
4. Cetak model kerja
5. Garis Median dan 3 Cekungan
6. Denture Outline
7. Lempeng dan Galangan Gigit
8. Penetapan Gigit
9. Pemasangan Model pada Artikulator
10. Pemilihan dan Penyusunan Gigi
11. Pembuatan post dam, relief chamber, Kontur Gingiva
12. Penanaman dalam Kuvet
13. Buang Malam
14. Acrylic Packing & Acrylic Processing
15. Deflasking
16. Remounting 1, Selective Grinding 1, Remount jig
17. Pemulasan awal, pasang coba GTL
18. IMR, Remounting 2, Selective Grinding 2
19. Pemulasan
20. Insersi
21. Kontrol
Cetak anatomis
Mencetak dengan alginate lalu di cor
dengan gips keras

Cara kerja :
Cetak pakai alginate, setelah keluar dari
mulut pasien, dicuci dengan air mengalir
dan langsung di cor untuk menghindari
shrinkage
Outline Individual
tray  Gambar outline gigi tiruan pada
batas mukosa bergerak dan tidak
bergerak RA RB pada daerah
edentulous ridge dengan pensil tinta.
 Outline individual tray 2mm diatas
batas mukosa bergerak dan tidak
bergerak RA RB
Outline Individual
tray  Gambar outline stopper berbentuk
persegi pada region caninus dan
molar dimana pada RA lebih ke bukal
sedangkan RB lebih ke arah lingual.
Fungsi stopper untuk memudahkan
pengembalian sendok cetak pada
kedudukannya dalam mulut
penderita.
SPACER MALAM
Bahan : malam merah
Kegunaan :membuat ruangan/tempat bagi bahan
cetak final

Cara kerja :
malam merah dilunakkan lalu letakkan pada model
RA RB dan ditekan merata kearah batas outline.
Malam dipotong 2 mm diatas batas outline.
INDIVIDUAL TRAY
Bahan : ostron blue
Cara kerja :
 model diberi Cold mould seal (CMS)
 buat adonan akrilik sampai dough stage
 letakkan adonan pada cetakan RA: dibentuk bulatan, RB:
dibentuk bulat lonjong. Pada cetakan datas adonan diberi
plastic cellophane. Lalu ratakan dengan tangan
 rendam dalam air sampai mengeras
 kelebihan dipotong sesuai spacer malam, lalu beri tangkai
pada anterior
 daerah frenulum harus bebas
 sendok cetak dihaluskan dan dilubangi
Border Moulding
bahan : green stick wax / pericompound

Kegunaan untuk mendapatkan peripheral seal yang baik (menambah retensi GTL). Memenuhi
syarat jika vestibulum tercetak dengan baik, pas pada mukosa bergerak dan tidak bergerak.
Gerakannya dengan meretraksi ke depan/ muscle trimming
rahang atas : vestibulum bukal dan labial, frenulum labial, AH
line/ vibrating line (pada batas dari hamular notch kanan dan kiri
hingga 2mm depan fovea palatina)→ pasien diinstruksikan
mengucapkan “AH”

rahang bawah : vestibulum bukal dan labial, frenulum lingual→


pasien diinstruksikan menjulurkan lidah kedepan, labial, dan
sublingual, retromylohyoid kanan kiri→ px diinstruksikan
menjulurkan lidah ke atas
Cetak Fungsional
Menggunakan Bahan elastomer medium body

 Alat : pisau model, paperpad, agate spatle


 Bahan : individual tray RA dan RB, bahan cetak elastomer
medium body (base dan katalis)
 Tahapan kerja :
a. Sesuaikan individual tray kedalam mulut pasien
b. Aduk bahan medium body campurkan base dan katalis
diatas paperpad dan aduk dengan agate spatle hingga
homogen. Letakan pada individual tray secara merata.
c. Cetakkan sendok cetak kedalam mulut pasien dan tunggu
sampai setting. Tidak boleh dicuci karena hidrofobik.
d. Sebelum dilakukan pengecoran dengan gips harus
menunggu 30-40 menit sebagai recovery time.
Model kerja
membuat garis median, garis puncak
ridge, dan Tiga cekungan pada dasar
model rahang atas dan rahang bawah.
Galangan gigit
Lempeng gigit dibuat mengikuti outline gigi tiruan,
dan tidak boleh overextended/underextended
Syarat :
 Dibuat persis diatas puncak ridge untuk RA setinggi
18-20mm, RB setinggi retromolar pad
 Lebar insisivus 5mm, caninus 7mm, dan molar
10mm
 Bidang anterior galangan gigit RA dibuat lebih ke
anterior dari galangan RB
 Bidang labial dan bukal galangan gigit tidak boleh
melebihi sulkus labial dan bukal
Penetapan gigit
Penyesuaian galangan gigi RA dalam mulut
1. Penyesuaian dengan bibir penderita (estetik) pada saat rest posisi
a. Disesuaikan dengan bibir penderita.
- Apabila bibir penderita normal, maka tinggi galengan gigit RA yang terlihat adalah 2-4mm
- Apabila bibir penderita hipotonus, maka tinggi galengan gigit RA yang terlihat adalah 4-6mm
- Apabila bibir penderita hipertonus, maka tinggi galengan gigit RA tepat pada bibir RA penderita
2. Penyesuaian kontur labial yang memberikan lips support yang baik.
- sulcus nasolabialis dan filtrum pasien tampak cekung/normal
Penyesuaian galangan gigi RA dalam
mulut
Syarat :

1. arah depan : Bidang Oklusal RA sejajar dengan garis


interpupil
2. arah samping : Bidang oklusal RA sejajar bidang champer
(tragus alanasi)

Menggunakan bantuan tali untuk memberi tanda bidang


champer, dan alat Bite plate sebagai tanda bidang oklusal
galengan gigit RA
Penyesuaian galangan gigi RB
Menyesuaikan galangan gigit RB dengan RA
sehingga terjadi kontak merata dan seimbang
Penetapan gigit
Menentukan relasi vertical / Tinggi gigit
Mengukur Tinggi Rest posisi ( Rest Vertical Dimension/RVD)
- posisi kepala-tragus-alanasi sejajar lantai
- buat titik di ujung hidung dan dagu
- penderita relaks dan melakukan gerakan menelan berkali-kali
- ukur jarak kedua titik menggunakan kaliper (titik pada uiing hidung dan
dagu) berulang-ulang dan ambil rata-tatanya, misal X mm (RVD)

-Masukkan dan oklusikan galangan gigit RA dan RB

-Setelah diperoleh tinggi gigit yang diinginkan, instruksikan pasien untuk mengucapkan
beberapa huruf/kalimat. Misal MISSISIPI (Silverman)

-Tinggi gigit dianggap benar bila terjadi keseimbangan kontak dan kesejajaran bidang posterior
galangan gigit RA & RB
Tinggi Gigit / Tinggi vertical / Occlusion
Vertical Dimension:
OVD mm = RVD mm-Free Way
Space(2mm)
Penetapan gigit
Menentukan relasi horizontal / letak gigit
 Pasien di instruksikan membuka dan menutup mulut berulang kali sampai
lelah kemudian menutup mulut dan galengan gigit dalam kondisi kontak
 Buat keratin vertical pada daerah premolar galengan gigit RA-RB
 Kemudian dilakukan lagi gerakan menelan berulang-ulang, bila keratin tidak
segaris perlu dilakukan koreksi ulang
 Bila sudah tidak ada perubahan buat beberapa garis pada galangan gigit
1. Garis median wajah
2. Garis senyum
3. Garis caninus
Penetapan gigit
Mencatat relasi sentris
Untuk memperoleh kontak seimbang galangan gigit RA & RB
dilakukan:
1. Bidang oklusal galangan gigit RA-RB daerah posterior
diperpendek ± 2 mm lalu dibuat keratan bentuk “V” di regio
M1.
2. Pada daerah keratan diberi malam lunak sedikit lebih tebal.
3. Lakukan relasi sentrik kembali, kemudia galangan gigit RA
RB difiksir dapat menggunakan isi staplesPasien
diinstruksikan membuka-menutup mulut berulang kali
sampai lelah, kemudian menutup mulut dan galangan gigit
dalam kondisi kontak.
4. Galangan gigit yang dikeluarkan dari dalam mulut harus
dalam keadaan kontak dan lekat.
Pemasangan di articulator

Pemasangan model dalam articulator dengan syarat:


- Titik silang (cross point) model terletak pada ujung pin horizontal articulator
- Garis median model berada dalam satu bidang vertical dengan garis median
articulator
- Bidang oklusi/horizontal model terletak dalam satu bidang dengan bidang oklusi
articulator
Penyusunan Gigi
Penyusunan gigi dimulai dengan memasang gigi insisif sentral RA
kanan dan kiri selanjutnya ke salah satu sisi (sisi kiri), Insisif Kedua
dan Kaninus, kemudian disusun gigi sisi berlawanan (sisi kanan)
dengan cara yang sama.

Urutan penyusunan: anterior RA (I1 → I2 → C) → anterior RB


(I1 → I2 → C)
penyusunan gigi posterior, didasarkan
pada :
 kondisi fungsional (membantu retensi,
estetik, mengunyah makanan dan comfort)
 panduan terletak pada gigi atas, oleh karena
itu penyusunan gigi atas lebih dahulu
dibanding bawah
Mencoba gigi
fungsi : menyesuaikan dengan kondisi rongga mulut
(posisi rahang dan mukosa)
dilakukan bertahap, gigi anterior terlebih dahulu baru gigi
posterior
Konturing
 Alat : pisau malam, pisau model, spirtus brander
 Bahan : malam merah
 Tahapan kerja :
a. Gingiva pada gigi tiruan dibuat seperti pada gingiva asli
b. Meneteskan malam bagian labial dan bukal gigiakrilik
memakai pisau malam sampai menutupi servical gigi
tersebut. Potong malam sepanjang servical gigi sehingga
lengkung servical gigi terlihat.
c. Permukaan labial tidak boleh terlalu menonjol karena
mengganggu estetik
d. Permukaan bukal dibuat landai, ketebalan maksimal
2 mm. meratakan dan menghaluskan malam bagian
lingual ketebalan 1,5 mm. bulatkan malam diatas
vestibulum.
e. Malam di haluskan dengan kain linen atau sutra.
Setelah permukaan malam rata kemudian digosok
dengan kapas basah yang telah diperas dan
dipanaskan sampai halus. Untuk mendapatkan hasil
dan mengkilap, selanjutnya digosok dengan kapas
basah yang telah diperas dan diberi sabun.
f. Setelah kontur selesai, modul kerja dilepas dari
articulator.
g. Basis gips pada articulator tidak boleh rusak.
Pembuatan Post Dam
 Membuat kerokan dan hamular notch kanan sampai kiri sepanjang
fibrating line dimana daerah fovea palatina pengerokan dilakukan ± 2
mm lebih ke anterior menggunakan pisau model.
 Dalamnya post dam sama dengan ketebalan mukosa daerah tersebut.
 Pengerokan dilakukan pada model kerja sebelum pengisian kuvet
dengan akrilik
Pembuatan Relief Chamber
Daerah yang direlief adalah papilia incivus dan
torus palatinus
Dibuat dengan menempelkan tin foil setebal
kira-kira sama dengan perbedaan mukosa
(2-3 lembar)
Gigi Tiruan
Akrilik pada
model kerja

tahapan dilakukan packing dan prosesing akrilik


Remounting I
Bahan : Malam perekat ( sticky Wax )
Alat : Pisau malam, Brander spiritus
Cara kerja
 Model dibersihkan dari gips yang menempel terutama pada
bagian tiga cekungan dan dasar model.
 Pengembalian model geligi tiruan atas dan bawah pada
artikulator disesuaikan dengan kunci yang sudah dibuat
yaitu 3 cekungan
 Direkatkan dengan malam perekat pada bagian samping
model.
 Remounting selesai dilakukan.
SG I
Koreksi oklusi sentris dan dimensi vertikal→ gerakan buka tutup mulut dengan bantuan
articulating paper
Ketentuan pengasahan :
- Memperdalam fossa
- Memindahkan fossa
- Memperluas fossa
- Mengurangi bidang miring : cups lingual dan cusp bukal RA atau RB
- Mengurangi bidang palatal
- Tinggi cusp tidak dikurangi
Remount Jig
Tahapan kerja:
 Gigi Tiruan RB dan model dilepas dari dasar artikulator
 Letakkan adonan gips pada dasar artikulator ± setinggi
permukaan bidang oklusal GT RA, ratakan permukaannya
 Katupkan lengan atas artikulator sampai bidang oklusal dan
insisal GT RA tertutup gips ± 2 mm
 Jig mengeras, GT RA dan model dilepas, selanjutnya GT
RA da RB dipoles awal
Pulas Awal
Pulas untuk gigi tiruan :
-tidak boleh ada yang porus, kasar, tajam, atau bintil-bintil di permukaan dalam GT
menghadap mukosa.
-kontur gingiva termasuk daerah servikal tetap dipertahankan bentuknya dan bersih dari
sisa gips
-sayap GT (denture flange) dibuat cekung supaya dapat menempel pada mukosa
Apabila ada daerah yang perlu direlief terlebih dahulu
Pulas pada pasien :
-keadaan mukosa intra oral terutama basal seat harus sehat, jika ada kelainan harus
disembuhkan terlebih dahulu.
IMR
a. Bentuk bahan recording setebal ± 2 mm, letakkan pada
permukaan oklusal gigi posterior RB kanan kiri
b. Lakukan gerakan oklusi sentrik pada phantom, tapi tidak
sampai kontak, kira-kira berjarak 1-2 mm.
c. pertahankan posisi tsb sampai bahan recording mengeras
d. keluarkan GT RA dan RB bersama bahan recordingnya dari
dalam mulut
Remounting

a. Pasang GT RA pada remount jig, fixir dengan malam perekat


b. GT RA pada lengan atas artikulator ditanam dengan gips lunak, tunggu hingga seting (Gambar 75.)
c. Remount jig dibongkar (Gambar 76.)
d. GT RB & record dilekatkan pada GT RA dengan malam perekat (Gambar 77)
e. Pin vertikal diturunkan ± 1-2 mm
f. Artikulator dibalik (sehingga GT RB berada di atas, sedangkan RA berada di bawah)
g. GT RB ditanam dengan gips pada dasar artikulator (Gambar 79)
h. Setelah gips setting, Pin vertical dikembalikan seperti posisi semula, kemudian bahan record diambil,
sehingga gigi geligi kontak.
SG II → gerakan articulator kekanan maka sebelah kiri adalah sisi
kerja, dan sebelah kanan adalah sisi keseimbangan
- SG II selesai apabila pin vertical tidak mengangkat saat gerakan
protrusive movement dan lateral movement
- Pada sisi kerja pengasahan gigi berlaku hukum BULL
(pengurangan cusp bukal rahang atas dan cusp lingual rahang
bawah)
Sisi keseimbangan berlaku hukum anti BULL
Pasang Coba

 Alat : diagnostik kit


 Bahan : Gigi tiruan yang sudah di pulas awal.
 Tahapan kerja :
a. Sebelum dilakukan pemasangan akhir yang sesungguhnya, gigi tiruan terlebih dahulu dicobakan pada penderita satu
per satu, mulai dari dari rahang atas
b. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini adalah.
 Denture outline atau denture border, apabila
− Over extention, perlu pengurangan panjang sayap.
− Under extention, perlu diperhatian lebih lanjut, apakah perlu relinting atau dibiarkan
− Kedua hal ini berkaitan dengan retensi gigi tiruan.
 Retensi dan stabilitas pada uji karenanya
− Retensi diuji dengan memberikan tarikan arah vertical
− Stabilitas diuji dengan memberikan tekanan pada masing – masing sisi oklusi daerah incisivus
 Cek oklusi gigi tiruan RA dan RB dengan artikulating paper
Pulas Akhir

Hal-hal yang harus diperhatikan pada tahapan ini adalah :


-permukaan plat akrilik yang dihaluskan menggunakan fraser dan stone. Untuk mengkilapkan menggunakan wool
yang diberi cryte basah dan jangan ditekan.
-pemolesan dilakukan sampai halus dan mengkilap (untuk daerah akrilik bagian dalam GT tidak boleh dipoles).
-pengecekan ulang pada gigi tiruan apabila masih ada daerah yang tajam, kasar ataupun bintil-bintil di seluruh
permukaan gigi tiruan baik permukaan dalam yang menghadap mukosa intra oral maupun permukaan luar.
Pengecekan bintil diraba dengan ibu jari atau telunjuk
Insersi
Persiapan pasien : jika punya GT lama, tidak boleh dipakai 24 jam sebelumnya.
Oklusi sentris jika belum harmonis, perlu record dan remounting ulang untuk selective grinding
cek memakai articulating paper.
Perhatikan estetik, fonetik (mengucapkan MISSISSIPI tanpa hambatan), retensi, stabilitas,
jangan ada yang tajam, dan mastikasi.
KIE pada pasien yang memakai GTL pertamakali :
1. Cara buka pasang GT → daerah posterior yang boleh diungkit, karena anteriornya mudah
berubah.
2. Cara membersihkannya dengan air mengalir tanpa direndam. GT dibersihkan menggunakan
poliden cleanser selama 5 menit.
3. Malam pertama boleh dipakai.
Kontrol 1
-kontrol pertama 3 hari setelah insersi.
-GTL belum boleh dibuat makan
-yang dicek : -ada keluhan atau tidak
-retensi dan stabilisasi
- oklusi dan artikulasi
- adanya iritasi mukosa atau tidak
- estetik, fonetik, mastikasi.
Kontrol 2
-kontrol 2 dilakukan 7 hari setelah control 1
-yang dicek sama dengan kontrol 1
-GTL boleh dipakai untuk makan yang lebih padat.
Kontrol 3
-dilakukan 7 hari setelah kontrol 2.
-yang dicek sama dengan kontrol 1
-GT boleh dipakai makan lebih padat.
Thank
you...

Anda mungkin juga menyukai