CARA PASIF
Metode gysi
Pada metode Gysi, operator meletakkan ibu jari telunjuk pada bagian ventral muskulus masseter
pasien. Pasien diinstruksikan untuk rileks dan operator mendorong mandibular ke posterior.
Pasien kemudian diinstruksikan untuk menggigit sehingga posisi kondilus dalam fossa glenoid
tidak tegang. Kedua galengan gigit lalu difiksasikan.
Metode Rehm
Metode ini dilakukan dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk di bagian vestibulum menekan
bite rim, lalu jari tengah dibengkokkan dibawah dagu, mandibula didorong ke posterior secara
perlahan, pasien mengigit dan fiksasikan.
Metode Gravitasi
1.Pasien diminta duduk dikursi dan diinstruksikan agar kepala mengadah ke atas
2.Oleh gaya gravitasi, mandibula akan terdorong ke posterior sehingga kondilus akan menempati
posisi paling posterior tetapi tidak tegang pada fossa glenoid
Metode Green
Pasien diminta menggigit kuat. Bila relasi sentrik benar maka otot temporalis ventral akan terasa
menggelembung pada saat diraba dengan jari- jari tangan kanan dan kiri. Kedua galengan gigit
difiksasi. Perlekatan anatomis dari bagian belakang dan tengah otot-otot temporalis dan
suprahioid (terutama glenoideus dan digastrikus), diperkuat dengan sebuah penelitian yang
menunjukkan otot-otot ini menggerakkan dan menghentikan mandibula dalam posisinya yang
paling mundur terhadap maksila. Otot-otot temporalis , masseter dan pterigoideus medial
menganggkat mandibula ke posisi vertikal tehadap maksila.
CARA AKTIF
Cara Menelan
a. Menempatkan ujung lidah pada bulatan malam yang ditempatkan pada garis tengah
landasan paling posterior.
b. Membantu pasien agar rahang bawah dalam posisi paling belakang, dengan mendorong
rahang bawah dalam keadaan otot kendor.
c. Menengadahkan posisi kepala pasien semaksimal mungkin. Karena tidak ada satupun
cara di atas yang mempunyai kelebihan dalam ketepatannya maka paling sedikit harus
dilakukan dengan 2 cara untuk menjadi perbandingan. Misalnya kita lakukan dengan cara
gerakan menelan (A) kemudian dengan salah satu cara lain (B/C/D) dan hasilnya
dibandingkan. Sebagai pedoman dengan menarik garis de daerah geraham pada tanggul
gigitan atas yang diteruskan ke tanggul gigitan bawahnya. Pada setiap cara dilakukan
berkali-kali dan bila tampak sama lakukan cara yang lain. Bila belum sama harus dicari
sampai sama dan ambilah garis yang menempatkan pada posisi paling belakang/dorsal.
meletakan ujung lidahnya pada posisi paling atas dan belakang mulut
dalam keadaan bagian posterior berkontak, dan bantuan tekanan ringan dari
d. menengadahkan pasien dengan bantuan kursi agar terdapat bantuan gravitasi untuk
meretrudkan posisi mandibular
Gothic Arch tracer digunakan untuk menentukan dimension vertical occlusion (DVO) dan relasi
sentrik. Gothic arch menghilangkan bite rim wax dan membatasi kekuatan pengunyahan ke titik
central bearing di dalam mulut, dengan tujuan untuk membentuk fulkrum yang mendukung
mandibula. Hal ini memungkinkan otot-otot pengunyahan bebas untuk kembali ke posisi
fisiologis mereka yang benar. Selain itu, central bearing dicatat melalui pergerakan protrusif dan
excursive, dan kemudian titik-titik dimana gerakan-gerakan ini berpotongan akan dicatat sebagai
posisi relasi sentrik pasien. Gothic arch tracing menggunakan tracing plates untuk menangkap
dan merekam gerakan lateral mandibula dan maksila. Teknik penggunaan gothic arch tracing
dapat dilakukan secara intraoral dan ekstraoral, berikut langkah penggunaan gothic arch tracing
secara intraoral:
b. Metode Patterson
1.M. F. Patterson (1923) menggunaan oklusal rim dari wax.
2.Palung (cekungan) di buat pada rim mandibula dan diisi dengan campuran
plaster dan corborundum paste.
3.Pasien di instruksikan untuk menggerakkan mandibula. Hal ini terus dilakukan
hingga lengkungan terbentuk pada rim
4.Hal ini dikatakan untuk menyamakan tekanan dan memberikan kontak yang sama
pada semua gerakan ekskursi.
5.Gerakan mandibula menghasilkan bekas kurva kompensasi pada plaster
Dan corborundum.
6.Ketika pasta ini telah direduksi hingga dimensi vertikal yang telah ditentukan,
pasien di instruksikan untuk menggerakan mandibula ke belakang .
7.Gerakan ini menentukan hubungan rahang secara horizontal dan hasil akhir dari
kedua rim.
Sumber :
2.Hudzaifah.
Analisis Penentuan Hubungan Rahang pada Pembuatan GTP. 2002. USU e-repository.2008