Bila penderita mempunyai GTL, maka 24 jam sebelum dicetak, GTL lama tidak boleh
dipakai
Yaitu : Cetakan dari rahang atas dan bawah penderita yang sesuai dengan bentuk
anatomisnya.
Tujuan : Untuk membuat model duplikasi atau tiruan dari rahang atas dan bawah
penderita yang sesuai dengan bentuk anatomisnya.
Hal-hal yang sukar dilihat didalam mulut penderita akan terlihat jelas pada
model.
Model yang dihasilkan adalah : Model Kerja / Working Model merupakan model
kerja pada pembuatan gigi tiruan.
Sebelum dicetak penderita diinstruksikan kumur-kumur air berulang kali sampai lelah.
Dijaga agar bagian posterior sendok cetak jangan sampai menyentuh uvula(terlalu
ke belakang).
SPACER MALAM
Prosedur Kerja:
RA: daerah peripheral labial dan bukal dibuat under extended 2 mm dari
batas mukosa bergerak tak bergerak. Batas posterior pada AH line.
Meletakan selapis malam merah pada model, kemudian dipotong sesuai dengan
out line
Pembuatan stopper
Guna: untuk memudahkan pengembalian sendok cetak pada tempatnya
Bahan:
Shellac
Prosedur Kerja:
Bag. permukaan model yang tidak tertutup malam merah diulasi bahan separator
yi. Cold mould seal
MENCETAK FUNGSIONAL
Mencetak fungsional RA dan RB meliputi beberapa tahap kerja
Cara kerja:
Dibuat tanda batas mukosa bergerak tak bergerak dlm mulut penderita dengan
pensil tinta
Mencobakan sendok cetak perseorangan satu persatu. Dilihat bagian tepi sc.
Under extended 2 mm dari batas mukosa bergerak tak bergerak
Tujuan:
Guna: untuk mendapatkan peripheral seal yang baik bagi GTL RA dan RB, untuk
menambah retenri GTL ( dari tekanan atmosfir)
Bahan:
Impression compound
Malam
Bahan elastomer
Cara kerja:
Bahan molding diletakkan pada tepi s.c. pada daerah yang akan moldingS
Pada border molding gerakan yang dilakukan oleh operator, disebut: muscle
trimming
border molding RA
Regio anterior:
jari telunjuk dan ibu jari tangan ka. Operator menarik bibir atas ka. Penderita
kearah depan, bawah dan belakang
Frenulum labialis
jari telunjuk dan tengah serta ibu jari tangan ki operator menarik bibir atas kearah
depan dan bawah
Regio posterior
Jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari tangan ki. Operator menarik pipi penderita,
kearah: samping, bawah, depan dan belakang
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan operator memfiksir s.c.
border molding RB
Regio anterior
Jari telunjuk dan ibu jari menarik bibir bawah penderita ke atas
Regio posterior
Jari telunjuk dan ibu jari tangan operator menarik pipi penderita : ditekan ke arah
atas, ke muka, ke belakang, tangan ka. Operator memfiksir s.c.
Daerah sublingual: jari telunjuk tangan ka dan ki operator memfiksir s.c. Lidah penderita
keatas, gerak ka-ki menjulur ke depan
Daerah retromylohyoid
Penderita diinstruksikan membuka mulut yang lebar, ujung lidah menyentuh bibir
atas digerakkan ke ka- ki.
Membentuk “ S” form
Bahan cetak:
Cara kerja hampir sama dengan border molding yaitu ada gerakan muscle trimming
Cara kerja:
Disekeliling peripheral border cetakan diberi: was kraag/wax collar/ beading wax
Boxing
Model trimming
Membuat 3 cekungan pada dasar model, garis puncak ridge, dan median model
Bidang labial dan bukal gal. gigit tidak boleh melebihi sulcus labialis dan bukalis
Yaitu : untuk memperoleh kondisi ideal RB terhadap RA dari dalam mulut kemudian
diproyeksikan keluar mulut dengan bantuan sarana galengan gigit.
Persiapan
Kesejajaran bidang oklusal, gal. gigit dari arah depan dengan garis interpupil dan
dari arah samping sejajar bidang champer (tragus alanasi)
Dari depan : panjang gal gigit yang nampak disesuaikan dengan bibir penderita
Dari samping :
Lengkung depan kontur labial membentuk “lip support” yang baik untuk
menunjang retensi
Dengan bantuan alat bite plate, bid. Oklusal dilihat :
dari samping: sejajar dengan garis champer (grs yg dibuat melalui tragus
alanasi)
Gal gigit RA dan RB dibuat kontak merata dan seimbang, tidak terjadi kontak
semu
Yaitu: penetapan tinggi gigit dilakukan sebelum gigi-gigi yang masih ada akan dicabut
(indikasi pencabutan)
Pencatatan tinggi gigit sebelum pencabutan sangat membantu dalam menetapkan dimensi
vertikal oklusal pada penderita tak bergigi.
Profile radiographs
Menggunakan foto rongent dari kepala penderita dari arah samping yang dibuat
pada saat gigi2 dalam keadaan oklusi\
Diukur / dibandingkan
Membuat potret wajah dari arah samping dengan menggunakan kamera , gigi oklusi
maksimal diperbesar diukur anatomical landmark dibandingkan hasil
penngukuran anatomical lanmark penderita
Hubungan antara RA dan RB dilihat dari arah / dimensi vertikal pada kondisi tertentu
y.i posisi netral mandibula dimana otot2 pembuka dan penutup dalam
keadaan seimbang / tonus kontraksi otot-otot minimal yg cukup untuk mempertahankan
kondisi tsb.
Pada penderita ompong: utk mdpt tinggi gigit = mencari dahulu kead. Rest position .
Articulated cast
Profile silhoutetes
Cara Niswonger
Kmd masukkan gal gigit Ra dan RB dlm mulut dan dioklusikan, ukur ke dua titik
tsb dan dibuat B cm
Kmd penderita diinstruksikan mengucapkan huruf “S” dan perhatikan (periksa)
jarak antara bid. Oklusal RA dan RB dan keharmonisan wajah
Cara Willis
Jarak antara pupil mata (titik tengah iris mata) ke rima oris ( pertemuan bibir atas
dan bibir bawah ) akan sebanding dengan jarak antara dasar hidung ke batas
terbawah dagu
Cara Silverman
Penetapan tinggi gigit melalui metode pelisanan beberapa huruf (closest speaking
space).
Dilakukan apabila otot2 yang terlibat dalam keadaan berfungsi berbicara yang
fisilogis.
Cara:
Yaitu relasi paling posterior mandibula terhadap maksila, di mana kondili terletak paling
posterior dalam fossa glenoid pada tinggi gigit tertentu, yang masih memungkinkan
pergerakkan mandibula ke lateral
Relasi sentris kontan, tidak berubah seumur hidup, selama T.M tidak mengalami kelainan
yang serius.
Metode reflek fungsional : penderita duduk dan kepala pada posisi dorsal fleksi,
kemudian diinstruksikan utk melakukan gerakan menelan berulang kali
Melakukan gerakan mandibula maju mundur dan dibantu operator mendorong
mandibula sampai posisi Posterior
Membuka dan menutup mulut berulang kali sampai lelah, kmd menutup mulut
dan gal. gigit dalam keadaan kontak, operator membantu meletakkan posisi distal
Membuat keratan vertikal daerah premolar pada gal. gigit RA dan RB, dilakukan
gerakkan berulang hingga benar ( RA dan RB segaris).
Dibuat keratan bentuk “V” pada regio M1 gal. gigit RB (bag. oklusal)
Pada keratan diberi malam lunak, kemudian dilakukan relasi sentris atau memakai
steples.
Kemudian gal. gigit dikeluarkan dari dalam mulut dalam keadaan kontak dan difiksir
Garis median
Garis senyum
Garis kanin
Pemilihan gigi pada kasus full edentulous ridge (pasien ompong) /GTL berpedoman pada -:
BENTUK WAJAH
JENIS KELAMIN
UMUR PASIEN
untuk menentukan warna dan tingkat keausan gigi.
Sedangkan ukuran gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada galengan gigit
B. LEBAR GIGI
Pedoman yang dapat digunakan dalam menentukan lebar gigi, antara lain menggunakan indeks
nasal, yaitu :
1) lebar dasar hidung sama dengan jarak antara puncak kaninus rahang atas yang diukur secara
garis lurus
2). Sudut mulut dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk menentukan letak tepi distal dari
kaninus atas pada saat istirahat. jarak antara kedua sudut mulut sama dengan lebar keenam gigi
depan atas.
C. BENTUK GIGI
Untuk menentukan bentuk gigi beberapa hal di bawah ini dapat digunakan sebagai pedoman.
Bentuk wajah ada hubungannya dengan bentuk gigi insisivus sentral atas. bentuk insisivus
sentral atas sesuai dengan bentuk garis luar wajah tetapi dalam arah terbalik (Leon Williams).
WAJAH DILIHAT DARI DEPAN : PERSEGI/SQUARE LANCIP/TAPERING
LONJONG/OVOID
JENIS KELAMIN
Menurut Frush dan Fisher, garis luar insisivus atas pada pria bersudut lebih tajam (giginya
berbentuk kuboidal), sedangkan pada wanita lebih tumpul (giginya berbentuk spheroidal)
PENYUSUNAN GIGI
PERHATIKAN:
2.Bidang oklusal sejajar dengan garis inter pupil dan ala tragus
1. INSISIV PERTAMA RA
tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi I-1 atas,lalu gigi I-1 atas yang telah
digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-
distal. Sumbu gigi sedikit condong (5°) ke distal terhadap garis tegak lurus. ujung
insisal menyentuh bidang oklusal.
2. INSISIV KEDUA RA
tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi I-2 atas, lalu gigi I-2 atas yang telah
digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-
distal, long axisnya lebih condong (10°) ke distal dibandingkan dengan insisiv pertama
ra. ujung insisal insisiv kedua ra berjarak 0,5-1 mm di atas bidang oklusal.
3. KANINUS RA
Sumbu gigi juga condong ke distal. sumbu gigi hampir tegak lurus dilihat dari arah
labio-palatal. ujung insisal menyentuh bidang oklusal. Long axisnya hampir sama
dengan gigi I-1 atas. bagian servikal tampak lebih menonjol dan ujung cusp lebih ke
palatal dan menyentuh bidang orientasi untuk px laki laki, untuk px perempuan bidang
servikal sejajar dengan ujung cusp dan menyentuh bidang orientasi.
1. Gigi I-1 bawah
Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi I-1 bawah lalu gigi I-1 bawah yang
telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-
distal long axisnya tegak lurus dengan bidang oklusal dan tepi insisal 1-2 mm diatas
bidang oklusal, inklinasi antero-posterior.
2. GIGI I-2 BAWAH
Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi I-2 bawah lalu gigi I-2 bawah yang
telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio
distal, long axisnya membuat sudut 85 derajat bidang oklusal, tepi insisal 1-2 mm diatas
bidang oklusal.
3. GIGI C/KANINUS BAWAH
Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi c / kaninus bawah lalu c bawah
yang telah digambar porosnya diletakkan ditempatnya dengan memperhatikan inklinasi
mesio-distal : long axisnya miring/ paling condong garis luar distalnya tegak lurus
bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. gigi condong kelingual/bagian servikal
menonjol serta dilihat dari bidang oklusal ujung cusp terletak diatas lingir rahang, bagian
kontak distal berhimpit dengan garis lingir posterior.
“Setiap penyusunan gigi bawah, selalu periksa artikulasi keanterior dan lateral dengan
menggerakan bagian atas artikulator kearah posterior dan kelateral akan terlihat tepi
tepi insisal saling menyentuh”.
1. PREMOLAR PERTAMA RA
Sumbu gigi tegak lurus. cusp bukal menyentuh bidang oklusal, cusp palatinal tidak
menyentuh bidang oklusal.
2. PREMOLAR KEDUA RA
Sumbu gigi tegak lurus. cusp bukal dan palatinal menyentuh bidang oklusal.
3. MOLAR PERTAMA RA
Sumbu gigi sedikit condong ke mesial. hanya cusp mesio-palatinal yang menyentuh
bidang oklusal.
4. MOLAR KEDUA RA
Sumbu gigi condong ke mesial dan tidak ada cusp yang menyentuh bidang oklusal.
Pembuatan kunci gigit dari plaster of paris (gips putih) pada artikulator yang berguna sebagai
tempat permukaan kedudukan permukaan oklusal dari gigi tiruan RA
Pemulasan 1
Setelah remount jig, GTL RA dilepas dari artikulator dan RA dan RB dipulas.
Interocclusal record.
Catatan hubungan RA dab RB pada posisi relasi sentris yang dilakukan pada dimensi
vertikal atau tinggi gigit tertentu.
Remounting 2
Tujuannya yaitu koreksi terhadap kurang tepatnya oklusi sentris.
Selective Grinding 2
Hukum untuk pengasahan selektif kontak2 yg menyimpang dlmoklusi eksentris:
–Pada sisi kerja
Kurangi lereng bag. dalam cusp fasial/guiding cusp gigi atas
Kurangi lereng bag. dalam cusp lingual/guiding cups gigi bawah
–Pada sisi yang mengimbangi: kurangilah lereng bagian dalam cusp fasial/holding cusp gigi
bawah
–Dalam relasi protrusif: kurangilah guiding cusp/cusp fasial gigi atas & guiding cusp/cusp
lingual gigi bawah
Selective Grinding 2
Pengasahan selektif gigi2 anterior harus meniru bentuk gigi2 asli& mempertahankan estetik.
Hukum untuk pengasahan selektif gigi2 anterior:
–Kurangilah permukaan fasial gigi2 anterior bawah & permukaan palatal gigi2 anterior atas
–Pengasahan selektif dilanjutkan sampai oklusi sentris seimbang& gerakan eksentris yang
harmonis telah diperoleh
Selective Grinding 2
Pertimbangan2 penting dalam pengasahan dan pemolesan gigi posterior:
–Cusp yg datar & tepi persegi dlm RS
–Daerah2 yg perlu diasahpd sisi kerja
–Bagian cusp yg tajam dibulatkan & milling-in pd sisi yg mengimbangi
Pengasahan gigi anterior:
–Hubungan gigi2 anterior sebelum pengasahan
INSERSI GT
- stl proses p’buatan selesai, sbl insersi → rendam dlm air (m’cegah kontraksi)
- p’mukaan tdk kasar, tepi tdk tajam, tdk porus
- ujung clasp tdk tajam (bulat)
- halus / m’kilap (basis tdk blh dipulas)
Persiapan penderita
- bl punya GT lama, spy tdk dipakai ± 3 hari sblm insersi (min 24 jam)
- 15 mnt sbl insersi mulut hrs bebas / kosong
- pd saat insersi coba satu per satu (RA/RB), ingat arah pasang
- kontak antara GT dg gigi asli jangan hilang
- basis GT t’letak baik pd jar penyangga
- occlusal rest → pd rest seat
- lengan clasp tdk t’lalu rapat/menekan & tdk longgar
- periksa stabilitas dg beri tekanan b’gantian pd anterior, posterior ki/ka
- periksa oklusi :
= buka/tutup mulut 3-4 kali →articulating paper
= peninggian gigit / kontak prematur → asah
- periksa artikulasi :
= gerakkan rahang ke lateral & anteroposterior
= kontak cusp → m’halangi gerak asah (selective grinding)
= cek dg articulating paper
- beritahu cara pasang / lepas
- comfort ± 2-4 minggu
- cara lepas tekan pinggir sayap bukal
AFTER CARE
1. Establishment of an appoinment schedule
2. Re appraisal of the dentures
3. Observation of tissue reaction
Kesulitan bicara
- belum biasa → latihan bicara dan baca/bicara keras
- plat terlalu tebal → tipiskan
- susunan gigi salah → bila mungkin dibetulkan
Nasehat pd penderita :
- GT benda asing, jangan bandingkan dg gigi asli
- perlu wkt utk adaptasi
- dilepas pd malam hari, spy mukosa tetap sehat, direndam dlm air
- dibersihkan setiap selesai makan dg sikat gigi bulu halus/lunak dg deterjen/denture cleanser
- kontrol rutin ke drg
- kunyah dg kedua sisi.
FD
Pasang GTL baru, GTL lama hendaknya tdk dipakai selama mungkin → mdh diterima
Pasang RA dulu → biarkan bibir sesuaikan dg GTL baru.
Tekan - Periksa enak/tdk
RA dilepas, rendam dlam air, pasang RB
RB lepas → pasang RA + RB
Periksa Tanya ada kontak premature dg articulating paper.
Oklusi, kontak mundur
Kontak mundur baik, RB buka tutup berulang kali.
Periksa posisi oklusi sentrik, kiri kanan dan protrusi
Dipakai siang malam 2-3 hari pertama, dilepas utk dibersihkan stl makan, sbl tidur dan
pagi hari.
Kontrol 24 – 48 jam
Periksa oklusi sentrik, berbagai posisi eksentrik
Stl 3 hari, malam hari GTL dilepas, direndam dlm air.
Makanan jangan yang lengket
Makan dipotong kecil-kecil
Makan dlm jumlah sdkit pd kedua sisi
Bicara keras sendiri 20 mnt / hari dan meneguk minum / membasahi mulut
Kontrol lagi 3 minggu, 3 bulan
Adaptasi otot basis GTL/mukosa perlu 5-6 minggu.
Indikasi relining :
Longgar :
Tepi/sayap GT kurang (under extended)
Resorpsi tl alveol :
Pasien pakai GT immediate, stl +/- 6 bln
Pasien dg penykt DM stl pemakaian mencapai wkt tertentu
dimensi vertikal terlalu rendah (FD), perlu diukur rest position, oklusi sentrik, free way
space
dimensi vertikal masih baik atau sedikit rendah
Direct relining
- periksa oklusi
- GT dipakai sbg sendok cetak diisi dg alginat tdk terlalu kental dan tipis utk ketahui daerah yg
perlu di relining (tepi atau basis)
- dg self / cold cure acrylic
Kekurangan direct relining
- bhn reline mengiritasi mukosa ulas dg vaselin
- sering porus bau
- warna kurang stabil
- bila salah sulit diambil
Indikasi rebasing
Dimensi vertikal msh baik, oklusi baik
Misal krn basis porus, berubah warna, stain yg tebal, terlalu lama, bau
Memperbaiki dimensi vertikal yang terlalu tinggi (FD)
Prosedur rebasing
- Cetak RA/RB dg GT lama sbg sendok cetak dg bhn cetak mukostatik
- Buat model kerja
- Letakkan model kerja & GT (RA) pd artikulator
- Buat indeks oklusal pd bag bwh dg gips (+/- 1/3 insisal/oklusal gigi tertanam gips)
- Lepas GT, buang bhn cetak. Potong/buang basis GT seluruhnya. Sisakan tempat melekat gigi
- Susunan gigi ditempatkan kbl pd indeks oklusal/ jig
- Buat landasan baru dari malam
- Coba di pasien, periksa estetik, oklusi sentrik & dimensi vertikal
- Flasking packing curing deflasking dst