Anda di halaman 1dari 40

Gigi Tiruan Lengkap

- N I N D YA S H I N TA D .
- M E G A B I N TA N G B . P
- I N A AYAT U L M A U L A
- M E L AT I H A R U M P.
Diagnosis
Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
- Pemeriksaan Objektif (ekstraoral dan intraoral)
- Intraoral: Pemeriksaan jaringan pendukung gigi (vestibulum, frenulum, bentuk ridge,
retromylohyoid, bentuk dalam palatum, torus palatinus, tubermaksila, torus mendibularis,
exotosis)
- Pemeriksaan Penunjang

Setelah diagnosa, kemudian menentukan rencana perawatan


1. Pembuatan Cetakan Anatomis
RA&RB
 Cetakan Anatomis / Preliminary Impression : Cetakan dari rahang atas dan bawah penderita yang sesuai dengan bentuk anatomisnya. Model yang

dihasilkan disebut Model Anatomis / diagnostik /Study Model”. Digunakan sebagai model kerja untuk pembuatan sendok cetak perorangan

 Bahan : alginat, bahan cetak compound

 Cara kerja :

- Menyiapkan sendok cetak tak bersudut siap pakai yang tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk

- Pasang coba sendok cetak.

- Melakukan pemeriksaan tepi sendok cetak yang sesuai dengan batas tepi mukosa bergerak tak bergerak. Tepi sendok cetak harus berjarak 0,5mm

dari tepi rahang

- Sendok cetak yang telah diisi dengan bahan cetak, kemudian dimasukkan ke dalam mulut, dipaskan diatas tulang alveolar dan sendok cetak

didudukan dengan tekanan yang cukup agar alginatdapat mengalir dan mencetak bentuk jaringannya dengan tepat. Garis median wajah tepat pada

bagian tengan pegangan (handle) sendok cetak

- Cetakan yang sudah jadi, kemudian diisi dengan gips lunak menjadi model anatomis/model studi/model pembahasan. Diberi identitas penderita,no

registrasi, paraf instruktur


Anatomical Landmark
2. Pembuatan Outline Gigi Tiruan,
Spacer Malam dan Sendok Cetak
Perorangan
Outline Gigi Tiruan
- Menggambar garis batas fungsional pada model dengan menggunakan pensil tinta

Spacer Malam: untuk membuat ruangan/ tempat bagi bahan cetak final
- Membuat out line s.c. perorangan pada model
- RA: daerah peripheral labial dan bukal dibuat under extended 2 mm dari batas mukosa bergerak tak bergerak. Batas posterior pada AH line.
- RB: daerah retromolar pad tertutup 10 mm
- Meletakan selapis malam merah pada model, kemudian dipotong sesuai dengan out line
Pembuatan stopper: untuk memudahkan pengembalian sendok cetak pada tempatnya
- RA: pada daerah kaninus kanan-kiri dan daerah molar kanan-kiri, lebih kearah bukal
- RB: pada daerah kaninus kanan-kiri dan daerah molar kanan-kiri, lebih kearah lingual
Sendok Cetak Perorangan
Bahan: Self cured acrilyc
Cara Kerja:
- Bagian permukaan model kerja diulasi bahan separator yaitu cold mould seal
- Adonan resin akrilik dibuat kemudian diletakkan pada model
- Kelebihan akrilik dipotong sesuai outline
- Sendok cetak diberi tangkai sebagai pegangan pada bagian anterior. Pembuatan handle
membentuk tangkai tegak ± 1 cm dan menekuk 135 derajat untuk menghindari kontak dengan
bibir pada saat melakukan gerakan muscle triming
- Kemudian direndam dalam air sampai mengeras
- Sendok cetak dihaluskan
3. Mencetak Fungsional RA dan RB
 Cetakan Fungsional / Final Impression = Cetakan dari rahang atas dan rahang bawah beserta batas-batas fungsional dari jaringan anatomis yang
membatasinya.
 Tujuan:
- Untuk menentukan panjang sayap GTL RA dan RB
- Untuk mendapatkan bentuk dan ketebalan bagian tepi dari sayap GTL atas dan bawah
- Guna: untuk mendapatkan peripheral seal yang baik bagi GTL RA dan RB, untuk menambah retenri GTL ( dari tekanan atmosfir)
 Bahan:
- Impression compound
- Malam
- Bahan elastomer
 Model yang dihasilkan adalah : Model Kerja / Working Model yang merupakan model kerja pada pembuatan gigi tiruan.
 Mencetak fungsional RA dan RB meliputi beberapa tahap kerja:
- Penderita didudukan rileks
- Dibuat tanda batas mukosa bergerak tak bergerak dlm mulut penderita dengan pensil tinta
- Mencobakan sendok cetak perseorangan satu persatu. Dilihat bagian tepi sc. Under extended  2 mm dari batas mukosa bergerak tak bergerak
- Border molding rahang atas dan bawah dalam mulut penderita.
- Maksud: mencari batas mukosa bergerak tak bergerak dari RA dan RB penderita dalam keadaan berfungsi
Muscle Trimming RA dan RB
 Pada border molding gerakan yang dilakukan oleh operator, disebut: muscle trimming

 Border molding RA

• Regio anterior:
- jari telunjuk dan tengah tangan ki operator memfiksir s.c.
- jari telunjuk dan ibu jari tangan ka. Operator menarik bibir atas ka. Penderita kearah depan, bawah dan belakang

• Frenulum labialis
-jari telunjuk dan tengah serta ibu jari tangan ki operator menarik bibir atas kearah depan dan bawah

• Regio posterior
- jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari tangan ki. Operator menarik pipi penderita, kearah: samping, bawah, depan dan belakang
- jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan operator memfiksir s.c.

• Daerah tubercle sulcus


- jari telunjuk ka-ki operator memfiksir s.c.
- penderita diinstruksikan membuka-menutup, menggerakkan Rb kekanan-kekiri

• Daerah palatum sebelah posterior


- jari telunjuk ka-ki operator memfiksir s.c
- penderita diinstruksikan mengucapkan AH
 Border molding RB
• Regio anterior
- Tangan ka operator memfiksir s.c
- Tangan ki operator menarik bibir bawah sebelah ka penderita: kedepan, keatas, kesamping
• Daerah frenulum labialis
- Jari tengah ka-ki operator memfiksir s.c
- Jari telunjuk dan ibu jari menarik bibir bawah penderita ke atas
- Jari telunjuk dan tengah tangan ki. Operator memfixir s.c.
- Jari telunjuk dan tengah serta ibu jari tangan ka op. menarik bibir bawah penderita ke atas
• Regio posterior
- Jari telunjuk dan ibu jari tangan operator menarik pipi penderita : ditekan ke arah atas, ke muka, ke belakang, tangan ka. Operator memfiksir s.c.
 Daerah retro molar pad dan daerah linea oblique external
- Penderita diinstruksikan membuka dan menutup mulut
 Bagian lingual
Daerah sublingual: jari telunjuk tangan ka dan ki operator memfiksir s.c. Lidah penderita keatas, gerak ka-ki menjulur ke depan
 Daerah retromylohyoid
Jari telunjuk ka-ki operator memfiksir s.c.
Penderita diinstruksikan membuka mulut yang lebar, ujung lidah menyentuh bibir atas digerakkan ke ka- ki.
Membentuk “ S” form
Cara melepas cetakan :
- satu arah dan satu gerakan
- bila cetakan RA sukar dilepas, penderita diinstruksikan menutup rapat mulut, menghembukan
udara ke dalam rongga mulut, seluruh peripheral border dari sendok cetak di semprot air.
4. Pembuatan Model Kerja
Merupakan tahapan kerja laboratoris
Cara kerja:
- Di sekeliling peripheral border cetakan diberi: was
kraag/wax collar/ beading wax
Tujuan: untuk mempertahankan bentuk peripheral
border yang telah diperoleh
- Boxing
- Mengisi cetakan dengan gips keras
- Model trimming
- Membuat 3 cekungan pada dasar model, garis
puncak ridge, dan median model
5. Pembuatan Galengan Gigit
Syarat lempeng dan galengan gigit
- Lempeng gigit harus beradaptasi dengan baik pada permukaan model dan mengikuti out line
GT
- Galengan gigit harus melekat dengan baik pada lempeng gigi dan lengkung galengan gigit harus
sesuai dengan lengkung rahang
- Bidang labial dan bukal galengan gigit tidak boleh melebihi sulcus labialis dan bukalis
- Penampang galengan gigit trapesium.
6. Penetapan Gigit
Pasang coba galengan gigit pada penderita untuk mengetahui apakah galengan gigit retentif dan stabil.
- Galengan gigit RA dimasukan lebih dahulu dalam mulut, kemudian periksa:
Dari depan : panjang gal gigit yang nampak disesuaikan dengan bibir penderita
Bibir normal → 1-2 mm dibawah bibir
Bibir panjang → tidak kelihatan
Bibir pendek → 5-6 mm dibawah bibir
- Sejajar dengan garis interpupil
- Dari samping :
Lengkung depan kontur labial membentuk “lip support” yang baik untuk menunjang retensi
- Dengan bantuan alat bite plate, bid. Oklusal dilihat :
dari depan : dibuat sejajar garis interpupil
dari samping: sejajar dengan garis champer (grs yg dibuat melalui tragus alanasi)
- Galengan gigit RB dimasukkan dalam mulut penderita, kemudian perhatikan:
Gal gigit RA dan RB dibuat kontak merata dan seimbang, tidak terjadi kontak semu
Menetapkan relasi vertikal (dimensi vertikal)
Penetapan tinggi gigit yang dilakukan setelah gigi dicabut, ada beberapa cara yaitu : Niswonger, Willis, Silverman.
Yang sering digunakan adalah Niswonger.
Niswonger:
1. Galengan gigit dilepas dahulu dari rongga mulut
2. Posisi kepala : tragus alanasi sejajar dengan lantai
3. Dibuat 2 titik : ujung hidung dan ujung dagu
4. Penderita diminta relaks dan melalakukan gerekan menelan berkali kali, ambil rata-rata misal A cm.
5. Kemudian masukkan galengan gigit RA dan RB dalam mulut dioklusikan, ukur kedua titik tersebut dan dibuat B
cm
6. Selisih A dan B harus menunjukkan dalam rentang 2-4 mm (free way space)
7. Kemudian penderita diintruksikan untuk mengucap huruf “S” dan perhatikan jarak antara bidang oklusal RA dan
RB dan keharmonisan wajah.
Menetapkan relasi horizontal / letak gigit (relasi
sentrik)
Cara mendapatkan relasi sentrik:
1. Metode reflek fungsional : penderita duduk dan kepala pada posisi dorsal fleksi, kemudian
diinstruksikan untuk melakukan gerakan menelan berulang kali
2. Melakukan gerakan mandibula maju mundur dan dibantu operator mendorong mandibula
sampai posisi posterior
3. Membuka dan menutup mulut berulang kali sampai lelah kemudian menutup mulut dengan
galengan gigit dalam keadaan kontak, operator membantu meletakkan posisi distal.
4. Daerah palatum galengan gigit diberi nukleus dari walk hoff, kemudian penderita
diinstruksikan untuk menyentuh nukleus tersebut dengan ujung lidah, operator membantu
mendorong mandibula ke posterior.
Pengecekan (check bite) dengan cara:
Membuat keratan vertikal daerah premolar pada
galenga gigit RA dan RB, dilakukan gerakan berulang
hingga benar (RA dan RB segaris).
Mencatat relasi sentris
Dibuat keratan bentuk “V” padan M1 galengan gigit RB
(bagian oklusal)
Oklusal RA posterior cukup dibuat keratan pada lokasi
berhadapan.
Pada keratan diberi malam lunak, kemudian dilakukan
relasi sentris atau memakali staples
Kemudian galengan gigit dikeluarkan dari dalam mulut
dalam keadaan kontak difiksasi.
7. Pemasangan Model Pada Artikulator
Pemasangan galengan gigit dan model kerja harus memenuhi persyaratan :
Garis median model sejajar dengan garis median artikulator
Bidang oklusal dari galengan gigit harus sejajar dengan garis oklusal artikulator dengan bantuan
karet gelang
Pin horizontal menyentuh titik potong antara garis median dan insisal insisif RB
8. Penyusunan Gigi
9. Pasang Coba Gigi Tiruan
Gigi tiruan yang sudah selesai disusun, harus diperiksa kembali
baik retensinya, perluasan basis, hubungan terhadap daerah
netral, oklusi, free way space, penampilannya.
Kemudian garis median, overjet, overbite gigi tiruan malam
diperiksa, disesuaikan dengan pada saat gigi tiruan tersebut
berada pada artikulator.
Tahapan Laboratoris
10. KONTUR GINGIVA 11. PENANAMAN DALAM KUVET
13. PEMBUATAN POST DAM
12. PEMBUANGAN MALAM

Memberi lapisan tin-foil pada daerah papila


insisiv dan torus palatinus.
14. PEMBUATAN RELIEF OF CHAMBER 15. GIGI TIRUAN AKRILIK

Membuat postdam yaitu dengan mengerok dari hamular


notch kanan kek kiri dan berjarak 2 mm dari vibrating line.
Bentuk kerokan harus tumpul dengan kedalaman 2 mm.
16. Remounting I
Mempermudah melakukan koreksi dimensi vertikal pada keadaan oklusi sentris.
Bahan : Malam perekat
Cara kerja :
1. Gigi tiruan lengkap RA dan RB beserta model kerjanya dikeluarkan dalam kuvet kemudian
dibersihkan sisa gips.
2. Dengan bantuan kunci tiga cekungan pada dasar model kerja, gigi tiruan lengkap dengan
model kerjanya dilekatkan pada artikulator.
17. Selective Grinding 1
Selective grinding atau occlusal adjustment dapat didefinisikan sebagai membentuk kembali
permukaan oklusi gigi dengan pengasahan untuk menciptakan hubungan kontak yang harmonis
antara gigi geligi rahang atas dan bawah.
18. REMONUNT JIG 19. PEMULASAN I
20. Interocclusal record
21. Remounting II
22. Selective Grinding II
23. Pemulasan II
24. Insersi dan Kontrol
Insersi gigi tiruan : Masukkan gigi tiruan satu persatu (rahang atas atau rahang bawah)
1. Periksa retensi gigi tiruan
2. Periksa stabilisasi gigi tiruan
3. Pemeriksaan fungsi post dam
4. Periksa oklusi gigi tiruan
5. Periksa artikulasi gigi tiruan
Instruksi
Perawatan post insersi:
•Pasien diinformasikan bahwa akan ada perubahan suara dan rasa tidak nyaman setelah
pemasangan gigi tiruan, namun hal itu tidak berlangsung lama dan akan kembali normal
•Pasien diintruksikan untuk memakai prothesa siang dan malam untuk 2-3 hari pertama
pemakaian dan hanya dilepas untuk dibersihkan setelah makan, sebelum tidur, dan pagi hari.
Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat penyesuaian mukosa terhadap bentuk gigi tiruan yang
baru
•Pasien diintruksikan untuk membaca atau bicara keras-keras selama 20menit/hari untuk
penyesuaian dengan prothesa serta sering minum untuk membasahi rongga mulutnya
•Pasien diintruksikan untuk kontrol 3-4 hari setelah pemakaian prothesa untuk pasien biasa dan
1-2 hari untuk pasien yang memiliki kasus mukosa yang sudah menua dan mudah luka
• Gigi tiruan hendaknya dibersihkan setelah selesai makan dan direndam dengan air untuk
mencegah pengeringan
• Mukosa pendukung dibersihkan dengan sikat gigi yang lembut dan perlahan untuk
menghindari kerusakan mukosa selama 1-2 menit tiap pagi dan malam hari.
Kontrol
Kontrol I :
 Dilakukan setelah 24 jam pemakaian pertama (tidak boleh untuk dimakan)
 Diperiksa adanya keluhan atau tidak
 Diperiksa oklusi dan artikulasi
 Diperiksa retensi dan stabilisasi
 Diperiksa keadaan jaringan lunak
 Estetik
Kontrol II :
Dilakukan 3 hari setelah kontrol I
Kontrol III :
Dilakukan 1 minggu setelah kontrol II

Anda mungkin juga menyukai