SKENARIO 5
Sani (11 tahun) diantar ibunya ke klinik gigi dengan keluhan gigi depan
atasnya sedikit maju dan bercelah. Setelah dilakukan analisa, dokter gigi
menganjurkan pemakaian piranti lepasan untuk mengoreksi kasus diatas. Pada
saat insersi piranti lepasan, dokter gigi berpesan agar piranti tersebut dipakai
setiap hari.
Dokter gigi juga menganjurkan setelah maloklusi terkoreksi, Sani tetap
memakai piranti lepasan tersebut yang berfungsi sebagai retensi agar tidak terjadi
relaps. Sani bingung kenapa haus memakai retainer dan berapa lama pemakaian
retainer tersebut ?
Bagaimana saudara menjelaskan kasus Sani diatas ?
I. Terminologi
1
3. Apa saja pertimbangan dalam memakai retainer?
4. Faktor faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam
penggunaan retainer?
5. Berapa lama penggunaan retainer ?
6. Apa saja faktor yang menyebabkan relaps ?
7. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi relaps ?
8. Apa saja faktor penentu keberhasilan perawatan orthodonti ?
2
4. Faktor faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam
penggunaan retainer?
a. Umur pasien
b. Etiologi maloklusi
c. Jaringan sekitar gigi
d. Kondisi tubuh passien
e. OH
f. Kondisi mental pasien
5. Berapa lama penggunaan retainer ?
3 bulan pertama dipakai full time kecuali makan. 9 bulan
berikutnya dipakai malam hari saja.
6. Apa saja faktor yang menyebabkan relaps ?
a. Tarikan ligamen periodontal : membutuhkan waktu 40
minggu untuk penyesuaian
b. Adaptasi tulang
c. Tekanan otot
d. Terjadi kegagalan dalam mengjilangkan etiologi
e. Disharmoni oklusi gigi
f. Tidak adanya penggunaan retainer
g. Kesalahan diagnosis
7. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi relaps ?
a. Perpanjang waktu penggunaan retainer
b. Menghilangkan etiologi maloklusi
c. Mengurangi gingiva yang tebal di papilla insisivus
d. Diagnosa tepat
8. Apa saja faktor penentu keberhasilan perawatan orthodonti ?
Dari pasien :
a. Adanya erupsi gigi di tengah tengah perawatan
b. Kooperatif pasien
c. Piranti tepat
3
IV. Skema
Klinik gigi
Piranti lepasan
4
V. Learning Objective
Insersi1
5
Pasien diinstruksikan agar memakai alat dengan syarat keadaan
mulut yang bersih. Saat pemakaian, alat ortodonti harus dalam
keadaan bersih dan tidak ada debris.
Paska insersi1
a) Kenyamanan pemakaian
Kenyamanan pemakaian perlu diperhatikan apakah
kawat yang dipergunakan menekan ginggiva. Pegas
bukal dan busur hendaknya terletak sedekat mungkin
dengan mukosa akan tetapi tidak kontak dan harus
tidak menyentuh sulkus bukal atau frenulum bukal.
6
Penyesuaian cangkolan hendaknya dilakukan pada saat
insersi untuk meyakinkan adanya retensi yang baik.
c) Komponen aktif
Komponen aktif perlu diperiksa apakah pegas telah
terletak baik sehingga dapat memberikan arah
pergerakan gigi yang benar. Kadang-kadang karena
adanya kontak proksimal tidaklah mungkin untuk
menempatkan pegas dengan tepi gingiva. Bila gigi
sudah bergerak pegas dapat disesuaikan untuk dapat
terletak dekat dengan gingiva. Aktivasi awal
hendaknya sedikit saja, 1 mm untuk pegas palatal dan
kurang 0,5 mm untuk pegas dari kawat 0,7 mm
sehingga memberikan kekuatan yang ringan, keadaan
ini akan memudahkan pasien menangani peranti.
d) Penjangkaran
Penjangkaran yang perlu dipertimbangkan adalah
apakah penjangkaran ekstraoral perlu dipasang pada
saat ini ataukah pada kunjungan berikutnya. Bila satu-
satunya penjangkaran adalah penjangkaran ekstraoral
7
maka penjangkaran ekstraoral harus dipasang
bersamaan dengan insersi peranti.
Retensi2
8
Beberapa kasus pencabutan juga tidak memerlukan
tidak memerlukan piranti retensi,asalkan penutupan
ruang tidak dicapai dari posisi tipping gigi geligi. Hal
ini dapat diperiksa melalui pemeriksaan radiografik
untuk memasstikan kesejajaran akar gigi di daerah
pencabutan.
Prinsip Retainer3
9
gigi mempunyai penyesuaian yang baik dengan jaringan
sekitarnya.
Syarat retainer3
10
diperpanjang lagi. Kontrol tiap bulan. Jika tidak sesak,
maka alat dilepas jika keluar rumah.
a) Retainer Lepasan
Merupakan alat pasif yang dapat dilepas dan dipasang
oleh pasien sendiri. Untuk itu ketaatan pasien sangat
menentukan keberhasilan alat ini.
1. Hawley retainer
Merupakan retainer lepasan yang paling sering
digunakan.
- Hawley retainer dengan busur labial
yang panjang, memiliki loop U di gigi
premolar,didistal kaninus. Sehingga
memungkinkan penutupan celah di
sebelah distal kaninus.
- Hawley retainer pada kasus pencabutan
adalah busur disolder ke bagian bukal
dari cengkram Adams dari busur
M1,sehingga busur membantu daerah
bekas pencabutan tetap tertutup.
11
Gambar 1. Hawley retainer RB
2. Begg Retainer
Begg retainer di temukan dan dipopulerkan oleh
P.R.Begg. Alat ini terdiri dari busur yang
memanjang sampai molar terakhir, melengkung
ke palatal di bagian molar terakhir dan
menempel pada plat akrilik.
12
Gambar 3. Begg retaine
13
gangguan. Cengkram pada gigi molar terakhir
dapat digunakan unluk menggeser molar kedua
yang berada dibukal kearah mesial dan palatal.
14
6. Keslings Tooth Positioner
Terbuat dari bahan karet termoplastik yang
menutupi mahkota dan sebagian dari gingiva.
Tooth positioner tidak perlu diaktivasi setiap
waktu dan tahan lama. Kekurangannya adalah
membuat pasien sulit untuk berbicara dan resiko
terjadinya masalah TMJ.
7. Rickets Retainer
Hampir sama dengan Hawley retainer kecuali
kawat pada bagian labial bermuara dari palatal
kemudian melewati interproksimal antara gigi
insisif kedua dan kaninus. Busur labial
melengkung ke arah kaninus menuju ke mesial.
Retainer ini juga baik untuk pasien dengan
kasus pencabutan.
15
8. Van Der Linden Retainer
Hampir sama dengan Hawley retainer dengan
modifikasi busur labial pada gigi kaninus dalam
oklusi sentrik. Gigi anterior harus berkontak
dengan palatum dan gigi premolar serta molar
harus beroklusi tanpa gangguan. Cengkram pada
gigi molar terakhir dapat digunakan untuk
menggeser molar kedua yang berada di bukal ke
arah mesial dan palatal.
b) Retainer Cekat
16
Gambar 10. Banded canine to canine retainer
17
mesial. Retainer ini juga baik untuk pasien
dengan kasus pencabutan.
Perawatan ortodonti4
1. Perawatan Sederhana
yaitu perawatan yang ditujukan terhadap sebagian
tertentu dari maloklusi yang ditetapkan sebagai
target perawatan.
2. Perawatan Komprehensif
yaitu perawatan yang dilakukan untuk mengoreksi
maloklusi secara menyeluruh.
3. Perawatan Multidisiplin
yaitu perawatan malo-klusi yang melibatkan
beberapa cabang ilmu.
4. Perawatan Interdisiplin
yaitu perawatan maloklusi yang dilaksanakan
dengan kerjasama antarcabang ilmu, perencanaan
18
perawatan dilakukan secara bersama-sama, misalnya
seperti perawatan ortodontik bekerja sama dengan
perawatan bedah mulut dalam menangani fraktur rahang
19
Keberhasilan perawatan ortodonti4
20
Apakah sudah cukup pengetahuan tentang kasus yang
akan dirawat dan apakah sudah mempunyai pengalaman
merawat kasus tersebut.
21
10. Kekeliruan untuk mematuhi semua aspek perawatan
yang harus dilaksanakan.
11. Jeleknya kualitas dan tidak tepatnya waktu perawatan
yang direkomendasikan.
12. Timbulnya komplikasi medis akibat faktor sistemik.
13. Pasien pindah keoperator lain selama perawatan
14. Pasien pindah dari operator lain yang sebelumnya
perawatan direncanakan secara terbatas.
15. Prosedur perawatan bedah ortognatik yang belum tuntas
atau relapse
Penyebab relaps2,4
3. Adaptasi tulang
22
Gigi gigi yang baru saja digerakkan akan dikelilingi
oleh tulang osteoid yang sedikit terkalsifikasi, sehingga
gigi tidak cukup stabil dan cenderung untuk kembali ke
posisi semula.
4. Tekanan otot
Gigi diselubungi oleh otot otot. Ketidakseimbangan
otot diakhir masa perawatan ortodonti akan
menimbulkan maloklusi kembali.
7. Peranan oklusi
Untuk mendapatkan kestabilan hasil perawatan, maka
oklusi sentris dan relasi sentris sebaiknya tepat atau
kurang dari 1,5 2 mm setelah perawatan.
Adanya kebiasaan buruk seperti clenching, grinding,
menggigit kuku, menggigit bibir, dan sebagainya adalah
faktor yang menyebabkan terjadinya relaps. Kebiasaan
buruk yang tidak dikoreksi oleh ortodontis selama
perawatan ortodonti akan memperkuat kecendrungan
relaps paska perawatan ortodonti.
23
Kebiasan buruk dan akibatnya2,5
2. Tongue thrust
Kebiasaan menjulurkan lidah ke depan dapat
menyebabkan terjadinya relaps dari perawatan gigitan
terbuka atau perawatan gigi geligi depan yang
protrusif. Pada beberapa kasus maloklusi kelas 1 yang
diikuti kebiasaan buruk Tongue thrust, gigi gigi
anteriornya menjadi tidak stabil pada posisi setelah
perawatan ortodonti.
24
4. Nail biting (menggigit kuku)
Kebiasaan ini akan menyebabkan relaps pada perawatan
gigi berjejal, rotasi, dan mengganggu kestabilan gigi
insisif bawah yang baru saja dirawat.
5. Lip habits
Kebisaan menghisap bibir dan menggigit bibir dapat
menyebabkan terjadinya relaps pada perawatan gigitan
terbuka, insisif atas yang protrusif, dan insisif bawah
yang linguo versi.
25
DAFTAR PUSTAKA
1
Damarysnti, Endah. 2014. Buku Panduan Program Profesi Dokter Gigi
2
Iswari S, Herlianti. 2012. Relaps dan Pencegahannya dalam Ortodonti.
3
Soehardono. 2008. Buku Ajar Ortodontia III. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
4
Ardhana, Wayan. 2013. Identifikasi Perawatan Ortodonti Spesialistik dan
26