Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH PREVENTIVE DENTISTRY II

“PIT FISSURE SEALANT”

Dosen Pembimbing :

Dr.drg. Wiworo Haryani, M.Kes

Disusun Oleh :

Shafa Cahya Camila Setiawan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas mata kuliah Preventive Dentistry. Disamping itu, saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Saya mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat saya perbaiki. Karena saya sadar, makalah yang saya buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Jepara, 04 Februari 2021

Shafa Cahya Camila S


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Masalah......................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Pit dan Fissure Sealant.........................................................................6
B. Indikasi dan Kontra Indikasi Pit dan Fissure Sealant...............................................7
C. Alat, Bahan, dan cara pengisian Pit dan Fissure Sealant.........................................8
D. Manfaat pengisian Pit dan Fissure Sealant..........................................................12
BAB III...............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut dan
dapat menyerang gigi sulung maupun gigi permanen. Karies gigi dapat terjadi
segera setelah gigi erupsi, prosesnya berjalan dengan cepat sehingga dapat
menyebabkan kerusakan gigi dari yang paling ringan hingga yang paling parah
(Lestari, 1996). Sampai saat ini karies masih menjadi masalah di seluruh dunia,
terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang secara perlahan terus
meningkat (Luthfi, 2004). Terdapat empat faktor yang mempengaruhi terjadinya
karies gigi. Keempat faktor tersebut yaitu faktor host meliputi gigi dan saliva,
mikroorganisme, substrat dan waktu. Bakteri utama penyebab karies adalah
bakteri S. mutans. S. mutans merupakan kuman yang kariogenik. S. mutans dapat
tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi
karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari
karbohidrat makanan. Akibatnya bakteri terakumulasi dan melekat sehingga plak
menebal menyebabkan saliva terhambat dalam menetralkan plak. S. mutans
mampu melekat pada permukaan gigi dan benda asing salah satunya bahan
restorasi. Pelikel gigi merupakan mediator melekatnya bakteri rongga mulut pada
permukaan restorasi.

Daerah yang sering diserang adalah pit dan fissure dimana lokasinya
berupa cekungan yang dalam sehingga alat pembersih mekanis sulit
menjangkaunya. Fissure sealant merupakan salah satu upaya preventif untuk
mencegah karies pada daerah pit dan fissure. Fissure sealant berbasis resin
bertahan lebih lama dan kuat karena adanya proses etsa pada email gigi yang
menghasilkan retensi yang lebih baik antara bahan resin dengan permukaan email.
Reaksi pengetsaan pada email gigi sulung dan gigi permanen berbeda karena
komposisi bahan organik dan bahan anorganiknya berbeda. Salah satu syarat
bahan restorasi kedokteran gigi adalah mampu menahan kekuatan mastikasi yang
salah satunya adalah kekuatan tekan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pit dan Fissure Sealant?

2. Apa saja indikasi dan kontra indikasi Pit dan Fissure Sealant?

3. Jelaskan apa saja alat , bahan, dan juga cara pengisian Pit dan Fissure Sealant?

4. Apa saja manfaat dari pengisian Pit dan Fissure Sealant?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian dari Pit dan Fissure Sealant.

2. Mengetahui apa saja indikasi dan kontra indikasi Pit dan Fissure Sealant.

3. Mengetahui apa saja alat, bahan, dan juga cara pengisian Pit dan Fissure
Sealant.

4. Mengetahui apa saja manfaat dari Pit dan Fissure Sealant.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pit dan Fissure Sealant

Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam yang
berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit
sering berkaitan dengan fisur. Fisur adalah garis berupa celah yang dalam pada
permukaan gigi. Morfologi permukaan oklusal gigi bervariasi pada tiap individu.
Macam pit dan fisur bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe U
(terbuka cukup lebar), tipe V (terbuka, namun sempit), tipe I (bentuk seperti leher
botol). Bentuk pit dan fisur bentuk U cenderung dangkal, lebar sehingga mudah
dibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisur bentuk V atau I
cenderung dalam, sempit, dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan ini
mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris.

Pit dan Fissure Sealant merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yanag
digunakan untuk pencegahan karies dini, yang tersedia dalam bentuk material baik
resin maupun GIC dan ditempatkan pada pit dan fissure sealant gigi. Tujuan
utama dari penggunaan pit dan fissure sealant adalah memberi perlindungan bagi
pit dan fissure gigi terhadap bakteri. Bersamaan dengan penggunaan fluoride
sistemik dan topical, penggunaan pit dan fissure sealant telah terbukti memberikan
efek dan dukungan yang cukup baik pada pencegahan karies. Fluoride telah
dibuktikan cukup efektif dalam pencegahan karies pada permukaan lunak dari
gigi, tetapi kurang efektif untuk permukaan oklusal yang dalam. Dengan
penggunaan sealant, permukaan oklusal ini akan terlindungi dari perkembangan
bakteri dengan cara membentuk suatu permukaan oklusal yang halus sehingga
permukaan akan tetap bersih dan mencegah adanyaa retensi makanan dan debris
pada pit dan fissure gigi.
Diartikan secara keseluruhan Pit dan Fissure Sealant meruakan suatu
tindakan pencegahan karies pada gigi yang secara anatomis mempunyai pit dan
fisur yang dalam sehingga lebih mudah terserang karies. Pit dan fisur dibentuk
kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi tersebut menjadi lebih tahan
terhadap serangan karies gigi. Hal ini sering ditemui pada gigi geraham yang
mempunyai peranan sangat penting untuk melakukan pengunyahan. Permukaan
yang lebar untuk menghaluskan partikel makanan yang sudah dipotong dengan
gigi depan.

B. Indikasi dan Kontra Indikasi Pit dan Fissure Sealant

Indikasi aplikasi fissure sealant antara lain :

a. pasien dengan resiko karies gigi tinggi.

b. Adanya pit dan fisur yang dalam.

c. Gigi baru erupsi.

d. Karies pada pit dan fisur atau restorasi pada gigi sulung atau permanen
lainnya.

e. Tidak adanya karies interproximal.

f. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva.

Sedangkan beberapa kontra indikasi dari aplikasi Pit dan Fissure Sealant yaitu

a. Self cleansing yang baik pada pit dan fisur

b. Pada permukaan gigi yang sudah karies atau pada permukaan yang
memiliki pit dan fissure yang bersatu dengan baik,

c. Banyaknya karies interproximal dan restorasi


d. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari
kontaminasi saliva,

e. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal


yang memerlukan perawatan dan restorasi,

f. Terdapat karies pada permukaan lain dalam satu gigi yang bila
direstorasi akan mengganggu keutuhan sealant,

g. Terdapat restorasi oklusal yang besar.

C. Alat, Bahan, dan cara pengisian Pit dan Fissure Sealant

1. Alat yang digunakan dalam perawatan Pit dan Fissure Sealant antara lain:

a. Kaca mulut (Dental mirror), digunakan untuk melihat permukaan gigi


yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata.

b. Sonde (Explorer), digunakan untuk mencari karies dan mengukur


kedalamannya, dan juga memeriksa adanya debris dan calculus.

c. Excavator sendok, digunakan untuk pembuangan jaringan keras lunak


pada dentin.

d. Pinset, digunakan untuk menjepit kapas, cotton roll, cotton pellet, dan
lain lain.

e. Dental Hatchet/Working blade, digunakan untuk memperlebar jalan


masuk kavitas yang berfungsi mengikis email tipis yang tidak terdukung
dan email yang terkena karies yang masih tertinggal setelah pembuangan
dentin berkaries.

f. Applier/Carver, instrument berujung dua yang tumpul untuk


memasukkan adukan Glass Ionomer ke dalam kavitas serta pit fissure.
Ujung yang tajam berfungsi untuk membuang kelebihan bahan tambal dan
membentuk Glass Ionomer.

g. Mixing pad dan spatula, berfungsi untuk tempat bahan Glass Ionomer
yang diletakkan dan diaduk menggunakan spatula.

h. Contra-angle handpiece

2. Beberapa bahan yang digunakan dalam perawatan Pit dan Fissure Sealant
anatara lain :

a. Cotton roll

b. Cotton pallete

c. Vaseline/Cocoa butter

d. Disclosing solution

e. Glass Ionomer Fuji 7 (Powder dan Liquid)

Bahan glass ionomer cement tersedia dalam bentuk bubuk dan


cairan atau sebagai suatu bubuk yang dicapur dengan cairan. Bubuk terdiri
dari suatu bahan kaca silikat sodium alumina dengan komposisi yang sama
dengan yang digunakan dalam material silikat. Glass Ionomer Cement
digunakan pada gigi dengan beban kunyah ringan, dan mahkota gigi
belum erupsi sempurna. Glass Ionomer Cement disarankan sebagai bahan
tindakan Pit dan Fissure Sealant, karena Glass Ionomer Cement ideal
menutup pit dan fisura karena memiliki kemampuan melepas fluoride dan
melekat pada enamel (Beiruti dan Frencken, 2006).

Pada anak-anak dengan kemampuan memelihara oral hygiene


rendah sebaiknya digunakan bahan sealant Glass Ionomer Cement. Bahan
ini memiliki kemampuan melepaskan fluor sehingga memiliki sifat anti
karies. Glassionomer melekat secara kimiawi pada gigi sehingga tidak
perlu membuang banyak jaringan sehat gigi sewaktu preparasi kavitas.
Warna bahan ini juga kurang lebih sama dengan jaringan keras gigi dan
tidak menimbulkan peradangan pada pulpa atau gusi. Namun pada gigi
permanen sebaiknya digunakan bahan sealant berbasis resin karena
mampu menahan beban kunyah yang besar pada gigi permanen.

e. Air

3. Cara pengisian Pit dan Fissure Sealant

a. Pengolesan disclosing pada permukaan gigi

 Mengoleskan bahan disclosing solution pada permukaan gigi yang


akan dilakukan fissure sealant

b. Membersihkan Gigi

 Membersihkan debris dengan menyikat gigi dan pemolesan gigi


dengan cara aplikasi brush yang diberi purnish hingga disclosing
hilang

c. Mengeringkan permukaan gigi kriteria

 Mengeringkan permukaan gigi yang akan dilakukan perawatan


fissure sealant dengan cotton pallete.

d. Persiapan Enamel

 Mempersiapkan gigi dengan memberikan bahan dentin conditioner


yang telah diteteskan pada cotton pallete lalu oleskan pada gigi
yang akan dirawat selama 15 detik. Setelah itu bilas dengan air
(pasien bisa diberi instruksi untuk berkumur, ataupun bisa dibilas
menggunakan cotton pallet yang telah diberi air sebanyak ±3x atau
hingga permukaan gigi terbebas dari disclosing solution). Setelah
bersih maka keringkan gigi yang ingin dirawat dengan cotton
pallete lalu semprotkan udara dengan three way siring hingga gigi
yang ingin dirawat kering.
e. Memblokir daerah kerja

 Memblokir daerah kerja agar terbebas dari saliva dengan


menggunakan cotton roll maupun saliva ejector.

f. Aplikasi bahan fissure sealant pada permukaan

 Aduk bahan Glass Ionomer Fuji 7 dengan mixing pad dan agate
spatel dengan perbandingan 1 sendok powder : 1 tets liquid.
 Kemudian bagi powder menjadi 2 bagian sama rata, lalu aduk 1
bagian dengan mengarahkan powder lain ke arah liquid hingga
tercampur rata (diaduk secara menggulung) dengan hasil adukan
licin seperti permen karet.
 Waktu pengadukan maksimal 20 – 30 detik.
 Masukkan bahan adukan Glass Ionomer ke kavitas menggunakan
carver ujung tumpul lalu ukir sesuai anatomi gigi menggunakan
carver ujung tajam.
 Tunggu selama 30 detik.

g. Penggunaan Varnish

 Kemudian olesi tumpatan dengan menggunakan varnish atau cocoa


butter.
 Tunggu lagi selama 30 detik, setelah itu pasien boleh berkumur.

h. Pengecekan Oklusal

 Oklusi diperiksa dengan kertas artikulasi


 Kelebihan adukan dibuang dengan sebuah excavator yang besar
 Setelah perawatan berakhir, beri instruksi kepada pasien agar
pasien tidak makan dengan menggunakan gigi yang baru saja
ditumpat selama 1 jam. Setelah itu bisa digunakan seperti biasa.
D. Manfaat pengisian Pit dan Fissure Sealant

Pit dan fisur merupakan tempat tumbuhnya plak yang tersembunyi dan
sukar dibersihkan. Daerah ini umumnya daerah yang rentan terhadap karies dan
paling sedikit dipengaruhi fluor. Penutup fisur adalah bahan yang memang
dirancang sebagai pencegah karies di fisur dan pit. Bahan ini terutama dipakai
didaerah oklusal gigi untuk menambal fisur oklusal sehingga daerah tersembunyi
yang memungkinkan timbuknya karies dapat dihilangkan.

Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan fissure gigi
yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi (Nunn, dkk., 2000). Tindakan
pit dan fissure sealant juga sebagai upaya pencegahan primer terjadinya karies
khususnya pada anak – anak yang rentan yaitu dengan mencegah terjadinya
perlekatan plak yang menempel pada daerah pit dan fissure. Tujuan utama
diberikannya fissure sealant adalah agar terjadinya penetrasi bahan ke dalam pit
dan fissure dan berpolimerisai sehingga menutup daerah tersebut dari masuknya
bakteri dan debris (Luthfi, 2004).

Manfaat fissure sealant dalam mencegah karies gigi adalah dengan


menutup pit dan fissure gigi yang dalam. Tindakan tersebut membuat permukaan
gigi geraham menjadi lebih rata dan datar tanpa celah. Tindakan ini
memungkinkan adanya penghalang antara gigi dengan sisa makanan ataupun
bakteri, sehingga bakteri tidak bisa masuk dan berkembang di dalam celah
tersebut. Selain itu, manfaat lain dari fissure sealant adalah memperkecil biaya
yang mungkin dikeluarkan untuk penambalan gigi atau perawatan gigi lainnya di
kemudian hari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pit dan Fissure Sealant merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yanag
digunakan untuk pencegahan karies dini, yang tersedia dalam bentuk material baik
resin maupun GIC dan ditempatkan pada pit dan fissure sealant gigi. Tujuan
utama dari penggunaan pit dan fissure sealant adalah memberi perlindungan bagi
pit dan fissure gigi terhadap bakteri dan debris.

Manfaat fissure sealant dalam mencegah karies gigi adalah dengan


menutup pit dan fissure gigi yang dalam. Tindakan tersebut membuat permukaan
gigi geraham menjadi lebih rata dan datar tanpa celah. Bahan sealant Glass
Ionomer Cement digunakan pada gigi dengan beban kunyah ringan, dan mahkota
gigi belum erupsi sempurna. Glass Ionomer Cement disarankan sebagai bahan
tindakan Pit dan Fissure Sealant, karena Glass Ionomer Cement ideal menutup pit
dan fisura karena memiliki kemampuan melepas fluoride dan melekat pada
enamel (Beiruti dan Frencken, 2006).

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1) Tindakan sealent dilakukan lebih awal lagi, untuk menghindari gigi


karies.

2) Pada anak – anak dengan kemampuan memelihara oral hygiene rendah


sebaiknya digunakan bahan sealant semen ionomer kaca. Bahan ini
memiliki kemampuan melepaskan fluor sehingga memiliki sifat anti
karies.
3) Pada gigi permanen sebaiknya digunakan bahan sealant berbasis resin
karena mampu menahan beban kunyah yang besar pada gigi permanen.
Aplikasi bahan ini membutuhkan waktu yang lama sehingga sebaiknya
dilakukan pada pasien yang kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126519-R23-DM-135%20Pengaruh%20waktu-
Literatur.pdf

https://talentaconfseries.usu.ac.id/tm/article/download/72/57/

https://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JPMS/article/view/
JPMS1304/300

Anda mungkin juga menyukai