DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH
1811111120013
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas paper ini. Tulisan ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk pembaca dan untuk pembelajaran selanjutnya.
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih, terutama kepada drg. Muhammad
Yanuar Ichrom Nahzi, Sp.KG, selaku dosen pemberi materi kuliah ini. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan pada penulisan tulisan ini. Oleh karena itu,
dengan terbuka saya memohon maaf atas segala kekurangan penulis dan bersedia menerima
saran serta masukan dari pembaca. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Perawatan saluran akar terdiri dari dua tahap pekerjaan yaitu preparasi saluran akar
dan pembentukan saluran akar. Pembersi saluran akar meliputi pengambilan jaringan
organik dalam sistem saluran akar yang terdiri dari jaringan pulpa yang terinfeksi , dan
yang masih sehat, bakteri, dan endotoksinnya.2
Berdasarkan pada area anatomi yang termasuk dari tipe perawatan dari Black.
Terdiri dari kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V dan ada kelas tambahan yaitu kelas
VI.
Klas I : Pit dan fissure permukaan oklusal dari M + P pit bukal dan lingual dari semua gigi
posterior dan cingulum (gigi anterior).
Klas II : Permukaan proksimal gigi M + P dengan jalan masuk melalui oklusal. Biasanya
berada pada tiik kontak yang sulit dibersihkan.
Klas III : Permukaan proksimal gigi anterior dengan atau tanpa labial atau lingual eksterior
(tidak mengenai sudut incisal), biasanya terjadi pada permukaan mesial atau
distal dari incisivus atau kaninus daan biasnaya terjadi dibawah tiik kontak.
Klas IV : Terjadi pada proksimal gigi anterior yang yang telah meluas sampai ke sudut
incisal
Klas V : terjadi pada permukaan fasial maupun lingual, namun lebih sering terjadi pada
permkaan yang menghadap ke bibir daan pipi.
Preparasi gigi penyangga merupakan tindakan yang penting dalam perawatan gigi
tiruan jembatan. Preparasi bertujuan menghilangkan daerah yang gorong, memberi tempat
bagi bahan retainer atau mahkota, menyesuaikansumbu mahkota, memungkinan
pembentukan retainer atau mahkota sesuai dengan bentuk anatomi gigi yang telah
dipreparasi, membangun bentuk retensi dan menghilangkan jaringan-jaringan yang lapuk
oleh karies. Prinsip preparasi gigi adalah mendapatkan bentuk akhir yang menjamin retensi
yang sebesar besarnya bagi retainer. Untuk mencapai hal tesebut dibuat dasar dasar bentuk
preparasi yaitu kemiringan dinding aksial, bentuk preparasi mengikut bentuk anatomi gigi
dan pengambilan jaringan gigi yang cukup untuk memberi ketebalan bagi bahan retainer.
Disamping dasar-dasar bentuk retensi ada factor lain yang mempengaruhi retensi preparasi
seperti bentuk dan ukuran gigi,luas bidang permukaan preparasi dan kekerasan permukaan
preparasi.7
Prinsip kedua dalam preparasi kavitas adalah resistance form (bentuk resistensi)
yatitu bentuk yang dibuat Sedemikian rupa pada kavitas untuk mencegah pecahnya
tumpatan atau sisa jaringan gigi. Ini meliputi pembuatan dasar gingival dan pulpa
yang horizontal terhadap aksis panjanggigi. Resistensi formadalah bentuk reparasi
kavitas dimana sisa Jaringan gigi yang ada tetap kuat dan menerima daya kunyah/
tidak pecah oleh daya kunyah. Jadi pada waktu melakukan peluasan preparasi harus
diperhatikan sisa jaringan gigi yang ada cukup tebal.
Retention form dibuat pada kavitas dengan tujuan agar tmpatan mempunyai pegangan
yang kuat dan tidak bergeser dari tempatnya bila gigi digunakan mengunyah.
•Undercut mekanis
•Groove
•Posthole
•Dovetail
Retensi frictional wall disebabkan karena adaya nterlocking dari bahan tupatan. Dari
pemikiran ini dinding kavitas yang kasar akan mempunyai retensi yang lih baik.
Perhatikan untuk pemilihan bahan restorasinya. Undercat mekanisumumnya dibuat
pada sudut preparasi Klas V. Restorasi amalgam pada kavitas yang luas dapat di
tambahkan pinuntuk meningkatkan retensinya.
Pembuangan jaringan karies dentin dan debris-debris pada dinding aktivitas. Karies
tidak boleh ditinggalkan di dalam kavitas. Sebab jika teradi kebocoran, bakteri yang
tinggal di dalam kavitas akan aktif dan dapat menimbukan gejala sakitinding kavitas.
Tindakan yang dilakukan untuk membentuk dinding enamel margin yang halus dan
rata untuk mendapatkan kontak marginal serta adaptasi tumpatan yang
baik.Dindingkavitas dibuat lurus dan rata. Tepi cavosurface dibuat bevel atau sudut
90. Untuk meratakan dinding kavitas dapat digunakan bur putaran rendah
ataudikombinasi dengan hand cutting instrumen yang tajam contoh pada tumpatan
amalgam, dinding kavitas yang agak kasar dapat menambah retensi. Pada tumpatan
tuang sebaiknya dinding kavitas dibuat halus.
7. Membersihkan kavitas
Tindakan terakhir dari prinsip preparasi kavitas, yang bertujuan untuk
membersihkan kavitas dari debris. Kavitas dibersihkan dengan air hangat. Untuk
pembersihan yang lebih efektif dianjurkan penggunaan bahan-bahan kimia seperti
H2O2 3%.8
Preparasi jenis ini ditunjukan untuk kavitas kelas I resin komposit yang besar.
7. Setelah perluasan bentuk outline sampai ke struktur gigi yang sehat, sisa karies atau
material restorasi pada dasar pulpal dapat dihilangkan dengan diamond atau round
bur.
Preparasi jenis ini ditujukan untuk kavitas kelas III resin komposit dengan lesi karies yang
besar atau untuk mengganti restorasi dengan lesi karies sekunder.
Akses Lingual
11. Buat cavosurface bevel atau flare dengan sudut 45o dari permukaan luar gigi dan
lebar 0.25-0.5 mm, menggunakan flame-shaped atau round diamond instrument.
Akses Facial
Sama seperti prosedur dari akses lingual tetapi dengan beberapa pengecualian. Prosedur
lebih sederhana karena akses dengan penglihatan langsung dan lesi karies atau restorasi
lama biasanya lebih besar.
1. Dengan menggunakan No.2 carbide bur atau diamond stone yang diputar pada
kecepatan tinggi dengan airwater spray, preparasi bentuk outline dengan perluasan
sampai kedalaman kavitas 0.75-1.25 mm (0.2 mm kedalam DEJ) dengan bentuk
konveks kearah luar mengikuti kontur gigi normal dan kontur DEJ.
2. Ambil seluruh dentin terinfeksi menggunakan round bur atau small spoon
excavator, atau keduanya.
3. Bila dibutuhkan retensi (grooves atau coves), buat di sepanjang gingivoaxial line
angle dan incisooaxial line angle menggunakan bur No.1/4.
4. Buat cavosurface bevel atau flare dengan sudut 45o dari permukaan luar gigi dan
lebar 0.25-0.5 mm, menggunakan flame-shaped atau round diamond instrument.
Preparasi Kelas IV Konvensional dengan Bevel
Preparasi jenis ini ditujukan untuk untuk menggantikan area proksimal luas yang
melibatkan permukaan incisal dari gigi anterior.
1. Dengan menggunakan round carbide bur atau diamoind bur pada kecepatan tinggi
dengan air-water coolant, preparasi bentuk outline.
2. Buang semua defek sampai menghasilkan kedalaman dinding aksial 0.5 mm
kedalam dentin.
3. Preparasi dinding-dinding kavitas secara paralel dan perpendikular terhadap panjang
aksis gigi.
4. Ekskavasi seluruh dentin terinfeksi.
5. Buat bevel dengan sudut 45o terhadap permukaan luar gigi dan lebar 0.25-2 mm
menggunakan flame-shaped atau round diamond.
6. Bila dibutuhkan, buat undercut retensi berupa groove pada facioaxial dan
linguoaxial line angle menggunakan No.1/4 round bur sampai 0.2 mm kedalam
DEJ.
Preparasi Kelas V Konvensional dengan Bevel
Preparasi jenis ini ditujukan untuk lesi karies luas pada permukaan facial atau lingual akar.
1. Gunakan tapered fissure carbide bur (No.700, 701, atau 271) pada kecepatan tinggi
dengan air-water spray.
2. Preparasi sampai kavitas berbentuk seperti ginjal dengan kedalaman 0.75 mm dan
cavosurface margin 90o.
3. Dinding aksial harus mengikuti kontur asli permukaan gigi dan konveks kea rah
luar.
4. Bila dibutuhkan retensi tambahan, buat
grooves sepanjang gingivoaxial dan
incisoaxial line angle menggunakan
No.4 bur.
5. Buat bevel dengan sudut 45o terhadap permukaan luar gigi dan lebar 0.25-2 mm
menggunakan flame-shaped atau round diamond.9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Preparasi gigi adalah pembuangan jaringan karies dan jaringan yeng telah lemah
dari gigi dan membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa sehingga dapat menerima
restorasi permanen atau sementara. Prinsip dari preparasi adalah menghilangkan penyebab
dan mencegah timbulnya reinfeksi.
3.2 Saran
Untuk senantiasa lebih efektif dalam menjaga kebersihan rongga mulut dan rutin
melakukan check up ke dokter gigi.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Grossman LI, et al. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Ed 11. Jakarta : EGC.
2. Tarigan, R. 2006. Perawatan Pulpa Gigi. Ed 2. Jakarta : EGC.
3. Baum HS, et al. 1997. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. Ed 3. Jakarta : EGC.
4. Mount GJ. 2009. Minimal Intervention Dentistry: Cavity Classification &
Preparation. J Minim Interv Dent. 12(3).
5. Brenna, F. 2012. Restorative Dentistry (Treatment Procedures and Future Prospect).
China: Mosby Elsevier.
6. Rahmawati AD, et al. 2013. Modul Rampan Caries. PSPDGI UMY.
7. Cameron, et al. 2008. Handbook of Pediatric Dentistry. Ed 3 th. London: Mosby
Elsevier.
8. Haesman,P. 2006. Master Dentistry(Restorative Dentistry, Pediatric Dentistry, and
Ortodontics) 2(1): China: Chirchill Livingstone.
9. Roberson, T.M., Heymann, H.O. dan Swift, E.J., 2001, Sturdevant's Art & Science
of Operative Dentistry, Ed.4, Mosby, USA, halaman 501-568.
19