Anda di halaman 1dari 28

TAHAPAN PEMASANGAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

(GTSL)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

GHAZALI MEI TRI RAHAYU


NURUL AFWA WULANDARI
LUTVIA NUR AULIA FAMA RAHMA WATY TUKLOY
HAERIA AMRIR KUMAPE SYALSA NICK SHAFIRA
SYUKURULLAH

PRODI DIII TEKNIK GIGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan ini.
Shalawat dan salam kami haturkan kepada rasulullah Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah kepada zaman yang
terang berderang.
Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih
dengan hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan senantiasa membalas dengan
kebaikan yang berlipat ganda.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan
penyusunan laporan ini. Harapan saya semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Makassar, 19 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................
2.1 Pemasangan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan..........................................
2.1.1 Tahap Persiapan...................................................................................
2.1.2 Tahap Pemasangan..............................................................................
2.2 Tahap Pemeliharaan................................................................................
2.2.1 Pemeliharaan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan......................................
2.2.2 Pemeliharaan Gigi Geligi dan Jaringan Lunak.....................................
2.3 Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.............................
2.4 Kriteria GTSL yang akan Dipasang ke dalam Mulut................................
2.5 Hal-hal yang perlu Diperhatikan pada saat Pemasangan GTSL.............
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau
rahang bawah dan dapat dibuka pasang oleh pasien. Tujuan utama
pemakaian GTSL adalah untuk memulihkan fungsi pengunyahan, bicara
dan estetika, serta mempertahankan kesehatan jaringan mulut yang masih
ada. Gigi tiruan sebagian lepasan dapat dibuat dari aloi metal, resin akrilik
dan resin termoplastik. Gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam
merupakan protesa definitif, terdiri dari aloi Co-Cr sebagai basisnya dan
anasir gigi akrilik yang menempel pada basis tersebut.
Setelah proses pembuatan GTSL selesai, tahap berikutnya adalah
tahap pemasangan GTSL kedalam mulut pasien. Pada tahap pemasangan
ada beberapa tahap yang penting untuk dilakukan yaitu: cara memasang
dan melepaskan GTSL, memelihara kebersihan mulut dan gigi geligi serta
gigitiruan.
Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa memakai gigitiruan
menyebabkan rongga mulut lebih rentan terhadap karies dan penyakit
periodontal sehingga diperlukan standar kebersihan mulut, gigi geligi sisa
serta gigitiruan yang tinggi.
Pemeriksaan pasca pemasangan secara teratur merupakan bagian
yang tidak terpisah dari perawatan dan juga sebagai upaya pencegahan
kerusakan lebih lanjut. Diberitahu juga kepada pasien bahwa keadaan
mulutnya selalu berubah, begitu pula dengan gigi tiruannya perlu dilakukan
penyesuaian kembali.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Prosedur Pemasangan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
(GTSL)?

1.3 Tujuan
Agar mengetahui tahapan pemasangan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
(GTSL)
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pemasangan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
2.1.1 Tahap Persiapan
Ada satu tahap yang harus dilalui sebelum masuk ke tahap
pemasangan gigitiruan, yaitu tahap persiapan dan halhal yang harus
diperhatikan pada tahap persiapan ini adalah :
1. Arah pasang gigitiruan (yang telah diketahui sewaktu melakukan
survei model ).
2. Pengamatan terhadap gigitiruan yaitu
a. Permukaan poles/permukaan mekanis. Permukaan poles yang
dipoles sempurna mengakibatkan :
- Pemakaian gigitiruan terasa nya- man.
- Penumpukan plak dapat dihindari.
- Otot-otot sekitar gigitiruan terhin- dar dari iritasi.
Dengan demikian permukaan poles ini berperan dalam
meningkatkan retensi (walaupun retensi utama telah diperoleh dari
cangkolan). Karena otot-otot disekitar gigitiruan melekat pada
permukaan yang tidak kasar, sehingga otot-otot tersebut turut
berperan dalam menahan gigitiruan.
b. Permukaan yang menghadap ke jaringan mulut/permukaan
anatomis. Permukaan yang kasar dan tajam akan menimbulkan
rasa sakit dan setiap penyebab rasa sakit harus dihilangkan untuk
menjamin kenya-manan pemakaian gigitiruan.
Penyebab umum timbulnya rasa sakit dari permukaan anatomis ini,
adanya tonjol-tonjol kecil akrilik, hal ini dapat diketahui dengan :
- Perabaan jari tangan.
- Mengusapkan kain kasa yang lembut atau gulungan kapas
pada permukaannya hingga ada benang yang tersangkut pada
gelembung-gelembung kecil akrilik tersebut.

Gambar 1. Tonjolan kecil akrilik (T) pada per- mukaan anatomis gigi tiruan .
3. Cangkolan, ujung cangkolan harus dipoles. Karena ujung yang tajam
dapat melukai jaringan mulut.

2.1.2 Tahap Pemasangan


Setelah tahap persiapan selesai, tahap berikutnya adalah tahap
pemasa- ngan gigitiruan.
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat
pemasangan dapat dihilangkan dengan mengasah permukaan gigitiruan.
Pengasahan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Kontak antara
permukaan gigi atau jaringan dengan gigitiruan jangan sampai hilang,
karena dapat menyebabkan terjebaknya sisa makanan dengan akibat
lanjut berupa :
- karies maupun gingivitis.
- berkurangnya stabilitas gigitiruan.
Setelah hambatan dihilangkan dan gigitiruan telah dimasukkan ke dalam
mulut pasien, dilakukan pemeriksaan terhadap :
1. Basis gigitiruan, basis harus beradap- tasi secara merata terhadap
mukosa mulut.
2. Kecekatan gigitiruan, hal ini tercapai bila :
- adaptasi basis terhadap mukosa baik.
- tahanan telah berada di bawah garis survei.
- Verkeiling telah masuk ke inter- dental.
3. Stabilitas gigitiruan.
Stabilitas gigitiruan diperiksa dengan merekam gigitiruan pada bagian
depan dan belakang serta kanan dan kiri. Jika gigitiruan bergerak, ini
menandakan stabilitas gigitiruan cukup baik. Cara ini tidak dapat
diterapkan pada kasus dengan perluasan distal karena pene-kanan ini
akan menyebabkan gigitiruan bergerak ke arah mukosa.
4. Tepi sayap yang panjang atau terlalu tebal akan mengganggu
pergerakan otot-otot sewaktu berfungsi. Perbaikan tepi-tepi sayap
gigitiruan akan me-nambah stabilitas gigitiruan yang bermanfaat untuk
retensi dan kenya-manan dalam pemakaian gigitiruan.
5. Oklusi dan artikulasi.
Pemeriksaan berikutnya menyangkut aspek oklusi pada posisi sentrik,
lateral dan antero posterior. Kertas artikulasi atau malam indikator
oklusal diletakkan diantara gigi atas dan bawah kemudian pasien
diminta untuk mengatup-ngatupkan mulutnya bebera-pa kali. Titik-titik
pada permukaan oklusal karena kontak oklusal dapat dilihat setelah
kertas artikulasi diangkat dan pada keadaan normal, titik-titik ini
tersebar merata pada gigi geligi asli maupun gigitiruan.
Bila oklusi sentrik sudah diper- baiki, pasien diminta untuk
melakukan gerakan ke lateral dan antero posterior dalam batas normal
sebagaimana layak- nya seorang yang sedang mengunyah.
Kertas artikulasi tetap diletakkan diantara gigi atas dan bawah,
setiap kontak yang menghambat pergerakan- pergerakan tersebut
dibuang dengan cara pengasahan, sehingga diperoleh artikulasi yang
baik.
Setelah dilakukan pemeriksaan hal-hal tersebut di atas, pasien
diberitahu cara memasang dan melepas gigitiruan- nya sesuai dengan
arah pasang yang telah ditetapkan pada waktu survei model.
Penggunaan cermin muka sangat mem-bantu bagi pasien pemula.
Melepaskan gigitiruan dengan jalan menarik cnegkeramannya
tidak dianjurkan, karena hal ini dapat me- nyebabkan distorsi lengan
cangkolan, akibatnya gigitiruan tidak retentif lagi. Lepaslah gigitiruan
rahang atas dengan jari telunjuk dan gigitiruan bawah dengan ibu jari
melalui tepi bukal sayapnya.

2.2 Tahap Pemeliaraan


2.2.1 Pemeliharaan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Setelah melewati masa penye- suian, gigitiruan harus dikeluarkan dari
mulut pada malam hari (akan tidur), gunanya :
- mengurangi kemungkinan patahnya gigitiruan terutama bagi pasien
dengan kebiasaan jelek (bruxism).
- agar kebersihan gigitiruan tetap terjaga.
Bila gigitiruan tidak dipakai pada malam hari, gigitiruan tersebut
sebaiknya direndam dalam suatu tempat berisi air bersih untuk
menghindari terjadinya proses pengeringan atau berubahnya bentuk basis
resin.
Cara membersihkan gigitiruan :
Gigitiruan dibersihkan tiap selesai makan, membersihkannya di atas
wadah berisi air untuk memperkecil kemungkinan patahnya gigitiruan bila
terlepas dari tangan.
Membersihkan gigitiruan dapat menggu- nakan :
- sikat gigi dan pasta gigi.
- cairan perendam (polydent).
Jika gigitiruan tidak dibersihkan akibatnya :
- sisa makanan melekat pada gigitiruan.
- terjadi perubahan warna.
- bau mulut tidak enak.
- dapat terjadi denture stomalitis.

2.2.2 Pemeliharaan Gigi Geligi dan Jaringan Lunak


Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemakaian GTSL
mempunyai potensi dalam mengakibatkan perubahan-perubahan
patologik dalam mulut. Bertambahnya akumulasi plak, mening-katnya
frekwensi karies, memburuknya kebersihan mulut, inflamasi gingiva
dan goyangnya gigi dapat terjadi sebagai akibat pemakaian gigitiruan.
Tetapi jika perawatan mulut dilaksanakan dengan baik dan gigitiruan
dibuat dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip desain, setelah
jangka waktu pemakaian dua tahun, hanya sedikit saja kerusakan
jaringan yang timbul. Oleh karena itu diminta perhatian yang besar
pada pasien untuk memelihara kebersihan mulutnya.
Pasien harus memelihara keber- sihan gigi geligi asil dengan
menyikatnya setiap selesai makan, karena plak gigi adalah etiologi
utama terjadinya karies dan gingivitis.
Pemeliharaan terhadap jaringan lunak mulut sama pentingnya
dengan pemeliharaan gigi geligi asli. Seluruh permukaan jaringan
lunak yang tertutup oleh gigitiruan harus dibersihkan setiap hari
dengan sikat gigi berbulu lembut, umumnya mukosa yang terletak di
bawah gigitiruan terlindung dari aksi masase yang normalnya
dihasilkan oleh lidah dan makanan, karena itu pasien harus
memberikan aksi masase pengganti melalui penyikatan agar mukosa
tetap sehat.
2.3 Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Alat dan bahan yang digunakan serta prosedur pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi kennedy Kelas III
modifikasi II pada Kasus deepbite.
A. Data Pasien
Nama : Tn. K
Jenis kelamin : Laki-laki
Dokter : drg. Elppia
Warna : A2
Kasus : Buatkan gigi tiruan
sebagian Lepasan akrilik pada gigi 4322367
Dengan kasus deepbite.

Gambar: model kerja


Gambar : Surat perintah kerja

B. Waktu Dan Tempat Pembuatan

Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan gigi tiruan


sebagian lepasan pada kasus ini dimulai dari tanggal 15 Mei 2019 dan
selesai pada tanggal 21 Mei 2019, tempat pembuatan di laboraturium
Teknik Gigi Poltekkes Tanjung Karang.

C. Persiapan Alat Dan Bahan

1. Persiapan Alat
Alat-alat yang digunakan dalam prosedur pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan rahang atas akrilik klasifikasi kennedy kelas III
modifikasi 2 pada kasus deepbite.

N ALAT BAHAN
O
1 Spatula Dental stone
2 Bowl Plaster of paris
3 Lecron Vaselin
4 Wax Knife Plastisi
5 Okludator Base plate wax
6 Lampu spirtus spritus
7 Tang Borobudur Klamer 0,8
8 Tang Potong Elemen gigi anterior
9 Mesin Trimmer Elemen Gigi Posterior
10 Glass plate Separating, medium/cold mould
seal (CMS)
11 Kuvet Akrilik
12 Mixing jar dan spet Liquit
13 Kuas CaCo3
14 Cellophane Pumis
15 Kompor Macam-macam mata bur
16 Panic Tang bulat
17 Handpress Tang tiga jari
18 Hanging Bur
19 Trimmer
20 Mesin Polish

D. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik Di


Laboratorium
Proses pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan bahan akrilik
adalah sebagai berikut :
1) Merapihkan model kerja
Model kerja diterima dan dibersihkan dari nodul-nodul. Bagian tepi
model kerja yang berlebih dapat dirapihkan dengan mesin trimer
sampai batas mukosa bergerak tidak bergerak.

Gambar : Merapikan model kerja menggunakan Trimmer

2) Block Out

Pada gigi incisivus satu kanan dan kiri terdapat undercut yang
cukup dalam sehingga dilakukan block out pada daerah undercut
yang tidak menguntungan. Tujuan dilakukan blok out yaitu untuk
memudahkan pemasangan atau pengeluaran protesa gigi tiruan
(Gambar 3.5). Berikut ini cara memblok out sebagai berikut :

a) Plaster of paris (gips) dicampur dengan sedikit air


b) kemudian aduk hingga merata, setelah rata block out
daerah yang tidak menguntungkan tersebut dengan
menggunakan lecron.

c) Lecron harus tegak lurus agar mendapatkan daerah


undercut.
Gambar: Block out
3) Pembuatan desain pada model kerja
Jenis penahan yang digunakan pada kasus ini adalah
cengkram half Jackson pada gigi premolar dua kanan premolar dua
kiri. Konektor/basis pada kasus ini adalah jenis tapal kuda (plat
horse shoe) kedistal molar dua rahang atas dan pelebaran sayap
dibagian labial dan bukal.

Gambar : Pembuatan Desain Model Kerja

4) Pembuatan Bite Rim


Pembuatan bite rim dilakukan dengan cara model kerja
direndam dalam air beberapa menit agar wax tidak menempel
pada model kerja. Selanjutnya base plate wax dilunakan dengan
menggunakan api dari lampu spritus kemudian ditekan pada model
kerja sesuai desain dan batas yang telah ditentukan. Setelah
pembuatan basis selesai, dilanjutkan dengan pembuatan galangan
gigit. Tinggi galangan gigit setinggi gigi yang masih ada dan
disesuaikan dengan rahang bawah untuk menentukan oklusi
gigitan.

Gambar : Pembuatan Bite Rim

5) Penanaman okludator
Penanaman model kerja pada okludator dilakukan setelah
model rahang atas dan bawah dioklusikan dan difixir, model kerja
diolesi dengan vaselin kemudian plastisin dibagian bawah model
rahang bawah yang berfungsi untuk menambahkan kesejajaran
bidang oklusal. Kemudian gips diaduk dan diletakan di atas rahang
atas, okludator ditutup dan gips dirapihkan. Setelah setting time,
plastisin diambil kemudian adonan gips di letakan pada glassplate
dan tanam okludator rahang bawah kemudian rapihkan dan tunggu
kering.
Gambar : Penanaman Okludator
6) Membuat cengkram half Jackson
Kawat yang digunakan dengan diameter 0,8 mm, gunakan tang
Borobudur untuk menekuk membentuk lengan cengkram. Lengan
cengkram dibuat dimulai dari bukal lalu ditekuk ke arah oklusal
diatas titik kontak kemudian tekuk ke arah setangah gigi bagian
palatal, lalu ditekuk turun ke palatal retensi basis akrilik kemudian
bentuk koil menggunakan tang tiga jari.

Gambar : Pembuatan Cengkraman

7) Penyusunan Elemen Gigi


Pada umumnya gigi dilakukan mengikuti gigi sebelahnya dan
antagonis yang masih ada. Pada bagian gigi yang hilang yang
akan diisi dengan gigi tiruan. Warna elemen yang akan di gunakan
adalah A2 dengan ukuran T:10
Tahap penyusunan gigi rahang atas :
a) Incisivus dua kanan atas
Penyusunan gigi incisivus rahang atas kanan diletakan
disebelah gigi incisivus satu kanan rahang atas, lalu pada bagian
servikal elemen gigi dilakukan peradiran, gigi Incisivus dua rahang
atas disusun dengan kemiringan 5 kearah distal dan disusun naik
 1-2 mm. titik kontak mesial incisivus dua kanan berkontak
dengan distal gigi incisivus satu kanan dan titik kontak distal
incisivus dua kanan berkontak dengan mesial gigi caninus
b) Caninus kanan atas
Penyusunan gigi caninus kanan rahang atas disesuaikan
dengan gigi antagonisnya dan incisivus dua. Titik kontak mesial
berkontak dengan titik kontak distal gigi incisivus dua. Bagian
servikal elemen gigi dilakukan pengurangan untuk memberikan
ruangan bagi akrilik.
c) Premolar satu kanan atas
Penyusunan gigi premolar satu rahang atas diletakan
disebelah gigi caninus dan disesuaikan dengan gigi antagonisnya.
Titik kontak mesial bertemu dengan dengan titik kontak distal
caninus. Bagian oklusal, cups palatal dan servikal elemen gigi
dilakukan pengurangan agar mendapatkan oklusi yang tepat.
d) Incisuvus dua kiri atas
Penyusunan gigi incisivus rahang atas kiri diletakan
disebelah gigi incisivus satu kiri rahang atas, lalu pada bagian
servikal elemen gigi dilakukan peradiran, gigi Incisivus dua rahang
atas disusun dengan kemiringan 5 kearah distal dan disusun naik
 1-2 mm. Titik kontak mesial incisivus dua kiri berkontak dengan
distal gigi incisivus satu kiri, pada bagian distal gigi incisivus dua
rahang atas tidak berkontak dengan titik kontak mesial gigi
caninus tetapi berkontak dengan plat palatal.
e) Molar satu kiri rahang atas
Penyusunan gigi molar satu kiri rahang atas diletakan
disebelah gigi premolar dua dan di sesuaikan dengan gigi
antagonisnya. Titik kontak mesial distal bertemu dengan titik kontak
distal premolar dua. Bagian servikal, mesial, disto palatal cups
mesio palatal elemen gigi tiruan dilakukan peradiran, agar
mendapatkan oklusi yang baik. elemen gigi dilakukan pengurangan
agar mendapatkan oklusi.
f) Molar dua kiri rahang atas
Penyusunan gigi molar dua rahang atas diletakan disebelah
gigi molar satu. Titik kontak mesial bertemu dengan titik kontak
distal molar satu. Bagian servikal disto palatal dan mesio palatal
dilakukan peradiran. Dikarenakan gigi antagonisnya sudah tidak
ada lagi gigi molar dua kiri tidak berkontak dengan antagonisnya.
Gambar : Penyusunan Elemen Gigi

8) Wax contouring
Wax contouring dilakukan dengan cara membentuk dasar
gigi tiruan malam menggunakan lecron. Pada bagian interdental
dibentuk melandai dan pada daerah akar gigi dibagian bukal
dibentuk agak cembung untuk memperbaiki kontur bentuk pipi.
Kemudian dipoles menggunakan kain satin sampai mengkilat.

Gambar : Wax Conturing

9) Flasking
Tahap flasking dilakukan dengan cara menyiapkan kuvet dan
model kerja. Kuvet diolesi vaselin agar bahan tanam mudah dibuka
pada saat deflasking. Gpis diaduk dan dimasukan di dalam kuvet
secukupnya, lalu model kerja di tanam. setelah gips di kuvet
dibawah mengeras kemudian diolesi vaselin dan kuvet bagian atas
diisi kembali dengan gips dan dilakukan pengepresan. Metode
yang digunakan adalah pulling the casting yang menutup bagian
elemen gigi asli dengan adonan gips dan membuka elemen gigi
tiruan agar setelah boiling out elemen gigi tiruan ikut ke kuvet atas.

Gambar : Flasking
10) Boiling Out
Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan pola malam dengan
cara kuvet dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit.
Lalu kuvet diangkat dan dipisahkan secara perlahan dengan
seluruh biji sudah berada di kuvet atas. Air mendidih yang bersih
disiramkan pada mould space, sehingga tidak ada lagi sisa malam
pada mould space. Bagian tepi yang tajam pada mould space
dirapihkan dengan menggunakan lecron. Mould space yang masih
hangat diolesi dengan CMS agar pada saat deflasking protesa
akrilik mudah dilepas dari model kerja.

Gambar : Bouling Out

11) Packing
Metode packing yang digunakan adalah wet methode yaitu
dengan mencampurkan monomer dan polymer diluar mould space
atau menggunakan mixing jar hingga mencapai tahap dough
stage. Dough stage adalah saat konsisten adonan mudah diangkat
dan tidak melekat lagi. Kemudian dimasukan adonan akrilik
dengan ke dalam mould space pada kuvet bagian atas dan bawah.
Press dengan meletakan cellophane di antara kuvet atas dan
kuvet bawah, hingga metal to metal sebanyak dua kali dengan
press permanen. Bersikan sisa-sisa bahan akrilik yang terdapat
diluar mould space dengan scapel, kemudian cellophone.

Gambar : Packing

12) Curing
Curing adalah proses polimerisasi dan monomer yang bereaksi
dengan polimerisasi nya dengan bantuan panas. Polimerisasi
dilakukan dengan cara merebus bahan akrilik (heat curing) dalam
air dalam keadaan dingin hingga mendidih selama satu jam.
Setelah satu jam kuvet diangkat dan didiamkan hingga mencapai
suhu kamar.
Gambar : Curing
13) Deflesking
Deflesking adalah proses melepaskan model kerja dan protesa
dari kuvet. Tahapanya kuvet atas dan bawah dipisahkan, lalu
buang gips menggunakan tang gips secara perlahan hingga model
dan protesa terlepas dari bahan tanam tersebut.

Gambar : Deflasking

14) Finishing
Tahap yang dilakukan yaitu protesa dilepaskan dari model
kerja, lalu dibersihkan akrilik dari sisa gips yang menempel pada
bagian tepi gigi tiruan dengan menggunakan bur fissure, bulatkan
bagian tepi yang tajam, lalu haluskan proseta akrilik dengan
menggunakan amplas kasar dan amplas halus.
Gambar : Finishing

15) Poleshing
Setelah proses finishing selesai selanjutnya protesa dipoles
dengan pumice dicampur dengan air menggunakan sikat hitam.
Setelah permukaan akrilik halus dan tidak terlihat guratan lalu
permukaan akrilik dikilapkan menggunakan CaCo3 yang dicampur
dengan air dan dipoles menggunakan white brush.
Gambar : Polishing

Setelah selesai tahap akhir dari proses pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan, selanjutnya yaitu pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan pada
pasien.
 Gigi tiruan sebagian lepas perlu dicobakan lebih dulu ke dalam mulut
untukpenyesuaian dari tepi basis & oklusi.
 Sebelumnya, di bawah sinar terang permukaaan basis resin skrilik
yangmenghadap ke mukosa mulut diraba dengan jari, apakah ada
permukaanyang kasar. Bila adas tekanan kunyah akan terjadi iritasi
mukosa dibawahnya.
 Tepi-tepi basis yang tajam harus dibulatkan.

2.4 Kriteria gigi tiruan sebagian lepas yang akan dipasang ke dalam
mulut
1. Permukaan luar gigi tiruan licin & mengkilap
2. Ujung cengkram kawat membulat
3. Gambaran gusi, papilla interdental, garis servikal, gum stippling terlihat
jelas
4. Batas-batas tepi basis & sayap sesuai dengan batas-batas anatomis
mulut & membulat
5. Basis skrilik resin tidak porus
6. Elemen gigi tiruan tersusun sesuai dengan kebutuhan & teruatur,
sertapermukaan oklusal mengkilap
7. Permukaan dalam gigi tiruan yang menghadap ke mukosa tidak kasar
8. Tepi basis di daerah servikal gigi asli tipis, landai, & tidak tajam.

2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan gigi tiruan
sebagian lepasan
1. Penyesuaian basis & sayap
 Gigi tiruan diletakkan di mulut, dilakukan sedikit penekanan.
 Untuk mengetahui adanya undercut daerah yang menonjol,
digunakanpengolesan pada permukaan basis yang menghadap
mukosa dengan PIP (pressure indicating paste) - merupakan
campuran fetcher powder & oliveoil, diaduk menjadi pasta.
 Pasta dioleskan dengan kuas pada basis & sayap bagian dalam,
kemudian dicobakan pada mulut.
 Bila lapisan pasta terhapus, berarti terdapat undercut, maka
daerah ini diambil / diasah dengan stone bur merah.
 Oleskan pasta lagi, dan cobakan kembali dalam mulut, sampai
lapisan adonan pasta tersebut merata di seluruh permukaan basis.
 Bila ada bagian servikal dari basisi tidak dapat duduk tepat di atas
mukosa (terhalang gigi asli) maka bagian tersebut diambil sampai
gigi tiruan tersebut dapat duduk dengan baik.

 Bila sayap terlalu panjang, dapat dikurangi dengan metal trimmer


bur
2. Kawat cengkeram
 Posisi cengkram yang melingkari gigi harus pasif.
 Rest oklusal terletak pada tempat yang disediakan, dimana
sebelumpencetakan sudah diasah / dipreparasi sesuai aturan (1/3
lebar mesiodistal gigi)
3. Elemen gigi tiruan
 setelah basis & kawat cengkeram terletak baik, perhatikan letak
elemen gigitiruan, apakah sudah tersusun baik di dalam lengkung
rahang.
4. Oklusi
 Tahap ke-4 lakukan pemeriksaan oklusi gigi-geligi
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai