Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KONSERVASI

DOSEN PENGAMPU:

FUJI LESTARI,S.Tr.Kep.Gi,M.Tr.Kes

NAMA:

LALU ISMAIL HALIK

NIM:

712501S19018

AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA

ADI HUSADA MATARAM 2021/2022


1. jelakan penggunaan obat dan bahan penumpatan gigi satu bidang

Tindakan penambalan satu bidang dilakukan pada satu permukaan gigiyang terkena karies.
Klasifikasi menurut G.V Black yaitu: BagianOklusal, Pit Buccal dan Foramen caecum gigi
anterior.Kavitas kelas 1 merupakan kavitas yang dimulai dengan kerusakan pada pit dan fissure
yang terdapat pada permukaan oklusal.berarti disini yang dipakai penumpatan sementara aja
yang dipakai dan bahan kemudian maksud dari satu bidang/satu tempat.Dan,untuk obatnya biasa
Tindakan penambalan satu bidang dilakukan pada satu permukaan gigiyang terkena karies.

Klasifikasi menurut G.V Black yaitu: Bagian Oklusal, Pit Buccal dan Foramen caecum gigi
anterior.Kavitas kelas 1 merupakan kavitas yang dimulai dengan kerusakan pada pit dan fissure
yang terdapat pada permukaan oklusal.berarti disini yang dipakai penumpatan sementara aja
yang dipakai dan bahan kemudian maksud dari satu bidang/satu tempat.Dan,untuk obatnya biasa
dipakai eugnol,tkf,chkm,arsen,untuk bahannya elit semen.dan adapun untuk penggunaan obatnya
dengan cara membersihkan kavitas terlebih dahulu,kemudian keringkan menggunakan catton
pellet kering,lalu teteskan eugnol pada catton pellet lalu masukan kedalam kavitas,lalu
melakukan tumpatan sementara.lamanya tumpatan sementra bertahan 5-7 haridengan cara
membersihkan kavitas terlebih dahulu,kemudian keringkan menggunakan catton pellet
kering,lalu teteskan eugnol pada catton pellet lalu masukan kedalam kavitas,lalu melakukan
tumpatan sementara.lamanya tumpatan sementra bertahan 5-7 hari

2. jelaskan tekhnik pemolesan pasca penumpatan gigi

Teknik pemolesan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu pemolesan satu langkah dan beberapa
langkah. Teknik pemolesan satu langkah adalah teknik yang hanya menggunakan satu alat dan
dapat diselesaikan dalam singkat. Teknik pemolesan beberapa langkah adalah pemolesan yang
dilakukan secara bertahap dan memerlukan waktu yang panjang.16 Prosedur poles yang tidak
sempurna mengakibatkan adanya kekasaran permukaan restorasi sehingga memudahkan
perlekatan noda (stain) dan zat warna pada permukaan serta mengurangi kilap natural seperti gigi
asli. pemolesan gigii menggunakan sebuah alat yang ujungnya dipasang karet lembut. Pasta
pemoles gigi, yang biasanya terbuat dari zat fluoride, kemudian akan dioleskan di ujung lapisan
karet lembut tersebut. Dokter gigi kemudian akan menggosokkan alat tersebut pada gigi untuk
menghaluskan daerah yang baru saja dibersihkan.
Teknik pemolesan d kedokteran gigi terdiri atas pemolesan satu tahap dan beberapa tahap.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik pemolesan satu tahap dan
beberapa tahap terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofiller. Tiga puluh specimen
ditumpatkan dengan Z 350 (diameter 10 mm dan tinggi 3 mm). specimen dibagi menjadi 3
kelompok (n=10): tidak dipoles, dipoles dengan teknik satu langkah dan teknik beberapa
langkah. Seluruh specimen diuji kekasaran permukaannya dengan menggunakan surface
roughness tester Mitotuyu sjp 201. Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan post hoc
Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara yang tidak
dipoles, satu langkah dan beberapa langkah (p<0,005). Kesimpulan, kekasaran permukaan
pemolesan beberapa tahap lebih rendah dibandingkan pemolesan satu langkah dan tidak dipoles.
Kata Kunci: kekasaran permukaan, material abrasif, poles, nanofiller 100 JMKG 2012;1(2):100-
105.

Pada pemolesan satu langkah hanya menggunakan satu instrumen abrasif saja sedangkan pada
pemolesan beberapa langkah menggunakan lebih dari satu instrumen abrasif (3 instrumen).
Pemolesan beberapa langkah mengunakan tiga instrumen dengan fungsi yang berbeda-beda
instrumen berukuran kasar berfungsi untuk mengurangi matrik dan memotong meterial pengisi,
instrumen halus berfungsi sebagai penghalus dan pembentuk kontur sedangkan instrumen yang
sangat halus berfungsi sebagai penyempurna proses pemolesan sehingga diperoleh resin
komposit nanofiller yang halus dan mengkilat.

3. jelaskan tehnik penumpatan ART dan bahan yg digunakan

Bahan yang digunakan adalah bahan yang mengandung bahan adhesiveyaitu glass
ionomer/ionomer kaca (powder mengandung silicon,aluminium oksida, kalsium floride dan
liquid mengandung asampoliakrilik).Alasan digunakannya glass ionomer yaitu1.Glass ionomer
melekat secara kimiawi pada gigi sehingga tidakpelu membuang banyak jaringan sehat sewaktu
preparasi kavita2.Tambalan melepaskan flour untuk mencegah dan meghentikankaries3.Warna
bahan hanpir sama dengan jaringan karies gigi dan tidakmenimbulkan peradangan pada pulpa
atau gusi

A .Tempatkan cotton roll disepanjang sisi gigi yang akan dirawat(apabila kavitas kecil)

b .Hilangkan plak dari gigi dengan butiran kapas kecil


c .Keringkan dengan butiran kapas kecil

d .Lebarkan jalan masuk kavitas dengan alat hatchet

e . Hilangkan dentin karies dengan ekskavator dimulai denganpertemuan email dentin

f .Patahkan email tipis yang menggantung dengan hatchet

g . Bersihkan kavitas dengan kapas basah kembali dan kemudian dengan kapas kering

H. .Hilangkan karies dekat pulpa dengan hati-hati

i .Bersihkan kembali kavitas kemudia periksa hubungan gigi yangakan ditumpat dengan gigi
lawannya dengan cara memintapasien agar menggigit

2.Tahapan pembersihan atau sterilisasi kavitas

3.Tahap konditionin

a.Teteskan satu tetes conditioner diatas paper pad untuk bahan

tertentu dapat dipakai liquidnya tetapi dicairkan

4. jelaskan apa saja kegagalan tumpatan yg ditinjau dari tekhnik prevarasi dan
penumpatan

Kegagalan saat preparasi

1.Pengambilan yang berlebihan Salah satu syarat preparasi kavitas adalah semua pit dan fisur
yang terkena karies harus dimasukan ke dalam Outline Form. Tetapi ini bukan berarti Outline
Form dapat dibuat selebar mungkin, karena pengambilan yang berlebihan akan melemahkan sisa
jaringan dan akan melemahkan amalgamnya sendiri. Pelebaran ke arah buko-lingual kavitas
proksimal box di daerah oklusal yang berlebihan akan mengakibatkan tidak baiknya dukungan
bagi dinding proksimal dan akhirnya akan mengakibatkan kerusakan pada bagian marginal
(marginal deterioration).
2.Letak dasar dinding proksimal Kesalahan kedua sewaktu preparasi adalah dalam meletakan
dasar dari dinding proksimal. Letak dasar dinding proksimal yang ideal adalah pada daerah self
cleansing atau sedikit di bawah gingiva bebas.

3.. Penyebab fraktur pada isthmus adalah trauma dari gigi antagonis dan pemakaian restorasi
selama 24 jam.

4.Terbukanya pulpa Jarak antara tanduk pulpa dan permukaan enamel demikian dekatnya yaitu
lebih kurang 2 mm. Oleh karena itu pergerakan sedikit saja dari pasien dapat menyebabkan
terkenanya pulpa untuk ini dituntut keterampilan yang tinggi dari operator dan hendaknya dijalin
kerjasama yang baik dengan pasien.

Kegagalan saat restorasi

1.Kesalahan pada waktu preparasi

2.Kerusakan pada bagian tepi tumpatan Kerusakan pada tepi tumpatan disebabkan oleh tidak
cukupnya dukungan terhadap enamel dan manipulasi bahan tumpatvan serta pemilihannya yang
tidak benar. Kerusakan di daerah tepi tumpatan ini baru dapat diketahui beberapa bulan bahkan
beberapa tahun kemudian. Akan tetapi tidak jarang terlihat segera setelah matriks dilepaskan.
Hal ini terjadi akibat kondensasi dan carving amalgam belum memadai sebelum rnatriks dilepas.
Penyebab lainnya adalah karena pembulatan desain kavitas yang tidak tepat. idealnya, desain
kavitas yang tidak tepat harus dimodifikasi. Kerusakan yang ringan dapat diperbaiki dengan
mengasah bagian yang rusak secara horizontal. Kerusakan parah timbul jika bagian tepi ikut
terangkat bersama¬sama matriks atau ketika anak menggigit kuat-kuat sebelum amalgam cukup
keras. Yang harus dilakukan adalah amalgam yang sudah ada dibuang dan digantikan dengan
amalgam yang baru dengan menggunakan matriks baru.

3.Fraktur pada isthmus Fraktur pada isthmus dapat dihindari dengan membuat badan tumpatan
yang cukup efektif di daerah axio-pulpal Line angle, Membuat alur pada axio-pulpal line angle
akan menambah badan tumpatan sedangkan mengasah tonjol gigi antagonis akan mengurangi
oklusi traumatik. Secara klinis fraktur pada isthmus dapat disebabkan tidak adanya retensi pada
proksimal dan adanya tambalan yang menggantung.
4. Karies sekunder Masuknya saliva, bakteri, dan makanan setelah fraktur isthmus dapat
memudahkan timbulnya karies sekunder. Pelebaran tepi kavitas interproksimal ke arch self
cleansing yang tidak memadai dapat juga memudahkan ter adinya karies sekunder. Karies
sekunder dapat juga terjadi di daerah garis sudut gingivo-labial dan gingivo-bukal dari proksimal
box jika kondensasi amalgamnya tidak tepat.

5. Terkenanya tanduk pulpa Hal ini terjadi karena kedalaman dari dinding oklusal atau dinding
axial melebihi batas lesi. Pengaruh terkenanya pulpa karena tidak hati-hati dan ini dapat dilihat
dengan jelas pada waktu pasien datang untuk pemeriksaan kembali atau setelah adanya fistel dan
terlihat ada resorbsi eksternal atau internal melalui rontgen foto. Terkenanya tanduk- pulpa
biasanya ditanggulangi dengan direct pulp caping, pulpektomi atau harus dicabut.

6. Fraktur pada gigi Ini dapat terjadi karena pembuatan Outline Form yang berlebihan sehingga
sisa jaringan gigi menerima tensile stress yang berlebihan yang dihasilkan oleh gigi dan
amalgam

Anda mungkin juga menyukai